• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Ketua Srikandi PP SUMUT

DINAMIKA SRIKANDI PP SUMUT

4.1 Kepemimpinan Ketua Srikandi PP SUMUT

Organisasi Pemuda Pancasila adalah merupakan organisasi kemasyarakatan (ORMAS) yang memiliki sifat terbuka, tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan, status dan latar belakang sosial politik, yang memiliki karakteristik kreatif, mandiri, militan, loyal, inovatif, semangat heroik dan patriotik serta memiliki sifat kepemimpinan yang sangat konsekuen, sehingga selalu kemampuan dalam menjawab dan menghadapi segala bentuk tantangan, baik yang berasal dari internal organisasi maupun eksternal organisasi.

Lintasan perkembangan organisasi Pemuda Pancasila yang hamper mendekati perjalanan ½ (setengah) abad, menjadikan organisasi Pemuda Pancasila hampir mencapai tingkat pendewasaan yang sempurna, baik dalam cara pandang, cara fikir, cara bersikap, cara bertindak, maupun dalam hal menjawab segala bentuk tantangan yang timbul dari dalam maupun yang berasal dari luar lingkungan organisasi, sehingga dalam proses pendewasaan yang hampir mendekati kesempurnaan tersebut, organisasi Pemuda Pancasila selalu dituntut untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi yang baik bagi seluruh aspek lapisan yang

47

ada, baik itu yang berkaitan dengan pengembangan organisasi dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada hingga peningkatan kesejahteraan kader-kader organisasi, maupun sumbangsih dan kontribusi positif yang telah dan harus disumbangkan

bagi bangsa dan Negara baik secara langsung maupun secara bertahap.25

Begitu juga didalam tubuh Srikandi, untuk mengenal sosok Srikandi kita perlu melihat latar belakang perkembangan gerakan Srikandi Pemuda Pancasila. Untuk itu kita perlu membuka lembaran peristiwa masa lalu, walaupun pada kenyataannya Srikandi Pemuda Dalam hal pelaksanaan hal yang tercantumkan tersebut, dibutuhkan cita-cita yang luhur dan tanggung jawab yang tinggi guna mengiringi eksistensi organisasi sebagai produk masyarakat dan bangsa, yang dalam menjalankan pengabdiannya diharapkan mampu membentuk kerangkakehidupan yang tangguh, produktif dan memiliki akses atau keterjangkauan terhadap kader-kader organisasi dan masyarakat luas, yang kesemua itu dapat dicapai dengan jalan pelaksanaan program-program kerja organisasi yang telah dipersiapkan dengan matang dan penuh perhitungan.

Program-program di dalam organisasi Pemuda Pancasila harus dan selalu memiliki hakekat memantapkan eksistensi organisasi sebagai organisasi kemasyarakatan (0rmas) yaitu membangun wahana pembinaan, pengembangan, serta sarana pengabdian, tidak saja bagi organisasi, tetapi juga kepada masyarakat luas, dan sudah pasti dalam pelaksanaan tersebut memerlukan suatu kesadaran yang tinggi serta ketanggapan dalam menterjemahkan tahap- tahap persiapan dan perealisasian program-program yang ada.

25

Majelis Pimpinan Pusat, Materi Musyawarah Wilayah XI Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Medan 22-24 Juni 2007, hal 17.

48

Pancasila tidak terlalu banyak memiliki catatan sejarah gerakannya yang spektakuler, sebagaimana halnya gerakan Pemuda Pancasila itu sendiri, namun pada bagian-bagian tertentu gerakan Srikandi Pemuda Pancasila masih mempunyai nilai sejarah.

Sejarah perkembangan gerakan Srikandi Pemuda Pancasila memang mengalami pasang surut. Perkembangannya sangat terpengaruh oleh keadaan politik Indonesia yang tidak stabil. Bahkan dalam kurun masa tertentu dinamika Srikandi sempat mengalami penurunan dan ketidakpastian, namun berkat semangat dan motivasi dari Pemuda Pancasila akhirnya Srikandi dapat bangkit kembali dalam bentuk yang baru, tetapi identitas dan idealismenya tidak pernah berubah.

