• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan Siswa Menonton Film Berdasarkan Preferensi Menonton Film Engel, et al (1994) menyatakan bahwa, preferensi berhubungan dengan

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN

SMAN 5 Bogor MAN 2 Bogor Total Hasil Uji t

7.6 Kepuasan Siswa Menonton Film Berdasarkan Preferensi Menonton Film Engel, et al (1994) menyatakan bahwa, preferensi berhubungan dengan

pemenuhan berbagai kebutuhan dari remaja yang dapat menimbulkan suatu kepuasan. Begitupun dalam preferensi menonton film. Lokasi menonton dan jenis film yang ditonton berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh siswa setelah menonton film. Berikut akan dijelaskan mengenai hubungan antara lokasi menonton film dan jenis film yang ditonton dengan kepuasan siswa menonton film.

Tabel 42. Kepuasan Siswa Menonton Film Berdasarkan Pemilihan Lokasi Menonton, Tahun 2008

Kepuasan Menonton Film

Lokasi Menonton Film

Total Bioskop Rumah

n % n % n %

Mempunyai kepuasan 69 87,3 59 83,1 128 85,3

Tidak mempunyai kepuasan 10 12,7 12 16,9 22 14,7

Total 79 100 71 100 150 100

Berdasarkan Tabel di atas, sebagian siswa yang memilih menonton film di bioskop mendapatkan kepuasan menonton film. Kepuasan yang dirasakan oleh siswa setelah menonton film, seperti dalam hal kenyamanan. Diantaranya, menonton film di bioskop lebih nyaman karena gambar dan suara film jelas, tempat duduk dan ruangan yang nyaman, layar yang lebar, suasana pun tidak

berisik, sehingga siswa lebih menikmati jalan cerita film. Film-film yang ditayangkan di bioskop juga merupakan film-film terbaru, sehingga siswa tidak ketinggalan informasi mengenai film terbaru.

Menonton film di bioskop juga mampu memberikan hiburan bagi siswa karena lokasi bioskop biasanya berada dalam satu lingkungan mall, sehingga sambil mengisi waktu luang, siswa dapat berjalan-jalan dan berkumpul bersama teman-teman.

Sebagian besar siswa yang memilih menonton film di rumah dengan menggunakan media film (VCD dan DVD) atau menunggu film tayang di televisi, juga mendapatkan kepuasan menonton film. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti menonton film di rumah lebih hemat karena tidak perlu membeli tiket untuk menonton seperti di bioskop, posisi duduk lebih bebas, dan dapat berkumpul dengan teman atau keluarga.

Sebagian besar siswa MAN 2 yang memilih menonton film di rumah tetap mendapatkan kepuasan. Alasan yang mendasari siswa MAN 2 Bogor memilih menonton film di rumah, salah satunya karena dilarang menonton film di bioskop oleh orangtua, seperti yang dikemukakan oleh DA (siswa MAN 2 Bogor) di bawah ini:

....Bukannya saya ga mau nonton film di bioskop, tapi ibu sama bapak ga ngijinin saya bioskop, katanya bioskop cuma tempat pacaran aja. Saya sih nurut aja apa kata ibu bapak saya. Tapi walaupun nonton di rumah, saya tetep ngerasa puas kok, ga masalah nonton dimana ajah.

Selain itu, pemilihan jenis film juga dianggap berhubungan dengan kepuasan siswa menonton film. Banyaknya jenis film yang beredar saat ini membuat siswa bebas memilih jenis film apa saja untuk ditonton, dan tentunya

dari film yang ditonton ada pelajaran atau isi pesan film yang dapat memenuhi beberapa motivasi menonton film pada siswa, dan pada akhirnya berhubungan dengan kepuasan menonton film. Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara jenis film yang disukai dengan kepuasan menonton film.

Tabel 43. Kepuasan Siswa Menonton Film Berdasarkan Jenis Film yang Ditonton, 2008

Kepuasan Menonton

Film

Jenis Film yang Ditonton

Total Horror Percintaan Komedi Action Religi

n % n % n % n % n % n % Mempunyai kepuasan 26 96,3 14 87,5 53 81,5 27 84,4 8 80 128 85,3 Tidak mempunyai kepuasan 1 3,7 2 12,5 12 18,5 5 15,6 2 20 22 14,7 Total 27 100 16 100 65 100 32 100 1 0 100 150 100

Data pada Tabel 43 menunjukkan bahwa apapun jenis film yang ditonton dan disukai oleh siswa berhubungan dengan kepuasan menonton film. Dari berbagai jenis film yang ada, siswa dapat merasakan kepuasan menonton film. Contohnya, saat menonton film horror, siswa dapat menyalurkan emosi dengan cara berteriak, sehingga perasaan kesal atau marah bisa disalurkan dengan cara yang tidak negatif.

