• Tidak ada hasil yang ditemukan

Imam/Khadi (Imam Desa)

A. PENDAHULUAN 1. Lamr Belakang

5. Kerangk& Pemikiran

Setiap-masyarakat

(suku

bangsa), memiliki seperangkat aturan

yang meng;1tur pola kehidupamya sehari-hari atau yang lazim dikenal

sebagai kebudayaan. Kebudayaan dapat dipisahk.an dalam tiga wujud

yakni pengetahuan buda

(ide, gagasarr), tingkah laku (aktifttas)

dm

budaya materi atau

flsik.

1 Ketiga wujud kebudayaan

itu

pada dasarnya

saling berlcaitan dan meruplkan perwujudan

dari

cipta karsa mamsia

sebagai rnahkluk budaya yang diwarisi

dari

generasi sebelunmya Salah

satu dari wtUUd kerudayaan

itu

yakni wujud tingkah laku (aktifrtas),

tercermin

dati

penyelenggaraan berbagai kes�an tradisional oleh setiap

masyarakat, sesuai ,dengan kebiasaan yang telah berlaku turun temunm.

11

J(oentjaraningrat,

1981. Pengantar Omu Antropologi.

Jakarta: Jambatan

hal. 187.

Meskipun kesenian tradisional memiliki fungsi sosial yang penting, serta ditambah lagi dengan munculnya arus modemisasi yang mempengaruhi perkemhmgan kesenian tradisional tersebut, namun di Indone;ia belumlah cukup berkembang suatu kajian mendalam tentang kesenian itu sendiri. Bahkan perkemhmgan kajian atau analisis fenomena kesenian dan seni di Indonesia masih cukup memprihatinkan.

Menurut Ahimsa Putra hal ini disebabkan masih kurangnya

wacana teoritis ataupun konseptual dalam kajian-kajian tersebut. Hal ini sejalan pula dengan apa yang dikemukakan Umar Kayam. Umar Menurut Kayam meskipun telah banyak dilakukan penelitian mengenai bentuk seni tradisional, termasuk pertunjukan rakyat, persoalan dampak perkembangan masyarakat dan teknologi terhadap seni tradisional dan

respon pihak seniman tradisional terhadap perkembangan itu tidak pernah tersentuh.12

Kesenian tradisiooal atau kesenian rakyat, dalam suatu masyarakat tidaklah dapat dilepaskan dari berbagai aspek sosial dari masyarakat pendukung tradisi tersebut. Secara garis besar ada dua segi yang membuat kesenian tradisional itu menjooi penting yakni; pertama, segi daya jangkau penyebaran sosialnya pertunjukan rakyat mempunyai jangkauan yang meliputi seluruh lapisan masyarakat, sedangkan dari segi fungsi sosialnya, daya tarik pertunjukan rakyat terletak Jnda kemampuannya sebagai pembangun dan pemelihara solidaritas

kelompok.13

Dari perkembangan kajian yang ada, tamJnknya wilayah kajian dan penelitian untuk menganalisis perkembangan dan fenomena kesenian rakyat masih terbuka Iebar. Secara antropologis, kajian atau telaah tentang kesenian dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu telaah yang berciri tekstual dan kedua berciri kootekstual.

6. Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan analisis teks. Teknik penelitian yang digunakan adalah beberapa teknik yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif yakni studi kepustakaan, wawancara dan observasi di lapangan. Selain itu juga dengan telmik analisis teks I syair.

12 Ibid, hal 8-9.

13 Noni Sukmawati, 2006. Ratapan Perempuan Minangkabau dalam Per tunjukan Bagurau: Gambaran Perubahan Sosial Minangkabau. Padang: Andalas University Press. hal. 8.

