• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode analisis data ini berupa mengklarifikasi dan mengelompokkan data yang sangat berpengaruh dalam mengatur keberadaan objek penelitian yang sudah di peroleh.

Oleh karena itu, dalam menganalisis data juga harus diperlukan metode dan teknik yang handal. Menurut Mahsun (2017 : 120) ada dua metode utama yang dapat digunakan dalam analisis data, yaitu metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual.

Padan intralingual ini adalah metode analisis data dengan cara membandingkan unsur- unsur yang bersifat lingual. Berbeda dengan metode padan intralingual, metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang besifat ekstralingual seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang di luar bahasa. Kedua metode ini digunakan sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian, oleh karena itu peneliti menggunakan metode padan intralingual sehingga tidak lari dari topik penelitian.

Makna dari padan sendiri ialah merupakan kata yang bersinonim dengan kata

“banding‟ sedangkan intralingual ialah mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam bahasa (bersifat lingual) baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Sebelum dilakukannya analisis data, tahapan penyediaan

data harus dilakukan terlebih dahulu karena sangat berperan penting untuk kelengkapan data dalam tahap menganalisis.

Metode padan intralingual memiliki sebuah teknik dasar yaitu teknik hubung banding yang bersifat lingual. Mahsun (2017 : 119) menjelaskan pada saat melaksanakan metode padan perlu digunakan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB). Selain dua teknik tersebut, metode ini memiliki satu teknik lagi yaitu teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP).

Selanjutnya, Mahsun menjelaskan bahwa teknik HBSP sendiri bertujuan untuk mencari kesamaan hal pokok dari pembedaan dan penyamaan yang dilakukan dengan menerapkan teknik HBS dan HBB, karena tujuan akhir dari banding menyamakan atau banding membedakan tersebut adalah menemukan kesamaan pokok di antara data yang diperbandingkan.

Namun, metode padan ini berfungsi untuk mengidentifikasi ciri semantis pada verba beri yang membentuk suatu golongan semantisnya kemudian dilanjutkan dengan dilakukannya parafrase. Parafrase di sini menggunakan teknik banding menyamakan atau teknik HBS yang juga pada akhirnya menemukan kesamaan pokok di antara data yang diperbandingkan.

BAB IV PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka pada bab ini akan dijelaskan bagaimana kategorisasi dan makna pada verba beri dalam bahasa Melayu Deli Serdang.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti memiliki beberapa leksikon verba beri. Namun, untuk mempermudah hasil dari penelitian ini, maka peneliti menggunakan table sebagai berikut.

Table 2 verba beri dalam bahasa Melayu Deli Serdang No Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli Serdang

1 Menambahkan mәnambakә

2 Menuangkan mәήurahkә

3 Mengirimkan mәɳiRemkә

4 Mengantarkan mәɳantaRkә

5 Memberikan mәɳasikә

6 Membagikan mәmbagikә

7 Menyebarkan mәɳәbaRkә

8 Mengajarkan mәɳajaRkә

9 Menyampaikan mәɳampekkә

10 Menasihatkan mәnasehatkә

11 Membayarkan mәmbayaRkә

12 Membeli mәmbәli

13 Menggaji mәɳupah

14 Menyerahkan mәήәRahkә

15 Menyediakan mәήankә

16 Menyumbangkan mәήumbaɳkә

17 Menyuap mәɳoRop

18 Mewariskan mәwakafkә

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini mendapatkan 18 leksikon verba beri yang akan dikelompokkan sesuai kategorisasinya. Setelah diketahui tiap-tiap makna verba beri tersebut, kemudian akan dilakukan pengkategorisasian berdasarkan komponen yang ada.

4.1 Makna verba beri dalam bahasa Melayu Deli Serdang

Makna kata adalah secara sinkronis tidak berubah tetapi karena berbagai faktor dapat menjadi bersifat umum, namun dapat menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat (Chaer, 2009:70). Wierzbicka, (1996: 170) menjelaskan bahwa makna sebuah kata adalah konfigurasi dari makna asali untuk setiap kata. Konfigurasi yang dimaksud adalah penyatuan antara satu makna asali dengan makna asali yang lain lalu membentuk polisemi verba BERI, yaitu kombinasi makna asali MELAKUKAN dan BERPINDAH hingga sintaksis makna universal “seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y), karena ini Y berpindah pada seseorang/sesuatu yang lain (Z)‟.

