• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II...................................................................................................................... 9

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang dianggap abstrak dan sulit oleh sebagian siswa. Matematika sering dianggap hanya terdapat pada ilmu pengetahuan saja, padahal matematika juga terdapat pada kehidupan sehari-hari. Penerapan matematika sangat dekat dengan lingkungan sekitar khususnya terdapat pada budaya. Matematika memiliki banyak manfaat pada kehidupan sehari-hari.

Budaya sekitar yang terdapat pada suatu daerah memiliki nilai-nilai filosofis dan karakter yang dijunjung tinggi oleh daerah tersebut. Budaya merupakan suatu tindakan yang menjadi kebiasaan dan terdapat di lingkungan sekitar, oleh karena itu budaya adalah suatu hal yang cukup dekat dengan siswa.

Salah satu kebudayaan yang terdapat dilingkungan sekitar adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan kebudayaan yang terdapat pada setiap daerah di Iindonesia. Permainan tradisional di setiap daerah memiliki kesamaan hanya saja pada setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Permaian tradisional cukup asyik dimainkan, karena dalam proses bermain setiap pemain dapat berinteraksi dengan para

25

pemain, selain itu para pemain juga dapat menentukan strategi yang dapat digunakan dalam permainan supaya dapat memenangkan permainan.

Permainan tradisional gobak sodor merupakan salah satu permainan tradisional yang terdapat di pulau Jawa. Permainan gobak sodor dapat dimainkan diberbagai kalangan usia, namun pada umumnya yang sering memainkan adalah anak sekolah. Dalam menjalankan permainan tradisional gobak sodor ini setiap pemain harus memiliki strategi untuk dapat memenangkan permainan ini. Permainan ini juga mengandung nilai-nilai filosofis, yakni diantaranya kerja sama kelompok akan membantu mewujudkan tujuan dari kelompok tersebut.

Pada permainan tradisional gobak sodor terdapat aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika. Etnomatematika merupakan salah satu kajian tentang hubungan antara matematika dan budaya. Dengan etnomatematika ini peneliti akan menemukan aktivitas fundamental matematis menurut Bishop pada permainan tradisional gobak sodor.

Selanjutnya aspek-aspek matematis pada permainan tradisional gobak sodor akan diimplementasikan dalam pembuatan soal berbasis masalah kontekstual.

Pada gambar 2.2 ini disajikan bagan kerangka berpikir dari peneliti

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir Peneliti Matematika sering

dianggap ilmu yang abstrak dan sulit. Ilmu

matematika juga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Analisis gerakan bermain; aturan dan strategi bermain;

dan arena bermain pada permainan tradisional gobak sodor.

Budaya, yakni permainan tradisional gobak

sodor.

Etnomatematika pada permainan tradisional gobak sodor

Nilai-nilai filosofis pada permainan tradisional gobak

sodor.

Aktivitas fundamental matematis menurut Bishop (counting, locating, measuring, designing, playing, explaining).

implementasi kajian matematika pada permainan tradisional gobak sodor terhadap pembelajaran matematika SMP

berupa soal kontekstual SMP.

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi, karena peneliti ingin melihat filosofi, aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor.

Selanjutnya peneliti juga ingin melihat aspek-aspek matematis yang terdapat pada permainan tradisional gobak sodor kemudian dijadikan sebagai soal matematika berbasis kontekstual pada pembelajaran matematika.