a. Studi kepustakaan

Langkah ini dilakuk:an untuk mendapatkan data dari sumber­ sumber tertulis ataupun tercetak berupa buku, majalah, koran, internet, makalah dan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Sumber-sumber tersebut tentu saja yang berkaitan dengan

permasalahan Studi kepustakaan ini pada prinsipnya berupa kegiatan

membaca dan memahami maknanya. S tudi kepustakaan tru

dimaksudkan agar bisa dijadikan landasan tn1tuk pembahasan masalah. b. Wawancara

Selama melakukan penelitian ini, penulis banyak melakukan wawancara dalam rangka pengumpulan data. Informasi yang diharapkan meliputi sejumlah pengetahuan inforrnan yang beri:mbungan dengan masalah penelitian. Apapun pengetahuan informan diungkapkan dalam bentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan dan motivasi lain yang sehubtn1gan dengan permasalahan yang dihadapi. Wawancara dilakukan terhadap beberapa orang informan yang bmy ak mengetahui tentang seni rejung, seperti tokoh masyarakat, tokoh adat, seniman dan pelaku seni rejung itu sendiri.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan langslnlg kepada objek yang ditelit� sedangkan penelitian lapangan adalah usaha untuk mengumpulkan data dan informasi secara intensif yang disertai analisis dan pengkajian dari semua yang telah dikumpulkan. Observasi ini juga dapat dilakuk:an dengan mengadakan pengamatan langstn1g tentang keadaan yang tampak dalam lokasi, baik itu menyangkut geografis

- wifayah,--ke� masyarakat pendukung, aktifitas kesenian, serta yang

paling pokok adalah mengamati langsung objek yang akan diteliti, yang

dilakukan pada saat pementasan maupun di luar pementasan, sehingga mendapatkan data yang relevan.

c. Analisis teks/syair

Analisis teks atau syair ini dilakukan dengan melakukan transkripsi terhadap teks dan syair rejung, kemudian dilakukan suatu analisis dari teks dan syair tersebut, sehingga didapatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian tradisional rejung tersebut

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di sebelah barat Bukit Barisan. Luas wilayah administrasinya mencapai kurang lebih 1.185,7 kilometer persegi. Terletak pada 4 derajat 10 menit- 4 derajat 32 menit Lintang Selatan dan 102 derajat 48 menit - 103 derajat 16 menit Bujur Timur. Batas-Batas wilayah administrasi Bengkulu Selatan adalah;

Sebelah utara be:rbatasan dengan Kabupaten Selurna. Sebelah timur be:rbatasan dengan Propinsi Surnatera Selatan - Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kaur

- Sebelah barat be:rbatasan dengan Lautan Hindia

Gambar1

Peta Kabupaten Bengkulu Selatan (wama kuning). Sumber: BPS Kabupaten Bengkulu Selatan 2007

Berdasatkan topografi, Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur yaitu, jalur pertama, 0 - 100 meter di atas perrnukaan laut dan terldasifikasi sebagai daerah low land luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 - 1000 meter di atas perrnukaan laut dan terldasifikasi sebagai daerah bukit range luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak di sebelah utara - timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen

Bengkulu Selatan mempunyai iklim tropis dengan curah hujan berlcisar 2.25 3 s/d 5.946 mrn dengan kelembaban udara terendah 18°C dan tertinggi 36°C dan te:rbagi pada dalam dua musim yaitu musim kemarau yang berlcisar sekitar bulan Januari- Juli dan musim h�an

sekitar bulan Agusutus- Desember, dengan ketinggian 0 s/d 100 meter di atas pennukaan laut.

Jenis tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari : Tanah Alluvial 1,01 persen, Regosol 2,87 persen, Asosiasi Pedsolik Merah­ Kuning-l..atosol 53,66 persen, l..atosol 24,10 persen, Asosiasi Pedsolik­ Coklat-Podsol-Litosol 18,36 persen.

Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dalam 11 kecamatan yaitu; Kecamatan Pasar Marma, Kecamatan Kota Manna, Kecamatan Manna, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Bunga Mas, Kecamatan Kedurang llir, Kecamatan Kedurang Ulu, Kecamatan Pino Masat, Kecamatan Ulu Manna

dan K

ecamatan Pino Raya

b.

