• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

G. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yang kegiatan pembelajarannya didominasi oleh guru. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal nonrutin. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memodelkan situasi nyata ke masalah matematika dan tidak memahami makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam menyelesaikan soal. Akibatnya siswa pasif, kurang mandiri dan termotivasi dalam memahami dan mengaplikasi konsep matematika. Kemampuan pemecahan masalah siswa tergantung pada metode pembelajaran dan masalah yang diberikan oleh guru. Untuk itu guru dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, dan dapat menumbuhkan minat dan kemampuan dalam pemecahan masalah matematika.

PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam proses belajar-mengajar matematika dikelas serta siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi masalah nyata tersebut kedalam bentuk konsep

matematika yang formal dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Model pembelajaran yang mengacuh pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Fakta yang ada, kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Kanisius Kalasan, Yogyakarta masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang nonrutin, memodelkan situasi nyata kemasalah matematika dan tidak memahami makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Siswa juga mengalami kesulitan dalam hal memahami soal dan merencanakan penyelesaian sehingga belum dapat menyelesaikan masalah dengan baik.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Padmavanthy dan Mareesh (2016), menunjukan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika; dan juga penelitian yang dilakukan oleh Erwin Sulaeman dkk (2016) menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika jika strategi problem based learning selalu digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pertimbangan atas model problem based learning tersebut, maka dengan proses kegiatan pembelajaran PBL yang terdiri dari 5 fase yaitu: orientasi terhadap masalah, organisasi belajar, penyelidikan individual maupun kelompok, pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah serta analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah akan membantu siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Model ini dianggap mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah yang nonformal kedalam konsep matematika. Dalam menciptaan proses pembelajaran yang optimal dan kondusif, guru sebagai pengajar dapat mendesain pembelajaran sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan model PBL, diharapkan dapat mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Dan Jenis Penelitian

Metode penelitian dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Menurut Graveimeijer (Hasanah, 2012), design research also called developmental research, is a type of research methods which the core is formed by classroom teaching experiments that center on the development of instructional sequences and the local instructional theories that underpin them. Sedangkan Van Den Akker, dkk (2006) menemukakan bahwa penelitian desain adalah studi sistematis merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program-program pendidikan, proses dan produk. Jadi penelitian desian merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang dan mengembangkan kumpulan teori mengenai proses belajar yang terjadi. Penelitian desain cocok digunakan untuk penelitian ini karena pada proses pembelajaran terdapat perbaikan-perbaikan dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan harapan peneliti.

Tahap pertama dalam penelitian desain adalah persiapan percobaan yaitu dengan melakukan kajian literatur mengenai pembelajaran berbasis masalah dan kemampuan pemecahan masalah, menyusun HLT, membuat lembar kegiatan siswa dan menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian. Tahap kedua adalah percobaan desain pembelajaran, yaitu mengujicobakan HLT yang telah dirancang. Tahap ketiga adalah analisis retrospektif, yaitu menganalisis hasil

38

ujicoba HLT dan hasilnya dijadikan pedoman dalam mengembangkan desain pembelajaran selanjutnya. Setelah tujuan pembelajaran tercapai, data yang diperoleh selama penelitian yaitu data kemampuan pemecahan masalah siswa yang diperoleh melalui tes dan lembar kerja siswa kemudian dianalisis yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA dan kelas VIIC SMP Kanisius Kalasan Sleman, Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah lintasan belajar (hypothetical learning trajectory) untuk membelajarkan materi operasi himpunan (irisan dan gabungan) dengan menggunakan model problem based learning dan dampaknya terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi operasi himpunan (irisan dan gabungan) setelah proses pembelajaran dengan menggunakan PBL.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2018.

2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini berlangsung di SMP Kanisius Kalasan, Jl. Krajan, Kringinan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman- Yogyakarta .