Makna yang dikaji dalam penelitian ini adalah makna denotatif. Makna denotatif atau denotasi yaitu makna sebenarnya karena pada dasarnya sesuai dengan hasil observasi sesuai indera penglihatan, perasaan dan lainnya sehingga memberikan informasi faktual objektif (Chaer, 2009:65-66). Pembahasan selanjutnya, akan diberikan beberapa poin-poin berikut ini.

1. Makna verba mәnambakә „menambahkan‟

Verba mәnambakә „menambahkan‟ memiliki makna yang hampir sama ciri semantisnya dengan verba mәήuRahkә „menuangkan‟. Untuk melihat makna dari verba mәnambakә „menambahkan‟ dan melihat perbedaan dari tiap verba, maka akan dijelaskan melalui contoh kemudian membentuk parafrase. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut.

(1) pәnjual buboR ήan mәnambakә/ mәήuRahkә santan dalam masakanήә

„Penjual bubur itu menambahkan/menuangkan santan ke dalam masakannya‟

(2) әmak mәnambakә/ mәήuRahkә gaRam dalam tumisanήә

„Ibu menambahkan/menuangkan garam dalam tumisannya‟

Kedua contoh di atas dapat dilihat perbedaannya pada sifat dan bentuk objeknya.

Contoh (1) menjelaskan bahwa sifat santan yaitu berupa cairan. Sehingga verba mәήuRahkә „menuangkan‟ lebih dominan digunakan pada klausa tersebut. Walaupun verba mәnambakә „menambahkan‟ dapat berterima pada klausa tersebut. Contoh (2) juga menjelaskan bahwa sifat garam berbentuk padat dan lebih dominan kepada verba mәnambakә „menambahkan‟. Namun keduanya dapat berterima apabila dimasukkan dalam klausa tersebut. Kedua verba tersebut juga untuk memberikan hasil yang terbaik untuk objeknya sehingga sangat diperlukan dalam sebuah masakan seperti tumisannya dan masakannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada parafrase verba berikut.

mәnambakә „menambahkan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y) b) Karena itu, (Y) berpindah pada sesuatu yang lain (Z)

c) (X) ingin (Z) menjadi sesuatu yang lebih baik dengan adanya (Y) berbentuk benda padat

d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

2. Makna verba mәήuRahkә „menuangkan‟

Verba mәήuRahkә „menuangkan‟ memiliki makna yang hampir sama ciri semantisnya dengan verba mәnambakә „menambahkan‟. Untuk melihat makna dari verba mәήuRahkә „menuangkan‟ dan melihat perbedaan dari tiap verba, maka akan dijelaskan melalui contoh kemudian membentuk parafrase. Dapat dilihat pada contoh sebelumnya, pada contoh (1) menjelaskan bahwa sifat santan yaitu berupa cairan.

Sehingga verba mәήuRahkә „menuangkan‟ lebih dominan digunakan pada klausa

tersebut. Walaupun verba mәnambakә „menambahkan‟ dapat berterima pada klausa tersebut. Contoh (2) juga menjelaskan bahwa sifat garam berbentuk padat dan lebih dominan kepada verba mәnambakә „menambahkan‟. Namun keduanya dapat berterima apabila dimasukkan dalam klausa tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada parafrase verba berikut.

mәήuRahkә „menuangkan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y) b) Karena itu, (Y) berpindah pada sesuatu yang lain (Z)

c) (X) ingin (Z) menjadi sesuatu yang lebih baik dengan adanya (Y) berbentuk benda cair

d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

Parafrase pada kedua verba tersebut dapat terlihat perbedaannya pada komponen (c), hal ini dapat dilihat pada bentuk objek nya. Verba mәnambakә „menambahkan‟

lebih dominan pada benda padat dan verba mәήuRahkә „menuangkan‟ lebih dominan pada benda cair, namun keduanya dapat berterima pada klausa yang sama dan menginginkan sesuatu menjadi lebih baik.

