• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

PERUSAHAAN ALAS KAKI YANG BERAGLOMERASI DI DESA MEKARJAYA

5.1 Analisis Faktor yang Menentukan Tingkat Daya Saing Industri Alas Kaki di Desa Mekarjaya dengan Model Diamond Porter Kaki di Desa Mekarjaya dengan Model Diamond Porter

5.1.1 Keragaan Faktor yang Menentukan Tingkat Daya Saing

BAB V

ANALISIS FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT DAYA SAING INDUSTRI ALAS KAKI DAN KELIMPAHAN INFORMASI DALAM

PERUSAHAAN ALAS KAKI YANG BERAGLOMERASI DI DESA MEKARJAYA

5.1 Analisis Faktor yang Menentukan Tingkat Daya Saing Industri Alas Kaki di Desa Mekarjaya dengan Model Diamond Porter

Dalam subbab ini dibahas analisis deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing UMKM industri alas kaki di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas. Menurut Michael E Porter dalam bukunya yang berjudul

Competitive Advantage of Nations terdapat empat faktor utama yang menentukan keunggulan bersaing industri, yaitu kondisi faktor (factor condition), kondisi permintaan (demand condition), industri terkait dan industri pendukung (related and supporting industry), dan struktur, persaingan dan strategi industri (firm strategy, structure, and rivalry). Selain keempat faktor tersebut terdapat dua faktor yang mempengaruhi interaksi antara keempat faktor tersebut yaitu faktor kesempatan (chance event) dan faktor pemerintah (government).

5.1.1 Keragaan Faktor yang Menentukan Tingkat Daya Saing

5.1.1.1 Kondisi Faktor Sumberdaya

Kondisi faktor sumberdaya yang berpengaruh terhadap daya saing industri alas kaki di Desa Mekarjaya adalah sumberdaya input, sumberdaya manusia, teknologi dan infrastruktur. Keempat kondisi faktor sumberdaya tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 5.1 Data Responden UMKM Perusahaan Alas Kaki di Desa Mekarjaya Menurut Kondisi Faktor Sumberdaya

Kondisi Respon Orang

Ketersediaan Input Selalu Tersedia 27 Tidak Selalu Tersedia 8 Sumberdaya Tenagakerja Disekitar

Usaha

Memperoleh 27

Tidak Memperoleh 8 Kepemilikan Teknologi Mesin Jahit Milik Sendiri 20

Menyewa 15

Infrastruktur yang Memadai Memadai 18 Tidak Memadai 17

52 Data pada Tabel 5.1 menunjukan perlimpahan input baik yang ada di Desa Mekarjaya maupun disekitar desa. Perusahaan masih relaif memperoleh dengan mudah input yang digunakan. Biaya transportasi oleh responden dirasa rendah sehingga tidak membebani biaya produksi yang ada.

Kelimpahan sumberdaya tenagakerja yang terampil dirasakan oleh responden, sebanyak 27 responden memperoleh tenagakerja yang berada disekitar tempat usaha sehingga dapat menurunkan biaya transportasi tenagakerja dan biaya pelatihan kembali. Saat musim tiba, tenagakerja bisa melakukan lembur untuk mengejar target produksi yang diminta oleh konsumen.

Teknologi yang dinilai dalam penelitian hanya mesin jahit dimana hampir setiap usaha alas kaki memilikiya. Sebanyak 20 unit usaha yang memiliki teknologi mesin jahit sudah milik sendiri bahkan sejak lama jika rusak maka mesin akan diservis atau diganti dengan yang baru. Sebanyak 15 responden sisanya, mesin jahit yang mereka gunakan bisa didapatkan dari sewa mesin jahit atau membeli yang bekas dengan kualitas seadanya. Mesin ini dipakan oleh unit usaha saat produksi melimpah saat musim ramai. Saat musim sepi, maka mesin jahit ini akan kembali kepemiliknya sebagai habis masa sewa atau dijual kembali.

Infrastruktur menurut sebagian responden sudah mencukupi dalam bentuk jalan dari tempat usaha, infrastruktur yang baik di Desa Mekarjaya tidak menyulitkan arus barang baik barang input maupun barang produksi.

5.1.1.2 Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan sudah sepatutnya diperhitungkan karena faktor pemasaran alas kaki masih lemah pada perusahaan ini baik di Desa Mekarjaya maupun desa lainnya di Kecamatan Ciomas.