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah rekaman video pembelajaran dan dokumentasi hasil pekerjaan siswa. Melalui rekaman video, peneliti dapat melihat bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan proses pelaksanaan dari desain yang dirancang dikelas. Video digunakan untuk merekam diskusi-diskusi kecil yang terjadi pada saat siswa mencoba menyelesaiakan permasalahan yang diberikan oleh guru. Sedangkan melalui hasil pekerjaan siswa, peneliti dapat melihat bagimana pemikiran-pemikiran siswa secara detail, namun dengan adanya data tertulis, peneliti dapat mengetahui pemikiran siswa secara detail.

Data yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Data dari penelitian ini berbentuk rekaman video pembelajaran dan dokumentasi hasil pekerjaan siswa.

Melalui rekaman video, peneliti dapat melihat bagimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan pelaksanaan dari desain yang dirancang dikelas. Video digunakan untuk merekam diskusi-diskusi kecil yang terjadi pada saat siswa mencoba menyelesaikan masalah yang diberikan sswa serta diskusi dikelas.

Sedangkan melalui hasil pekerjaan siswa, peneliti dapat melihat bagaimana strategi – strategi dan cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah himpunan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2009), instrumen penelitian adalah alat bantuh yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Hypothetical Learning Trajectory (HLT)

Menurut Simon (dalam May Erlinawati, 2013) HLT terdiri dari tiga komponen, yaitu (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan belajar, dan (3) hipotesis proses belajar untuk memprediksi bagaimana pikiran dan pemahaman siswa akan berkembang dalam konteks kegiatan belajar. Melalui HLT, peneliti membuat dugaan-dugaan mengenai jawaban siswa yang mungkin deberikan oleh siswa. HLT dibuat untuk memberikan instruksi apa saja yang harus dilakukan oleh peneliti ketika melakukan pembelajaran dikelas dengan menerapkan model PBL pada materi operasi himpunan dan juga untuk melihat pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti dengan model PBL.

Dalam mendesain HLT menggunakan tiga tahap, yaitu: desain pendahuluan, percobaan desain, dan analisis retropektif. Langkah pertama menyusun HLT adalah menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menentukan materi matematika, aktivitas belajar siswa, konjektur proses pembelajaran untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan strategi yang digunakan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Langkah kedua yaitu melakukan uji coba dikelas VIIC, setelah desain awal HLT dan validasi ahli. Langkah ketiga adalah HLT direvisi dan selanjutnya akan digunakan untuk pengambilan data di kelas VIIA (HLT pada lampiran 1).

2. Lembar Tes

Lembar tes berupa soal uraian. Lembar tes dalam penelitian ini diberikan kepada siswa sesudah diberikan pembelajaran matematika dengan PBL.

Lembar tes ini sebagai alat bantuh untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan masalah.

Sebelum diberikan kepada siswa, tes akan diujicoba dan divalidasi terlebih dahulu. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes mengenai operasi himpunan (irisan dan gabungan) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa seperti tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Tes Kompetensi Dasar:

4.4. Menyelesaikan masalah konstektual yang berkaitan dengan operasi pada himpunan.

Indikator Pemecahan Masalah Soal Tes Tertulis 1. Siswa dapat memahami masalah

yang diberikan.

2. Siswa dapat merencanakan atau

menuliskan dengan

simbol/kata-kata sendiri dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan irisan dan gabungan.

3. Siswa dapat membuat simbol matematika dari masalah nyata yang telah dibuat. Selanjutnya siswa menyajikan himpunan dalam diagram venn. Kemudian siswa menentukan irisan dan gabungan dari duah himpunan atau lebih, dari rencana penyelesaian dan diagram venn yang telah dilaksanakan sebelumnya.

1. Dari sekelompok siswa ternyata: 25 siswa suka makan bakso, 20 siswa suka makan soto, dan 12 siswa suka makan keduanya (bakso dan soto). Berdasarkan keterangan di atas:

a. Gambarlah diagram Venn untuk didapatkan data sebagai berikut: 32 siswa suka memelihara ayam, 30 siswa suka memelihara burung, 20 siswa suka memelihata kucing, 8 siswa suka memelihara ayam dan burung, 7 siswa suka memelihara ayam dan kucing, 9 siswa suka memelihara burung dan kucing, 5 siswa suka memelihara ketiganya. Berdasarkan keterangan tersebut, maka:

a. Gambarkan diagram Venn yang menunjukkan keadaan di atas.

b. Tentukan banyak siswa yang:

1) suka memelihara ayam atau burung 2) suka memelihara salah satu saja dari

ketiganya.