Kependudukan

Berdasrukan basil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah pemuduk Kabupaten Bengkulu Selatan sementara adalah 142.722 jiwa terdiri

dari

71.896 laki-laki

dan

70.826 perempuan. Dari basil Sensus Pemuduk 2010 tersebut masib tamplk bahwa penyebaran pemuduk

Karupaten Bengkulu Selatan masih bertmnpu pada kecamatan Kota

Manna yakni sebesar 18,87 persen, kemudian diikuti oleb kecamatan Pino Raya sebesar 12,79 persen, kecamatan Pasar Manna sebesar 12, 25 persen, kecamatan Seginim 10,46 per sen, kecamatan Manna 9, 16 persen dan kecamatan lainnya dibawah 8 persen 14•

Kecamatan U1u

Manna,

Kecamatan Kedurang llir dan

Kecamatan Bunga Mas adalah tiga kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing betjumlah 7. 217 jiwa, 7.205 jiwa dan 5.806 jiwa. Kecamatan Pasar Manna adalah yang tetpadat yaitu 2.792 jiwa perkilometer persegi, lalu Kecamatan Kota Manna yaitu 902 jiwa per kilometer persegi dan Kecamatan Manna yaitu 358 jiwa per kilometer persegi. Dengan luas wilayah sekitar 1.186,10 kilometer persegi, Kabupaten Bengkulu Selatan yang didiami oleb 142.722 jiwa, rata-rata tingkat kepadatan pemuduk di Kabupaten Bengkulu Selatan adalab sebanyak 1 20 Orang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan, komposisi jurnlah penduduk Kabu�ten Bengkulu Selatan berdasarkan suku bangsa yang berdomisili disana adalah Serawai (76,87 %), Pasemah (13,39 %), Jawa ( 2,89 %), Minangkabau (2,21 %), Melayu: (1,06 %), Sunda (0,95 %), Batak (0,73 %),

dan

lainnya (1,89 %).

14 Badan Pusat Statistik, 2010, ''Hasil

Sensus Penduduk

2010

Kabupaten

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan pertahm selarna sepuluh tahm terakhir yakni 2000-2010 sebesar 1,48 persen. Kecamatan Kota Manna adalah yang tertinggi dibandingkan dengan laju pertmnbuhan penduduk kecamatan lainnya di Kabupaten Bengkulu Selatan yakni sebesar 2,85 persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah di Kecamatan Kedurang, yakni sebesar

0,34 persen. Kecamatan lainnya yang cukup tinggi laju pertumbuhan •·

penduduknya selama 10 tahun terakhir adalah Kedurang Ilir sebesar

2,15 persen.

c. La t ar Belakang Sosial Budaya Sejarah Kabupaten Bengkulu Selatan15

Kabupaten Bengkulu Se1atan berdiri berdasarlcan Keputusan

Gubermrr Militer Daerah Militer Istimewa Sumatera Selatan pada

tanggal 8 Maret 1949 Nomor GB/ 27/ 1949, tentang pengangkatan

Baksir sebagai Bupati Bengkulu Selatan ( sebelumnya bernama

Kabupaten Manna Kaur 1945 - 1948 dan Kabupaten Seluma Manna

Kaur 1948 - 1949). Pada perlcembangan selanjutnya dikuatkan dengan

Surat Keputusan Presiden RI tanggal 14 November 1956 dengan

Undang- Undang.Nomoc 4 Tahun 1956 (TamOOhan Lembaran Negara

109).

Berdasarlcan Kesepakatan Masyarakat Rakyat tanggal 7 Juni 2005, dikuatkan oleh Perda No. 20 tanggal 31 Desember 2005 dan dimdangkan dalam Lembaran Daerah No. 13 Tanggal 2 Januari 2006 Seri C maka tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai tindak lanjut dari Undang- undang Nomor: 03 Tahun 2003 Kabupaten Bengkulu Selatan mengenai pemekaran menjadi Kabupaten Kaur, Seluma dan Bengkulu Selatan.

Sejarah dan �al Usul Orang Serawai

Kabupaten Bengkulu Selatan sebahagian besar penduduknya adalah suku Serawai. Asal nama Serawai dikaitkan dengan dua pendapat yaitu:

1. Serawai berasal kata

sauai

yang maksudnya cabang dua buah sungai yaitu Sungai Musi dan Smgai Seluma yang dibatasi oleh Bukit Capang.

2. Serawai berasal kata dari seran yang artinya celaka (celako).

Ini dihubungkan dengan suatu legenda di mana seorang anak raja dari hulu karena menderita penyakit menular lalu dibuang 15 www.ragambengkulu.blogspot.com, Sejarah Bengkulu Selatan.

