• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sugiyono berpendapat bahwa kerangka berpikir berarti model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting (2017: 60). Peneliti membuat kerangka pemikiran yang berawal dari adanya fenomena kekerasan yang bersifat halus dan tidak disadari atau bisa disebut kekerasan simbolik. Fenomena terjadi dimana-mana termasuk di dalam adegan dan dialog salah satu film yaitu film Story Of Kale. Kemudian adegan-adegan tersebut dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Yang pada akhirnya akan menghasilkan penelitian yang berjudul “Kekerasan Simbolik dalam Film Story Of Kale”. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran di bawah ini :

BAGAN 2.1

KERANGKA PEMIKIRAN

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2021 Kekerasan Simbolik Pada

Tokoh Perempuan dalam Film Story of Kale

Kekerasan Simbolik yang Bersifat Halus dan Tidak Disadari

Semiotika Roland Barthes : -Makna Denotasi -Makna Konotasi

- Mitos -Mitos

Kekerasan Simbolik Dalam Film Story of Kale

Kekerasan Simbolik - Bahasa - Eufemisme

- Mekanisme sensori Media Film:

- Adegan - Dialog

1

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004:49), paradigma adalah metode dasar untuk melihat, berpikir, menemukan, dan memenuhi realitas. Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menunjukkan bahwa paradigma adalah kumpulan dari banyak asumsi, konsep, atau klaim yang terkait secara logistik yang memandu cara berpikir dan penelitian. Kemudian Baker (dalam Moeleong, 2004:49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1) mendefinisikan batas-batas; (2) menjelaskan apa yang harus dilakukan dalam batas-batas tersebut untuk berhasil.

Cohenn & Manion (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) mendefinisikan paradigma sebagai tujuan atau motif filosofis untuk melakukan penelitian. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa paradigma adalah suatu metode, konsep, aturan, dan regulasi yang membentuk suatu kerangka untuk diimplementasikan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, Febry Ichwan Butsi dalam jurnalnya “Memahami Pendekatan Positif, Konstruktivis, dan Kritis dalam Metode Penelitian Komunikasi” menjelaskan paradigma konstruktivis yang memiliki asumsi dasar bahwa realitas tidak dibentuk oleh sains, dan tidak menurun karena campur tangan Tuhan. Tapi sebaliknya, itu dibentuk dan dibangun. Oleh karena itu, setiap orang dapat menganalisis, memantau, dan mengkonstruksi secara berbeda pada realitas yang sama. Karena setiap individu dapat memiliki pengalaman, preferensi, pendidikan, dan lingkungan sosial atau sosial tertentu, yang suatu saat akan digunakan untuk menjelaskan realitas sosial yang melingkupinya dan konstruksinya masing-masing. Selain itu, mereka melihat realitas sebagai bentuk simbolik yang terbentuk melalui interaksi sosial. keberadaan simbol atau bahasa menjadi penting dalam membentuk realitas. Berbagai kelompok dengan, makna, pengalaman, minat, dll mencoba untuk mengekspresikan diri, dan kemudian secara simbolis berkontribusi pada penciptaan realitas. Dalam proses ini, interaksi sosial menjadi sangat penting.

Realitas secara simbolis merupakan hasil bersama secara sosial (Butsi, 2019).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan konstruktivis karena penelitian ini ingin mengkonstruksi makna dari lingkungan yang terdapat pada objek,

yaitu adegan kekerasan simbolik dalam kajian film kale. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa teks atau gambar, sehingga tidak berupa angka-angka. Kemudian mendeskripsikan data yang terkumpul setelah dilakukan analisis agar orang lain dapat dengan mudah mengaksesnya (Sugiyono, 2018:7). Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah karena penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data yang ada di balik hal yang sedang diamati). Penelitian kualitatif menekankan untuk memahami makna secara mendalam dari suatu hal, atau makna yang sesungguhnya di balik data yang tampak, makna adalah hasil interpretasi dari suatu data yang tampak (Sugiyono, 2018:7-8).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis semiotika milik Roland Barthes. Semiotika Karena peneliti ingin memahami tanda-tanda lalu memaknai adegan kekerasan simbolik di dalam film Story of Kale. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bentuk dan makna beberapa kejadian yang ada di dalam film khususnya tentang kekerasan simbolik terhadap perempuan, yang nantinya data tersebut dideskripsikan berdasarkan kata-kata dan bukan mengukur data menggunakan angka.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah film Story of Kale yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko yang dirilis pada 23 Okrober 2020 melalui platform streaming film secara online yaitu Bioskop Online, film ini tayang dengan durasi 1 jam 17 menit. Tokoh utama dalam film ini adalah Ardhito Pramono sebagai Kale, dan Aurelie Moeremans sebagai Dinda. Film ini mengisahkan tentang Kale yang berusaha untuk mendekati Dinda serta membujuk Dinda untuk segera mengakhiri hubungannya dengan mantan kekasihnya yang memiliki karakter pemarah. Untuk lebih jelasnya tentang film ini, berikut adalah Profile film Story of Kale yang dapat dilihat di bawah ini :

