• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2. Kepribadian Guru

2.1 Pengertian Kepribadian

Secara etimologis, istilah “personality” atau “kepribadian” itu asal mulanya

berasal dari kata latin “per” dan “sonare”, yang kemudian berkembang menjadi

15

Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Jakarta:Pustaka Setia, 2008), cet.4, hal. 38

16 Hasminee Uma, “Persepsi”, Harian Umum Kompasiana, 20 Oktober 2103, (www.kompasiana.com)

kata “persona” yang berarti topeng.17

Maksudnya tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung yang bermakna untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Pengertian ini jelas bertentangan dengan pengertian psikologi modern dimana personality atau kepribadian itu dipandang sebagai

“Keseluruhan kualitas tingkah laku dari pribadi seseorang”. Sedangkan dalam

psikologi, menurut Pawlik sebagaimana yang dikutip FJ Monk dan kawan-kawan, bahwa psikologi kepribadian meneliti sifat-sifat, perasaan, dan tingkah laku keseluruhan yang berbeda dengan orang lain.18

Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai kepribadian yaitu, menurut Gordon Allport, “Seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungan”.19

Sedangkan menurut May dalam buku Psikologi Kepribadian, bahwa Personality is a social stimulus value. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana cara orang lain itu beraksi terhadap kita, itulah kepribadian kita.20

Telah dijelaskan di atas pada pendapat Allport, sistem psikofisik itu sendiri adalah kebiasaan , sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis.21 Sistem psikofisik juga merupakan kekuatan motivasi yang menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan. Sistem ini bukan merupakan produk hereditas melainkan hasil dari proses belajar sebagai hasil pengalaman seseorang. Sedangkan menurut May kepribadian bisa dilihat dengan bagaimana reaksi seseorang.22

17

Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hal.90

18

FJ Monks, AMP Khoers, Siti Rahayu, dkk, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004), cet. 15, hal. 3

19

Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Yang Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), cet. 1, hal. 1.

20

Agus sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Askara, 1997), cet. 7, hal. 11

21

Elzabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj.Child Development oleh Med. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga), cet.6, hal. 237

22

Oleh karena itu dari beberapa pendapat bahwa kita dapat mengetahui kepribadian adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologi-psikologi yang penting dalam pertumbuhan dirinya. Sudah disinggung juga bahwa kepribadian manusia itu dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Dengan demikian keadaanya ada usaha mendidik pribadi, dan membentuk pribadi.

2.2 Aspek-aspek dasar Kepribadian

Sebelum mengenal jauh dari kepribadian kita perlu mengetahui struktur-struktur ataupun aspek-aspek yang mendasar kepribadian. Adapun aspek-aspek dasar kepribadian adalah hal-hal yang mencakup tentang kepribadian yang secara garis besar dalam ilmu psikologi digolongkan menjadi beberapa aspek.

a. Psikoanalisis, perhatian pada pengaruh-pengaruh tidak sadar.

b. Neo-analisis/ Ego, penekanan pada diri yang berjuang untuk mengatasi emosi dan dorongan di dalam diri dan tuntunan dari orang lain di luar diri.

c. Biologis, menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang berasal dari warisan genetis.

d. Behaviorisme, dapat mendorong analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman belajar yang membentuk kepribadian.

e. Kognitif, melihat sifat aktif dari pikiran manusia. f. Trait, teknik pemeriksaan individual yang baik. g. Humanisme, menghargai hakikat spiritual seseorang.

h. Interaksionisme, memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi yang berbeda.23

Bisa dilihat dari aspek-aspek dasar kepribadian secara umum dapat disimpulkan menjadi faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kepribadian baik dari dalam seseorang maupun dari luar seseorang. Hal ini tentu sangat penting untuk mengetahui bagaimana kepribadian seseorang dan faktor yang mempengaruhinya. Lalu bagaimana dengan aspek kepribadian seorang guru?.