Tabel 5.2 Data Responden UMKM Perusahaan Alas Kaki di Desa Mekarjaya Menurut Kondisi Faktor Permintaan

Kondisi Respon Orang

Loyalitas Konsumen per Lama Usaha Diatas 49 Persen 15 Dibawah 49 Persen 20

Dampak Musiman Terkena 20

Tidak Terkena 15

Promosi Produk Promosi 26

53 Dapat dilihat dari data Tabel 5.2, sebanyak 15 responden memiliki konsumen/grosir yang loyal atas produknya. Harga produk yang dipesan ditentukan oleh konsumen sehingga perusahaan hanya perlu menyesuaikan harga jual dengan biaya produksinya untuk menghasilkan keuntungan. Kasus pemesanan produk alas kaki, unit usaha masih menjadi price taker dalam industri.

Faktor musiman sangat berpengaruh dalam produktifitas usaha alas kaki, sebanyak 20 responden terkena dampak musiman. Disaat musim tiba yaitu tiga bulan menjelang lebaran tiba dan dua bulan menjelang tahun baru permintaan meningkat sehingga para perusahaan akan memulai memproduksi dan meningkatkan produktifitasnya. Setelah musim ramai berlalu, maka 20 responden ini akan memilih menutup usahanya atau menghentikan produktifitasnya untuk waktu yang tidak ditentukan sampai ada konsumen/grosir yang memesan produk mereka kembali. Promosi yang dilakukan oleh unit usaha alas kaki lakukan baik dalam bentuk lisan atau membawa sampel produk kepada konsumen/grosir, belum banyak yang memanfaat media cetak maupun elektronik.

5.1.1.3 Faktor Industri Pendukung dan Terkait

Data pada Tabel 5.3 menunjukan perlimpahan input baik yang ada di Desa Mekarjaya maupun disekitar desa. Perusahaan masih relaif memperoleh dengan mudah input yang digunakan dengan biaya transportasi dirasa rendah oleh responden sehingga tidak membebani biaya produksi yang ada.

Tabel 5.3 Data Responden UMKM Perusahaan Alas Kaki di Desa Mekarjaya Menurut Kondisi Industri Pendukung dan Terkait

Kondisi Respon Orang

Industri Bahan Baku Selalu Tersedia 27 Tidak Selalu Tersedia 8 Industri Keuangan Merasakan Manfaat 6 Tidak Merasakan Manfaat 29

Panguyuban Merasakan Manfaat 4

Tidak Merasakan Manfaat 31

Data hasil wawancara yang diperoleh. Industri yang mendukung kinerja perusahaan alas kaki di Desa Mekarjaya belum berpengaruh secara signifikan. Pertama industri keuangan yang masih sedikit memberikan pinjaman dana produksi kepada para pengusaha. Alasan-alasan klasik para pengusaha belum

54 memperoleh pinjaman yaitu tidak tahu cara meminjam, takut akan bunga yang dibebankan dan tidak memiliki jaminan untuk dana yang dipinjam. Untuk menutupi kekurangan ini, maka para pengusaha melakukan pembentukan aglomerasi untuk menciptakan penghematan baik secara skala ekonomi maupun cakupan porduksi demi meningkatkan daya saingnya.

Faktor selanjutnya yaitu asosiasi atau panguyuban belum mempengaruhi. Asosiasi atau panguyuban terjadi masalah dimana kurangnya sumber daya manusia yang jujur dan berkompenten dalam mengelola panguyuban, akibatnya panguyuban hanya perkumpulan saja dengan manajemen keuangan yang buruk. Dampaknya dari kekurangan sumberdaya manusia ini adalah kurang kepercayaan para pengusaha alas kaki kepada panguyuban dalam menggabungkan industri alas kaki di Desa Mekarjaya ini. Panguyuban juga belum sanggup memastikan pasar produk alas kaki di Kecamatan Ciomas pada umumnya, dikarenakan banyaknya jumlah usaha alas kaki yang ada di Kecamatan Ciomas. Permasalahan pemasaran produk, Para pengusaha hanya bergantung kepada order grosir tidak kepada panguyuban yang ada. Kesimpulan yang ada dari masalah ini, panguyuban alas kaki yang ada di Kecamatan Ciomas pada umumnya tidak sanggup bertahan lama.