3. Makna verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟

Selanjutnya, verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟ memiliki makna yang hampir sama ciri semantisnya dengan verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟. Untuk melihat makna dari verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟ dan melihat perbedaan dari tiap verba, maka akan dijelaskan melalui contoh kemudian membentuk parafrase. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut.

(3) Awak mәɳantaRkә / mәɳiRemkәsuRat tuk nek lewat pos

„Saya mengantarkan/mengirimkan surat untuk nenek melalui pos‟

(4) Pakcik mәɳantaRkә / mәɳiRemkәbeRas tuk nek petaɳ ni kә kәdai nek

„Paman mengantarkan/mengirimkan beras untuk nenek sore ini ke warung nenek‟

Kedua contoh di atas, dapat dilihat perbedaannya. Verba mәɳiRemkә ‘mengirimkan‟

memiliki objek yaitu sebuah surat yang diberikan kepada orang lain dan berpindah kepemilikan.

Kemudian, pada klausa tersebut verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟ sebuah surat atau objek tersebut melalui perantara yaitu melalui pos. Kemudian, verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟ memiliki objek barang dimana tidak memberikan melalui perantara namun secara langsung ke kedai nenek tersebut. Berdasarkan kedua verba tersebut, berikut akan dirincikan melalui parafrase makna.

mәɳiRemkә„mengirimkan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y) b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z)

c) (X) ingin (Z) menerima atau mengetahui tentang sesuatu (Y) melalui sesuatu d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

4. Makna verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟

Verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟ memiliki makna yang hampir sama ciri semantisnya dengan verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟. Untuk melihat makna dari verba verba mәɳantaRkә

„mengantarkan‟ dan melihat perbedaan dari tiap verba, maka akan dijelaskan melalui contoh kemudian membentuk parafrase. Namun, pada contoh sebelumnya yaitu pada contoh (3) dan (4) verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟ memiliki objek barang dimana tidak memberikan melalui perantara namun secara langsung ke kedai nenek tersebut. Berikut parafrase makna verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟.

mәɳantaRkә „mengantarkan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama c) (X) ingin (Z) menerima atau mendapat sesuatu yang lebih baik

Dapat dilihat pada parafrase tersebut, terlihat perbedaan pada komponen (b) dan (c). Hal ini jelas berbeda karena pada verba mәɳiRemkә „mengirimkan‟ memerlukan sebuah perantara agar hal tersebut dapat terjadi. Berbeda hal nya dengan verba mәɳantaRkә „mengantarkan‟, pada verba tersebut dengan diantarnya sebuah barang yang mungkin dibutuhkan oleh orang lain pada waktu yang sama, sehingga sangat diperlukan saat itu juga. Perbedaan kedua verba itu terletak pada sebuah perantara dan perbedaan waktu.

5. Makna verba mәɳasikә „memberikan‟

Makna verba mәɳasikә „memberikan‟ memiliki sintaksis makna universal yaitu

“seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y), karena ini Y berpindah pada seseorang/sesuatu yang lain (Z)‟. Hal ini mencakup entitas tidak bernyawa yang tindakannya ditujukan kepada entitas bernyawa sekalipun terletak pada objek dan semantis yang sama, tetapi setiap butir leksikon memiliki perbedaan. Kemudian verba mәɳasikә „memberikan‟, mәmbagikә ‟membagikan‟ dan mәɳәbaRkә „menyebarkan‟

juga memiliki ciri semantis yang sama dan dapat dilihat berdasarkan objeknya. Berikut contoh yang dapat memberikan penjelasan mengenai perbedaan ketiga verba tersebut.