Menurut Mc. Millan dan Schumacher (1997) dalam buku Dasar Metode Penelitian (2015), mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Sedangkan metode etnografi adalah model penelitian kualitatif yang memiliki tujuan mendeskripsikan karakteristik kultural yang terdapat dalam diri individu atau sekelompok orang yang menjadi anggota sebuah kelompok masyarakat kultural (Hanurawan, 2016:88; Johnson & Christensen, 2004). Awah (2014: 2) mengungkapkan bahwa etnografi mencakup studi intensif tentang orang-orang dalam konteks budaya mereka; ini bertujuan untuk membangun laporan deskriptif rinci tentang kehidupan sosial dan budaya yang mengintegrasikan beberapa metode kualitatif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan etnografis untuk melihat makna dari nilai-nilai yang terkandung pada permainan tradisional gobak sodor.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pendiri kampung dolanan nusantara dan salah satu warga yang pernah bermain permainan tradisional gobak sodor di desa sodongan, Borobudur.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah nilai-nilai filosofis, aktivitas fundamental matematis, unsur-unsur matematika yang terdapat didalam permainan tradisional gobak sodor, dan pembuatan soal matematika berbasis masalah kontekstual pada pembelajaran matematika.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Dolanan Nusantara dusun Sodongan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

2. Waktu penelitian

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. Pembuatan Proposal Oktober – Desember 2020 2. Pengambilan Data April – Mei 2021

3. Analisis Data Mei 2021

4. Penarikam Kesimpulan Juni 2021

E. Bentuk Data

Berikut adalah data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Data hasil wawancara dengan pendiri kampung Dolanan Nusantara dan salah satu warga kampung dolanan yang pernah bermain permainan tradisional gobak sodor.

Data yang diperoleh dari wawancara dengan pendiri kampung Dolanan Nusantara berupa informasi tentang nilai-nilai filosofi dan aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor. Data yang diperoleh dari wawancara dengan salah satu warga kampung dolanan berupa aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor. Aspek filosofi permainan tradisional gobak sodor dilihat dari cara bermain, aturan dan strategi bermain, dan arena bermain.

29

2. Data hasil observasi permainan tradisional gobak sodor

Data hasil observasi berisi tentang informasi kaitan antara permainan tradisional gobak sodor dengan aktivitas-aktivitas fundamental matematis menurut Bishop.

3. Data hasil dokumentasi

Data dokumentasi berupa foto/gambar dari arena dan kegiatan permainan tradisional gobak sodor.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara menurut Kartono (1986:171) adalah “suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik”. Menurut Dexter (Lincoln dan Guba, 1985:268) wawancara adalah “percakapan yang bertujuan mendapatkan informasi tentang perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, dapat mengalami dunia pikiran dan perasaan responden”. Maksud mengadakan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266) yaitu antara lain: Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain. Subjek yang diwawancara adalah subyek yang mengetahui tentang masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber berdasarkan pedoman wawancara, akan tetapi dalam melaksanakan wawancara terdapat pertanyaan tambahan supaya memperoleh informasi secara mendalam.

2. Observasi

Observasi merupakan perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu (Emzir, 2010: 37). Metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang arena permainan babulanan, cara bermain, dan aktivitas bermain pada permainan tradisional gobak sodor. Selanjutnya peneliti dapat menemukan aktivitas fundamental matematis yang terdapat pada permainan tradisional gobak sodor.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2015: 329) dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi berupa foto atau gambar dari arena dan kegiatan permainan tradisional gobak sodor.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah pedoman wawancara dan pedoman studi pustaka.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi kisi-kisi dan daftar-daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk menggali informasi tentang filosofis dan aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor (lampiran 3.1 halaman 126 dan lampiran 3.2 halaman 128).

Peneliti akan melakukan wawancara pada pendiri kampung dolanan nusantara dan salah satu warga di kampung dolanan nusantara. Daftar pertanyaan berkaitan untuk menggali aspek filosofi dan aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi berisi tentang daftar-daftar pernyataan digunakan untuk menggali aktivitas fundamental matematis yang terdapat pada permainan tradisional gobak sodor (lampiran 3.3

31

halaman 134). Terdapat sejumlah pernyataan yang digunakan untuk menggali aktivitas fundamental matematis terhadap permainan tradisional gobak sodor.

H. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dianalisis menggunakan model Glaser dan Strauss. Menurut Moleong (2008) yaitu meliputi reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis (kesimpulan).