5.1.1.4 Faktor Strategi Perusahaan dan Pesaing

Faktor strategi perusahaan dan pesaing tidak berpengaruh besar dalam daya saing. Perusahaan UMKM belum secara mandiri memiliki strategi atau manajemen perusahaan dengan baik dikarenakan sebuah perusahaan dengan skala yang kecil dan produksi yang belum optimal. Manajemen pencatatan hanya untuk upah tenagakerja, pencatatan keuangan baik input, produksi dan sebagainya tidak dicatat sehingga manajemen perusahaan yang menjadi responden cenderung buruk.

Strategi dan manajemen perusahaan belum dikelola secara baik. Kontinuitas ketersediaan produk sangat dipengaruhi oleh jumlah tenagakerja dan produktifitasnya. Ketersediaan bahan baku relatif selalu ada, dikarenakan banyaknya toko yang menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. Kualitas internal masing-masing responden yang cukup baik, tidak menjadi umpan yang baik kepada para tenagakerja untuk bekerja tetap diunit usaha alas kaki tersebut.

55 Persaingan tidak begitu nyata disebabkan harga input terutama tenagakerja yang sudah relatif sama menyebabkan antar prdusen tidak bisa sembarangan melakukan perang harga sebagai strategi persaingannya. Persaingan yang tidak begitu nyata menyebabkan antar perusahaan alas kaki di Desa Mekarjaya memiliki persaingan sehat. Unit usaha alas kaki yang masih berbentuk mikro atau kecil rata-rata adalah anak usaha yang menerima orderan dari perusahaan alas kaki yang berukuran menengah ataupun besar yang berada di Kecamatan Ciomas.

5.1.1.5 Peran Pemerintah

Peran pemerintah untuk mendukung pengembangan industri alas kaki sangat diharapkan oleh pengusaha-pengusaha alas kaki. Selama ini industri alas kaki berkembang dengan minim dukungan dari pemerintah. Peran pemerintah yang responden rasakan hanya pendataan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah unit usaha yang sedang berjalan di Desa Mekarjaya. Penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Mekarjaya pernah dirasakan oleh segelintir responden dan itupun beberapa tahun yang lalu.

Peran pemerintah yang diharapkan oleh para responden antara lain penyuluhan manajemen perusahan, pemberian modal usaha yang rendah suku bunga dan sebagai rantai pemasaran kepada konsumen. Peran-peran ini menurut para responden dapat dilakukan pemerintah salah satunya dengan cara koperasi sendal dan sepatu yang memiliki sumberdaya manusia yang kondusif.

5.1.1.6 Peran Kesempatan

Promosi yang dilakukan oleh responden belum menyentuh konsumen yang potensial baik dalam konsumen perantara/grosir maupun konsumen langsung. Kemajuan teknologi yang sangat cepat seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk meningkatkan promosinya. Promosi dengan membawa contoh kegrosir dibandingkan melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik dan media internet seharusnya melalui media memberikan kesempatan yang sangat besar kepada para perusahaan alas kaki untuk melebarkan sayapnya.

Penyediaan input yang digunakan oleh perusahaan alas kaki ini memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk meningkatkan daya saingnya. Peningkatan daya saing ini melalui penekanan terhadap pembelian input bahan

56 baku yang digunakan. Toko yang menyediakan bahan baku baik di Desa Mekarjaya maupun sekitarnya membuat para pengusaha dapat berkesempatan untuk memilih bahan baku dengan harga yang murah sehingga menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing usahanya.

Era perdagangan bebas sedang berjalan diseluruh dunia membawa konsekuensi bagi semakin keatnya persaingan global, termasuk industri alas kaki. Dengan adanya era perdagangan bebas, diharapkan akan dikuranginya atau dihapuskannya berbagai kebijakan tarif dan non tarif yang menghambat ekspor alas kaki kemudian meningkatkan ekspor alas kaki Indonesia terutama di Desa Mekarjaya. Kesempatan-kesempatan ini diharapkan akan mendorong percepatan pertumbuhan industri alas kaki di Indonesia pada Umumnya dan di Desa Mekarjaya pada khususnya.

5.1.2 Analisis Berdasarkan Kelemahan dan Kekuatan dari Faktor

Dokumen terkait