TABEL 3.1

PROFILE FILM STORY OF KALE Sutradara Angga Dwimas Sasongko Produser Sonny Laksamana

Skenario M. Irfan Ramly

Angga Dwimas Sasongko Pemeran Ardhito Pramono

Aurélie Moeremans Arya Saloka

Roy Sungkono Gilbert Pohan Azizah Hanum Tanta Ginting Dwiky Al Asyam Musik Ofel Obaja Setiawan

Ardhito Pramono Sinematografi Bagoes Tresna Aji Penyunting Hendra Adhi Susanto Perusahaan

Produksi

Visinema Content Visinema Pictures Distributor Bioskop Online

Netflix

Tanggal rilis 23 Oktober 2020 (Indonesia) Sumber: Credit Title Film Story Of Kale (2020)

3.2.2 Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bentuk serta makna dari kekerasan simbolik yang terjadi kepada perempuan yang terdapat dalam film Story of Kale. Penelitian ini dilakukan dengan objek yaitu adegan-adegan di dalam film tersebut yang mengindikasikan unsur-unsur kekerasan simbolik khususnya pada tokoh utama perempuan di dalam film Story of Kale

3.3 Lokasi Penelitian

Saat melakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan cara menonton film story of Kale secara berulang di tempat tinggal peneliti yaitu di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan-potongan adegan yang terindikasi terdapat unsur adegan kekerasan simbolik khususnya terhadap tokoh utama perempuan yaitu Aurelie Moeremans, yang diobservasi melalui bahasa, eufemisme, dan mekanisme sensori di dalam film Story of Kale. Unit analisis dibagi menjadi 6 bagian.

3.4.1 Kekerasan Simbolik Dalam Story Of Kale Judul scene: Simbolik 1

Alasan memilih scene ini : Karena di dalam scene ini memperlihatkan adegan Argo yang berusaha menghindari teman-teman Dinda, setelah teman-teman Dinda mengetahui bahwa mereka sedang bertengkar hebat. Dan Dinda mematuhi ajakan Argo untuk menghindari teman-temannya.

TABEL 3.2

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 1 Unit Judul

scene

Visual Durasi Keterangan

1 Simbolik

Judul scene : Simbolik 2

Alasan memilih scene : Karena di dalam scene ini terdapat adegan Argo yang menatap tajam ke arah Dinda dan mengontrol Dinda untuk menjauhi teman-temannya, dan memberi ancaman kepada Dinda yang harus keluar dari pekerjaannya kalau tidak, Argo akan memtuskan hubungan mereka.

TABEL 3.3

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 2 2 Simbolik

Judul scene : Simbolik 3

Alasan memilih scene : Karena di dalam scene ini terdapat adegan Kale yang ingin menyelamatkan Dinda dari hubungannya dengan Argo yang toxic (kasar), namun Dinda menyangkal perkataan Kale karena Dinda menganggap hal tersebut adalah wajar jika Argo sedang emosi. Dan scene ini juga Dinda jutru menganggap perlakuan Argo (kasar, mengontrol, menguasai, mengancam) adalah karena salahnya.

TABEL 3.4

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 3 3 Simbolik

3

00:09:28 s/d 00:10:26

Adegan Kale menghampiri Dinda, setelah Kale melihat perlakuan Argo kepada Dinda, Kale ingin menyelamatkan Dinda dari hubungan yang Toxic.

Judul scene : Simbolik 4

Alasan memilih scene : Karena di dalam scene tersebut terdapat adegan Kale yang pada awalnya mengawasi gerak gerik Dinda, lalu bertanya kepada Dinda tentang rencana Dinda untuk pergi ke acara ulang tahun temannya. Namun di dalam percakapan Dinda dan Kale, terlihat Kale yang tidak setuju dengan rencana Dinda dan mengatakan bahwa keputusan Dinda untuk menghadiri acara temannya adalah keputusan yang tidak tepat.

