TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tinjauan Hasil Studi Sebelumnya
industri dan pemerintah. Selain itu terjadinya peningkatan permintaan produk serta kondisi politik yang stabil juga merupakan kesempatan yang dapat diambil oleh para pelaku usaha. Peran kesempatan merupakan suatu hal yang bersifat kecelakaan (accidental), sehingga dalam kenyataan peran kesempatan bisa terjadi atau tidak terjadi. Dalam hal ini peran kesempatan bisa menguntungkan atau merugikan para pelaku usaha.
Menurut Michael Porter (2000) dalam BI (2009) Klaster adalah kelompok perusahaan yang saling berhubungan, berdekatan secara geografis dengan institusiinstitusi yang terkait dalam suatu bidang khusus karena kebersamaan dan saling melengkapi. Faktor-faktor pembentuk klaster disebut sebagai Diamond Model, yang terdiri dari faktor input, kondisi permintaan, industri pendukung dan terkait, strategi perusahaan dan pesaing.
2.2 Tinjauan Hasil Studi Sebelumnya
Pada kenyataan yang terjadi sekarang ini, industri sepatu Ciomas kurang berkembang karena beberapa kendala antara lain faktor pemasaran dan permodalan. Amor (2004) menyatakan bahwa permodalan yang ada pada sebagai besar Industri Kecil (IK) sepatu ciomas berasal dari pengumpul atau gosir. Pemberi order dalam hal ini adalah grosir yang menetapkan jumlah dan model pesanan, harga jual sekaligus menyediakan modal yang diperlukan IK tersebut. Pemasaran yang terjadi selama ini dimana produk sepatu Dikumpulkan untuk dijual kembali ke para pengumpul di pasar-pasar lokal di Bogor. Namun ada juga beberapa IK sepatu yang tidak meminjam atau menerima order dari grosir, berusaha dengan modal sendiri serta memasarkan sendiri produk sepatu ke toko-toko.
Dalam penelitian Agung Wibowo (2009) menyatakan bahwa ada beberapa kekuatan serta kelemahaan dalam kinerja dan strategi pengembangan usaha kerajinan alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di CV Anugrah Jaya, Desa Sukamakmur. Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja yang berpengalaman sehingga menghasilkan alas kaki yang berkualitas. Harga yang diberikan terjangkau dan dekatnya pemasok dan pasar dari perusahaan. Kelemahan yang dimiliki ialah kurangnya manajerial dalam perusahaan sehingga produk kurang dikenal pasar, pesaing dari perusahaan lain, kekuatan tawar grosir input sehingga
25 tidak bisa menekan biaya produksi dan faktor-faktor eksternal diluar kendali
Dalam penelitian Dhina Ermayani (2009) menyatakan bahwa ada beberapa kekuatan serta kelemahaan dalam pengembangan klaster UMKM alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Kecamatan Ciomas. Kekuatan yang dimiliki yaitu faktor input tenagakerja yang berpengalaman, harga produk yang terjangkau dan memiliki hubungan baik dengan pemasok bahan baku, distributor serta toko besar. Kelemahan yang dimiliki oleh industri kerajinan alas kaki ini ialah kekurangan modal untuk melakukan produksi, kurangnya manajerial dalam perusahaan sehingga produk kurang dikenal pasar dan kurangnya hubungan dengan badan pendukung produksi seperti badan keuangan serta badan pemerintahan.
Dan hasil penelitian Widyastutik, et al (2010). Menyatakan bahwa ada beberapa faktor utama penciri utama keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan UMKM alas kaki di Kota Bogor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor input (Input Condition), faktor permintaan (Demand Condition), industri pendukung yang terkait (Related and Supporting Industries), serta startegi perusahan dan pesaing (Content Firm and Stategy) dan modal sosial (Sosial Capital). Dari hasil penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap klaster industri alas kaki adalah sumber daya sosial dan kondisi permintaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah apakah faktor-faktor pengembangan klaster industri alas kaki yang berdaya saing dikembangkan oleh Widyastutik, et al itu berlaku dalam industri alas kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas. Desa Mekarjaya merupakan tiga besar desa yang memiliki banyak industri alas kaki di Kecamatan Ciomas dan memiliki industri yang sudah relatif lama dalam memproduksi alas kaki ini. Analisis deskriprif kualitatis untuk mengkaji karakteristik perusahaan alas kaki yang beraglomerasi di Desa Mekarjaya, kemudian dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan tingkat daya saing industri alas kaki digunakan analisis deskiptif menggunakan Diamond Porter. Analisis Regresi logit digunakan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kelimpahan informasi dengan variabel dependen kelimpahan informasi sebagai salah satu yang melandasi aglomerasi perusahaan alas kaki. Penelitian-penelitian terdahulu telah dirangkum dalam Tabel 2.1.
26 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu :
No Nama Peneliti Tahun Lingkup Wilayah Penelitian Metode Hasil 1 Agung Wibowo 2009 CV Anugrah Jaya, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas Analisis Deskriptif, Analisis Pendapatan Usaha, Analisis ROI, Analisis Rasio R/C dan Analisis SWOT
Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja, harga yang terjangkau dan jarak yang dekat. Kelemahan yang dimiliki ialah kurangnya manajerial, pesaing, kekuatan tawar grosir dan faktor-faktor eksternal diluar kendali perusahaan. 2 Dhina Ermayani 2009 UMKM Alas Kaki di Kabupaten Bogor studi kasus di Kecamatan Ciomas. Analisis Deskriptif, Analisis Matriks IFE, EFE, SWOT, QSP.
