• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 6) THT

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien merupakan salah bentuk output dari pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kepuasan pasien berdampak pada timbulnya sikap senang pada pasien dan pada akhirnya menimbulkan sikap puas dan loyalitas pasien kepada pelayanan rumah sakit.

Kepuasan pasien dalam penelitian ini ditinjau dari faktor keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud. Data kepuasan pasien terhadap kelima faktor kepuasan diperoleh dari jawaban pasien yang terdiri dari pasien jamkesmas, pasien umum dan pasien VIP. Kepuasan pasien akan dinilai baik jika tidak terdapat kesenjangan kepuasan diantara ketiga kelompok pasien tersebut.

1. Keandalan

Keandalan pelayanan keperawatan ditunjukkan oleh kecermatan, kemampuan, dan keandalan petugas kesehatan dalam melayani pasien.

Sementara itu hasil wawancara dengan pelayanan keperawatan menyatakan bahwa :

commit to user

“kecermatan, kemampuan, dan keandalan petugas kesehatan dalam melayani pasien sangantlah handal dilihat dari ketanggapan pelayanan keperawatan pada saat melayani pasien sesuai dengan bidang atau posisi masing-masing”.(R1, 5 maret 2012, jam 11.00)

a. Kecermatan

Kecermatan petugas kesehatan menunjukkan bahwa semua pasien dari ketiga bagian menyatakan petugas kesehatan khususnya perawat memiliki tingkat keandalan yang baik dalam mendeteksi keadaan pasien.

Beberapa pasien menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo memiliki kemampuan mencermati masalah pasien dengan baik, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Endang pasien di kelas I Umum yang mengungkapkan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah cermat dan tidak pernah melakukan kesalahan.

Ungkapan serupa dikemukakan oleh ibu Supadmi dibagian VIP yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo khususnya dokter dan perawat cukup cermat dalam mendeteksi keadaan pasien.

b. Kemampuan

Kemampuan pelayanan ditunjukkan oleh seberapa jauh tenaga kesehatan mampu memenuhi kebutuhan pasien. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo memiliki kemampuan

commit to user

yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Supadmi pasien VIP yang menyatakan bahwa semua perawat paham akan tugasnya, sehinga tidak bisa membedakan mana yang masih belajar dan mana yang sudah professional. Ungkapan serupa juga dikemukakan oleh Surono pasien kelas III yang menyatakan perawat di RSUD Sukoharjo memiliki kemampuan untuk memahami tugas pelayanan, hal tersebut ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam melayani pasien.

c. Kehandalan

Kehandalan adalah kemampuan tenaga kesehatan yang ditunjukkan dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Kehandalan dapat dilihat dari kemampuan perawat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh pasien.

Hasil analisis menunjukkan bahwa semua pasien menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo memiliki kehandalan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pasien. Hal tersebut terungkap dari pernyataan ibu Endang pasien kelas I Umum yang menyatakan bahwa selama menjalani perawatan, ia merasa bahwa semua perawat memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan yang baik dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien.

commit to user

2. Ketanggapan

Ketanggapan pelayanan kesehatan ditunjukkan oleh kemampuan tenaga kesehatan berupa tanggap dalam melayani pasien, kecepatan merespon, dan ketanggapan menyelesaikan keluhan pasien. a. Tanggap dalam melayani pasien

Persepsi pasien terhadap ketanggapan tenaga kesehatan dalam melayani menunjukan bahwa semua pasien menyatakan bahwa perawat memiliki ketanggapan dalam melayani pasien.

Hal tersebut ditunjukkan oleh pernyatan bapak Surono pasien kelas III yang menyatakan bahwa sebagian besar perawat memiliki kecepatan dalam merespon keperluan pasien. Hal tersebut juga diungkapkan oleh ibu Supadmi yang menyatakan bahwa ketika ia menyatakan keluhan kepada perawat, maka perawat segera melakukan tindakan untuk meringankan keluhannya tersebut.

b. Kecepatan merespon

Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bahwa perawat memiliki kecepatan dalam merespon kebutuhan mereka. Pasien menyatakan bentuk kecepatan respon tersebut antara lain ditunjukkan oleh kecepatan dalam mengganti infuse, segera memberi obat ketika telah tiba saatnya, dan selalu mengingatkan pasien untuk meminum obat.

commit to user

c. Ketanggapan menyelesaikan keluhan pasien

Ketanggapan perawat dalam menyelesaikan keluhan pasien ditunjukkan oleh seberapa cepat perawat segera memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan keluhan pasien. Hasil jawaban beberapa pasien menunjukkan bahwa sebagian besar perawat memiliki ketanggapan yang baik.