TABEL 3.5

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 4 4 Simbolik

Judul scene : Simbolik 5

Alasan memilih scene : Karena di dalam scene tersebut terdapat adegan Kale yang sedang mengungkapkan perasaan cemburunya terhadap Dinda yang terlalu dekat dengan teman-teman satu bandnya.

TABEL 3.6

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 5 5 Simbolik

Judul scene : Simbolik 6

Alasan memilih scene : Karena di dalam scene tersebut terdapat adegan Kale yang sedang mengintrogasi dan mengintimidasi Dinda tentang keinginannya untuk mengakhiri hubungan.

TABEL 3.7

UNIT ANALISIS KEKERASAN SIMBOLIK 6 6 Simbolik

Pengumpulan data ialah langkah yang sangat diperlukan dalam melakukan penelitian, karena penelitian memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapatkan data-data. Jika tidak memahami Teknik pengumpulan data, maka peneliti akan sulit untuk menemukan data yang memenuhi standarisasi data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti, observasi, interview, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan (Sugiyono 2018: 104-105). Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka dan observasi.

3.5.1 Observasi

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2018:106), konsep observasi merupakan dasar ilmu pengetahuan. Ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta tentang dunia nyata yang diperoleh melalui observasi. Kemudian Sugiyono masih di halaman yang sama juga mengutip konsep observasi yang dikemukakan oleh Marshall (1995), yaitu “Melalui observasi, peneliti memahami perilaku dan makna perilaku”.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak terstruktur, yaitu observasi yang tidak disusun secara sistematis untuk isi observasi. Peneliti menonton film Story of Kale dari awal sampai akhir, kemudian mengamati secara bebas dan memperhatikan adegan-adegan yang sesuai dengan penelitian yaitu adegan kekerasan simbolik terhadap tokoh utama perempuan Aurelie Moeremans, kemudian data yang didapatkan dianalisis, dan terakhir adalah penarikan kesimpulan.

3.5.2 Studi Pustaka

Penelitian studi Pustaka (Sugiyono, 2012:291), yaitu penelitian teoritis, literatur referensi dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang ada dan berkembang dalam kondisi sosial sebagai objek penelitian. Peneliti menggunakan berbagai sumber buku dan sumber jurnal, artikel, website resmi, gambar dan grafik dari internet, dan tabel dengan unsur kekerasan simbolik; bahasa (apa yang dikatakan, disampaikan, atau diungkapkan), eufemisme (kepercayaan, kewajiban, loyalitas, sopan santun, hadiah, hutang, penghargaan atau kasih sayang), mekanisme sensorik (kekerasan simbolik dibentuk untuk melestarikan segala bentuk nilai.

Dianggap sebagai "kehormatan moral" untuk mempertahankan nilai, seperti:

kesopanan, kesucian, kedermawanan dan lain-lain yang berhubungan dengan moralitas rendah).

3.6 Teknik Analisis Data

Teknologi analisis data kualitatif adalah proses pencarian dan penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumen.

Sehingga mereka dan orang lain dapat dengan mudah memahami data tersebut (dalam Sugiyono, 2018:130). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode semiotika dengan menggunakan teknik analisis semiotika. Semiotika adalah seperangkat teori tentang bagaimana simbol merepresentasikan objek, pikiran, lingkungan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar simbol itu sendiri. Littlejohn (dalam Prasetya, 2019:5).

Peneliti menggunakan model semiotika Roland Barthes untuk penelitian ini, konsep semiotika Roland Barthes lebih memfokuskan pada pembentukan makna.

Semiologi Roland Barthes diadopsi dari konsep yang dimiliki Saussure, kemudian dikembangkan dengan menambahkan konsep denotasi dan konotasi. Denotative sign (tanda denotasi) lebih kepada penglihatan fisik, seperti apa yang tampak, bagaimana bentuknya, dan seperti apa aromanya. Denotasi merupakan dasar dari semiology Roland Barthes, kemudian tahap selanjutnya ialah penanda konotatif dan petanda kontatif, tahap ini lebih menekankan kepada bentuk lanjut sebuah pemaknaan. Dalam tahap konotasi, kita sudah lebih mengarahkan kepada apa yang dimaksud oleh tanda tersebut dan juga pemikiran si pembuat tanda. Hingga pada tataran inilah sebuah tanda dengan maksud tertentu dalam dikomunikasikan.