Maka, menururt Winkel, bahwa aspek keadaan awal ini meliputi banyak sekali hal dan faktor. Namun ditinjau dari yang paling pokok dan mendasar yaitu:

23

Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Terj. Dari Personality Classic Theoris and Modern Research oleh Fransiska, marian dan Andreas Provita Prima, (Jakarta: Erlangga, 2008) cet.3, hal. 8

a) Kepribadian guru mencakup penghayatan nilai-nilai kehidupan, motivasi kerja, sifat dan sikap.

b) Guru sebagai pendidik mencakup inspirator dan korektor, penjaga disiplin, umur dan jenis kelamin.

c) Guru sebagai didaktikus mencakup keahlian dalam penggunaan prosedur didaktis, keahlian penguasaan materi, gaya memimpin kelas, berkomunikasi dengan siswa, kemampuan berbahasa.

d) Guru sebagai rekan profesi.24

Telah kita ketahui bahwasannya kepribadian mengandung pengertian yang kompleks yang terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Berikut beberapa aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik yaitu:

a) Sifat-sifat kepribadian (personality traits)

b) Intelijensi

c) Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan (Appearance and Impression)

d) Kesehatan e) Pengetahuan f) Keterampilan (skill)

g) Nilai-nilai (Values)

h) Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan i) Peranan (Roles)

j) The Self25

Setelah kita mengetahui aspek-aspek dasar kepribadian baik secara umum ataupun yang berhubungan dengan pendidikan di atas memang seharusnya yang harus dipelajari dan yang paling dapat memanfaatkan pengetahuan ini adalah para guru. Sebelum membahas lebih lanjut kita juga harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Membahas aspek-aspek kepribadian maka kita akan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhinya. Menurut M. Alisuf Sabri bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan/perkembangan kepribadian yaitu: heredity/pembawaan, pengalaman-pengalaman yang aktual bagi individu dan

24

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Media Abadi, 2009) hal. 219 25

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007) hal.157-159

kebudayaan. Totalitas kepribadian individu terbentuk melalui interaksi ketiga faktor-faktor tersebut :

a. Heredity/pembawaan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh heredity/warisan terhadap perkembangan/pembentukan kepribadian, kita bisa peroleh dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli psikologi, dengan cara membandingkan antara orang-orang yang hereditasnya sama, tetapi hidup di alam yang berbeda-beda.

b. Pengalaman

Meskipun setiap unsur heredity anak mudah berinteraksi terhadap pengalaman-pengalaman baru (menurut tingkat kematangan atau kecenderungan tempramennya), akan tetapi reaksi-reaksinya itu akan berubah oleh interaksinya dengan orang tua, teman main, sanak keluarga dan lainnya. Pentingnya interaksi emosi pada awal kehidupan si anak, dirasakan perlunya semenjak dilakukan studi terhadap anak-anak.

c. Kebudayaan (Culture)

Tingkah laku diwariskan dari orang tua kepada anak, karena anak mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku perbuatan yang dilakukan orang tua dan orang-orang lain yang “dekat” dengan si anak. Dalam hal peniruan ini mereka tidak pandang apakah itu perbuatan yang baik atauburuk, karena memang meraka belum tahu apa-apa. Bagi anak-anak peniruan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi perkembangan kepribadiannya. Melalui peniruan inilah anak menyerap sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh orang-orang yang menjadi modelnya (orang tua dan lain-lain).26

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi, pada intinya sudah disepakati bahwa pribadi tiap orang itu tumbuh atas dua kekuatan yaitu faktor kekuatan dari dalam maupun faktor kekuatan dari luar. Menurut K H. Dewantara sebagaimana yang dikutip oleh Agus dan kawan-kawan, bahwa faktor dari dalam disebut dengan faktor dasar, yang sudah dibawa sejak lahir, berujud benih ataupun bibit dan faktor dari luar disebut dengan faktor lingkungan atau juga disebut juga faktor ajar.27 Pendapat ini pun sama dengan pendapat Sjarkawi yang mengatakan faktor yang mempengaruhi kepribadian itu ada dua yaitu:

26

Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001) hal.108

27

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Contohnya sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini merupakan pengaruh dari lingkungannya. Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak.28

Untuk itulah dalam uraian yang telah dikatakan, membuktikan bahwa kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang dapat mempengaruhinya berasal dari faktor biologis ataupun fisiologis(individu), faktor sosial (masyarakat disekitarnya), dan faktor kebudayaan (lingkungan).