Ibu Endang Haryani seorang pasien di kelas I Umum menyatakan bahwa :

“ rata-rata perawat tanggap terhadap kebutuhan pasien, misalnya ketika saya minta diganti infus atau saat minum obat, maka perawat segera melayani dan memenuhi kebutuhan saya”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00).”

Tanggapan serupa disampaikan oleh bapak Suyatno pasien kelas VIP yang mengungkapkan bahwa perawat dengan cepat melakukan tugasnya termasuk ketika melayani keluhan dan kebutuhan pasien. Perawat cepat memberikan obat ketika tiba waktu minum obat, dan segera mengganti infus sehingga tidak sampai terjadi kehabisan infus.

3. Keyakinan

Keyakinan pasien terhadap pelayanan kesehatan ditunjukkan oleh persepsi pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan memberikan informasi kepada pasien, keyakinan ketepatan obat dan peralatan, dan ketepatan waktu.

commit to user

a. Memberikan informasi kepada pasien

Bentuk pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo terhadap kemampuan memberikan informasi menunjukkan tidak semua perawat mampu memberikan informasi yang tepat. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Endang Haryani yang mengungkapkan bahwa :

“tidak semua perawat memiliki kemampuan memberikan informasi, hanya perawat senior dan dokter yang biasanya memberikan informasi tentang penyakit saya, sedangkan yang masih muda biasanya hanya memeriksa tensi saya”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)

Jawaban tersebut didukung oleh pernyataan bapak Surono yang menyatakan bahwa informasi yang menyampaikan dokter, maka ia akan percaya seratus persen, namun jika yang menyatakan perawat ia kurang percaya.

Hal tersebut sedikit berbeda dengan pendapat ibu Supadmi pasien VIP yang mengungkapkan bahwa ia sangat percaya terhadap informasi yang disampaikan oleh dokter atau perawat. b. Keyakinan ketepatan obat dan peralatan

Persepsi pasien terhadap keyakinan ketepatan obat dan peralatan menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan yakin terhadap ketepatan obat dan peralatan yang digunakan dalam proses keperawatan. Kesimpulan tersebut berdasarkan ungkapan beberapa pasien yang menyatakan keyakinan terhadap pemberian obat dan peralatan yang digunakan selama proses perawatan.

commit to user

Bapak Suyatno pasien bagian VIP menyatakan bahwa:

“ia sangat yakin terhadap penggunaan obat dan peralatan, karena telah dijamin oleh dokter. Pendapat lain dikemukakan oleh ibu Endang Haryani yang menyatakan bahwa ia yakin seratus persen terhadap obat yang diberikan kepadanya selama menjalani perawatan di RSUD Sukoharjo. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)

c. Ketepatan waktu.

Persepsi pasien terhadap ketepatan waktu pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah sedang. Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa pasien menyatakan bahwa pelayanan perawatan di RSUD Sukoharjo tepat waktu dan beberapa pasien menyatakan kurang tepat waktu.

Ibu Endang Haryani menyatakan bahwa:

“pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo tepat waktu, hal tersebut ditunjukkan oleh sikap perawat yang segera mengganti infus sebelum infus habis”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)

Namun terdapat pula pendapat yang disampaikan bapak Surono bahwa:

“pelayanan di RSUD Sukoharjo kurang tepat, hal tersebut disebabkan seringkali terdapat kejadian dimana pasien yang dinyatakan boleh pulang, ternyata diundur dan hal ini menyebabkan pasien menjadi kecewa”.(Cempaka atas, 7 maret 2012, jam 11.00)

4. Empati

Empati merupakan bagaimana tenaga kesehatan dapat menyelami hati dan perasaan pasien, sehingga mereka mampu

commit to user

merasakan apa yang dirasakan oleh pasien dan akhirnya mereka memperlakukan pasien sebagaimana mereka memperlakukan mereka sendiri atau seperti keluarga mereka sendiri. Bentuk pelayanan tenaga kesehatan kepada pasien dalam bentuk empati terdiri dari empat indikator yaitu bagaimana tenaga kesehatan mendahulukan kepentingan pasien, pemberian informasi secara terbuka, kemampuan mengetahui kebutuhan pasien dan sikap ramah kepada pasien.

a. Tenaga kesehatan mendahulukan kepentingan pasien

Persepsi pasien terhadap keberpihakan tenaga kesehatan kepada pasien menunjukkan semua pasien menyatakan bahwa tenaga keperawatan memiliki sikap mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan pribadinya.