3) suka memelihara burung, tetapi tidak suka memelihara ayam.

4) suka memelihara ayam, tetapi tidak suka memelihara kucing.

5) tidak suka memelihara ketiganya.

3. Lembar Wawancara

Wawancara dalam dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti hanya menyediakan panduan wawancara siswa secara garis besar untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa pada masalah yang diberikan yang berkaitan dengan materi himpunan (irisan dan gabungan) berdasarkan langkah Polya. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tes akhir di kelas VIIA dan VIIC. Berikut ini adalah kisi-kisi dan garis besar pertanyaan wawancara mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa seperti tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Langkah

1. Menuliskan apa yang

diketahui pada soal 1 Apa saja yang diketahui pada soal?

2. Menuliskan apa yang ditanyakan dalam

Coba kamu menceritakan kembali maksud dari soal

1. Menentukan strategi konsep matematika yang akan digunakan 4

Konsep matematika apa yang menurut kamu dapat

gunakan untuk

menyelesaikan

permasalahan tesebut?

5

Jelaskan tentang cara-cara yang menurut kamu dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

2. Mampu membuat hubungan dari data yang diketahui dan tidak diketahui

6

Apakah kamu mengaitkan hubungan antar konsep dalam menyelesaikan masalah?

7

Apakah kamu bisa mengaitkan antara materi sebelumnya yang pernah dipelajari?

8

Apakah sebelum sudah pernah diberikan masalah seperti ini? matematika seperti apa yang dapat kamu gunakan

Apakah kamu mengecek kembali jawaban dari setiap langkah yang digunakan?

13

Apakah kamu mengecek kembali jawaban terakhir yang kamu peroleh dengan?

2. Melakukan terhadap hasil belajar 14

Apakah kamu bisa menemukan sendiri jika terdapat kesalahan yang dilakukan?

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan kejadian apa-saja yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti

sebagai dasar untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara lisan ketika proses pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 92) yang mana mencakup 3 aktivitas dalam analisis datanya, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Miles dan Huberman mengartikan bahwa reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

Pada penelitian ini, data yang diperoleh yaitu realisasi HLT atau realisasi proses pembelajaran, hasil tes dan lembar kegiatan siswa (LKS). Data realisasi proses pembelajaran tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan lima fase PBL, dapat dilihat pada Tabel 2.1. Data hasil tes dan lembar kerja siswa akan digali lebih dalam tentang kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara tertulis. Kemampuan pemecahan masalah siswa secara lisan akan terlihat pada data realisasi HLT. Proses pembelajaran dan hasil wawancara, selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi atau pembuangan data yang tidak diperlukan. Reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir lengkap tersusun.

2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data adalah upaya menyajikan data untuk melihat gambaran secara keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 95) dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya.

Pada penelitian ini, akan diperoleh data tentang realisasi HLT / proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh melalui tes dan lembar kegiatan siswa. Data tersebut disajikan dalam sebuah tabel agar mudah untuk dipahami.

Sehingga akan terlihat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada setiap siklus yang menggunakan PBL.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Langkah terakhir dalam proses analisis data dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan / verifikasi, yaitu upaya menyimpulkan dan menjawab rumusan masalah yang ditentukan berdasarkan penelitian yang telah dilalui.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus peneliti akan mendapat data tentang pemecahan masalah siswa selama proses pembelajaran menggunakan PBL. Dari hasil reduksi data dan penyajian data akan terlihat bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berikut ini tabel analisis data secara rinci:

Tabel 3.3 Teknik Analisis Data Berdasarkan Hubungan Antara Rumusan Masalah dan Metode Pengumpulan Data

No Rumusan Masalah Metode Pengumpulan Data 1 Bagaimana lintasan

belajar untuk membelajarkan materi himpunan

menggunakan model

problem based learning untuk siswa

kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta?

