• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya model pembelajaran yang digunakan dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan di atas kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kaitan Model Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa.

Penggunaan model pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan model konvensional merupakan pembelajaran

commit to user

yang berpusat pada guru. Ini berarti bahwa guru yang aktif menyampaikan materi, memberikan contoh, dan memberikan soal latihan untuk dikerjakkan siswa. Kelebihan dari model konvensional ini adalah dapat diterapkan pada kelas yang besar, materi yang dibahas lebih urut dan guru dapat memberikan tekanan pada hal-hal yang penting, waktu lebih efisien, persiapan guru sebelum mengajar tidak banyak. Sedangkan kekurangannya adalah pelajaran akan mudah membosankan karena siswa tidak diberi kesempatan untuk memahami konsep yang diajarkan dengan caranya sendiri, siswa tidak mampu menguasai materi, dan siswa lebih mudah melupakan materi yang dipelajari. Jika siswa tidak mampu menguasai materi, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal atau masalah. Akibatnya prestasi belajar siswa kurang baik.

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran model kooperatif yang paling sederhana. Pada awal proses belajar guru menyampaikan materi, dilanjutkan dengan siswa bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Kuis yang diberikan harus dikerjakan secara individu, sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individu untuk memahami materi. Jika siswa dapat memahami materi, maka siswa dapat menyelesaian soal atau masalah. Akibatnya prestasi belajar siswa baik.

Jika model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual, maka dalam proses belajar materi dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang berupa konsep, teorema, rumus-rumus dan soal-soal tetapi juga mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari-hari. Dalam bekerja kelompok, terjadi interaksi antara siswa untuk memecahkan masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Siswa harus kritis, kreatif, dan tidak menyandarkah pada hafalan. Siswa harus dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya. Setiap siswa bertanggung jawab secara individu dalam memahami materi, sehingga bagi siswa pembelajaran lebih bermakna. Jika siswa dapat memahami materi dengan cara mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, maka materi dipelajari akan

commit to user

lebih melekat pada pikiran siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan soal atau masalah. Akibatnya prestasi belajar siswa lebih baik.

2. Kaitan Aktivitas Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa.

Aktivitas belajar siswa merupakan sikap dan tingkah laku siswa tampak, dapat diamati dan diukur oleh siapapun yang terlibat dalam pembelajaran. Tidak pernah terlihat belajar tanpa adanya aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dilakukan siswa di antaranya mempersiapkan dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran, mendengarkan, bertanya, mengeluarkan pendapat, menulis atau mencatat, membaca, mempelajari kembali dan latihan.

Jika siswa aktif dalam mempersiapkan dan berpartisipasi dalam pembelajaran, mendengarkan apa yang disampaikan guru dan siswa lain, bertanya, mengeluarkan pendapat, menulis atau mencatat, membaca, mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari, dan mengerjakan latihan, maka siswa tersebut dikatakan siswa dengan aktivitas belajar tinggi. Siswa yang mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran, akan lebih siap dalam proses belajar. Siswa yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa yang aktif dalam mendengarkan dan bertanya, berusaha menanyakan hal-hal yang tidak dia pahami, sehingga dengan bertanya siswa akan lebih memahami materi. Siswa yang aktif mengeluarkan pendapat menunjukkan bahwa dia telah memahami suatu hal meskipun pemahaman siswa tersebut mungkin tidak benar. Siswa yang aktif dalam menulis atau mencatat akan menunjang tujuan pembelajaran karena catatan dapat digunakan untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Siswa yang aktif mengerjakan latihan akan lebih menguasai materi.

Akibatnya pada setiap kategori aktivitas belajar siswa (tinggi, sedang, dan rendah) akan mempunyai prestasi belajar siswa yang berbeda. Secara umum siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah.

commit to user

3. Kaitan Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar.

Pada masing-masing model pembelajaran (model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan model pembelajaran konvensional), siswa dengan aktivitas belajar yang berbeda dimungkinkan mempunyai prestasi belajar yang berbeda.

Secara umum pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dengan aktivitas belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun rendah, siswa dengan aktivitas belajar sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah, karena pada pelaksanaan pembelajaran siswa harus aktif secara individu karena setiap siswa bertanggung jawab untuk dapat memahami materi. Semakin tinggi tingkat aktivitas siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Akibatnya prestasi belajarnya juga lebih baik. Pada pembelajaran konvensional, siswa dengan aktivitas belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun rendah, siswa dengan aktivitas belajar sedang menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah, karena pada pembelajaran siswa belajar secara individu sehingga semakin tinggi aktivitas belajar siswa semakin aktif dalam usaha memahami materi dan mengerjakan soal latihan, sehingga prestasi belajarnya lebih baik.

Pada masing-masing kategori aktivitas belajar siswa (tinggi, sedang, dan rendah), dengan model pembelajaran yang berbeda dimungkinkan akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda. Pada aktivitas belajar tinggi pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran konvensional, karena pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual melibatkan secara aktif semua siswa dengan cara bekerja sama dan saling membantu dalam memecahkan

commit to user

masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pada aktivitas belajar sedang, model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun konvensional, karena pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual siswa berdiskusi untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar rendah dimungkinkan mempunyai prestasi belajar lebih baik jika menggunakan model pembelajaran konvensional daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual maupun tipe STAD, karena pada model pembelajaran konvensional pembelajaran berpusat pada guru, materi disampaikan guru, siswa tidak harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya, sehingga tidak memerlukan aktivitas belajar siswa yang tinggi.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa berperan dalam menentukan prestasi belajar matematika siswa. Serta, penerapan model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut.

Keterangan:

1. Model pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar matematika Model Pembelajaran

Aktivitas Belajar

Prestasi Belajar Matematika 1

2 3

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

commit to user

2. Aktivitas belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar metematika

3. Interaksi model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar matematika.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

2. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun siswa dengan aktivitas belajar rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah.

3.a. Pada masing-masing model pembelajaran (model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional), siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah.

b. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran konvensional. Siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik jika menggunakan model pembelajaran tipe STAD berbasis kontekstual daripada menggunakan model pembelajaran tipe STAD maupun model pembelajaran konvensional.

Siswa dengan aktivitas belajar rendah mempunyai prestasi belajar lebih baik jika menggunakan model pembelajaran konvensional daripada siswa

commit to user

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontekstual maupun model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis kontesktual lebih baik daripada prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

commit to user BAB III

Dokumen terkait