Kekuatan yang dimiliki yaitu tenagakerja, harga yang terjangkau dan hubungan dengan industri terkait. Kelemahan yang dimiliki ialah sulitnya modal, kurangnya manajerial, kurangnya hubungan dengan badan terkait produksi 3 Widyastutik, Heti Mulyati dan Eka Intan K. Putri 2010 UMKM Alas Kaki di Kota Bogor studi kasus tiga kecamatan. Analisis Deskriptif, Analisis Peubah Ganda, Analisis Komponen Utama
faktor input (Input
Condition), faktor
permintaan (Demand Condition), industri pendukung yang terkait (Related and Supporting Industries), serta startegi perusahan dan pesaing
(Content Firm and
Stategy), dan sumber daya sosial (Sosial Capital). Dari hasil penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap klaster industri alas kaki adalah sumber daya sosial dan kondisi permintaan.
27 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dari data sekunder penelitian, industri UMKM memiliki potensi memberikan kontribusi PDB Indonesia kemudian UMKM yang memberikan kontribusi ke tiga dalam PDB indonesia adalah adalah industri pengolahan. Kabupaten bogor memiliki banyak industri pengolahan salah satu industri pengolahan yang potensial di Kabupaten Bogor adalah industri alas kaki. industri alas kaki tersebar di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor dengan salah satu Kecamatan Ciomas dengan Desa Mekarjaya sebagai sentra alas kaki.
Berdasarkan studi terdahulu, upaya pengembangan UMKM alas kaki di Kabupaten Bogor menghadapi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan faktor internal seperti modal dan sumberdaya manusia, dan faktor eksternal seperti iklim usaha yang belum kondusif. Masalah ini mengakibatkan belum optimalnya daya saing industri alas kaki didesa Mekarjaya tersebut.
Kesulitan dalam pencarian modal baik dalam bentuk kredit maupun bentuk modal usaha lainnya diperlukan strategi untuk menyelesaikannya. Menurut studi sebelumnya, biasanya modal ini didapatkan dari para pengecer/grosir yang memesan alas kaki maupun dari keluarga dan lembaga non keuangan lainnya.
Kemudian strategi selanjutnya adalah perusahaan alas kaki menciptakan aglomerasi pada suatu tempat kasus di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciomas yang telah dulu eksis di Kota Bogor, aglomerasi disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Marshall, ada tiga sebab terbentuknya aglomerasi yaitu kemudahan mendapatkan informasi, input lokal tidak diperdagangkan dan tenagakerja terampil. Dalam penelitian ini kelimpahan informasi sebagai faktor yang diteliti dimana dengan informasi dapat memengaruhi kebijakan perusahaan.
Analisis yang mengkaji keragaan unit usaha alas kaki di Desa Mekarjaya menggunakan analisis deskriptif kualitatif dalam melihat keragaan dan karakteristik masing-masing perusahaan alas kaki yang beraglomerasi. Karakteristik digambarkan dari lama usaha, pindidikan terakhir responden, tenaga kerja yang digunakan, input dan omset yang diperoleh.
Analisis selanjutnya untuk mengklarifikasi faktor yang memengaruhi kelimpahan informasi dalam perusahaan yang aglomerasi di Desa Mekarjaya menggunakan anlisis kuantitatif, Analisis kuantitatif menggunakan regresi logit
28 untuk menguji signifikansi antar variabel dimana variabel dependennya adalah kelimpahan informasi dalam aglomerasi perusahaan yang ada di Desa Mekarjaya. Setelah mengetahui variabel yang signifikan dalam mempengaruhi, direkomendasikan peningkatkan aglomerasi tersebut untuk memecahkan perolehan modal dengan cara meningkatkan penghematan industri alas kaki baik skala maupun cakupan.
Analisis yang memenentukan tingkat daya saing menggunakan metode
diamond porter dengan memperhitungkan kekuatan daya saing dari industri alas kaki. Metode diamond porter menunjukan bahwa ada beberapa faktor kekuatan daya saing di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas. yaitu faktor input, faktor permintaan, faktor industri terkait, faktor strategi perusahaan struktur dan persaingan, Analisis tingkat daya saing menggunakan analisis deskriptif dalam melihat masing-masing faktor daya saing tersebut. Untuk jelasnya kerangka pemikiran diilustrasikan ke dalam Gambar 2.4
Gambar 2.4 Kerangka Penelitian
Banyak UMKM industri di Kabupaten Bogor berkumpul dan berpotensi dikembangkan salahsatunya alas kaki
Aglomerasi Industri Alas Kaki
Daya Saing Industri Alas Kaki
Analisis Deskriptif Daya Saing Diamond Porter
Rekomendasi Memaksimalkan Faktor Aglomerasi yang berdayasaing
Pembahasan dan Kesimpulan Terjadi masalah internal dan
eksternal dan permasalahan
Aglomerasi Perusahaan Alas
Analisis Regresi Logit Kelimpahan Informasi Karakteristik Usaha
Alas Kaki
Analisis Deskriptif Kualitatif
29