HLT, Video Pembelajaran dan Catatan Lapangan

Teknik Analisis Data Penjelasan Teknik Analisis Data

Reduksi Data

Pembelaran dilaksanakan dikelas VIIC dan VIIA

terdiri dari 2 kali pertememuan pada materi operasi himpunan (irisan dan gabungan) dengan model PBL. Proses pembelajaran direduksi berdasarkan video pembelajaran dan sesuai HLT yang dirancang oleh peneliti.

Penyajian Data

Data proses pembelajaran pada siswa kelas VIIC

dan VIIB dianalisis dan dibahas pelaksaanaan lintasan belajar pada materi himpunan (irisan dan gabungan) menggunakan model PBL.

Kemudian dibahas secara kualitatif untuk menjawab rumuasan masalah penelitian.

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Data dari hasil analisis dan pembahasan dari proses pembelajaran pada siswa VIIC dan VIIB

dapat disimpulkan mengenai lintasan belajar untuk membelajarkan materi himpunan (irisan dan gabungan) dengan model PBL

2 Bagaimana dampak

Teknik Analisis Data Uraian Teknik analisis Data

Reduksi Data Hail tes tertulis dan wawancara siswa kelas VIIC

dan VIIB untuk materi operasi himpunan (irisan dan gabungan) setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model PBL. Data hasil tes tersebut direduksi berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya. Sedangkan hasil wawancara siswa setelah tes tertulis dari siswa kelas VIIC dan VIIA akan ditranskrip kemudian diredukasi berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya, yaitu, memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan penyelesaian sesuai rencana, dan memeriksa kembali.

Penyajian Data

Data hasil reduksi pada tes tertulis dan wawancara siswa untuk kelas VIIC dan VIIA

akan dibuat kategori-kategori berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya. Selanjutnya akan dianalisis dan dibahas untuk mengetahu dampak desain pembelajaran dengan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Hasil analisis dan pembahasan yang terkait dengan tes tertulis dan wawancara pada siswa kelas VIIC dan VIIA, diverifikasi berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya, selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa.

G. Tahap-Tahapan Kegiatan Dalam Penelitian

Menurut Gravemeijer dan Cobb (dalam Van den Akker, 2006) ada tiga tahapan dalam penelitian desain yaitu persiapan percobaan (preparing for the experiment), percobaan desain (design experiment) dan analisis retrospektif (retrospective analysis) :

1. Persiapan Percobaan (preparing for the experiment)

Pada tahap ini dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran dan titik awal pembelajaran, kemudian mendiskusikan strategi untuk mengetahui bagaimana proses kemampuan pemecahan masalah siswa.

Pada tahap ini juga dilakukan kajian literatur mengenai problem based

learning dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemudian merencanakan pembelajaran yaitu dengan menyusun Hypothetical Learning Trajectory (HLT), menyusun lembar kerja siswa, membuat soal tes, merencanakan jadwal penelitian, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti berdiskusi dengan pembimbing dalam penyusunan HLT. HLT bertujuan sebagai pedoman untuk mengantisipasi strategi dan proses pemecahan masalah siswa yang muncul dan berkembang pada aktivitas pembelajaran. Desain HLT bersifat dinamis dan direvisi selama proses pembelajaran.

2. Percobaan Desain (Design Experiment)

Pada tahap kedua ini adalah mengujicobakan kegiatan pengajaran yang telah didesain pada tahap pertama di kelas. Ujicoba ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan proses berpikir siswa selama dalam proses pembelajaran apakah sesuai dengan dugaan-dugaan dalam HLT. Pada tahap ini menjadi dasar untuk merevisi HLT untuk proses pembelajaran berikutnya. Ada 2 siklus pada tahap ini yaitu pilot experiment sebagai siklus 1 dan teaching experiment sebagai siklus 2. Berikut akan dijelaskan kedua kegiatan tersebut.

a. Pilot Experiment

Pada tahap ini HLT yang telah didesain diujicobakan pada siswa (beberapa orang siswa) di kelas non subjek penelitian. Kemudian dilakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa-siswa dari kelas kecil tersebut adalah Siswa-siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, menengah, dan rendah. Siswa tersebut direkomendasikan oleh guru kelas mereka yang mengetahui dengan baik keadaan siswanya. Pada tahap ini dilakukan percobaan proses pembelajaran dari pilot experiment dimana peneliti berperan sebagai guru dan guru kelas diharapkan berada di tempat penelitian.