(5) guRu ήan mәɳasikә/ mәmbagikә / mәɳәbaRkә suRat ujian ne samә kami pagi ne

„Guru itu memberikan/membagikan/menyebarkan soal ujian kepada kami pagi ini‟

(6) ucu mәɳasikә/ mәmbagikә / mәɳәbaRkә jajane samә kawanήe petaɳ ne

„Adik memberikan/membagikan/menyebarkan jajanan kepada temannya sore ini‟

(7) zaenab sukә mәɳasikә/ mәmbagikә / mәɳәbaRkә aib oRaɳ kampoɳ ne dah lama dah

„Zaenab suka memberikan/membagikan/menyebarkan aib orang kampong ini sejak dulu‟

Ketiga contoh di atas, dapat memberikan penjelasan dimana ada perbedaan pada verba mәɳasikә „memberikan‟ soal ujian pada saat itu juga. Seseorang atau guru

kepemilikan kepada para siswa sekolah. Kemudian verba mәmbagikә ‟membagikan‟

sebuah jajanan kepada temannya, itu juga terjadi secara langsung tanpa perantara.

Sedangkan verba mәɳәbaRkә „menyebarkan‟ sesuatu yang disebarkan atau aib tersebut, jelas tidak secara langsung didapatkan atau didengar orang secara langsung. Namun dari mulut ke mulut sehingga seseorang telah mendengarkan berita tersebut. Hal itu juga terjadi melalui perantara yaitu dari mulut ke mulut seseorang yang kemudian kemungkinan sampai ke telinga orang lain tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui parafrase makna berikut.

mәɳasikә „memberikan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y)

b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama c) (X) ingin (Z) mengetahui dan mendapatkan sesuatu tentang (Y)

d) (X) melakukan seperti itu

6. Makna verba mәmbagikә „membagikan‟

Verba mәɳasikә „memberikan‟, mәmbagikә „membagikan‟ dan mәɳәbaRkә

„menyebarkan‟ juga memiliki ciri semantis yang sama dan dapat dilihat berdasarkan objeknya. Contoh sebelumnya yaitu contoh (5) , (6) dan (7) verba mәmbagikә

„membagikan‟ sebuah jajanan kepada temannya, itu juga terjadi secara langsung tanpa perantara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada parafrase makna berikut.

mәmbagikә „membagikan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y)

b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama c) (X) ingin (Z) mendapatkan sesuatu (Y)

d) (X) melakukan seperti itu

7. Makna verba mәɳәbaRkә „menyebarkan‟

Verba mәɳәbaRkә „menyebarkan‟,mәɳasikә „memberikan‟, dan mәmbagikә „membagikan‟

juga memiliki ciri semantis yang sama dan dapat dilihat berdasarkan objeknya. Contoh sebelumnya yaitu contoh (5) , (6) dan (7) verba mәɳәbaRkә ‘menyebarkan‟ sesuatu yang disebarkan atau aib tersebut, jelas tidak secara langsung didapatkan atau didengar orang secara langsung. Namun dari mulut ke mulut sehingga seseorang telah mendengarkan berita tersebut. Hal itu juga terjadi melalui perantara yaitu dari mulut ke mulut seseorang yang kemudian kemungkinan sampai ke telinga orang lain tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui parafrase makna berikut.

mәɳәbaRkә „menyebarkan‟

a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada (Y)

b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada proses waktu yang cukup lama

c) (X) ingin (Z) mengetahui sesuatu tentang sesuatu (Y) melalui sesuatu d) (X) melakukan seperti itu

Parafrase makna dari ketiga verba tersebut, cukup memberikan poin perbedaan pada poin (b) dan (c). Terlihat pada verba mәɳasikә „memberikan‟ dan verba mәmbagikә „membagikan‟ memiliki ciri semantis yang sama. Keduanya terlihat sama namun perbedaannya hanya pada verba mәɳasikә „memberikan‟ di poin (c) bisa saja mendapatkan dan mengetahui sesuatu, sementara di poin (b) pada verba mәmbagikә

„membagikan‟ hanya mendapatkan sesuatu saja. Kemudian verba mәɳәbaRkә

„menyebarkan‟ sesuatu yang disebarkan dan tidak secara langsung didapatkan atau diketahui orang. Namun melalui sebuah perantara bisa saja dari mulut ke mulut sehingga seseorang telah mengetahui tentang sesuatu itu. Verba mәɳәbaRkә „menyebarkan‟ ini terlihat jelas pada poin (b) dan (c) yang berbeda dan juga bisa saja melalui proses waktu yang cukup lama apabila diketahui oleh lainnya.