(dihanyutkan) ke stm.gai dan terdampar di tempat anak raja

· inilah yang mendirikan kerajaan ini.

K.erajaan Serawai terpisah dengan Kerajaan Bengkulu (Bangkahulu). Kerajaan ini ditemui antara daerah Sungai Jenggalu sampai ke muara Stm.gai Bengkenang namtm. kerajaan ini akhimya terpecah- pecah menjadi kerajaan kecil yang disebut margo (marga). Marga dipimpin oleh seorang datuk dan membawahi beberapa desa/ dusun Marga- marga di Kabupaten Bengkulu Selatan itu adalah Pasar

Manna, Vll Pucukan, Anak Lubuk Sirih, Anak Dusun Tinggi,

Kedurang, Ulu Manna llir, Ulu Manna Ulu, Anak Gumay dan Tanjung

Raya. Namtm. mereka bersatu atas dasar satu kesatuan dan satu

keturtm.an dan satu rumpun bahasa.

Asal-usul suku Serawai masih belum bisa dirumuskan secara ilrniah, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk-bentuk publikasi lainnya. Asal-usul suku Serawai hanya diperoleh dari uraian atau cerita dari orang-orang tua. Sudah tentu sejarah tutur seperti ini sangat sukar menghindar dari masuknya tm.sur-unsur legenda atau dongeng sehingga sulit tm.tuk membedakan dengan yang bemilai sejarah. Ada satu tulisan yang ditemukan di makam Leluhur Sernidang Empat Dusun yang terletak di Maras, Talo. Tulisan tersebut ditulis di atas kulit kayu dengan menggunakan huruf yang menyerupai huruf Arab kuno. Namun sayang sekali sampai saat ini bel urn ooa di antara para ahli yang dapat membacanya.

Berdasrukan cerita para orang tua, suku bangsa Serawai berasal dari leluhur yang bemama Sertm.ting Sakti bergelar Si Pahit Lidah. Asal­ usul Serunting Sakti sendiri masih gelap, sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab, yang

datang ke Bengkulu melalui kerajaan Majapahit. Di Majapahit,

Serunting Sakti merninta sebuah daerah tm.tuk didian1inya, dan oleh Raja Majapahit dia diperintahkan untuk mernimpin di daerah Bengkulu Selatan. Ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti berasal dari langit, ia turtm. ke bumi tanpa melalui rahim seorang ibu. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti adalah anak hasil hubungan gelap an tara Puyang Kepala J urai dengan Puteri T enggang.

Di dalam Tembo Lebong terdapat cerita singkat mengenai seorang puteri yang bemama P uteri Senggang. Puteri Senggang adalah anak dari Rajo Megat, yang memiliki dua orang anak yakni Rajo Mawang dan Puteri Senggang. Dalan1 tembo tersebut kisah mengenai Rajo Mawang terns berlanjut, sedangkan kisah Puteri Senggang terputus begitu saja. Hanya saja ada disebutkan bahwa Puteri Senggang terbuang dari keluarga Rajo Mawang.

Dalam istilah daerah Rejang, suku Serawai sering disebut Jang Sawei (Rejang Serawai). Dari sini kita dapat mengetahui bahwa suku Rejangmenganggap bahwa suku Serawai merupakan salah satu pecahan

dari suku Rejang, atau sejak dulu sudah berasimilasi dengan suku

bangsa Rejang. Hal ini mungkin ada benarnya, banyak tarian adat suku

Rejang yang memiliki banyak kesamaan dengan tarian adat suku

Serawa� terlebih lagi bila kita menyimak kisah tentang Puteri Senggang

di atas16•

Kata Serawai sendiri masih bel urn jelas artinya. Sebagian orang mengatakan bahwa Serawai berarti "satu keluarga", hal ini tidak mengherankan apabila dilihat rasa persaudaraan atau kekerabatan di antara orang-orang Serawai sangat kuat. Selain itu ada pula tiga pendapat lain mengenai asal kata Serawai, yaitu :

a. Serawai berasal dari kata Sawai yang berarti Cabang. Cabang di

sini maksudnya adalah cabang dua buah sungai yakni Sungai Musi dan Sungai Seluma yang dibatasi oleh Bukit Campang;

b. Serawai berasal dari kata Seran. Kata Seran sendiri bemakna Celaka, hal ini dihubmgkan dengan legenda anak raja dari hulu yang dibuang karena terkena penyakit menular. Anak raja ini dibuang ke smgai dan terdampar di muara dan disitulah anak raja tersebut membangun negeri.