Hal tersebut diungkapkan oleh ibu Supadmi yang menyatakan bahwa umumnya perawat mendahulukan kepentingan pasien selama jam kerja, meskipun mereka memiliki kepentingan lainnya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pernyataan bapak Suyatno yang menyatakan bahwa perawat umumnya mendahulukan kepentingan pasien karena mereka terlihat sangat peduli dengan kondisi kesehatan pasien.

b. Pemberian informasi kepada pasien

Persepsi pasien terhadap keterbukaan tenaga kesehatan terhadap informasi yang dibutuhkan pasien adalah kurang, khususnya tentang informasi biaya perawatan. Hal tersebut

commit to user

diungkapkan oleh beberapa pasien yang sebagian besar menyatakan bahwa perawat enggan atau tidak mau menginformasikan biaya perawatan yang harus mereka bayar.

c. Kemampuan mengetahui kebutuhan pasien

Kepuasan pasien ditinjau dari kemampuan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo untuk mengetahui kebutuhan pasien menunjukkan sebagian besar pasien menyatakan puas. Pasien menyatakan bahwa perawat segera memenuhi kebutuhan mereka ketika mereka meminta dan ketika sudah saatnya memberikan pelayanan kepada pasien.

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak Surono yang menyatakan bahwa perawat memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan pasien, misalnya ketika saya akan di periksa maka perawat segera menyediakan kursi roda untuk mengantar saya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat bapak Suyatno yang menyatakan bahwa :

“perawat jarang menanyakan kebutuhan saya, namun mereka seperti sudah tahu kebutuhan saya".(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)

d. Keramahan dalam melayani pasien

Persepsi pasien terhadap keramahan tenaga kesehatan menunjukkan bahwa semua pasien menyatakan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo sebagian besar ramah. Keramahan tersebut ditunjukkan oleh raut muka yang cerah ketika berhadapan dengan

commit to user

pasien, senantiasa memberikan saran kepada pasien, dan ramah kepada keluarga pasien.

5. Berwujud

Tingkat kepuasan pelayanan yang dirasakan oleh pasien ditinjau dari indikator berwujud terdiri dari penampilan tenaga kesehtan, keyamanan sarana dan prasarana, kemudahan peroleh pelayanan, keterjangkuan biaya, dan kedisiplinan pelayanan.

a. Penampilan tenaga kesehatan

Berdasarkan jawaban responden terhadap penampilan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo, khususnya dalam berpenampilan sehari-hari semua pasien menyatakan bahwa semua tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo berpenampilan baik. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh beberapa pasien.

Ibu Endang menyatakan bahwa :

“kalau tentang pakaian rapi, kalau penampilan berbicara mereka semua sabar mbak”. ”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00).

b. Kenyamanan sarana dan prasarana

Hasil penuturan pasien terhadap kenyamanan sarana dan prasarana di RSUD Sukoharjo menunjukkan sebagian besar pasien menyatakan sangat nyaman. Kenyamanan tersebut selain berkaitan dengan perlengkapan yang berkenaan dengan pelayanan, namun juga suasana rumah sakit secara umum yang dirasakan nyaman.

commit to user

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak Surono yang menyatakan bahwa :

“Saya rasa kenyamanan sarana pelayanan walaupun saya memakai Jamkesmas cukup baik”. (Bangsal cempaka atas, 7 Maret, jam 11.30)

Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan bapak Suyatno yang menyatakan bahwa :

“Nyaman sekali mbak karena perawat sangat ramah, toilet juga selalu bersih”.( Bangsal cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 10.15)

c. Kemudahan memperoleh pelayanan

Persepsi pasien tentang kemudahan memperoleh pelayanan di RSUD Sukoharjo adalah baik. Hal tersebut diungkapan oleh beberapa pasien khususnya pasien kelas umum dan Jamkesmas.