8. Makna verba mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟

Selanjutnya, pada verba mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟, mәɳampekkә

‘menyampaikan‟, dan mәnasehatkә „menasihatkan‟ juga memiliki ciri semantis yang sama terletak pada objeknya yang tidak senyawa sehingga juga berpindah kepemilikan kepada orang lain walaupun tidak terlihat bentuknya namun bermanfaat bagi orang lain.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada contoh klausa berikut.

(8) ayah mәɳajaRkә / mәɳampekkә/ mәnasehatkәsamә kami ɳan ilmu yaɳ diә puήә

„Ayah mengajarkan/menyampaikan/menasihatkan kepada kami dengan ilmu yang dimilikinya‟

(9) yoɳ mәɳajaRkә / mәɳampekkә/ mәnasehatkәsamә muRedήe tentaɳ sәjaRah

„Kakak mengajarkan/menyampaikan/menasihatkan kepada para siswanya tentang sejarah‟

(10) pakcik mәɳajaRkә / mәɳampekkә / mәnasehatkә kәmanten ήan ɳan sәkapuR siReh

„Paman mengajarkan/menyampaikan/menasihatkan pengantin itu dengan sekapur sirih‟

Ketiga contoh di atas merupakan verba yang dapat berterima pada klausa tersebut. Namun ada beberapa perbedaan yang terlihat pada proses penyampaiannya.

Seperti verba mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟ merupakan suatu tindakan yang dilakukan melalui mulut dan organ tubuh lainnya sehingga seseorang mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya seperti pelajaran baru atau ilmu baru yang diajarkan melalui sebuah proses ilmiah. Kemudian pada verba mәɳampekkә ‘menyampaikan‟ hanyalah sebuah tindakan melalui mulut saja dan biasanya agar seseorang mengetahui tentang sesuatu yang baik. Kemudian hal ini berbeda dengan verba mәnasehatkә

„menasihatkan‟, pada verba tersebut melakukan sebuah tindakan berupa ucapan yang senantiasa akan berpengaruh pada seseorang yang lain, dan juga kemudian akan memberikan sesuatu yang lebih baik untuk kedepannya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat

mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama (c) (X) ingin (Z) mengetahui sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya

(d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

9. Makna verba mәɳampekkә‘menyampaikan‟

Selanjutnya, pada verba mәɳampekkә ‘menyampaikan‟, mәɳajaRkә

‘mengajarkan‟, dan mәnasehatkә „menasihatkan‟ juga memiliki ciri semantis yang sama terletak pada objeknya yang tidak senyawa sehingga juga berpindah kepemilikan kepada orang lain. Sebelumnya pada contoh (8), (9) dan (10) verba mәɳampekkә

‘menyampaikan‟ hanyalah sebuah tindakan melalui mulut saja dan biasanya agar seseorang mengetahui tentang sesuatu yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada parafrase makna berikut.

mәɳampekkә‘menyampaikan‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama (c) (X) ingin (Z) mengetahui sesuatu yang lebih baik

(d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

10. Makna verba mәnasehatkә„menasihatkan‟

Selanjutnya, pada verba mәnasehatkә „menasihatkan‟, mәɳampekkә

‘menyampaikan‟, dan mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟ juga memiliki ciri semantis yang sama terletak pada objeknya yang tidak senyawa sehingga juga berpindah kepemilikan kepada orang lain. Sebelumnya pada contoh (8), (9) dan (10) verba mәnasehatkә

„menasihatkan‟ , pada verba tersebut melakukan sebuah tindakan berupa ucapan yang senantiasa akan berpengaruh pada seseorang yang lain, dan juga kemudian akan memberikan sesuatu yang lebih baik untuk kedepannya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat

mәnasehatkә„menasihatkan‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama (c) (X) ingin (Z) mengetahui sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang (d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

Ketiga parafrase makna tersebut memiliki beberapa perbedaan, terlihat pada tiap poin (c), pada verba mәɳajaRkә ‘mengajarkan‟ agar sesuatu tersebut sampai kepada orang lain agar lebih baik dari sebelumnya, kemudian verba mәɳampekkә

‘menyampaikan‟ agar sesuatu yang diberikan oleh seseorang (X) dapat lebih baik dan mendapat pengaruh pada seseorang yang lain (Z). Kemudian verba mәnasehatkә

„menasihatkan‟ dilakukan melalui sebuah sesuatu atau ucapan yang berpengaruh kepada seseorang yang lain untuk di masa yang akan datang.