Semiotika Roland Barthes memiliki konsep bahwa makna dimulai dari urutan pertama, yaitu makna yang dipahami secara harfiah. Misalnya ada poster dengan

lambang burung merpati putih. Pada first order, poster hanya diartikan sebagai halaman kertas bergambar burung merpati putih. Pada tataran tanda dan lambang, ia berlanjut pada second order, yakni makna konotatif, yakni makna yang sangat erat kaitannya dengan tataran budaya. Oleh karena itu, poster berwarna merah putih dapat diartikan sebagai simbol perdamaian. Karena itu, burung merpati dianggap sebagai simbol perdamaian (Prasetya, 2019:15-16).Berdasarkan teori semiotika Roland Barthes di atas, peneliti akan menjelaskan tahap-tahap analisis data yang dilakukan:

1. Menonton dan memahami film

Dengan menonton film dari awal hingga akhir, peneliti sambil memahami alur cerita yang terdapat di dalam film Story of Kale

2. Menganalisa film dan mencatat bagian yang sesuai dengan penelitian.

Peneliti akan menganalisa bagian-bagian mana saja yang sekiranya mengandung unsur kekerasan simbolik:

-Bahasa (apa yang diucapkan, disampaikan, atau diekspresikan).

-Eufemisme (kepercayaan, kewajiban, kesetiaan, sopan santun, pemberian, utang, pahala, atau belas kasihan).

-Mekanisme sensori (kekerasan simbolik yang dilakukan dalam rangka melestarikan nilai, seperti: kesantunan, kesucian, kedermawanan, dan hal lain yang ditentang dengan “moral yang rendah”).

3. Menyangkutpautkan data yang telah didapatkan di dalam film.

Menghubungkan tentang kekerasan simbolik dengan kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam pacaran.

4. mendapatkan makna denotasi dengan mendeskripsikan adegan yang terlihat secara keseluruhan serta makna konotasi yaitu dengan mengartikan makna dari tanda denotasi dan mitos yang terlihat secara mendalam dan menyeluruh dalam film Story of Kale.

5. Menyusun dan menarik kesimpulan dari tahapan yang telah dilaksanakan.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, jika isi yang dilaporkan oleh peneliti tidak berbeda dengan keadaan sebenarnya dari objek penelitian, maka penemuan atau data tersebut dapat dinyatakan valid (Sugiyono, 2019:183). Pada penelitian ini, Teknik keabsahan data yang peneliti gunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dipergunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara menelaah data yang telah

didapat dari berbagai sumber (Sugiyono, 2019: 191). Uji kredibilitas data yaitu dengan cara mengkaji dan memeriksa data yang sudah diperoleh dari dua sumber. Dua sumber dalam penelitian ini, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber utama penelitian ini berasal dari analisis film Story of Kale. Sementara itu, sumber sekunder diperoleh dari buku referensi dan penelitian sebelumnya yang membahas kekerasan simbolik untuk membandingkan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aminuddin. (2002). Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbosa Rekatama Media

Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Kataris: Bandung Bordieu, P. (2010). Dominasi Maskulin. Yogyakarta: Jalasutra.

Guntur, H.( 2004). Berbicara Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Angkasa.

Haryatmoko. (2010). Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Jakarta: Gramedia.

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press.

Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Martono, N. (2018). Kekerasan Simbolik di Sekolah. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Moeloeng. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Piliang, Y. A. (2005). Transpolitika: Dinamika Politik di Dalam Era Virtualitas. Bandung: Jalasutra.

Prasetya, A. B. (2019.). Analisis Semiotika Film dan Komunikasi. Malang:

Inteans Publishing.

Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Riawanti. (2017). Teori Tentang Praktik: Saduran Outline of a Theory of Practice Karya Pierre Bordieu. Bandung: Ultimus.

Sony Set. (2009). Teen Dating Violence. Yogyakarta: Kanisius.

Sulaeman, M., Homzah, S., Ambaretnani, P., & Supangkat, B. (2019).

Kekerasan Terhadap Perempuan (M. M. Sulaeman & S. Homzah (Eds.);

Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif (3rd ed.). Bandung: Alfabeta.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Indiawan Wibowo. (2013). Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sumber JurnaI

Asri, R. (2020). Membaca Film Sebagai Sebuah Teks: Analisis Isi Film

“Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI).” Jurnal Al Azhar

Indonesia Seri Ilmu Sosial, 1(2), 74.

https://doi.org/10.36722/jaiss.v1i2.462

Butsi, F. I. (2019). Memahami Pendekatan Positivis, Konstruktivis Dan Kritis Dalam Metode Penelitian Komunikasi. Psikologi Perkembangan, 2(October 2013), 1–224. http://ejurnal.stikpmedan.ac.id

Dayanti, D. (2006). Potret kekerasan gender dalam sinetron komedi di televisi. Media Masyarakat Dan Kebudayaan Politik, 19(3).