Selain itu, dari film percintaan juga siswa dapat belajar mengenai suatu hal. Film percintaan dalam hal ini bukan film yang bergenre “seks” tetapi hanya film percintaan remaja saja. Beberapa kepuasan yang bisa didapatkan dengan menonton film percintaan, seperti mendapatkan petunjuk cara menjaga hubungan dengan orang lain, cara berinteraksi dengan orang lain, dan sebagainya, seperti yang dikemukakan oleh RF (siswa SMAN 5 Bogor) berikut:

...Dari berbagai jenis film yang saya tonton, saya mendapatkan banyak pelajaran. Salah satunya dari film percintaan. Maksudnya

film percintaan bukan film yang jorok, tapi lebih ke film drama romantis. Dari film itu saya dapet petunjuk gimana cara menjaga hubungan dengan seseorang, apa yang harus dilakuin waktu ada masalah dengan pacar, ya gitu deh.

Menonton film religi pun dapat memberikan kepuasan kepada siswa yang menontonnya. Dari film religi, siswa memperoleh tambahan nilai agama atau norma. Film religi juga bertujuan untuk memperkuat keimanan penonton. Oleh karena itu, dengan menonton film religi juga dapat memperkuat keimanan siswa. Hal ini didukung dengan pernyataan yang dikemukakan oleh BR (siswa MAN 2 Bogor) di bawah ini:

...Saya pilih film religi dengan tujuan untuk menambah pengetahuan saya tentang Islam. Dan setelah nonton film, saya menjadi termotivasi untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.

Menonton filmaction dan komedi juga dapat menimbulkan kepuasan dari diri siswa. Film tersebut dapat memberi hiburan pada siswa, khususnya saat menonton film komedi. Setelah menonton film, siswa merasa lebih rileks dan santai, serta bisa melepaskan diri sejenak dari rutinitas sehari-hari, seperti sekolah, mengerjakan tugas, les, mengikuti ekstrakulikuler, dan sebagainya.

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada umumnya siswa mempunyai motivasi menonton film. Mayoritas siswa menonton film didasari motivasi pendidikan dan hiburan.

2. Pada umumnya siswa mempunyai preferensi dalam hal pemilihan lokasi dan jenis film yang ditonton. Preferensi dalam hal pemilihan lokasi menonton film ditentukan oleh karakteristik siswa, yaitu jenis kelamin, asal sekolah, besarnya uang saku, dan ketersediaan waktu luang, serta karakteristik film, terutama lingkungan fisik. Siswa yang bersekolah keagamaan cenderung menonton film di rumah, sedangkan siswa yang bersekolah non keagamaan cenderung lebih suka menonton film di bioskop. Siswa laki-laki lebih suka menonton film di rumah, sedangkan siswa perempuan di bioskop. Karakteristik siswa, karakteristik film, lingkungan sosial dan motivasi menonton film tidak berhubungan dengan pemilihan jenis film.

3. Pada umumnya siswa mempunyai kepuasan menonton film. Mayoritas siswa mendapatkan kepuasan pendidikan, sosial, dan hiburan.

4. Terdapat hubungan antara motivasi siswa menonton film dengan kepuasan menonton film.

5. Terdapat perbedaan preferensi menonton film, dalam hal pemilihan lokasi menonton antara siswa dua sekolah. Siswa sekolah non keagamaan lebih

menyukai menonton film di bioskop, sedangkan siswa sekolah keagamaan lebih menyukai menonton film di rumah.

6. Tidak terdapat perbedaan jenis film yang ditonton oleh siswa sekolah keagamaan dan non keagamaan.

7. Temuan lain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Apabila hubungan antara motivasi menonton film dengan lokasi menonton film diuji dengan menggunakan Chi Square, diketahui bahwa motivasi menonton film dengan lokasi menonton film berhubungan nyata. Siswa yang mempunyai motivasi menarik diri, cenderung memilih rumah sebagai lokasi menonton film.

- Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan Chi Square dengan taraf 5 persen, diketahui bahwa antara motivasi hiburan dengan jenis film yang ditonton berhubungan nyata. Siswa yang mempunyai motivasi hiburan, cenderung memilih jenis film komedi.

9.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. Para pembuat film dan produser sebaiknya menambah film-film yang bertema hiburan dan pendidikan mengingat mayoritas motivasi siswa menonton film adalah hiburan dan pendidikan.

2. Sebagian siswa yang enggan menonton film di bioskop sebaiknya tidak hanya melihat sisi negatif dari bioskop tersebut, karena bioskop tidak selalu digunakan oleh remaja untuk berpacaran.

3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah dalam penelitian ini, variabel yang dihubungkan dengan preferensi menonton film hanya karakteristik siswa, karakteristik film, dan motivasi. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya juga digunakan variabel lain, seperti persepsi, proses pembelajaran, dan sikap yang merupakan faktor- faktor psikologis lain yang mempengaruhi preferensi seseorang.