• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang relevan

Penulisan kepustakaan yang relevan ini sangat dibutuhkan dalam penelitian karena untuk lebih jelasnya memaparkan perbedaan penulisan kita dengan tulisan yang telah ada sebelumnya dan relevan dengan topik penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut seperti Mulyadi (2000) di dalam penelitiannya yang berjudul “Struktur Semantis Verba Bahasa Indonesia”. Penelitian yang beliau lakukan ini termasuk lumayan lengkap. Penelitian yang beliau lakukan berisi tentang konsep dasar, kerangka teori, lalu beliau juga mengkategorisasikan tiga kelas verba bahasa Indonesia (VBI).

Klasifikasi VBI tersebut ditentukan dari property aspektual sebagaimana dijelaskannya dalam artikel tersebut. Lalu beliau mengelompokkan struktur semantis VBI tersebut menjadi verba keadaan, verba proses, dan verba tindakan. Artikel ini sangat membantu penulis dalam menentukan kategorisasi verba, hingga penulis mudah untuk melakukan peneltian selanjutnya.

Mulyadi (2003) di dalam artikelnya yang berjudul “Struktur Semantis Verba Tindakan Bahasa Indonesia” yang mengkaji kategorisasi dan peran semantis verba dengan teori Metabahasa Semantik Alami (MSA). Beliau hanya membatasi kajiannya pada 6 verba saja, yaitu Menangkap, Menendang, Membeli, Menangis, Pergi, dan Bertemu. Kemudian beliau juga membagikan 3 kelas atau golongan menjadi tindakan, proses dan keadaan. Penelitian oleh Mulyadi banyak memberikan masukan dalam penelitian ini. Teori MSA yang dibawakan oleh Mulyadi menjadi acuan untuk menerapkan teori MSA pada verba beri bahasa Melayu Deli Serdang.

Mulyadi & Siregar (2006) yang berjudul “Aplikasi Teori Metabahasa Makna Alami dalam Kajian Makna” juga menjadi sumber atau dasar bagi penelitian penulis.

Karena Mulyadi sangat lengkap sekali menjelaskan tentang MSA ini, mulai dari konsep dasar hingga pengaplikasian teori MSA. Beliau memberikan 3 konsep dasar antara lain makna asali, polisemi, dan sintaksis universal. Pengaplikasian teori MSA beliau menggunakan parafrase untuk lebih jelas dan dalam analisis nya beliau mengikuti prosedur penelitian. Prosedur pertama yaitu menentukan makna asali dari kata-kata yang akan dianalisis, prosedur kedua yaitu mencari polisemi yang tepat dari maknanya, prosedur ketiga ialah mengungkapkan properti semantis yang lain di dalam makna kata tersebut disetai bukti-bukti sintaksis dan semantis, prosedur keempat ialah membandingkan properti semantis kata-kata yang dianggap bertalian untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan maknanya, prosedur kelima ialah membentuk Sintaksis Makna Universal (SMU) berdasarkan property semantis yang ditemukan dan yang terakhir prosedur keenam ialah memparafrase atau mengeksplikasi makna kata-kata tersebut. Dari penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi & Siregar ini sangat membantu penulis dalam pengaplikasian teori MSA yang akan penulis lakukan.

Prosedur ini akan penulis tuangkan dalam penelitian penulis yaitu verba beri dalam bahasa Melayu Deli Serdang.

Kemudian, Mulyadi (2009) yang berjudul “Kategori dan Peran Semantis Verba Bahasa Indonesia” juga menjadi acuan dalam penelitian ini. Beliau menguraikan kategori semantis dan peran semantis verba berdasarkan teori MSA. Tiga kategori itu ialah, keadaan (tinggal, terlambat, bergetar), proses (menyukai, tumbuh, pecah) dan tindakan (menjumpai, mandi, berlari). Penelitian yang beliau lakukan juga memberikan sumbangan materi dalam penelitian yang penulis lakukan.

Sianturi (2015) dalam skripsinya meneliti semantik Verba ‘bawa’ dalam bahasa Batak Toba. Teori yang digunakan adalah Metabahasa Semantik Alami (MSA). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan metode cakap. Semantis verba “bawa‟ dalam bahasa Batak Toba dicirikan dengen komponen “X melakukan sesuatu dengan sesuatu‟. Struktur semantis verba beri dikaji dengan menggunakan makna asali. Oleh karena itu untuk membatasi makna kata dengan menggunakan sistem parafrase. Verba “bawa‟ dalam bahasa Batak Toba dibentuk oleh dua makna asali yaitu MELAKUKAN dan TERJADI. Struktur semantis yang terbentuk dari verba “bawa‟

dalam bahasa Batak Toba membentuk sintaksis makna universal “X melakukan sesuatu pada sesuatu (Y) karena itu sesuatu terjadi pada Y pada waktu yang sama‟. Ditinjau dari alat yang digunakan, verba “bawa‟ yang menggunakan alat berupa benda tajam, kendaraan dan juga melibatkan anggota tubuh seperti tangan, kepala, bahu, punggung dan lainnya. Penelitian ini sangat berguna bagi penulis dan banyak memberikan masukan seperti data yang dianalisis maupun cara menganalisis verba “bawa‟ tersebut.

Selanjutnya, Lombu (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Verba beri dalam Bahasa Nias: Kajian Metabahasa Semantik Alami”. Teori yang digunakan ialah teori Metabahasa Semantik Alami (MSA). Data yang digunakan ialah data lisan, data tulis, dan data intuitif. Kemudian data dikumpulkan dengan menggunakan metode cakap dan metode simak. Makna verba beri dibentuk oleh dua makna asali, yaitu MELAKUKAN dan BERPINDAH yang menjelaskan perbedaan dari verba-verba yang tergolong dalam satu kategori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa verba beri dalam bahasa Nias memiliki kategori yang dibentuk oleh sintaksis makna universal, yaitu „seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y), karena ini Y berpindah pada seseorang/sesuatu yang lain (Z)‟. Penelitian ini sangat berkonstribusi banyak pada penulis, sehingga dapat

memudahkan penulis dalam menjelaskan makna verba beri. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, dimana penelitian ini meneliti mengenai bahasa Nias dan penulis meneliti mengenai bahasa Melayu khususnya Melayu Deli Serdang.

Kemudian Fikry dan T. Silvana (2018) yang berjudul “Struktur Semantis Verba Sentuh Bahasa Indonesia” dengan menggunakan teori yang sama yaitu Metabahasa Semantik Alami (MSA) merupakan kajian semantik leksikal. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang digunakan ialah berupa kata. Sehingga dalam pengumpulan data pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka dan catat dari sumber-sumber tertulis. Alur yang digunakan ialah alur pengumpulan data, penyajian data, analisis data hingga penarikan kesimpulan awal sesuai dengan prosedur alur penelitian yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014:14). Konsep yang digunakan juga menggunakan makna asali dan polisemi dari suatu kata. Dijelaskan juga bahwa verba sentuh ini adalah peristiwa dan beliau sebuah gerakan. Gerakan tersebut ialah tindakan dan dalam gerakan tersebut ada sesuatu yang berkenaan dengan yang lain. Maka dari itu komponen seperti „seseorang’,

‘sesuatu’ dan ‘merasakan’ menyusun makna dari tiap-tiap turunan verba yang membedakan antara makna satu dengan lain. Penelitian ini sangat membantu penulis dalam teknik pengumpulan data dan juga alur yang digunakannya.

Dokumen terkait