1. Reduksi Data

Menurut Riyanto dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (2020: 165) menyatakan bahwa reduksi data artinya data harus dirampingkan, dipilih mana yang penting, disederhanakan, dan diabstraksikan. Pada proses reduksi data ini, peneliti memilih data-data yang relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini. Peneliti akan melakukan transkrip data dalam wawancara dan observasi, sehingga peneliti lebih mudah dalam merangkum dan mengelompokkan data berdasarkan jenisnya.

Data akan dikelompokkan dan diberi kode berdasarkan aktivitas fundamental matematis yang ada pada permainan tradisional gobak sodor. Pada hasil wawancara, aktivitas counting akan diberi kode C (tabel 4.3), aktivitas designing akan diberi kode D (tabel 4.4), aktivitas measuring akan diberi kode M (tabel 4.5), aktivitas locating akan diberi kode L (tabel 4.6), aktivitas playing akan diberi kode P (tabel 4.7), aktivitas explaining akan diberi kode E (tabel 4.8). Data-data yang berkaitan dengan aktivitas fundamental matematis akan dikelompokkan berdasarkan gerakan diberi kode a, aturan dan strategi bermain diberi kode b, dan arena bermain diberi kode c. Pada hasil observasi (lampiran 3.1 halaman 141) data gerakan akan diberikan kode OG, data aturan dan strategi bermain diberi kode OA, dan data arena bermain diberi kode OB.

Peneliti akan membuat topik-topik berdasarkan data yang diperoleh pada tahap ini. Topik-topik tersebut akan diberi kode T.

(nomor urut). Misalnya, T1 berarti topik pertama dan seterusnya.

2. Kategorisasi

Pada tahap ini peneliti akan memilih topik-topik yang memiliki kesamaan dengan topik lain. Selanjutnya peneliti akan membuat kategori-kategori berdasarkan topik-topik yang telah ditemukan.

Penemuan kategori berdasarkan topik-topik yang telah ditemukan.

Penemuan kategori berdasarkan macam-macam kegiatan yang sesuai dengan aktivitas fundamental matematis menurut Bishop. Misalnya pada topik T1, T2, T5 merupakan suatu aktivitas counting, karena terdapat kegiatan menghitung.

3. Sintesisasi

Berdasarkan hasil kategorisasi data kemudian disintesisasi dengan mencari kaitan antar kategori setiap data yang diperoleh dengan aspek-aspek matematis.

4. Menyusun Hipotesis

Menyusun hipotesis dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Dalam menyusun hipotesis peneliti melihat hasil analisis data yang telah dilakukan pembahasan. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat aktivitas fundamental matematis, setelah mengetahui aktivitas fundamental matematis peneliti dapat membuat soal kontekstual.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan dari penelitian ini melalui proses berikut ini:

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap awal, peneliti mempersiapkan hal yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Membuat proposal penelitian.

b. Menentukan narasumber dengan penelitian yang relevan.

33

c. Menentukan lokasi penelitian yaitu di kampung dolanan nusantara dusun sodongan.

d. Mengurus perizinan penelitian yang ditujukkan kepada kampung dolanan nusantara dusun sodongan.

e. Membuat pedoman dan instrumen wawancara yang berisi tentang aspek filosofis dan aspek fundamental matematis.

f. Membuat pedoman dan instrumen observasi yang berisi tentang aspek filosofis dan aspek fundamental matematis.

g. Validasi pedoman dan instrumen wawancara supaya dapat menggali informasi yang relevan dan mendalam.

h. Mempersiapkan perlengkapan untuk mengambil data seperti alat tulis dan handphone.

2. Pengambilan Data Penelitian

Tahap pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara, dokumentasi, dan observasi tentang nilai-nilai filosofis dan aktivitas fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor.