11. Makna verba mәmbayaRkә „membayarkan‟

Selanjutnya, pada verba mәmbayaRkә „membayarkan‟, mәɳupah „menggaji‟, dan mәmbәli „membeli‟ memiliki ciri semantis yang sama dan juga objek yang tidak senyawa yakni menggunakan uang dalam melakukan tindakan. Namun ada beberapa hal yang dapat dibedakan dalam beberapa konteks. Untuk mengetahui perbedaan ketiga verba tersebut, dapat dilihat pada contoh berikut ini.

(11) abah mәmbayaRkә / mәɳupah/ mәmbәli tanah ήan ɳan duedήә

„Abang membayarkan/menggaji/membeli tanah itu dengan uang nya‟

(12) ayah mәmbayaRkә/ mәɳupah / mәmbәli kәjә samә oRaɳ ήan ɳan dued diә isok pagi

„Ayah membayarkan/menggaji/membeli kerja kepada orang itu dengan uang nya besok pagi‟

(13) әmak mәmbayaRkә/ mәɳupah / mәmbәli sayuR di pәkan ɳan dued sisә bәlanjә sәmalam

„Ibu membayarkan/menggaji/membeli sayur di pasar demgan sisa uang belanja kemarin‟

Contoh klausa pada verba mәmbayaRkә ‟membayarkan‟ dan verba mәmbәli „membeli‟

dapat berterima pada semua klausa di atas. Namun pada verba mәɳupah „menggaji‟ ada sedikit perbedaan. Verba mәɳupah „menggaji‟ lebih dominan kepada pembayaran sebuah jasa yang telah dilakukan oleh seseorang dengan uang. Namun ketiga verba tersebut sama halnya melakukan suatu tindakan dengan uang. Untuk lebih jelasnya akan dirincikan melalui parafrase makna berikut.

mәmbayaRkә „membayarkan‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama (c) (X) ingin (Z) memberikan sesuatu yang setimpal pada (X) sehingga tidak terjadi

sesuatu yang buruk diantara (X) dan (Z) (d) (X) melakukan sesuatu seperti itu 12. Makna verba mәmbәli „membeli‟

Selanjutnya, pada verba mәmbayaRkә „membayarkan‟, mәɳupah „menggaji‟, dan mәmbәli „membeli‟ memiliki ciri semantis yang sama dan juga objek yang tidak senyawa yakni menggunakan uang dalam melakukan tindakan. Namun ada beberapa hal yang dapat dibedakan dalam beberapa konteks. Sebelumnya, pada contoh (11), (12) dan (13) pada verba mәmbayaRkә „membayarkan‟ dan verba mәmbәli „membeli‟ dapat berterima pada contoh klausa tersebut. Namun pada verba mәɳupah „menggaji‟ ada sedikit perbedaan. Verba mәɳupah „menggaji‟ lebih dominan kepada pembayaran sebuah jasa yang telah dilakukan oleh seseorang dengan uang. Namun ketiga verba tersebut sama halnya melakukan suatu tindakan dengan uang.

mәmbәli „membeli‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama

(c) (X) ingin mendapatkan sesuatu dari (Z) sehingga tidak terjadi sesuatu yang buruk diantara (X) dan (Z)

(d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

13. Makna verba mәɳupah„menggaji‟

Selanjutnya, pada verba mәɳupah „menggaji‟, mәmbayaRkә „membayarkan‟, dan mәmbәli

„membeli‟ memiliki ciri semantis yang sama dan juga objek yang tidak senyawa yakni menggunakan uang dalam melakukan tindakan. Namun ada beberapa hal yang dapat dibedakan dalam beberapa konteks. Sebelumnya, pada contoh (11), (12) dan pada verba mәmbayaRkә

„membayarkan‟ dan verba mәmbәli „membeli‟ dapat berterima pada contoh klausa tersebut.

