• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

4. Kepuasan Kerja

a. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu akan memilki tingkat kepuasan yang berbeda-beda dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan individu tersebut maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya. Demikian juga semkin sedikit dalam aspek-aspek pekerjaan yang sesuai keinginan individu maka tingkat kepuasan kerja juga semakin rendah.

commit to user

Banyak pendapat dari para ahli yang mencoba mendefinisikan pengertian dari kepuasan kerja. Beberapa definisi dari kepuasan kerja tersebut adalah sebagai berikut :

1) Mathis dan Jackson (2001) mengungkapkan, kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang bersifat positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang.

2) Menurut Robbins (2001), dampak kepuasan kerja jika dipenuhi dapat meningkatkan produktivitas/kinerja karyawan dan menekan turnover.

b. Faktor-faktor Kepuasan kerja

As’ad (2001), merangkum faktor-faktor kepuasan kerja dari berbagai pendapat antara lain:

1) Faktor Psykologis

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang merupakan minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap bekerja, bakat dan keterampilan.

2) Faktor Sosial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi social baik sesame karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan, maupun karyawan yang berbeda sejenis pekerjaannya.

3) Faktor Fisik

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan suhu, kondisi keadaan karyawan, umur dan sebagainya.

commit to user 4) Faktor Finansial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi system dan besarnya gaji, jaminan social, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja

Gibson et al (1997) menjelaskan, bahwa ada lima hal penting yang merupakan factor-faktor yang berpengaruhi terhadap kepuasan kerja, lima hal tersebut adalah:

1) Pekerjaan Yang Dilakukan

Jenis pekerjaan yang dilakukan dapat merupakan sumber kepuasan. Pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan adalah pekerjaan yang menarik dan menantang, tidak membosankan dan pekerjaan itu dapat memberikan status.

2) Gaji

Gaji dan upah yang diterima karyawan dianggap sebagai refleksi cara pandang manajer mengenai konntribusi karyawan terhadap organisasi. Unag tidak hanya membantu orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, tetapi juga dapat memberikan kepuasan pada tingkat berikutnya.

3) Promosi

Kesempatan untuk lebih berkembang atau mengembangkan diri di organisasi dapat menjadi sumber kepuasan kepuasan kerja. Karyawan akan merasa puas ketika pekerjaan mereka memberikan kesempatan

commit to user

kepada karyawan untuk mengembangkan karir dan mengaktualisasi diri.

4) Supervisor

Kemampuan supervisor untuk memberikan dukungan tehnis dan moral dapat meningkatkan kepuasan kerja, misalnya dengan memberikan karyawan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memberikan pengarahan, dan bantuan kepada karyawan dan berkomunikasi dengan karyawan.

5) Rekan Sekerja

Rekan sekerja yang dapat memberikan bantuan teknis dan dapat memberikan dukungan secara sosial akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

d. Indikator-indikator kepuasan kerja

Menurut Herzberg (dalam Gibson, 1997), indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

1) Pengakuan yang merupakan suatu penghargaan dari atasan atau dari rekan sekerja

2) Tanggung jawab adalah tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan dan pendelegasian wewenang

3) Kemajuan karier adalah dorongan untuk berprestasi dan kepercayaan pada kemampuan diri.

4) Daya tarik pekerjaan adalah perasaan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan kemampuan menyelesaikan tugas.

commit to user

5) Kemungkinan untuk berkembang adalah pertumbuhan dan perkembangan atas perasaan terhadap jalur karier yang ada dan pemberian program pendidikan dan pelatihan.

e. Pengaruh Kepuasan Kerja

Luthans (1998) mengemukakan bahwa, kepuasan kerja berpengaruh terhadap berbagai hal, yaitu:

1) Produktivitas

Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi, produktivitasnya akan meningkat, walaupun hasilnya tidak langsung. Penghargaan adalah variabel moderating yang menghubungkan antara produktivitas denga kepuasan kerja.

2) Keinginan untuk Pindah kerja (turnover Intention)

Jika karyawan tidak puas dengan pekerjaannya, maka besar keinginan mereka untuk pindah kerja.

3) Tingkat Kemangkiran (absenteism)

Ketika tingkat kepuasan kerja tinggi maka tingkat kehadiran (absent) rendah. Sebaliknya, kepuasan rendah maka tingkat ketidakhadiran tinggi.

4) Faktor Lain

Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi akan mempunyai kesehatan fisik dan mental yang baik, lebih cepat untuk mempelajari tugas-tugas, tidak banyak kesalahn yang dibuat, tidak banyak keluhan. Selain karyawan menunjukkan perilaku yang dan aktivitas yang lebih

commit to user

baik, misalnya membantu rekan sejawat, membantu pelanggan, dan lebih mudah bekerja sama.

Menurut Robbins (2006), ketidakpuasan kerja karyawan dapat diekspresikan dalam berbagai cara, terdapat empat respon yang dapat dilakukan karyawan ketika mereka merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka, respon tersebut berupa:

1) Keluar

Perilaku diarahkan ke meninggalkan organisasi, yang meliputi mencari posisi baru sekaligus mengundurkan diri.

2) Suara

Secara aktif dan konstruktif berupaya memperbaiki kondisi, yang meliputi menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan sebagian bentuk kegiatan perserikatan.

3) Kesetiaan

Secara pasif namun optimis menunggu perbaikan kondisi, yang meliputi membela organisasi dari kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”. 4) Pengabdian

Secara pasif membiarkan keadaan memburuk, yang meliputi keabsenan atau keterlambatan kronis, penurunan usaha, dan peningkatan tingkat kesalahan.

f. Pengukuran kepuasan kerja

Menurut Wexley dan Yukl (dalam As’ad, 2001) terdapat dua macam cara untuk mengukur kepuasan kerja yaitu:

commit to user 1) Pertanyaan terbuka (open ended question)

Para pegawai diminta menguraikan perasaannya terhadap berbagai aspek-aspek pekerjaannya dengan kata-kata sendiri.

2) Pertanyaan jawaban tertentu (fixed respons question), pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Minnesota Satisfaction Questioner (MSQ)

Wexley dan Yulk (dalam As’ad, 2001) menyatakan, suatu jenis pengukuran kepuasan kerja yang sejenis pertanyaan jawabannya didasarkan atas asumsi bahwa kepuasan dan tidak kepuasan merupakan suatu kontinum dua kutub. Kepuasan kerja sesorang dapat dihitung dengan menghitung skor dari seluruh item yang disediakan. Bagian-bagian tertentu dari sebagian skor item dapat dijumlahkan untuk mendaptkan kepuasan eksintrik.

b) Job Descreption Index (JDI)

JDI merupakan skala kepuasan kerja yang menggunakan item jawaban tertentu. JDI membedakan skala diperoleh degan menjumlahkan skor item-item dengan skal tertentu dan dengan demikian kepuaan kerja secara keseluruhan dapat dihitung pula. c) Need Satisfaction Questionere (NSQ)

NSQ mendasarkan pada teori discrepancy, yaitu setiap item terdiri atas dua pertanyaan, yang pertama untuk “seharusnya ada” dan yang kedua “untuk apa yang ada sekarang”. Item dalam skala ini dinilai dengan mengurani nilai respon atas yang “seharusnya ada”

commit to user

dengan bagaimana nilai angka diatas pilihan responden dengan aspek-aspeknya.

5. Hubungan Antara Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Pengoperasian

Dokumen terkait