BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan pembelajaran fisika, pendidik diharapkan mampu menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran terdapat tujuan yang hendak dicapai, hal ini untuk memfokuskan pembelajaran dan juga sebagai batasan yang jelas dalam pembelajaran. Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran.
Dalam penelitian ini perubahan yang dilihat adalah pemahaman konsep peserta didik dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan fisika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran semaksimal mungkin diperlukan cara mengajar atau model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik dengan mudah memahami materi pelajaran. Masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam jika diminta untuk mengungkapkan kepada pendidik mengenai gagasan atau ide-ide mereka. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dalam proses pembelajaran sebisa mungkin perserta didik dilibatkan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan alat peraga.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik jika dibandingkan dengan media pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik adalah alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Oleh karena itu pengembangan alat peraga berbasis eksperimen sederhana sangat
24
diperlukan untuk membantu meningkatkan pemahaman pesesrta didik dalam proses pembelajaran.
Pengembangan alat peraga berbasis eksperimen sederhana mengikuti tahapan pada model ADDIE. Dimana tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap analisis yg terdiri dari analysis kurikulum, analisis kebutuhan, analisis materi pembelajaran, dan analisis perumusan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan sebelumnya, maka tahap selanjutnya adalah mendesain alat peraga. Pada tahap desain ada perancangan awal. Setelah dilakukan desain maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap pengembangan. Alat peraga yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh validator. Kemudian hasil validasi dianalisis untuk mengetahui valid atau tidak valid alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Jika alat peraga berbasis eksperimen sederhana valid maka akan dilanjiutkan ke tahap selanjutnya dan apabila tidak valid maka akan dilakukan revisi.
Selanjutny dilakukan penilaian oleh pendidik yang terdiri dari dua pendidik mata pelajaran fisika di SMA Negeri 9 Sinjai. Kemudian akan di ujia cobakan ke peserta didik yang terdiri dari 25 peserat didik di SMA Negeri 9 Sinjai.
Adapun kerangka konsep pada penelitian pengembangan alat peraga berbasis eksperimen sederhana pada materi fluida statis di SMA Negeri 9 Sinjai dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Tahap Analisis
Desain Alat Peraga Berbasis Eksperimen sederhana
Pengembangan alat peraga berbasis berbasis eksperimen sederhana
Validasi Alat Peraga
Alat Peraga Tidak Valid
Alat Peraga Valid
Revisi
Uji coba
Pendidik Peserta Didik
Evaluasi
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) untuk menghasilkan produk pengembangan berupa alat peraga. Yang dimaksud penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Salim dan Haidir, 2019). Prosedur penelitian ini mengacu pada model pengembangan yang dikemukakan oleh Branch yaitu model ADDIE yang meliputi Analysis, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Pada model ini dilakukan revisi (evaluasi) secara terus menerus dalam setiap fase yang dilalui. Sehingga produk yang dihasilkan menjadi produk (hasil) yang valid dan realibel (Branch, 2015).
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah 2 (dua) pendidik mata pelajaran fisika dan 25 peserta didik kelas XI IPA 3 yang dipilih berdasarkan saran dari pendidik mata pelajaran fisika.
C. Desain Penelitian
Model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Model ini sistematis sehingga tidak bisa diacak.
1. Analysis (Analisis)
Pada tahap ini, terdapat beberapa analisis yang akan dilakukan peneliti yaitu analisis kurikulum, analisis kebutuhan, analisis materi pembelajaran dan analisis perumusan tujuan pembelajaran di sekolah tersebut.
2. Design (Desain)
Pada tahap perancangan awal peneliti menentukan materi dan alat peraga yang akan dikembangkan, menetukan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merancang desain petunjuk penggunaan alat dan membuat instrumen.