Adapun beberapa masa kepemimpinan Srikandi PP SUMUT :

1. Lisbeth

Setelah dibentuknya bidang Peranan Wanita di dalam PP SUMUT pada tahun 1982 wanita Pemuda Pancasila telah memiliki wadah tetapi masih terbatas ruang geraknya, belum adanya struktur, aturan, dan kepengurusan yang pasti membuat nyonya Lisbeth tidak dapat berperan secara aktif di dalam Srikandi PP SUMUT, sehingga pada masa ini Srikandi tidak mengalami perkembangan baik didalam organisasi maupun di luar,

Srikandi belum berperan di dalam PP SUMUT.26

2. Fauziah Dongoran (1990-1996)

Ketua yang dipilih oleh MPW : Dra.Fauziah Dongoran

Wakil ketua : Tri Suci

26

49

Sekretaris : Delly Marni

Bendahara : Sofie dan dibantu oleh anggota-anggota bidang

Adapun pada masa Fauziah Dongorani, beliau mengusulkan konsep dasar pembentukan Badan Koordinasi Srikandi (BKS) kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) melalui proposal yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), setelah disetujui oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) kemudian pembuatan Anggaran Dasar dan setelah dikoreksi oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dibentuklah panitia, rapat komisi, pembentukan formatur dan kaderisasi sehingga pada tahun 1990 DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara membentuk Badan Koordinasi Srikandi (BKS) Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan SK NO.003/KPTS-PP/SU/I/1990, dengan ketuanya langsung dipegang oleh Wakil Ketua Bidang Peranan Wanita pada Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Adapun program-program kerja yang ada pada masa itu yaitu :

1. Rapat Kerja Srikandi PP SUMUT membahas tentang kepengurusan.

2. Kaderisasi Wilayah, Cabang dan Anak Cabang yang pesertanya berasal dari

daerah Binjai, Langkat, Sibolga

3. Penataan kepengurusn dan pelantikan pengurus

a) Seminar

b) Konsolidasi Organisasi

c) Upgrading kepengurusan yaitu evaluasi, pengarahan

Fauziah Dongoran mengarahkan orientasi gerak Srikandi dan ingin menjadikan Srikandi sebagai perempuan yang cerdas di dalam berorganisasi tetapi bermartabat sehingga

50

diperhitungkan serta menambah wawasan dan karakteristik yang baik, disegani bukan ditakuti.27

Masa bakti Heny Rahmat hanya ada satu tahun saja dikarenakan beliau meninggal dunia sewaktu memimpin Srikandi PP SUMUT, Beliau menjabat pada masa kepemimpinan H. Marzuki. Pada masa itu Henny Rahmat menuntut agar para anggota Srikandi dapat menjadi wanita yang berkualitas bukan hanya sebagai pelengkap dan penonton di dalam kepengurusan Pemuda Pancasila.

Dan diharapkan dengan adanya Srikandi membawa warna baru di dalam Pemuda Pancasila lebih beragam dan dinamis.

Pada masa kepemimpinan Fauziah Dongoran aktifitas perempuan masuk kedalam Srikandi di berbagai tingkatan mulai banyak. Dari tingkat Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang sampai ke Anak Ranting. Banyak perempuan mulai masuk kedalam lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.

3. Henny Rahmat (1997-1998)

28

Pada masa itu telah dibentuk BKS (Badan Koordinasi Srikandi) dan hal ini diteruskan Heny Rahmat dan Vera Azis dengan membentuk BKS di setiap kecamatan, mereka mengundang 23 kecamatan sampai ke tingkat kelurahan untuk membuat musyawarah Srikandi. Henny Rahmat dan Vera Azis membuat satu konsep, mengundang PAC, militan Srikandi dan mempersiapkan musyawarah dengan dana seadanya seperti musyawarah yang dibuat Pemuda Pancasila adanya pembukaan sidang adanya utusan anggota dari setiap kecamatan dan ada petunjuk pelaksana (juklak). Hal ini dilakukan untuk memberikan contoh,

27

Wawancara, dengan Fauziah Dongoran, Medan 16 Februri 2013. 28

51

sikap dan pengajaran kepada anggota-anggota Srikandi dalam pengkaderan dengan mengikuti aturan tata tertib musyawarah.

Melihat kondisi ini Bapak H. Marzuki dan sekretarisnya Sahyan Asmara sebagai ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengeluarkan juklak sederhana dari Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk membentuk Badan Koordinasi Srikandi (BKS) pada pengurus cabang (DPC) maka pada tanggal 6 Juni 1992 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Pancasila di seluruh Sumatera Utara sudah memiliki BKS (Badan Koordinasi Srikandi). Setelah adanya kepengurusan BKS DPC mulailah muncul program-program kerja.

