• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TELAAH PUSTAKA

F. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan kinichi (2005) mendefinisikan bahwa efektivitas

atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti

bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang

37

dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan tidak puas dengan

salah satu atau lebih aspek lainnya.

Menurut Robbins, (2007) kepuasan kerja merupakan perasaan positif

tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi

karakteristik-karakteristiknya. Suatu efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai

aspek pekerjaan. Penghargaan yang terpenuhi keadaan bila seseorang

mendapatkan yang dia harapkan dari suatu pekerjaan, kepuasan kerja

tercermin dari pemenuhan kebutuhan, ketidakcocokan, pencapaian nilai,

persamaan dan komponen watak atau genetic, (Kreitner dan Kinicki, 2005).

2. Model Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki, (2005) lima model kepuasan kerja yang

menonjol akan menggolongkan penyebabnya, penyebabnya adalah :

a. Pemenuhan kebutuhan

Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh

karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu

untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Ketidakcocokan

Model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan

yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara

apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan.

38

Pada saat harapan lebih besar daripada yang diterima, seseorang akan

tidak puas. Sebaliknya model ini memprediksikan bahwa individu

akan puas pada saat ia mempertahankan output yang diterimanya dan

melampaui harapan pribadinya.

c. Pencapaian nilai

Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan

berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk

pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu.

d. Persamaan

Dalam model ini, kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana

seorang individu diperlakukan secara adil di tempat kerja. Kepuasan

berasal dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan, relatif sama

dengan inputnya, perbandingan yang mendukung output atau input

lain yang signifikan.

e. Komponen watak atau genetik

Model watak atau genetik didasarkan pada keyakinan bahwa

kepuasan keyakinan bahwa kepuasan kerja merupakan sebagaian

fungsi dari sifat pribadi maupun faktor genetik. Model ini menujukan

bahwa perbedaan individu yang stabil adalah sama pentingnya dalam

menjelaskan kepuasan kerja dengan karakteristik lingkungan kerja.

39

3. Hubungan antara Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja

Masalah paling penting dalam dunia usaha dan bisnis sekarang adalah

mendapatkan kepemimpinan yang paling cocok. Hubungan antara pemimpin

dan bawahannya, pada semua tingkat organisasi, merupakan hubungan

ketergantungan yang tidak seimbang. Pemimpin mempunyai kewenangan

kedudukan yang lebih besar daripada bawahannya. Pemimpin dapat menilai

dan menentukan perkembangan bawahan selanjutnya dalam perusahaan.

Bawahan pada umumnya akan merasa lebih tergantung pada pemimpinnya

daripada sebaliknya. Hubungan Pemimpin-bawahan sangat penting untuk

menciptakan iklim kerja yang baik. Setiap bawahan, mempunyai karakteristik

yang berbeda, sehingga pemimpin yang baik harus mengembangkan cara yang

berbeda dalam membina hubungan.

Kepuasan bawahan menunjukkan sikap dan perilaku bawahan pada

pemimpin mereka. Seseorang yang puas akan melakukan hal yang positif dan

membantu pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi, sedangkan tidak puas

akan bersikap negative dan tidak membantu pemimpin dalam mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinan transformasional akan lebih meningkatkan

kepuasan bawahan (Padsakof dalam Hughes dan Avey, 2008)

Robbins (2007) menyatakan bahwa teori kepemimpinan yang terkait erat

dengan hubungan antara atasan dan bawahan mengasumsikan pemimpin

meggunakan suatu model tertentu untuk memperlakukan bawahan secara adil

40

dan sama dalam lingkup kerja. Upaya pemimpin transformasional dalam

menpengaruhi bawahannya dapat melalui tiga cara yaitu:

a. Mendorong bawahan untuk lebih sadar akan pentingnya hasil suatu

pekerjaan.

b. Mendorong bawahan untuk lebih mementingkan organisasi daripada

kepentingan individu.

c. Mendorong dan meningkatkan kebutuhan bawahan menuju tingkat yang

lebih tinggi.

Antara pemimpin dan bawahan dalam konteks organisasional merupakan

dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduannya bekerja dalam

kerangka tujuan yang sama. Karakteristik seorang pemimpin dapat

mempengaruhi bawahannya demikian pula para bawahan dapat

mempengaruhi pendekatan dan gaya yang dipakai pemimpinnya.

4. Dampak Kepuasan Kerja pada Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2007) Ketertarikan para manajer terhadap kepuasan

kerja cenderung berpusat pada dampaknya terhadap kinerja karyawan yaitu:

a. Kepuasan dan produktifitas

Para pekerja yang bahagia tidak selalu menjadi pekerja yang produktif,

pada level individu, bukti tersebut menunjukan bahwa pernyataan

kebalikannya justru lebih akurat, bahwa produktivitas berkemungkinan

membuahkan kepuasan.

41

Jika bergerak dari level individu ke level organisasi, terdapat pendukung

baru terhadap hubungan kepuasan kinerja asli. Ketika data kepuasan dan

produktifitas dikumpulkan pada organisasi secara keseluruhan, bukanya

pada level individu, kita menemukan bahwa organisasi yang mempunyai

lebih banyak karyawan merasa puas cenderung lebih efektif daripada

organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang puas.

b. Kepuasan dan keabsenan

Para karyawan yang tidak puas berkemungkinan lebih besar absenya, para

karyawan yang memiliki scor kepuasan tinggi mempunyai angka kehadiran

lebih tinggi daripada mereka yang mempunyai level kepuasan lebih rendah

c. Pengunduran diri

Kepuasan kerja lebih penting dalam mempengaruhi karyawan yang

berkinerja buruk untuk bertahan daripada karyawan yang berkinerja baik.

Terlepas dari level kepuasan, karyawan yang berkinerja baik kemungkinan

lebih besar untuk bertahan pada organisasi, karena menerima pengakuan,

pujian, dan hadiah lain yang memberi mereka lebih banyak alasan untuk

bertahan.

5. Cara Karyawan Mengungkapkan Ketidakpuasan

a. Keluar

Prilaku diarahkan ke mininggalkan organisasi, yang meliputi mencari

posisi baru sekaligus mengundurkan diri.

42

b. Suara

Secara aktif dan konstruktif berupaya memperbaiki kondisi, yang meliputi

menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan

sebagian bentuk kegiatan perserikatan.

c. Kesetiaan

Secara pasif namun optimis menunggu perbaikan kondisi, yang meliputi

membela organisasi dari kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan

manajemenya untuk melakukan hal yang benar.

d. Pengabaian

Secara pasif membiarkan keadaan memburuk, yang meliputi keabsenan

atau keterlambatan kronis, penurunan usaha, dan peningkatan tingkat

kesalahan.

Dokumen terkait