Komnas Perempuan. (2019). Korban Bersuara, Data Bicara Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual sebagai Wujud Komitmen Negara:

Catatan Kekerasan terhadap Perempuan. Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan, 123.

Mackenzie, N., & Knipe, S. (2006). Research dilemmas: Paradigms, methods and methodology. Issues in Educational Research 16(2):193-205.

https://www.iier.org.au/iier16/mackenzie.html

Musarrofa, I. (2015). Mekanisme Kekerasan terhadap Perempuan dalam Rumah Tangga Perspektif Teori Kekerasan Simbolik Pierre Bourdieu.

Asy-Syir’ah, 49(2), 458-. http://asy-syirah.uin-suka.com/index.php/AS/article/download/150/149

Musarrofa, I. (2019). Pemikiran Pierre Bourdieu Tentang Dominasi Maskulin dan Sumbangannya Bagi Agenda Pengarusutamaan Gender di Indonesia.

Kafa`ah: Journal of Gender Studies, 9(1), 34.

https://doi.org/10.15548/jk.v9i1.227

Muzaiyanah. (2015). Jenis Makna Dan Perubahan Makna. Wardah, 13(2), 145–152.

https://doi.org/https://doi.org/10.19109/wardah.v13i2.323

Novarisa, G. (2019). Dominasi Patriarki Berbentuk Kekerasan Simbolik Terhadap Perempuan Pada Sinetron. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 5(02), 195. https://doi.org/10.30813/bricolage.v5i02.1888

Rakoczy, S. (2011). Agenda : Empowering women for gender equity Religion and violence : the suffering of women Religion and violence : the

suffering of women. October 2014, 37–41.

https://doi.org/10.1080/10130950.2004.9676037

Widiastuti, Tri W. (2008). Perlindungan Bagi Wanita Terhadap Tindak Kekerasan. Jurnal Wacana Hukum, vol. 7, no. 1.

doi:10.33061/1.jwh.2008.7.1.400.

Sumber internet :

CNN Indonesia. (2021, April 24). Story of Kale Tembus 100 Ribu Penonton dalam 5 Hari. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20201027144239-220-563296/story-of-kale-tembus-100-ribu-penonton-dalam-5-hari

Gramediapost. (2020, April 24). Official Trailer dan Poster Film “Story of Kale:When Someone’s in Love” Resmi Dirilis.

https://www.gramediapost.com/2020/10/official-trailer-dan-poster-film-story-of-kalewhen-someones-in-love-resmi-dirilis/

Merdeka.com. (2021, April 25). Toxic Relationship adalah Hubungan yang Merusak dan Tidak Sehat, Ketahui Jenisnya.

https://www.merdeka.com/jateng/toxic-relationship-adalah-hubungan-yang-merusak-dan-tidak-sehat-ketahui-jenisnya-kln.html

World Health Organization (WHO). (2021, April 25). Definition and typology

of violence.

https://www.who.int/violenceprevention/approach/definition/en/

Yayasan JaRi. (2021, April 25). Kekerasan Dalam Pacaran.

https://www.yayasanjari.org/kekerasan-dalam-pacaran/

Sumber Skripsi :

Radha Kahsyin. (2018). Representasi Kekerasan Dalam Pacaran Pada Film

“Posesif” (Analisis Semiotika Roland Barthes. Jakarta: Universitas Bakrie.

Anggraeni, F. (2018). Analisis Kekerasan Simbolik Pada Remaja dalam Film Trash. Makassar: Universitas Hassanudin.

Cholifatillah, S. C. U. (2019). Kekerasan Simbolik dalam Film “Dilan 1990”

dan “Dilan 1991.”. Bandung: Telkom University..

Prayudha, J. R. (2019). Representasi Kekerasan Simbolik Terhadap Perempuan Dalam Iklan Djarum76. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

Vira, M. (2015). Representasi kekerasan simbolik terhadap perempuan dalam film “the call”. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data artikel

Mengulas tentang film Story Of Kale yang tembus 100 ribu penonton dalam 5 hari penanyangannya. Yang menunjukan antusiasme masyarakat dalam penayangannya.

Lampiran 2 : Hasil Ithenticate

Dokumen terkait