Pada waktu itu perempuan yang masuk ke organisasi Pemuda Pancasila seperti kelaki- lakian (modelnya seperti laki-laki) baju dimasukkan ke dalam celana, rambut pendek. Sehingga perempuan lain yang ingin masuk ke Pemuda Pancasila agak takut, tetapi setelah diberi penjelasan/ sosialisasi oleh Cabang (DPC) maupun PAC akhirnya perempuan- perempuan tersebut mngerti. Jadi mereka bermai-ramai masuk ke lembaga Srikandi di tingkatnya masing-masing.

Ada rasa bangga dari perempuan yang masuk ke organisasi Pemuda Pancasila ini, mereka merasa dihargai, sehingga mereka menjadi saudara dan mencari kawan yang lain untuk masuk ke lembaga Srikandi.

Adapun beberapa program yang dilakukan yaitu :

a) Dibentuknya kepengurusan BKS hampir di seluruh kecamatan di Medan bahkan

sampai kelurahan

b) melaksanakan program perempuan di Dewan Pimpinan yaitu program perempuan

52

c) Kaderisasi dimana anggota diharuskan terlibat dalam setiap kegiatan Pemuda

Pancasila bukan sebagai pelengkap atau penyambut tamu saja tetapi sebagai panitia, protokol, dan harus ikut dalam pengambilan keputusan/ide/gagasan/saran

d) Program di dalam masyarakat yaitu mengikuti malam amal, seminar perempuan,

bakti sosial, penyantunan militan Srikandi dan Wanita Pancasila, dan mengikuti undangan dari pemerintahan.

Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Heny Rahmat sebagai ketua Srikandi adalah menciptakan kader-kader Srikandi yang berkualitas dan peranan perempuan menjadi sangat dominan dalam membesarkan Pemuda Pancasila SUMUT melalui ide, gagasan, masukan dan saran dari Srikandi tetapi hal ini sempat mengalami hambatan ketika Heny Rahmat meninggal pada tahun 1998 karena sakit dan dia pun digantikan oleh Nina Karina.

4. Nina Karina( 1998-2002)

Setelah alm. Heny Rahmat meninggal dunia dalam masa baktinya yang masih berjalan satu tahun, Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila selaku pimpinan tertinggi di Sumatera Utara melakukan musyawarah untuk menggantikan posisi beliau yang pada saat itu Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara sedang mencanangkan program umum yang merupakan aspek kualitas atau program diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup internal dan eksternal. Pada ruang lingkup internal utamanya adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia organisasi melalui transformasi dalam diri organisasi Pemuda Pancasila. Transformasi yang dimaksud adanya pergeseran citra atau image dari organisasi yang selama ini dijuluki dengan tukang pukul, preman dan sebagainya kepada transformasi

53

intelektual dan profesionalisme. Melalui program inilah MPW menetapkan Nina Karina sebagai ketua Srikandi tahun 1998-2002 menggantikan Henny Rahmat.

Nina Karina pada waktu itu diminta oleh beberapa pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk menjadi ketua Badan Koordinasi Srikandi (BKS) PP Sumut untuk menggantikan almarhum Henny Rahmat, karena beliau berasal dari kalangan perguruan tinggi. Pemuda Pancasila ingin merubah image perempuan yang berada di dalam organisasi ini. Karena selama ini image yang ada sering bernada negatif. Masuknya Nina Karina sebagai ketua Srikandi merubah image bahwa perempuan dari perguruan tinggi dapat masuk organisasi yang orientasinya preman.

Adapun susunan kepengurusan masih memakai susunan kepengurusan yang lama, dimana Vera Azis sebagai sekretaris, dan Nina Karina pun melanjutkan perjuangan Henny Rahmat untuk meningkatkan kualitas Srikandi Pemuda Pancasila. Dimana pada saat itu tenar sebutan wanita Srikandi dengan sebutan “Johntowel” yaitu sebutan tukang minta-minta

kepada abang-abang Pemuda Pancasila.29

29

Wawancara, dengan Nina Karina, 5 Maret 2013.

Pada masa kepemimpinannya Nina Karina, beserta pengurus lainnya, sebutan johntowel lambat laun dapat dihapuskan. Srikandi yang menjadi anggota diarahkan untuk mencari pekerjaan di luar kehidupan organisasi. Dan akhirnya setelah mempunyai pekerjaan tetap seperti membuka warung kopi, berjualan pakaian, bekerja di salon, bahkan menjadi juru parkir perempuan, mereka mempunyai uang dan tidak perlu lagi meminta kepada anggota Pemuda Pancasila lainnya.