3. Development (Pengembangan)
Tahapan ini merupakan tahapan produksi alat peraga berbasis eksperimen sederhana untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik yang telah dikembangkan. Setelah dilakukan design produk, kemudian dilakukan validasi design oleh validasi ahli. Setelah desain produk divalidasi, dapat diketahui untuk kekurangan alat peraga eksperimental sederhana yang berusaha mengembangkan.
Kekurangannya kemudian diperbaiki untuk mendapatkan produk yang lebih baik.
4. Implementation (Implementasi)
Tahap implementasi alat peraga berbasis eksperimen sederhana untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik yang telah dikembangkan dan divalidasi kemudian diuji cobakan. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui tingakat kelayakan alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Uji coba produk dilakukan dengan cara uji lapangan pada peserta didik SMA Negeri 9 Sinjai yang berjumlah 25 orang..
28
5. Evaluation (Evaluasi)
Setelah melalui tahap validasi dan uji coba produk, maka dapat diketahui hasil penilaian mengenai kelayakan alat peraga. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil penilaian responden terhadap kelayakan media pembelajaran.
Hasil penilaian tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari uji kelayakan oleh responden. Jika tidak sempurna, hasil uji coba digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dan peningkatan sehingga kemudian dapat diperbaiki menjadi alat peraga yang siap digunakan di sekolah.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi dalam bentuk kuesioner dengan skala Likert yang digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya produk telah dirancang. Lembar validasi terdiri dari:
1. Lembar Validasi Alat Peraga
Lembar validasi alat peraga digunakan untuk menilai kelayakan media pembelajaran fisika dalam alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Dengan melihat beberapa pertimbangan pada alat peraga yaitu kelayakan, kemudahan penggunaan dan kemenarikan alat peraga.
2. Lembar Angket Respon Pendidik
Lembar angket respon pendidik digunakan untuk mengetahui respon pendidik fisika mengenai produk alat peraga berbasis eksperimen sederhana.
3. Lembar Angket Respon Peserta didik
Lembar angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon peserta didik mengenai produk alat peraga berbasis eksperimen sederhana.
4. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas alat peraga yang dikembangkan. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian/essai.
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap analisis (Analysis)
Kegiatan awal sebelum mengembangkan produk alat peraga sederhana yaitu dengan melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan dalam bentuk pengamatan awal dalam kegiatan pembelajaran di SMA. Dari informasi yang diperoleh dari sekolah tersebut media pembelajaran yang digunakan hanya buku paket saja selain itu proses pembelajaran belum menggunakan alat peraga sehingga belum bisa memaksimalkan peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Peserta didik masih membutuhkan lebih banyak bantuan untuk memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan informasi awal, peneliti menganalisis perlunya pengembangan alat peraga eksperimen sederhana.
2. Tahap perancangan produk awal (Design)
Setelah melakukan tahap analisis tentang masalah pada tahap sebelumnya, peneliti kemudian melakukan pengkajian materi dan desain produk pada alat peraga, maka hasil analisis digunakan sebagai referensi dalam pengembangan alat peraga eksperimen sederhana.
a. Pengkajian materi
Pada tahap ini dilakukan penentuan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Adapun materi yang dipilih adalah materi fluida statis, Kemudian ditentukan indikator dari materi sebagai acuan dalam pembuatan alat peraga.
30
b. Perancangan produk
Kemudian peneliti melakukan desain produk awal. Alat peraga dirancang sesuai dengan silabus, kompetensi dasar dan tentu saja berdasarkan eksperimen sederhana fluida statis.
3. Tahap pengembangan produk (Development)
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan media pembelajaran dalam bentuk alat peraga berbasis eskperimen sederhana yang layak digunakan. Sebelum diuji, akan divalidasi terlebih dahulu. Validasi ini adalah proses atau kegiatan untuk menilai desain produk alat peraga berbasis eskperimen sederhana apakah itu efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Validasi para ahli dilakukan oleh ahli materi dan media atau alat peraga dengan menggunakan instrumen validasi. Pada tahap ini input akan diperoleh dari validator sebagai bahan untuk meningkatkan alat peraga sebelum pengujian kepada peserta didik.
