• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

C. Skala Pengukuran

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial

Instrumen pertanyaan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel,

yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti yang tercantum pada skala likert

dibawah ini:

Tabel 3. 1 Tabel Skala Likert

Penilaian Bobot

Sts (sangat tidak setuju) 1

Ts (tidak setuju) 2

N (netral) 3

S (setuju) 4

Ss (sangat setuju) 5

52 D. Jenis Dan Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber

pertama yang secara umum kita sebut sebagai nara sumber. Data ini tidak

tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file (Sarwono,

2012:37). Data primer (field researh) dalam penelitian ini diperoleh melalui

kuesioner/ angket dan wawancara (interview). Kuesioner adalah suatu alat

pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan

informasi tertentu (Umar, 2002:101). Angket/ Kuesioner ini digunakan

bertujuan untuk mengetahui secara langsung tanggapan responden yang

berhubungan dengan topik penelitian. Interview adalah salah satu mendapatkan

data dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara guna

mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah pihak manajemen

perusahaan yang diperlukan informasinya dalam mendukung penulisan skripsi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh yang sudah ada data tersebut

sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendadak

(Soegoto, 2008:18). Adapun data sekunder yang di dapatkan dalam penelitian

ini berupa data-data yang diambil dari beberpa literatur buku, jurnal, makalah,

53 E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan karakter sampel dalam penelitian serta memberikan

deskripsi dari variabel perilaku religius, kualitas pelayanan, nilai pelanggan,

dan kepuasan nasabah Bank Muamalat Cabang Padangsidimpuan.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2016:52).

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi

antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor butir. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan kaidah

keputusan jika t hitung > t tebel berarti valid, sebaliknya jika t hitung < t tabel

berarti tidak valid (Riduwan, 2004:110).

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya sebagai berikut: (Riduwan, 2004:110).

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799: tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399: rendah

54

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alpha cronbach, yaitu

suatu pernyataan dalam kusioner akan reliabel jika nilai cronbach alpha >

0,70 (Ghozali, 2016:48).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multiko). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen (Santoso, 2014:183).

Adapun pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah:

1) Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah:

 Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1

 Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1

55

2) Besaran korelasi antar-variabel independen

 Koefisien korelasi antar-variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multiko

Jika terjadi multikolinieritas, bisa dilakukan langkah seperti:

 Mengeluarkan salah satu variabel. Misal variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B

yang dikeluarkan dari model regresi.

 Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

b. Uji Heteroskedastisitas

Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut homoskedastisitas. Dan

jika varians berbeda, disebut sebagai heteroskedastisitas (Santoso,

2014:187).

Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi,

dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y sesungguhnya) yang telah

56

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Jika

distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap berdistribusi

normal, maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi normalitas ( Santoso,

2014:192).

Adapun cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik, dengan dasar pengambilan

keputusan:

 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

4. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk

57

antara dua variabel bebas atau lebih dengan suatu variabel terikat (Riduwan,

2004:152).

Analisa regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara variabel indpenden yaitu: perilaku religius,

kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan terhadap variabel dependen yaitu,

kepuasan nasabah (Priyanto, 2010:60).

Adapun persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu:

Y a Dimana: Y = Kepuasan Nasabah X1 = Perilaku Religius X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Nilai Pelanggan a = konstanta e = standar eror

Kaidah pengujian signifikansi (Riduwan, 2004:139):

Jika F hitung F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika F hitung F tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan 5. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

58

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu

banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted pada

saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti nilai

Adjusted dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016:95).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak di uji adalah

apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :

Ho : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA)

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

HA : bi 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:97).

59

 Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi =

0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).

Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen.

 Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan

nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan

bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen.

c.Uji Statistik F

Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien parsial regresi

secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien regresi

sama dengan nol. Uji F menguji joint hipotesia bahwa b1, b2, b3 secara

simultan sama dengan nol, atau :

H0 : b1 = b2 = ……. = bk = 0

HA : b1 b2 …… bk 0

Uji hipotesis seperti ini dinamakan uji signifikansi secara

keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi maupun estimasi,

apakah Y berhubungan linear terhadap X1, X2, dan X3. Apakah joint

hipotesis dapat diuji dengan signifikansi b1, b2, dan b3 individu.

60

parsial koefisien regresi diasumsikan bahwa setiap uji signifikansi

berdasarkan sampel (independen) yang berbeda. Jadi menguji signifikansi

b2 dengan hipotesis b2 = 0 diasumsikan pengujian ini berdasarkan sampel

yang berbeda ketika kita akan menguji b3 dengan hipotesis b3 = 0.

Sementara itu ketika kita menguji joint hipotesis dengan sampel yang sama

akan menyalahi asumsi prosedur pengujian.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan Statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2016:96) :

 Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua

variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho

ditolak dan menerima HA.

Dokumen terkait