3. Analisis Data

Terdapat tiga tahap analisis data dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, dan pnarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil-hasil data yang diperoleh dari proses wawancara, dokumentasi, dan observasi akan di cek kembali supaya data yang diperoleh sudah valid.

Apabila dirasa data yang diperoleh masih kurang valid, peneliti dapat melakukan penelitian kembali dengan cara melakukan wawancara yang lebih mendalam dengan narasumber. Setelah memperoleh data yang cukup peneliti menyajikan informasi-informasi mengenai aspek filosofi, aspek aktivitas fundamental matematis, dan unsur-unsur matematis pada permainan tradisional gobak sodor, serta melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

4. Pembuatan Laporan

Hasil yang diperoleh dari proses wawancara, dokumentasi, dan observasi dituangkan dalam bentuk laporan. Pembahasan tentang filososfi, aktivitas fundamental matematis, dan unsur-unsur matematis pada permainan tradisional gobak sodor juga ditulis dalam bentuk laporan.

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun instrumen wawancara dan observasi yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang filosofi dan aspek matematis pada permainan tradisional gobak sodor. Selanjutnya, peneliti melakukan validasi terhadap instrumen yang telah disusun dan merevisinya. Setelah melakukan validasi dari hasil, peneliti mulai melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data yang relevan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan di Kampung Dolanan Nusantara dan observasi dilakukan dengan mengamati video permainan tradisional gobak sodor dari youtube. Peneliti mewawancarai pak Abet Nugraha selaku pendiri kampung dolanan nusantara dan salah satu warga kampung dolanan yang berpengalaman bermain permainan tradisional gobak sodor. Berikut waktu dan kegiatan penelitian dalam penelitian ini seperti pada tabel 4.1 Kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. Penyusunan instrumen wawancara dan observasi.

5 – 14 April 2021 2. Validasi dan revisi instrumen

wawancara dan observasi.

15 April-13 Mei 2021 3. Meminta ijin melakukan

penelitian di Kampung Dolanan Tradisional.

17 – 18 Mei 2021

4. Wawancara dengan pendiri kampung dolanan nusantara dan salah satu warga Kampung Dolanan Nusantara.

19 Mei 2021

5. Observasi mengenai video permainan tradisional melalui youtube.

21 Mei 2021

B. Penyajian Data

Berikut data-data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Data Hasil Wawancara

Dalam melakukan wawancara dengan pendiri Kampung Dolanan Nusantara dan salah satu warga Kampung Dolanan Nusantara yang pernah memainkan permainan tradisional gobak sodor peneliti mewawancarai dua aspek pemabahasan, yakni aspek filosofi dan aspek fundamental matematis pada permainan tradisional gobak sodor.

a. Aspek filosofi pada permainan tradisional gobak sodor

Peneliti melakukan wawancara pada pendiri Kampung Dolanan Nusantara (S1) pada aspek filosofi pada permainan tradisional gobak sodor disajikan pada tabel 4.2 Berikut:

Tabel 4. 2 Wawancara aspek filosofi

Data Subyek

P: Bagaimana awal mula terciptanya permainan tradisional gobak sodor?

S1: Menurut sejarah permainan tradisional gobak sodor ini dibuat oleh para prajurit perang sebagai latihan untuk berperang. Dahulu prajurit menamakan permainan tradisional gobak sodor dengan istilah sodhoran. Permainannya dilakukan dengan menggiunakan tombak dengan panjang kurang lebih sekitar 2 meter, tanpa ujung tombak yang tajam.

S1

P: Bagaimana tanggapan masyarakat kampung dolanan terhadap permainan tradisional gobak sodor?

S1: Masyarakat sekitar khususnya anak-anak SD sering memainkan permainan tradisional gobak sodor di halaman rumah. Saya rasa permainan ini cukup seru dan menarik untuk dimainkan. Permainan ini banyak membutuhkan gerakan fisik, jadi dapat mengajarkan anak-anak untuk berolah raga. Selain itu, banyak nilai yang didapat dari permainan tradisional gobak sodor seperti nilai bersaing, bekerja sama, sportivitas, dan sebagainya.