4. Tahap Implementasi Produk (Implementation) a. Uji coba produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui tingkat kelayakan penggunaan alat peraga. Uji coba dilakukan dengan cara uji lapangan. Uji lapangan dilakukan pada satu kelas yang telah dipilih berdasarkan saran dari pendidik.
5. Tahap Revisi dan Evaluasi Produk (Evaluation) a. Revisi
Setelah produk diuji, dapat diketahui kelemahan produk. Jika masih terdapat saran selama uji coba, itu akan direvisi lagi untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
b. Evaluasi
Jika hasil uji coba sudah baik dan menarik menurut pendidik dan peserta didik, alat peraga ini telah selesai dan menjadi produk akhir. Jika tidak sempurna, hasil uji coba ini digunakan sebagai bahan perbaikan dan meningkatkan alat peraga sehingga kemudian dapat menjadi alat peraga yang cocok untuk digunakan di sekolah.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi media digunakan lembar yang berisi beberapa pernyataan dengan melihat beberapa aspek. Aspek validasi terdiri dari aspek pembelajaran, ketahanan alat, efisiensi alat dan estetika.
2. Lembar Angket Respon Pendidik
Lembar angket respon pendidik digunakan angket yang berisi pernyataan untuk mengetahui respon pendidik bidang studi terhadap penggunaan alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Aspek penilaian terdiri dari dua aspek yaitu aspek media dan aspek materi.
32
3. Lembar Angket Respon Peserta didik
Lembar angket respon peserta didik digunakan angket yang berisi pernyataan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan alat peraga berbasis eksperimen sederhana.
4. Tes
Tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk essai. Tes ini dilakukan sebelum pertemuan awal materi (pre-test) dan diakhir pertemuan (post-test).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data pada instrumen non-tes dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif menggunakan skala Likert. Jenis data yang dipeoleh ialah data kualitatif yang kemudian dianlisis menggunakan data kuantitatif beruapa data angka dan di interpretasikan dalam bentuk kata-kata. Skala likert digunakan untuk mengkur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2018: 93). Penelitian ini menggunakan skala 1 sampai 4, dengan skor 1 terendah dan skor tertinggi 4.
1) Analisis tingkat kevalidan
Instrumen validasi ahli berisi pernyataan yang telah disediakan oleh peneliti. Nilai akhir dari butir adalah persentase dari nilai rata-rata individu dari semua jawaban validator. Dari perhitungan skor setiap pernyataan, persentase responden dihitung dengan rumus
𝑃 = ∑ 𝑥
∑ 𝑥𝑖× 100%
Keterangan :
P : Persentase
Σx : Jumlah jawaban responden dalam satu item Σxi : Jumlah nilai ideal dalam item
Rumus untuk menghitung nilai rata-rata perindikator adalah sebagai berikut:
𝑋̅ =∑ 𝑋 𝑛 Keterangan:
𝑋̅ : Nilai rata-rata per aspek penilaian
∑ 𝑋 : Jumlah total skor dari responden n : Jumlah responden
(Sumber: Diadaptasi dari Supardi, 2017 :57) Kemudian dicari persentase kriteria validasi. Adapun kriteria validasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Konversi Interpretasi Skor Persentase (%) Kriteria
0-20 Tidak valid
21-40 Kurang valid
41-60 Cukup valid
61-80 Valid
81-100 Sangat valid
(Sumber : Riduwan, 2013)
Dari tabel kriteria interperetasi hasil validitas di atas, maka kriteria validitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Semakin tinggi nilai rata-rata interpretasi maka validitas/kelayakan alat peraga berbasis eksperimen sederhana juga semakin baik.