2.4 Pentingnya Kepribadian Guru

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.29 Maka dari itu guru sangat penting bagi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun dalam mencapai tujuan pendidikan yang layak, bukanlah perkara mudah, perlu adanya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai salah satunya adalah guru. Guru-guru yang profesional dan proporsioanal merupakan salah satu perangkat kelayakan pendidikan. Guru yang tidak profesional akan sulit menghayati dan menjiwai perannya sebagai pembimbing dan pengayom peserta didiknya, guru yang tidak profesional pun sangat sulit mengembangkan dan menanamkan kepribadian luhur kepada peserta didiknya.

Menurut Zakiah Daradjat “Setiap guru mempunyai pengaruh terhadap anak didik, pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru, melalui sikap, gaya dan macam-macam penampilan

28

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2008), cet. 2, hal. 19

29

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 11, hal. 125

kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak didik yang masih dalam usia anak-anak dan masa meningkat remaja, yaitu Pendidikan Dasar dan Menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan”.30

Dengan demikian kepribadian guru itu merupakan suatu susunan aturan dari berbagai bagian tingkah laku atau moral seorang pendidik yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia (peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Maka guru pun dituntut memiliki perilaku atau sifat yang baik sebagai bagian dari kepribadian guru yang baik. Berikut secara singkat ciri dari sifat dan sikap guru yang baik dan tidak baik yaitu:

a. Guru yang baik yaitu tidak mudah marah, emosi stabil, menepati janji, tidak berbohong, jujur, tidak suka menggibah, tidak suka memfitnah, disiplin, tidak rakus, optimistis, gesit, adil, pemaaf, rapi, bukan perokok, ceria, cerdas, cerdik, kaya, tidak pemalu, berpikir positif, rajin, sabar, peka terhadap lingkungan, bersih, tidak pendiam, cermat, tidak ingin menang sendiri, kreatif, inovatif, produktif.

b. Guru yang tidak baik yaitu tidak menepati janji, suka bohong, tidak jujur, suka ghibah, suka memfitnah, tidak disiplin, rakus, pesimis, lamban, pilih kasih, pendendam, tidak rapi, perokok, pemabuk, pemurung, kurang pandai, miskin, pemalu, berprangsangka negative, pemalas, tidak peka terhadap lingkungan, kotor, pendiam, ceroboh, ingin menang sendiri.31

Karena pengaruh guru yang mendalam, kepribadian guru lebih penting dari pengetahuan dan kecakapan mengajarnya. Guru yang baik penyesuaiannya misalnya penuh kehangatan dan bersikap menerima terhadap peserta didiknya. Akibatnya, mereka tidak saja memotivasi muridnya untuk melakukan tugas sekolah tetapi membantu murid untuk mengembangkan konsep diri yang menguntungkan dan realistis. Hal ini adalah bentuk dari kepribadian seseorang. Bagi guru jika memiliki kepribadian yang baik maka di dalam proses belajar mengajar dapat menjadi contoh dan pendorong (motivasi) yang baik bagi peserta didiknya. Adapun sebaliknya jika kepribadian guru buruk misalnya kasar, pilih kasih dan lain-lain, maka akan menimbulkan anggapan peserta didik yang tidak

30

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 2 31

Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwarno, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 15

baik yang akan terlihat dari sikap mereka seperti peserta didik menjadi susah diatur, tidak menghormati guru, ketakutan dalam belajar dan sebagainya.