S1

P: Mengapa permainan tradisonal ini dinamakan gobak sodor?

S1

37

S1: Permainan ini awalnya dinamakan sodhoran.

Sebenarnya untuk penamaan tidak hanya gobak sodor, di setiap daerah memiliki penamannya masing-masing.

Nama gobak sodor ini biasanya dipakai didaerah Yogya dan Jawa Tengah. Permainan ini dinamakan gobak sodor, karena dalam memainkannya dibutuhkan gerakan sodhor yang artinya tombak. Gerakan sodor ini bisa berupa meraih tim pemain dengan mengulurkan tangan.

P: Apakah terdapat makna dari permainan tradisional gobak sodor?

S1: Makna dari permainan tradisional gobak sodor ini, yakni arena bermain dianggap sebagai benteng atau daerah pertahanan tim penjaga dan tim penjaga harus berusaha untuk mengahdang tim pemain yang akan memasuki daerah pertahanan dari tim penjaga.

Permianan tradisional gobak sodor ini mengajarkan untuk setiap tim menyusun strategi supaya dapat menembus pertahanan lawan dan dapat memenangkan pertandingan.

S1

P: Apa makna yang khas dari permainan tradisional gobak sodor sehingga permainan ini menjadi salah satu permainan yang masih diminati sampai saat ini?

S1: Permainan ini cukup menarik untuk dilakukan bagi berbagai kalangan baik anak kecil sampai anak dewasa.

Dalam proses bermainnya yang juga mengharuskan ada tim yang menang dan kalah, sehingga membuat permainan semakin seru. Permainan ini masih banyak diminati, karena dari strategi bermain yang mengharuskan mengecoh dan menggunakan kecepatan membuat permainan menjadi semakin seru. Hal tersebut mungkin menjadi slaah satu alasan permainan tradisional gobak sodor ini menjadi salah satu permainan yang masih diminati sampai saat ini.

S1

P: Bagaimana perkembangan permainan tradisional gobak sodor sampai saat ini, apakah terdapat perubahan aturan bermain dari permainan tradisional di zaman dahulu dengan zaman sekarang?

S1: Perkembangan permainan tradisional yang dirasakan dari peraturan bermain ini juga terjadi perbedaan disetiap daerah tergantung dari kesepakatan tim bermain. Perkembangan aturan bermain dari zaman dahulu hingga saat ini adalah dari pemberian hukuman

S1

bagi pelanggar peraturan. Kemudian zaman dahulu yang sering memainkan adalah kaum laki-laki, sekarang wanita juga boleh memainkan permainan tradisional gobak sodor. Anggota bermain boleh campuran antara wanita dan laki-laki, dengan syarat seimbang antara jumlah laki-laki dan perempuan yang mengikuti permainan.

P: Apakah terdapat ketentuan bermain harus laki-laki saja, perempuan saja, atau boleh laki-laki dan perempuan?

S1: Setelah adanya perubahan ketentuan bermain, tidak hanya laki-laki saja yang dapat memainkan permainan tradisional gobak sodor namun perempuan juga dapat memainkannya. Permainan dapat dilakukan dengan kedua tim laki-laki saja, wanita saja, bahkan boleh campuran antara laki-laki dan wanita asalkan dalam setiap tim bermain jumlahnya seimbang.

S1

P: Apakah terdapat ketentuan umur untuk bermain permainan tradisional gobak sodor?

S1: Pada umumnya yang memainkan permainan tradisional gobak sodor ini dari kisaran anak SD bahkan sampai kalangan anak dewasa juga bisa memainkan permainan tradisional gobak sodor ini.

Mungkin batasanya pada anak TK belum cukup siap untuk memainkan permainan tradisional gobak sodor ini.

S1

P: Apa saja aturan-aturan dalam permainan tradisional gobak sodor?