34
b. Kualifikasi kriteria sangat tinggi dan tinggi, maka perlu dilakukan revisi kecil sesuai dengan saran validator dan tidak perlu dilakukan validasi kembali.
c. Kualifikasi kriteria sedang, maka perlu dilakukan revisi besar dan tidak perlu dilakukan validasi kembali.
d. Kualifikasi kriteria rendah atau sangat rendah, maka perlu dilakukan revisi besar dan perlu dilakukan validasi kembali.
2) Analisis tingkat kepraktisan
Dari perhitungan skor masing-masing pernyataan, dicari presentasi jawaban keseluruhan responden dengan rumus:
𝑃 = ∑ 𝑥
∑ 𝑥𝑖× 100%
Keterangan :
P : Persentase
Σx : Jumlah jawaban responden dalam satu item Σxi : Jumlah nilai ideal dalam item
Penentuan kriteria interpretasi skor angket dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Konversi Interval Persentase Menjadi Kategori (Kemenarikan) Persentase (%) Kriteria
0-20 Tidak praktis
21-40 kurang praktis
41-60 Cukup praktis
61-80 Praktis
81-100 Sangat praktis Sumber: Diadaptasi dari riduwan (2013)
Dari tabel kriteria interpretasi diatas, maka kriteria kemenarikan dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Semakin tinggi nilai interpretasi maka semakin menarik alat peraga berbasis eksperimen sederhana.
2. Kualifikasi kriteria sangat menarik dan menarik, maka perlu dilakukan revisi kecil dan tidak perlu dilakukan uji coba kembali.
3. Kualifikasi kriteria cukup menarik, maka perlu di lakukan revisi besar dan tidak perlu dilakukan uji coba kembali.
4. Kualifikasi kriteria tidak menarik atau sangat tidak menarik, maka perlu dilakukan revisi besar dan perlu dilakukan uji coba kembali.
3) Analisis keefektifan
Nilai pada posttest dan pretest digunakan dengan menggunakan rumus:
Gain (𝑔) = Skor post−tes −skor pre−test skor maksimum−skor pre−test
Berikut interpertasi kriteria nilai gain pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Nilai Gain
(Hake, 1999)
Indeks Gain Kriteria
g > 0,70 Tinggi
0,70 ≥ g ≥ 0,30 Sedang
0,30 <g Rendah
36 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan produk dalam bentuk alat peraga fluida statis mengikuti model pengembangan ADDIE yang mempunyai lima tahap penelitian yaitu: tahap analysis (analisis), tahap design (desain), tahap development (pengembangan), tahap implementation (implementasi), dan tahap evaluation (evaluasi). Langkah-langkah dalam penelitian ini dijelaskan dalam uraian berikut.
1. Tahap Analisis (Analysis) a. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk mengetahui apa yang diterapkan oleh pihak sekolah serta bagaimana implementasinya di kelas oleh pendidik mata pelajaran terutama pendidik mata pelajaran fisika. Hasil Observasi menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan sekolah SMA Negeri 9 Sinjai adalah kurikulum 2013.
Namun pada realita yang terjadi di lapangan masih sederhana dan belum menekankan pada eksperimen atau percobaan. Hal ini didukung pada proses pembelajaran di kelas, penerapan dalam kelas masih kurang mencerminkan penerapan kurikulum 2013.
b. Analisis kebutuhan
Kegiatan observasi dilakukan pada saat magang 1 dan II di SMA Negeri 9 Sinjai, di mana belajar di kelas masih berpusat pada pendidik. Belajar di kelas hanya bergantung pada materi yang disampaikan oleh pendidik, sementara peserta didik
hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh pendidik tanpa secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika, terutama peserta didik, mereka terlihat bosan karena mereka hanya mendengarkan materi dan melakukan latihan yang diberikan oleh pendidik. Untuk alasan ini, peserta didik memerlukan media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transfer ilmu yang menyenangkan dan tidak membosankan.. Berdasarkan analisis ini peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa alat peraga yang di terapkan pada proses pembelajaran fisika.