Tujuannya adalah agar guru kelas tersebut dapat memperhatikan dengan jelas proses dari tahap ini sebagai bahan untuk merevisi HLT awal yang kemudian diujikan pada tahap teaching experiment. Agar HLT tepat pada sasaran dan mencapai tujuan pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan guru kelas dimana guru tersebut mengetahui siswa yang menjadi subjek. Selain berdiskusi dengan guru, siswa diwawancarai pada proses pembelajaran untuk mengetahui pemahaman, kemajuan, dan kesulitan siswa. Hasil diskusi dan saran dari guru serta hasil wawancara dengan siswa, nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan HLT.

b. Teaching Experiment

Tahap teaching experiment merupakan implementasi dari HLT yang sudah diperbaiki. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi strategi dan pemikiran siswa dalam pembelajaran yang sebenarnya sebagai data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Selama teaching experiment berlangsung, dugaan-dugaan pemikiran siswa dapat dimodifikasi untuk pembelajaran selanjutnya sesuai dengan karakteristik dari penelitian desain yaitu dapat

diintervensi. Tahap ini merupakan proses siklik (berulang), proses siklik dilakukan sampai mendapatkan lintasan belajar yang merupakan hasil revisi dari materi pembelajaran yang diujicobakan.

Pada tahap ini, yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri. Sedangkan untuk mengamati setiap aktivitas dan momen-momen penting selama proses uji coba tersebut yang kemudian dikumpulkan sebagai sumber data video dan melalui wawancara.

Hasil kerja siswa juga dikumpulkan dan beberapa siswa dipilih untuk diwawancarai.

3. Analisis Retrospektif (Retrospective Analysis)

Tujuan dari retrospective analysis secara umum adalah untuk mengembangkan local instructional theory. Pada tahap ini HLT dibandingkan dengan pembelajaran siswa yang sebenarnya dan dari sini rumusan masalah bisa dijawab.

Data yang diperoleh pada tahap ujicoba adalah realisasi proses pembelajaran (HLT), hasil tes, dan hasil lembar kerja siswa. Proses analisis berupa perbandingan antara HLT yang disusun sebelum dilakukan percobaan pembelajaran dan realisasi proses pembelajarannya, dan dilanjutkan dengan menganalisis kemungkinan-kemungkinan penyebabnya, serta kemungkinan yang dilakukan untuk memperbaiki HLT untuk proses pembelajaran berikutnya.

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah kegiatan pada penelitian ini yang meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan kegiatan akhir penelitian telah dirangkum dalam Gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan untuk menghasilkan lintasan belajar untuk membelajarkan materi himpunan menggunakan model problem based learning dan mengetahui dampak desain pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah untuk siswa kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan desain pembelajaran pada materi himpunan (irisan dan gabungan) menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan dampaknya terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat uji coba maupun saat penelitian.

A. Desain Awal.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mendesain pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi operasi himpunan yaitu irisan dan gabungan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 2 masalah yang didesain oleh peneliti untuk proses pembelajaran sebanyak 2 pertemuan, yaitu pada masing-masing pertemuan diberikan 1 masalah. Proses pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengetahui lintasan belajar dalam membelajarkan siswa pada materi operasi himpunan, yaitu irisan dan gabungan dengan model pembelajaran PBL. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dikelas sebanyak 2 kali pertemuan, peneliti akan mengadakan tes tertulis. Soal

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mendesain pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi operasi himpunan yaitu irisan dan gabungan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 2 masalah yang didesain oleh peneliti untuk proses pembelajaran sebanyak 2 pertemuan, yaitu pada masing-masing pertemuan diberikan 1 masalah. Proses pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengetahui lintasan belajar dalam membelajarkan siswa pada materi operasi himpunan, yaitu irisan dan gabungan dengan model pembelajaran PBL. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dikelas sebanyak 2 kali pertemuan, peneliti akan mengadakan tes tertulis. Soal