• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Jasa

E. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada akhirnya

akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai

kepuasan yang dirasakan. Dalam era globalisasi ini, perusahaan akan selalu

menyadari akan pentingnya faktor pelanggan. Oleh karena itu, mengukur

tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu, walaupun hal tersebut

tidaklah semudah mengukur berat badan atau tinggi badan pelanggan yang

bersangkutan (Lupiyoadi, 2013:228).

Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan

pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan

pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya

tetap setia untuk waktu yang lebih lama, membeli lagi ketika perusahaan

memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama, membicarakan

hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, tidak terlalu

33

menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya pelayanannya

lebih murah dibandingkan pelanggan baru karena transaksi dapat menjadi hal

rutin (Kotler dan Keller, 2012:140).

Westbrook & Reilly (1983) dalam Tjiptono (2014:353) berpendapat

bahwa kepuasan pelanggan adalah respon emosional terhadap

pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel,

atau bahkan pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli),

serta pasar secara keseluruhan. Respon emosional dipicu oleh proses evaluasi

kognitif yang membandingkan persepsi (atau keyakinan) terhadap obyek,

tindakan atau kondisi tertentu dengan nilai-nilai (atau kebutuhan, keinginan

dan hasrat) individual.

Mowen (1995) dalam Tjiptono (2014:354) merumuskan kepuasan

pelanggan sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

perolehan (acquisition) dan pemakaiannya. Dengan kata lain, kepuasan

pelanggan merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi

pembelian spesifik.

Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan atau ketidakpuasan

setelah mengalami masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan

mereka terpenuhi atau terlampaui. Karena kepuasan adalah keadaan emosional,

reaksi pasca-pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,

kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan (Lovelock dan Wright,

34

Zeithamal dan Bitner (1996) dalam Lupiyoadi (2013:228) mengatakan

bahwa faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan

terhadap kualitas jasa. Sebagai contoh pada jasa mobile telecommunication,

kualitas jasa diukur oleh kualitas pangggilan (call quality), struktur harga,

mobile device (HP), jasa tambahan, kenyamanan prosedur, dan dukungan

konsumen.

Apabila ditinjau lebih lanjut, pencapaian kepuasan pelanggan melalui

kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan berikut ini

(Kotler, 1997) dalam (Lupiyoadi, 2013:228).

a. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak

manajemen dan pelanggan. Contohnya, melakukan riset dengan metode

fokus pelanggan (customer focus) yang mengedarkan kuesioner dalam

beberapa periode untuk mengetahui persepsi pelayanan menurut pelanggan.

Demikian juga, riset dengan metode pengamatan (observasi) bagi pegawai

perusahaan tentang pelaksanaan pelayanan.

b. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk

menciptakan visi dalam perbaikan proses pelayanan. Yang termasuk di

dalamnya adalah memperbaiki cara berpikir, perilaku, kemampuan, dan

pengetahuan dari semua sumber daya manusia yang ada. Misalnya, dengan

metode curah gagasan/pendapat (brainstorming) dan management by

walking around untuk mempertahankan komitmen pelanggan internal

35

c. Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan.

Dengan membentuk sistem keluhan dan saran, misalnya dengan hotline

(panggilan nomor telepon) bebas pulsa.

d. Mengembangkan dan menerapkan partnership accountable, proaktif, dan

partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Perusahaan

menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk mengetahui

kepuasan dan harapan pelanggan (akuntabel). Perusahaan menghubungi

pelanggan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan

pelayanannya (proaktif). Sementara itu, partnership marketing adalah

pendekatan dimana perusahaan membangun kedekatan dengan pelanggan

yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar.

2. Manfaat Program Kepuasan Konsumen

Terlepas dari perdebatan mengenai konsepnya, realisasi kepuasan

pelanggan melaui perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian

program khusus berpotensi memberikan beberapa manfaat pokok (Tjiptono,

2014:357), diantaranya sebagai berikut:

a. Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah

Persaingan dalam industri ditandai dengan over capacity dan over supply.

Dalam berbagai kasus, hal ini menyebabkan pemotongan harga menjadi

senjata strategis untuk meraih pangsa pasar. Fokus pada kepuasan

pelanggan merupakan upaya mempertahankan pelanggan dalam rangka

menghadapi produsen berbiaya rendah. Banyak perusahaan yang mendapati

36

pelayanan dan kualitas yang lebih baik. Konsumen seperti ini tidak akan

mengorbankan tingkat kualitas yang bisa diterima hanya semata-mata untuk

penghematan biaya tertentu yang tidak begitu signifikan.

b. Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perceptual prospecting

Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan pelanggan dan

memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah dibandingkan terus

menerus berupaya menarik atau memprospek pelanggan baru. Biaya untuk

mempertahankan pelanggan lebih murah empat sampai enam kali lipat

daripada mencari pelanggan baru. Ini karena komponen mencari biaya

pelanggan baru meliputi sejumlah hal, seperti biaya iklan, biaya

memberitahu pelanggan agar memahami sistem dan keinginan spesifik

pelanggan baru, biaya meyakinkan pelanggan agar bersedia beralih dari

pemasok sebelumnya.

c. Daya persuasif gethok tular (word of mouth)