c. Analisis materi pembelajaran
Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa masalah utama yang terjadi pada proses pembelajaran adalah kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar yang disebabkan karena keterbatasan media pembelajaran di sekolah tersebut. Penggunaan alat peraga dalam materi fluida statis berupa miniatur pompa hidrolik dan pesawat hartl dinilai efektif untuk mengatasi kurangnya partisipasi peserta didik. Selain alat peraga mudah digunakan, alat peraga ini juag menjelaskan konsep fisika pada materi fluida statis . Hal ini juga karena konsep fluida statis yang abstrak, sehingga perlu diubah kedalam bentuk konkret (nyata) agar dapat dengan mudah dipahami dan menerima materi fluida statis. Dari analisis tersebut materi yang dikembangkan adalah materi fluida statis dengan kompetensi dasar yang dipilih menerapkan konsep hukum pascal dan tekanan hidrostatis.
d. Perumusan tujuan pembelajaran
Media pembelajaran dibuat peneliti sebagai alternatif yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik di SMA Negeri 9 Sinjai. Dari analisis
38
kurikulum, analisis kebutuhan peserta didik dan analisis materi pembelajaran, dirumuskan tujuan pembelajaran peserta didik dapat dengan mudah memahami materi dan tidak membosankan dengan menggunakan alat peraga pada materi fluida statis.
2. Tahap Desain (Design)
Berdasarkan tahap analisis yang telah dilakukan, yang terdiri dari beberapa 4 tahap analisis, maka tahap selanjutnya adalah tahap desain. Pada tahap desain adalah tahap perancangan terhadap alat peraga berbasis eksperimen sederhana, dimana mencakup alat peraga yang akan dikembangkan, alat dan bahan yang akan digunakan, desain buku petunjuk penggunaan alat, instrumen lembar validasi untuk validator dan kuesioner untuk pendidik dan peserta didik serta instumen tes untuk peserta didik.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Pada Tahapan ini merupakan tahapan produksi alat peraga berbasis eksperimen sederhana yang layak digunakan. rancangan alat peraga berbasis eksperimen sederhana adalah alat peraga yang siap untuk divalidasi oleh validator. Validasi produk dilakukan oleh 2 (dua) validator yang merupakan dosen fisika di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Alat peraga yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh validator, pendidik dan peserta didik. Pada tahap validasi ini bertujuan agar mendapatkan perbaikan alat peraga dari komentar, masukan dan saran yang diberikan oleh validator, pendidik dan peserta didik.
a. Validasi
Produk yang telah dibuat akan divalidasi oleh validator yang ahli pada bidangnya. Validator ada dua yaitu Ibu Salwa Rufaida, S.Pd.,M.Pd dan Ibu Dewi Hikma Marisda, S.Pd.,M.Pd selaku dosen fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. Validasi ini dilakukan oleh validator ditinjau dari beberapa aspek yaitu (1) aspek pembelajaran, (2) ketahanan alat, (3) efisiensi alat, dan (4) estetika media pembelajaran.
Perolehan data yang dilakukan menggunakan angket. Jenis skala yang digunakan dalam angket adalah skala likert dimana menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu baik sekali, baik, kurang baik dan tidak baik. Berdasarkan hasil penlilaian kelayakan dari validator dapat dijabarkan dalam pembahasan berikut:
Data dari hasil penilaian kelayakan oleh dua validator media pembelajaran dengan menggunakan lembar validasi untuk menilai kelayakan dari media pembelajaran dengan materi fluida statis di SMA Negeri 9 Sinjai dengan hasil penilaian sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Alat Peraga Berbasis Eksperimen Sederhana Aspek Rata-rata Aspek pembelajaran 3.50 87.5 Sangat valid
Ketahanan alat 3.84 96.0 Sangat valid
Efisiensi alat 3.62 90.0 Sangat valid
Estetika 3.50 88.0 Sangat valid
Rata-rata 3.62 90.4 Sangat valid
40
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 4.3 menunjukkan persentase hasil validasi oleh dua dosen atau validator pada 13 kriteria penilaian dari dalam 4 aspek terhadap instrument alat peraga berbasis eksperimen sederhana. Penilaian di berikan oleh maisng-masing validator mendapatkan hasil dan komentar atau saran yang berbeda-beda.