S1: aturan-aturan pada permainan tradisional gobak sodor, yakni:

a. Pemain dibagi menjadi 2 tim, yakni tim penjaga dan tim pemain. Setiap tim beranggotakan 3-5 orang.

b. Arena bermain yang dibentuk disesuaikan dengan jumlah anggota bermain yang mengikuti.

c. Pola bermain untuk tim pemain harus berusaha menuju garis jaga yang paling belakang dan kembali menuju garis jaga yang paling depan lalu kembali menempati garis pangkal dengan kondisi tidak tersentuh oleh tim penjaga. Tim pemain akan memenangkan pertandingan ini apabila terdapat salah satu tim pemain yang

S1

39

berhasil kembali menuju garis jaga paling depan lalu mencapai garis pangkal dan sudah tidak ada tim pemain yang masih berada di garis pangkal.

d. Tim pemain dikatakan kalah, jika salah satu anggota tim pemain tersentuh oleh anggota tim penjaga.

P: Bagaimana strategi bermain permainan tradisional gobak sodor?

S1: Strategi dari setiap tim berbeda-beda. Misal untuk tim pemain mereka menetapkan strategi mengecoh tim penjaga dengan memberi kesempatan yang pertama kali masuk kedalam petak bermain yang lebih memiliki skill fisik seperti gerakan yang gesit. Kemudian baru disusul anggota dari tim pemain lainnya. Untuk tim penjaga juga memiliki berbagai macam strategi salah satunya “ditembak didepan” strategi ini dengan menempatkan pemain yang memiliki skill fisik yang mumpuni dan juga memiliki postur tubuh yang cukup tinggi di garis jaga paling depan atau di petak awal.

Strategi “tembak depan” ini cukup ampuh untuk membuat tim pemain langsung tertangkap di petak awal, sehingga tim pemain kalah dan terjadi pergantian pemain.

S1

P: Apakah terdapat strategi khusus untuk memenangkan permainan tradisional gobak sodor?

S1: Strategi khusus biasanya dari setiap tim pemain saat melangsungkan permainan mereka akan mengeluarkan strateginya sendiri sampai menemukan celah untuk menembus pertahanan lawan.

S1

P: Bagaimana bentuk arena bermain pada permainan tradisional gobak sodor?

S1: Arena bermain berbentuk segi empat dari ukurannya bisa disebut persegi panjang dengan ukuran menyesuikan postur tubuh pada setiap anggota bermain. Petak – petak yang terbentuk nantinya akan dibatasi oleh garis sodor dan menghasilkan ukuran setiap petak memiliki ukuran yang sama panjang.

S1

P: Alat apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan arena bermain?

S1: Untuk menggambar arena bermain supaya memiliki S1

ukuran yang sama panjang dibutuhkan bantuan alat ukur seperti penggaris dan meteran. Kemudian supaya garis-garis yang terbentuk dapat nampak jelas dapat di gambarkan dengan warna yang lebih cerah seperti dapat menggunakan tali, kapur berwarna putih, tepung, dan lainnya.

P: Apakah terdapat makna dari arena bermain?

S1: bentuk arena bermain pada gobak sodor memiliki makna seperti namanya “gobag” yakni pergi dan kembali, jadi arena bermain yang terdiri dari petak-petak dan garis-garis tersebut bermaksut sesuai dengan system permainannya yakni untuk tim pemain dapat pergi menuju garis jaga paling terakhir dan kembali menuju ke garis pangkal tanpa tersentuh oleh tim penjaga. Untuk artian “sodor” yakni ada tim penjaga yang menjaga di garis sodor yang bergerak maju dan mundur.

S1

P: Apakah terdapat penamaan pada bagian-bagian dari arena bermain permain tradisional gobak sodor?

P: Apakah terdapat penamaan pada bagian-bagian dari arena bermain permain tradisional gobak sodor?

Dokumen terkait