54

Adapun program-program yang dilakukan selama masa bhakti yaitu pengkaderan sampai ke seluruh anak ranting, mengadakan seminar tentang peranan perempuan, dan evaluasi kerja pengurus Srikandi. Adapun program ini dilakukan untuk mendukung program dari Pemuda Pancasila meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) organisasi agar dapat semakin berdayaguna mengemban norma-norma keorganisasian dan menggerakkan roda organisasi sesuai dengan dinamika perkembangan jaman yang sudah berubah.

5. Efwita Nasution (2003-2007)

Susunan Kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara Masa

Bhakti 2003-2007 : 30

Ketua : Efwita Nasution

Wakil Ketua : Suryani Lumbangaol

Sekretaris : Nina Karina

Wakil Sekretaris : Sari Pelita Ong

Bendahara : Hj. Gemawati Lubis

Wakil Bendahara : Sri Rahmawati Barus

Koordinator Bidang Organisasi dan Keanggotaan : Vera Azis

Koordinator Bidang Kajian Study Gender : Herlina

Koordinator Bidang Pembinaan & Ketermpilan

Sumber Daya Manusia : Nurlela Lubis

Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan : Darmayanti

30

55 Anggota-anggota bidang :

I. Bidang Organisasi dan Keanggotaan :

1. Ida Sahara

2. Fitri Nurhayati.

3. Elly Arsida

II. Bidang Kajian Study Gender

1. Fatimah Hasan

2. Rini Widya Astuti

3. Lai Rani

III. Bidang Pembinaan & Ketermpilan Sumber Daya Manusia

1. Herlinawati Harahap

2. Aisyah Nasution

3. Irma Yani Safitri Batubara

IV. Bidang Sosial Kemasyarakatan

1. Lisni Harahap

2. Yusnita Karo

56

Pada masa kepemimpinan Efwita Nasution dan sekretarisnya Nina Karina, Lembaga Srikandi di Majelis Pimpinan cabang berkembang, karena setiap ada konsolidasi organisasi Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara ke daerah-daerah, kabupaten/kota pengurus Lembaga Srikandi PP Sumut ini selalu diikutsertakan sehingga atas intruksi ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada masa itu H. Donald Sidabalok beserta sekretarisnya H. Muktar Aritonang, agar dapat mengembangkan lembaga-lembaga yang ada di organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara, termasuklah lembaga Srikandi.

Pada masa itu lembaga Srikandi dikepengurusan MPC PP di kabupaten/kota berkembang sampai ke tingkat Anak Ranting. Tapi sayangnya berapa jumlah anggota Srikandi dari lembaga Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara ini tidak dapat diketahui karena lemahnya pada sistem pendataan anggota.

Sebenarnya yang masuk/ingin menjadi anggota Pemuda Pancasila harus mendaftar dan mendapat Kartu Tanda Anggota (KTA) tetapi sistem pendataan itulah yang menjadi hambatan sehingga berapa pastinya anggota Srikandi tidak terdata pada Pemuda Pancasila Sumatera Utara padahal setiap kegiatan yang dilakukan oleh MPW PP Sumut Srikandi berperan besar.

57 4.2 Eksistensi SRIKANDI PP Sumut

Adapun eksistensi Srikandi didalam Pemuda Pancasila Sumatera Utara menjadi sangat dominan ketika peranan perempuan ikut menentukan dalam membesarkan Pemuda Pancasila dimana Srikandi telah ikut dan terlibat langsung di dalam pengambilan keputusan rapat, musyawarah dan ikut memberikan inspirasi berupa ide, gagasan, dan saran di dalam musyawarah. Srikandi Pemuda Pancasila telah banyak melahirkan kader-kader perempuan yang berkualitas dimana ketika ditempatkan di dalam keluarga dan masyarakat dapat menjadi panutan seperti pepatah yang mengatakan dibalik seorang pria yang sukses pasti ada sosok wanita hebat dibelakangnya, disinilah wanita berperan sebagai pengajar yang baik bagi keluarga dan juga anggota masyarakat yang berkualitas baik secara intelektual maupun moral. Di dalam kepemimpinan Pemuda Pancasila telah banyak peran wanita terlibat ini membuktikan bahwa eksistensi Srikandi telah dominan karena sudah memiliki tempat tertentu di dalam bidang peranan wanita Pemuda Pancasila. Wanita dalam masa pembangunan harus berupaya lebih keras agar dapat melakukan tugas-tugas gandanya dengan baik. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan agar dapat membagi waktu, mengatur tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil.

Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara, mempunyai eksistensi yang sangat besar terhadap kemajuan perempuan di organisasi ini sampai ke anak ranting. Konsolidasi organisasi sering dilakukan untuk pembinaan perempuan yang ada di Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

58

Dokumen terkait