Dalam banyak industri terutama sektor jasa, pendapat opini positif dari

teman dan keluarga lebih persuasif dan kredibel daripada iklan. Oleh sebab

itu, banyak perusahaan yang tidak hanya meneliti kepuasan total, namun

juga melayani sejauh mana pelanggan bersedia merekomendasikan produk

perusahaan kepada orang lain. Sebaliknya gethok tular negatif dapat

merusak reputasi dan citra perusahaan. Pelanggan yang tidak puas bisa

mempengaruhi sikap dan penilaian negatif rekan atau keluarganya terhadap

barang dan jasa perusahaan. Gethok tular negatif biasanya tersebar jauh

37

gossip negatif bisa menyebar secepat virus. Apalagi ada kecenderungan

bahwa lebih besar kemungkinan seorang pelanggan yang tidak puas

menceritakan pengalaman buruknya kepada orang lain daripada pelanggan

yang puas menyampaikan pengalaman positifnya. Belum lagi ada

kecenderungan bahwa orang suka melebih-lebihkan cerita pengalamannya.

Itulah sebabnya banyak perusahaan yang mengadopsi program kepuasan

pelanggan.

d. Reduksi sentifitas harga

Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan cenderung lebih

jarang menawar harga untuk setiap pembelian individualnya. Hal ini

disebabkan karena faktor kepercayaan telah terbentuk. Pelanggan yakin

bahwa perusahaan langganannya tidak akan bersikap opportunistic dan

memanfaatkan mereka untuk kepentingan sesaat. Dalam banyak kasus,

kepuasan pelanggan mengalihkan fokus pada harga ke pelayanan dan

kualitas.

e. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa mendatang

Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang,

karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa membangun dan

mendapatkan reputasi pelanggan saat ini dan masa depan. Program

kepuasan pelanggan relatif mahal dan tidak mendatangkan laba dalam

jangka pendek. Akan tetapi hasilnya bisa dirasakan dalam jangka panjang

38

merupakan indikator kesuksesan bisnis dimasa depan yang mengukur

kecenderungan reaksi terhadap perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Mengukur kepuasan pelanggan sudah menjadi prioritas utama bagi

banyak perusahaan, tetapi ada perbedaan pendapat tentang bagaimana mereka

harus melaksanakannya. Frederick Reichheld dari Bain menyarankan bahwa

mungkin hanya ada satu pertanyaan pelanggan yang benar-benar berarti:

“Seberapa besar keinginan Anda untuk merekomendasikan produk atau jasa ini kepada teman atau kolega anda?” Menurut Richheld, kesediaan pelanggan

untuk merekomendasikan suatu produk kepada teman berasal dari seberapa

baik pelanggan itu diperlakukan karyawan lini depan, yang selanjutnya

menentukan seluruh bidang fungsional yang berkontribusi terhadap

pengalaman pelanggan itu (Kotler dan Keller, 2012:141).

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan salah satu topik penelitian

yang sangat populer dalam paruh kedua dekade 1980-an hingga paruh pertama

dekade 1990-an. Selama periode itu banyak pula berkembang jasa konsultasi

dalam hal penelitian dan pengukuran kepuasan pelanggan yang ditawarkan

oleh perusahaan riset pasar, biro periklanan, dan konsultan manajemen. Bahkan

pada tahun 1998 terbit sebuah jurnal khusus bernama “Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining Behavior” oleh penerbit Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining Behavior, Inc. Editor

39

konseptualisasi dan pengukuran kepuasan pelanggan, H. Keith Hunt dan Ralph

Day (Tjiptono, 2014:366).

Tidak ada satupun ukuran tunggal „terbaik‟ mengenai kepuasan

pelanggan yang disepakati secara universal. Meskipun demikian, di tengah

beragamnya cara mengukur kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan paling

tidak dalam enam konsep inti mengenai obyek pengukuran (Tjiptono,

2014:368).

a. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah

langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan

produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua bagian dalam proses

pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap

produk dan/atau jasa perusahaan yang bersangkutan. Kedua, menilai dan

membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan

terhadap produk dan/atau jasa para pesaing.

b. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Berbagai penelitian memilih kepuasan pelanggan ke dalam

komponen-komponennya. Umumnya proses semacam ini terdiri atas empat langkah.

Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan.

Kedua, meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa perusahaan

berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan,

atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai

40

Dan keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi

yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan

keseluruhan.

c. Konfirmasi Harapan

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan

berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan

kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi

penting.

d. Nilai Beli Ulang

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan

apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.

e. Kesediaan Untuk Merekomendasi

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan

hanya terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah,

asuransi jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan pelanggan

untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi

ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.

f. Ketidakpuasan Pelanggan

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui

ketidakpuasan pelanggan meliputi komplain, retur atau pengembalian

produk, biaya garansi, product recall, gethok tular negatif, dan defections

41

Berdasarkan enam cara mengukur kepuasan pelanggan diatas,

penelitian ini menggunakan cara yang paling sederhana, dengan maksud untuk

mempermudah dalam pengujian kuesioner nantinya. Adapun cara mengukur

kepuasan pelanggan yang digunakan penulis adalah cara yang pertama yaitu

“Mengukur Kepuasan Pelanggan Secara Keseluruhan”. Adapaun indikator

yang digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan secara keseluruhan

adalah:

1) Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan/atau jasa

perusahaan bersangkutan.

2) Menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan secara

keseluruhan terhadap produk dan/atau jasa para pesaing.

Dokumen terkait