1. Aspek pembelajaran
Hasil analisis menunjukkan validator melakukan penilaian pada aspek pembelajaran yang terdiri dari 3 (tiga) pernyataan yaitu Konsep yang diajarkan,Tingkat keperluan alat untuk pembelajaran dan Materi yang disajikan dalam alat peraga mudah dipahami. Setelah melakukan analisis validasi dari validator 1 dan validator II dapat diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh pada aspek pembelajaran yaitu 3.50 dengan kategori baik dan persentase mencapai 87.5 % dengan kategori sangat valid.
2. Aspek ketahanan alat
Hasil analisis menunjukkan validator melakukan penilaian pada aspek pembelajaran yang terdiri dari 3 (tiga) pernyataan yaitu Ketahanan terhadap cuaca Kemudahan perawatan dan Tidak berbahaya untuk digunakan. Pada aspek ketahanan alat rata-rata yang diperoleh yaitu 3.84 dengan kategori baik dan persentase mencapai 96 % dengan kategori sangat valid.
3. Aspek Efisiensi
Hasil analisis menunjukkan validator melakukan penilaian pada aspek pembelajaran yang terdiri dari 4 (empat) pernyataan yaitu Kemudahan dirangkaikan, Kemudahan digunakan/dijalankan, Memiliki ukuran ideal untuk dijadikan sebagai alat praktikum dan Menggunakan bahan sederhana. Pada
aspek efisiensi alat rata-rata yang diperoleh yaitu 3.62 dengan kategori baik dan persentase mencapai 90 % dengan kategori sangat valid.
4. Aspek Estetika
Hasil analisis menunjukkan validator melakukan penilaian pada aspek pembelajaran yang terdiri dari 3 (tiga) pernyataan yaitu Warna, Bentuk, dan Menarik.Pada aspek estetika rata-rata yang diperoleh yaitu 3.50 dengan kategori baik dan persentase mencapai 88 % dengan kategori sangat valid. Hasil ini menunjukkan bahwa produk layak untuk digunakan. Walaupun demikian masih perlu adanya perbaikan sesuai saran dari masing-masing validator. Selain dalam bentuk tabel persentase hasil validasi diatas , juga sajikan dalam bentuk diagram batang.
Gambar 4.1 Persentase Hasil Validasi Alat Peraga b. Revisi alat peraga
Setelah pembuatan desain produk alat peraga berbasis eksperimen sederhana, kemudian dilakukan validasi terhadap instrument-instrumen berupa
87,50%
42
angket validasi alat peraga, angket persepsi pendidik dan angket persepsi peserta didik yang di validasi oleh beberapa ahli. Validasi dilakukan dalam ranah konstruk dan isi oleh dua validator untuk menentukan layak dan tidaknya produk alat peraga digunakan.
Tabel 4.4 Nama-Nama Validator
No. Nama Validator Jabatan
1. Dewi Hikmah Marisda S.Pd.,M.Pd Dosen Pendidikan Fisika 2. Salwa Rufaida S.Pd.,M.Pd Dosen Pendidikan Fisika
Penilaian oleh para validator dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada aspek yang sesuai dan dilengkapi catatan-catatan kecil pada bagian yang perlu diperbaiki beserta sarannya. Berikut hasil revisi produk berdasarkan saran-saran yang diberikan
Tabel 4.5 Hasil Revisi Berdasarkan Saran Yang Diberikan
Saran Perbaikan
Berikan label pada alat peraga Sudah diberikan label pada setiap alat peraga
Tidak ada nama alat peraga Sudah diberikan nama alat Warna alat peraga kurang bagus Warna alat peraga sudah diganti
dengan warna lain Alangkah baiknya menggunakan
dengan warna lain Alangkah baiknya menggunakan