c. Serawai berasal dari kata Selawai yang berarti Gadis atau Perawan. Pendapat ini mendasarkan diri pada ceritera yang

mengatakan bahwa suku bangsa Serawai adalah keturunan

sepasang suami-isteri. Sang Suami berasal dari Rejang Sabah (penduduk asli pesisir pantai Bengkulu) dan isterinya adalah seorang puteri atau gadis yang berasal dari Le bong. Dalam bahasa Lebong, puteri atau gadis disebut Selawai. Kedua suami-isteri ini kemudian beranak-pinak dan mendirikan kerajaan kecil yang oleh orang Lebong dinamakan Selawai.

Mata Pencaharian

Sebahagian besar mata pencaharian penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah pada sektor pertanian dan perkebunan yaitu sekitar 60%.Lahan pertanian yang terbesar adalah pertanian sawah, kemudian palawija. Hasil perkebunan yang utama di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah perkebunan sawit dan karet. Selain mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan, mata pencaharian lain

16

www.musiardanis.blogspot.com, Kelompok-Kelompok Suku Bangsa di Propinsi Bengkulu.

. .

dari rnasyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah dari hasil hutan,

kelapa, nelayan, perdagangan, buruh I pekerja bangunan dan pegawai. S�tem K.ekerabatan

1. Keluarga Batih (perseorangan).

Tempat tinggal keluarga yang bam menikah akan ditentukan sesuai dengan peljanjian keluarga antara kedua belah pihak sebelum upocara akad nikah. Peljanjian tersebut pooa dasarnya sama bagi suku bangsa Serawai dan suku bangsa Rejang. Pada peljanjian tersebut memberikan tiga kemungkinan status keluarga bagi pasangan yang bam menikah yaitu : Asen B eleket atau Kulo Reto; Asen Semendo atau Kulo

Semendo Masuak Kampung, dan Semendo Rajo-Rajo. Sejalan dengan

ketiga bentuk peljanjian itu maka garis keturunan pasangan keluarga bam akan terdiri dari tiga macam pula, yaitu Patrilinial (ikut garis keturunan ayah), Matrilinial (ikut garis keturunan ibu) dan Bilinial (bebas memilih, ikut garis ayah atau ikut garis ibu).

Secara umum pada keluarga batih, :fungsi sosia� ekonomi, peooidikan dan keagamaan meJ:!jadi tanggungjawab keluarga. Seluruh pekerjaan di rumah tangga dikeijakan bersama-sama secara gotong­ royong, meskipun sebenamya ada pembagian tugas di antara anggota keluarga. Pembagian fungsi dan pekeljaan dalam keluarga batih pada suku bangsa Serawai dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ayah berfungsi sebagai pelindung keluarga dan melakukan pekerjaan-pekerj aan yang berat

b. lbu ber:fungsi sebagai pengaman dan penenang keluarga, dan ia melakukan pekeljaan-pekeljaan rumah tangga.

c. Anak-anak berfungsi sebagai pengikat kasih sa yang dan mereka bekerja membantu kedua orang tuanya dalam pekeljaan yang ringan-ringan. Bagi anak yang sudah dewasa, mereka akan membantu pekeljaan-pekeljaan yang sesuai dengan jenis kelamin mereka.

Tanggungjawab orang tua terhadap anak hanya selama sang anak belum berumah tangga. Apabila anak tersebut sudah berumah tangga maka ia hams turun dari rumah dan mencari tempat kediaman sendiri. Kalau dia bel urn memiliki rumah sendiri maka dia dapat m

2. Keluarga Luas.

Keluarga Luas bagi suku-suku bangsa di Propinsi Bengkulu merupakan sebuah keluarga besar yang terdiri dari himpunan keluarga Batih. Keluarga Luas adalah perkembangan keluarga Batih yang berasal

B. IDENTIFIKASI REJUNG