• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepentingan Publik

Dalam dokumen 56686561 Konstituen Pilar Utama Partai Politik (Halaman 163-167)

POLITIK DENGAN KONSTITUEN *

4. Kepentingan Publik

Konstituen merupakan kumpulan agregat pemilih di satu daerah pemilihan bagi aktor atau kelembagaan politik peserta pemilihan umum. Sebagai kumpulan agregat, merupakan data kuantitatif massa yang tidak teridentifikasi secara fisik. Karenanya konstituen hanya me- miliki makna dalam kerangka altruistik, yaitu adanya pihak-pihak lain bersifat abstrak perlu dihormati karena dipandang sebagai sumber dari kekuasaan manakala seorang aktor politik masuk ke wilayah negara. Dengan begitu rumusan aspirasi konstituen tidak dapat merujuk kepada publik secara spesifik. Dengan kata lain, pada saat aktor politik berada di wilayah negara, kewajiban (obligation)nya bersifat imperatif dari publik yang diidentifikasi atas dasar hak dan kepentingannya dalam kehidupan publik.

Pengelolaan hubungan kelembagaan partai dan aktor politik dengan konstituennya hanya dapat dilakukan dengan “membaca” kepentingan publik dan merumuskannya ke dalam undangundang (pada tingkat nasional) dan kebijakan publik (peraturan pada tingkat lokal dan sektoral eksekutif), serta pengawasan pelaksanaan hukum dan regulasi bagi pemenuhan kepentingan publik. Pada langkah awal aktor politik dapat mengevaluasi kesesuaian hukun dan regulasi yang dikeluarkan kelembagaan negara sebelumnya dengan kepentingan publik, berikutnya memeroyeksikan undang-undang dan peraturan yang menampung kepentingan publik.

Bagaiaman mengidentikasi kepentingan publik? Publik merupakan sebutan umum bagi orang yang terlibat dalam kehidupan di ruang publik (public-sphere). Disini warga berinter- aksi berdasarkan hukum dan regulasi dalam konteks negara dan kapitalisme pasar, dan ber- dasarkan etika/nilai budaya dalam konteks masyarakat sipil. Harmoni sosial pada dasarnya berupa konformitas antara kedua macam norma. Ketidak-konforman norma melahirkan tindakan anomali di ruang publik.

Warga dalam kehidupan publik diidentifikasi dari secara kategoris dari kesamaan orientasi kepentingan., sebab setiap tindakan dalam interaksi sosial pada dasarnya bertolak dari kepentingan (interest) bersifat pragmatis. Pada tingkat otentik, kepentingan berasal dari hasrat pemenuhan kebutuhan (needs). Maslow memberikan urutan hirarkis kebutuhan manusiawi, yaitu:

1) Fisiologis (makanan, kesehatan) 2) Rasa aman dan terjamin 3) Cinta dan kebersamaan 4) Penghargaan diri 5) Aktualisasi diri.

Dalam kerangka filsafat humanitarian, kepentingan bersifat personal dilihat sebagai implementasi hak yang harus diberikan atau dijamin dalam kehidupan warga. Untuk itu dapat dijabarkan hak-hak manusiawi yang ditarik dari Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia (1948). Hak ini ada yang melekat pada diri, otomatis harus dijamin negara, dan ada yang bersifat imperatif pada pihak lain bersifat kewajiban untuk menghormati hak tsb.

Contoh hak yang melekat pada diri antar lain: hak atas kehidupan, kebebasan dan keamanan pribadi; hak atas standar kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan, dst. Sedang hak yang menjadi kewajiban imperatif pada pihak lain, antara lain: tak boleh dikenai intervensi sewenang-wenang terhadap privasi, keluarga, rumah atau korespondensinya, juga serangan terhadap kehormatan dan nama baiknya; tak boleh dirampas kekayaannya secara sewenang-wenang, dst.

Fungsi fundamental negara dalam kerangka filsafat humanitarian adalah menjamin hak-hak yang melekat pada diri warga, dan menghukum pihak yang melanggar kewajiban imperatif-

nya. Dengan begitu, setiap aktor politik yang akan memasuki dan berada di wilayah negara, perlu menjadikan pokok pikiran mengenai hak azasi sebagai dataran bersama (common- ground) dalam melahirkan kegiatan dan gagasan yang dapat menjadi obyek politik. Dari hak bersifat manusiawi dapat ditarik kegiatan altruistik mulai dari yang bersifat pasif berupa jaminan sampai bersifat aktif berupa advokasi. Disini perlunya semacam ekskursi atas hak-hak tersebut untuk melihat implementasi kepentingan warga di ruang publik, dan lebih jauh mencoba pengwujudan kepentingan itu dalam program institusional dan personal berupa jaminan dan advokasi kepada kelompok dalam ruang publik. (Lihat: Lampiran)

Hirarki KEBUTUHAN MANUSIAWI

HAK DASAR WARGA BERSIFAT MELEKAT PADA DIRI

1

Fisiologis (makanan, kesehatan)

• atas standar kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan

kesejahteraan

• ibu dan anak atas perawatan dan bantuan khusus

• atas imbalan yang adil dan menguntungkan yang menjamin

eksistensi yang layak

• atas jaminan sosial, serta berhak atas realisasi hak-hak ekonomi,

sosial dan budaya

• atas pekerjaan, atas pilihan pekerjaan secara bebas, kondisi

kondisi kerja yang adil

• atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama

• untuk beristirahat dan menikmati waktu senggang, termasuk

pembatasan jam kerja

2 Rasa aman dan

terjamin

• atas kehidupan, kebebasan dan keamanan pribadi.

• atas pengakuan yang sama sebagai seorang manusia dimuka

hukum dimana pun ia berada.

• untuk meninggalkan suatu negara, termasuk negaranya, dan

untuk kembali ke negaranya.

• atas kebebasan bergerak dan bermukim dalam garis perbatasan

masing-masing negara.

• atas kewarganegaraan.

• untuk mencari dan menikmati suaka di negara-negara lain • atas akses yang sama pada pelayanan pemerintah di negaranya. • atas ganti rugi yang efektif dari sidang pengadilan

• atas persamaan yang sepenuhnya akan pemeriksaan yang adil

dan terbuka

• untuk dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah

menurut hukum dalam sidang pengadilan terbuka

• untuk ikut serta dalam pemerintahan negaranya

• atas kedudukan dan perlindungan yang sama di muka hukum

LAMPIRAN:

3 Cinta dan kebersamaan

• untuk menikah dan membentuk keluarga

4 Penghargaan diri

• untuk memiliki kekayaan secara pribadi maupun bersama-sama

dengan orang-orang lain.

• atas pendidikan

• orang tua untuk memilih jenis pendidikan yang diberikan

kepada anak-anaknya

5 Aktualisasi diri

• untuk membentuk dan bergabung ke dalam serikat buruh • atas kebebasan beropini dan berekspresi.

• atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama

• atas kebebasan untuk berkumpul dan berasosiasi secara tenang. • atas perlindungan karya cipta

• untuk berpartisipasi secara bebas dalam kehidupan budaya

Hirarki KEBUTUHAN MANUSIAWI

HAK DASAR WARGA BERSIFAT MELEKAT PADA DIRI

Kantor Kesekretariatan

Dalam dokumen 56686561 Konstituen Pilar Utama Partai Politik (Halaman 163-167)