Namun pada verba mәɳupah „menggaji‟ ada sedikit perbedaan. Verba mәɳupah „menggaji‟ lebih dominan kepada pembayaran sebuah jasa yang telah dilakukan oleh seseorang dengan uang.

Namun ketiga verba tersebut sama halnya melakukan suatu tindakan dengan uang. Untuk lebih jelasnya akan dirincikan melalui parafrase makna berikut.

mәɳupah „menggaji‟

(a) Pada waktu itu, seseorang (X) melakukan sesuatu pada sesuatu (Y)

(b) Karena itu, (Y) berpindah pada seseorang yang lain (Z) pada waktu yang sama

(c) (X) ingin (Z) mendapatkan sesuatu yang lebih baik karena jasa yang telah dilakukan oleh (Z)

(d) (X) melakukan sesuatu seperti itu

Ketiga parafrase tersebut, terlihat perbedaan pada tiap-tiap poin (c).

Namun,ketiga verba tersebut sama-sama melakukan sebuah tindakan yang dilakukan dengan uang untuk sama-sama mendapatkan sesuatu antara satu dengan yang lainnya.

Verba mәmbayaRkә „membayarkan‟ merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu dari seseorang yang lain, sehingga tidak terjadi sesuatu yang buruk diantara keduanya. Kemudian verba mәmbәli „membeli‟ merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Kemudian verba mәɳupah „menggaji‟ terlihat berbeda pada poin (c) karena membutuhkan sesuatu

mendapatkan jasa dari seseorang yang lain tersebut. Oleh karena itu, keduanya sama- sama tidak merasa dirugikan dan memperoleh keadaan yang timbal balik. Berikut beberapa verba yang kemungkinan tidak ada persamaan ataupun berbeda entitasnya apabila diletakkan pada suatu konteks.

14. Makna verba mәήәRahkә ‘menyerahkan‟

Selanjutnya, verba mәήәRahkә ‘menyerahkan‟, mәήankә „menyediakan‟, dan mәήumbaɳkә ‘menyumbangkan‟ memiliki kesamaan objek yang dapat berterima pada konteks yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh klausa berikut.

(14) Siti mәήәRahkә / mәήankә / mәήumbaɳkә lapoRan ήan tenan pәtaɳ samә pakcik

„Siti menyerahkan/menyediakan/menyumbangkan laporan itu sore tadi kepada paman‟

(15) yoɳ dan ucu mәήәRahkә / mәήankә / mәήumbaɳkә minumane samә tәtamu ήan

„Kakak dan adik menyerahkan/menyediakan/menyumbangkan minuman kepada tamu itu‟

(16) Uwak mәήәRahkә / mәήankә / mәήumbaɳkә makanan samә oRaɳ tuә ήan

„Paman menyerahkan/menyediakan/menyumbangkan makanan kepada fakir miskin itu‟

Contoh di atas menjelaskan bahwa verba mәήәRahkә ‘menyerahkan‟ dan verba mәήankә „menyediakan‟ dapat berterima pada ketiga contoh klausa tersebut. Namun pada verba mәήumbaɳkә „menyumbangkan‟ memiliki perbedaan. Contoh (16) di atas memberikan penjelasan bahwa seseorang atau paman tersebut berpikir bahwa seseorang yang lain atau fakir miskin itu membutuhkan sesuatu atau makanan tersebut.

Hal ini membuat paman melakukan sebuah tindakan dengan cara menyumbangkan makanan, yang kemudian makanan itu berpindah kepemilikan kepada seseorang yang lain atau fakir miskin tersebut. Selain itu, keduanya merasakan sesuatu

Hal ini membuat paman melakukan sebuah tindakan dengan cara menyumbangkan makanan, yang kemudian makanan itu berpindah kepemilikan kepada seseorang yang lain atau fakir miskin tersebut. Selain itu, keduanya merasakan sesuatu

Dokumen terkait