Seperti yang diungkapkan oleh Eric Jensen, bahwa relasi siswa-guru yang jelek adalah sebab bagi banyak masalah, lakukan apa saja yang perlu untuk membangun relasi dini dengan siswa anda, dan peliharalah relasi itu. Ciptakan hubungan yang otentik, membumi, jujur dan peduli berdasarkan pada saling menghargai dan integritas.32 Itulah mengapa guru harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan, kepribadian ini harus melekat dalam diri guru karena diharapkan akan menjadi kaum yang mengarahkan kepribadian orang bahkan lingkungan. Selain guru harus memiliki kepribadian yang baik, memang seharusnya guru bisa dapat memanfaatkan dan mempelajari kepribadian. Berikut beberapa manfaat mempelajari kepribadian bagi guru yaitu:

1. Agar guru mengenal sifat anak-anaknya, sehingga pelayanannya mudah diterima oleh anaknya.

2. Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan penbinaan dan pendidikan yang mendalamkan.

3. Mencegah timbulnya frustasi anak dalam mensukseskan proses belajar dan mengajar.

4. Dengan mengetahui kepribadian anak, guru dapat dengan tepat memperlakukannya, meolongnya dan sebagainya.

5. Menghindari kemungkinan timbul konflik antara guru dan anak-anaknya.33

2.5 Indikator Kepribadian Guru

Pendidikan selalu terjadi dalam pergaulan. Pendidikan memerlukan proses, pendidikan memerlukan kesabaran, dan pendidikan itu normatif. Moh. Surya, dkk mengemukakan beberapa hal yang penting dimiliki seorang pendidik secara garis besar yaitu:

a. Disiplin. b. Kasih Sayang.

32

Eric Jensen, Guru Super & Super Teaching, (Jakarta: Indeks, 2010) cet. 1, hal. 123 33

c. Kejujuran. d. Kewibawaan. e. Komitmen.

f. Tanggung Jawab.34

Jelas guru atau tenaga pendidik yang memiliki indikator-indikator di atas merupakan cerminan guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang mampu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu dalam kompetensi kepribadian guru pada pasal 28 ayat 3 bagian I bab IV peraturan pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.35

Sedangkan karakter dan kepribadian pada masa kini untuk menjadi guru yang kualitatif memiliki karakter yang tepat untuk menjadi pengajar yang berperan maksimal antara lain:

- Memiliki kemantapan dan integritas pribadi. - Peka terhadap perubahan dan pembaharuan - Berpikir alternatif

- Adil, jujur, objektif

- Berdisiplin dalam melaksanakan tugas - Ulet dan tekun bekerja

- Berusaha memperoleh hasil kerja dengan sebaik-baiknya

- Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, sederhana dalam bertindak

- Bersifat terbuka - Kreatif

- berwibawa36

Jadi, dengan mengetahui ciri-ciri kepribadian guru, indikator yang harus dimiliki guru dan kompetensi kepribadian guru dapat disimpulkan secara menyeluruh yang meliputi sikap, sifat dan profesi guru yaitu:

1. Menunjukan kasih sayang dan bijaksana dalam bertindak 2. Menunjukan kewibawaan

34

Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwarno, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, op. cit, hal. 46

35

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, t.p, diambil 05.47, 10.26.2015, pp-19-standar-nasional-pendidikan.wpd

36Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi dan Teoritik Praktik Urgensi Pendidik Progresif dan Revalitas Peran Guru dan Orang Tua, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hal. 352

3. Menunjukan kemantapan dan integritas pribadi sebagai seorang pemimpin

4. Menunjukan tanggung jawab disiplin yang tinggi dalam menjalani tugas

5. Menunjukan kejujuran dan sifat terbuka dalam menjalani tugas 6. Menunjukan sikap, perilaku yang simpatik, menarik, dan luwes

dalam bertindak.

Dokumen terkait