Ibu Endang mengemukakan bahwa kemudahan yang diperoleh dari pelayanan RSUD Sukoharjo adalah dalam hal administrasi, sebagaimana yang beliau kemukakan sebagai berikut

“yang diminta cuma KTP dan saya rasa mudah”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)

Pendapat lain dikemukakan oleh bapak Surono yang menyatakan bahwa :

“Saya rasa mudah wong saya ambil obat cuma memberikan resep sama kertas pemberian obat”.(Bangsal cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 11.30)

d. Keterjangkauan biaya

Biaya perawatan di RSUD Sukoharjo menurut beberapa responden adalah terjangkau. Hal ini disebabkan sebagai rumah

commit to user

sakit negeri, RSUD Sukoharjo merupakan rumah sakit rujukan yang menerima pasien-pasien dengan jaminan kesehatan.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan oleh Bapak Surono yang mengungkapkan bahwa :

“Saya pakai Jamkesmas mbak, jadi apa-apa gratis”, sedangkan ibu Supadmi menyatakan bahwa “Karena saya pakai jamkesmas semua terjangkau”.(Bangsal Cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 11.00)

e. Kedisiplinan pelayanan

Distribusi jawaban responden terhadap kedisiplinan tenaga kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan merupakan orang-orang disiplin dalam memberikan pelayanan.

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak Surono yang menyatakan bahwa :

“perawat tepat waktu misalnya pemberian suntikan itu kan ada jamnya pasti datang secara disiplin”.(Bangsal Cempaka atas, 7 Maret 2012, jam11.00)

Pendapat tersebut diperkuat pendapat ibu Endang yang menyatakan bahwa:

“Saya merasa mereka semua disiplin”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)

E. Pembahasan

Berdasarkan teori yang dikemukakan (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

commit to user

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Berdasarkan teori di atas, maka peneliti mengambil metode penelitian deskriptif analitik yang mencoba menggambarkan faktor-faktor motivasi kerja tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan, dan kepuasan pasien di RSUD Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menggambarkan masing-masing variabel penelitian dan menghubungkan masing-masing variabel.

Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi kerja tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo sebagian besar adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya keinginan tenaga kesehatan untuk melayani pasien dengan sebaik-baiknya, perawatan paripurna dan prima, pelayanan secepatnya dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo antara lain standar prosedur operasional, ketersediaan sarana dan prasarana, adanya kerjasama antara bagian, pemberian kewenangan, keinginan melayani yang baik, dan pemberian tunjangan kesejahteraan.

Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan sesuatu, perawat itu tidak akan memberikan jawaban. Walaupun dasar sesorang itu tersembunyi dan tidak dapat diraba, kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh mereka.

commit to user

Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan teori-teori motivasi untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif tertinggi dari karyawan, dan kemudian menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang, yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang mencapai tujuan organisasi.

Proses motivasi yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara individual dalam kelompok. Kebutuhan individu dikaji terlebih dahulu, kemudian kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi kebutuhan kelompok yang digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan organisasi. Missal kan dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsic meliputi dari money, man, method, machine, material dan factor ekstrinsik meliputi kebijakan rumah sakit, regulasi, competitor, kemudahan akses bagi masyarakat.

commit to user

Sangatlah logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut mungkin bukan yang terbaik untuk semua orang dalam kelompok. Seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap orang. Seorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian besar orang dalam kelompok dan kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang- orang yang belum terpuaskan.

Hasil analisis tentang pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo telah mengupayakan pemberian pelayanan yang terbaik bagi pasien. Bentuk- bentuk pelayanan tersebut berupa pemberian pelayanan dengan keramahan, keadilan, kecepatan dan tanpa diskriminasi adalah baik.

Dari hasil penelitian dapat dilihat melalui matrik kepuasan konsumen RSUD Kabupaten Sukoharjo, maka dapat dianalisis :

1. Dimensi Responsive / cermat diperoleh hasil 4 pasien semua

mengatakan bahwa pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo responsive.

2. Dimensi Reliability / tanggap diperoleh hasil 4 pasien mengatakan RSUD Kabupaten Sukoharjo tanggap dalam memenuhi kebutuhan pasien.

3. Dimensi Assurance (keyakinan) diperoleh data 3 orang menjawab

yakin dengan pelayanan yang diberikan dan 1 responden mengatakan tidak yakin.

commit to user

4. Dimensi Emphaty diperoleh hasil bahwa seluruh pasien (4)

menjawab bahwa RSUD Kabupaten Sukoharjo mengutamakan kebutuhan pasien.

5. Dimensi Tangibles (kemampuan fisik) diperoleh hasil bahwa

pasien yang berada di RSUD Kabupaten Sukoharjo senantiasa merasa nyaman dan tenang, biaya terjangkau dan petugas disiplin.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisis bahwa sebagian besar responden menyatakan telah memiliki kepuasan terhadap pelayanan RSUD Kabupaten Sukoharjo. Kepuasan tersebut berupa kepuasasan tehadap kehandalan, kecepatan, keyakinan, dan empati yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap kebutuhan dan keluhan pasien selama menjalani keperawatan.

Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.

commit to user

Dari hasil matrik motivasi petugas rumah sakit dapat diketahui bahwa motivasi tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah baik, selanjutnya pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah baik. Hasil dari motivasi kerja tenaga kesehatan yang baik berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo. Pada akhirnya setelah diberikan pelayanan yang baik, maka tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga baik. Tingkat kepuasan pasien yang baik ditunjukkan oleh adanya peningkatan rata-rata jumlah pasien rawat jalan di RSUD Sukoharjo pada tahun 2011.

Bentuk kepuasan pasien terbukti dengan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupation Rate) rumah sakit yang lebih besar dari standar BOR rumah sakit negeri di Jawa Tengah Tahun 2011.

Table 4.3.

Data BOR dan Target RSUD Sukoharjo bulan Januari – April 2012

No Bulan Realisasi Target

1 Januari 83,94% 86,80%

2 Pebruari 71,97% 76,60%

3 Maret 69,21% 73,62%

4 April 70,98% 72,16%

Data realisasi BOR RSUD Sukoharjo dari pada bulan Januari 2012 adalah 83,94%, selanjutnya pada bulan Februari turun menjadi 71,97%, bulan Maret sebesar 69,21% dan bulan April sebesar 70,98%. Walaupun secara umum realiasasi BOR RSUD Sukoharjo dari bulan Januari 2012

commit to user

hingga bulan April 2012 cenderung menurun, namun rata-rata BOR RSUD Sukoharjo pada bulan Januari hingga April tahun 2011 adalah 77,30% sedangkan standar BOR rumah sakit negeri di Jawa Tengah adalah 67%. Perbandingan nilai BOR RSUD Sukoharjo dengan standar BOR rumah sakit negeri Propinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo masih baik.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya milik Pemerintah Daerah yang menjadi rujukan bagi 21 Puskesmas rawat inap di Sukoharjo. Sebagai rumah sakit rujukan di Kabupaten Sukoharjo dalam pelayanan kesehatan, Petugas Kesehatan yang terdapat pada Rumah Sakit Umum Daerah memiliki prinsip memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya kepada pasien. Pelayanan petugas rumah sakit menggunakan prinsip optimalisasi, yaitu antara lain dengan menggunakan teknologi tepat guna.

Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menyediakan petugas rumah sakit yang memberikan kualitas pelayanan tidak berwujud seperti : keramahan, keadilan, kecepatan, serta menyediakan fasilitas medis dan non medis. Fasilitas medis antara lain pelayanan gawat darurat, poliklinik, bangsal rawat inap, laboratorium, radiologi, dan farmasi. Sedangkan fasilitas non medik antara lain lapangan parkir, kantin umum, wartel, ruang tunggu, mushola, dan kamar mandi. Pelayanan ini diberikan kepada pasien tanpa

commit to user

adanya diskriminasi. Sehingga seperti hasil matrik kepuasan konsumen atas petugas rumah sakit dinyatakan bahwa pasien merasa puas dengan keramahan, kecepatan, keadilan, serta tanpa diskriminasi.

Petugas Rumah Sakit Sukoharjo berpedoman bahwa segmen pasar bagi rumah sakit adalah seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang golongan atau status masyarakat sehingga diharapkan semua masyarakat dapat menjangkaunya. Kunci keberhasilan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo adalah kepuasan dari pihak pasien, meskipun banyak pula faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien diantaranya adalah pelayanan, biaya, dan fasilitas. Pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo mencakup kecepatan dalam melayani pasien, keramahan perawat dan dokter, kesopanan perawat dalam berpakaian serta kemudahan dalam bidang administrasi. Adapun dalam bidang harga, dapat mencakup harga kamar, harga obat-obatan, dan biaya dokter.

Pelayanan rawat inap dimaksudkan agar kesehatan pasien dapat pulih optimal dan dapat kembali berfungsi di tengah masyarakat. Pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo adalah dengan indikasi :

1. Persiapan tindakan operasi 2. Persiapan pemeriksaan khusus

3. Perawatan penyembuhan penyakit/pemulihan kesehatan 4. Perawatan rehabilitasi medik ortopedik

Dokumen terkait