• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konsep ARKL

Dalam dokumen ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN SULFUR (Halaman 81-93)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ARKL

 Berat Badan  Laju Asupan Pola Aktivitas  Frekuensi Pajanan  Durasi Pajanan  Waktu Pajanan Konsentrasi SO2 yang

terpajan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar industri PT. Pusri Palembang Intake (Asupan SO2) Besar Risiko (RQ) SO2 dalam udara ambien

64

3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur/ Satuan Skala Ukur 1 Konsentrasi SO2 di udara (C)

Kandungan gas SO2 yang

terdapat dalam satuan volume udara ambien di pemukiman sekitar PT.Pusri pada jarak 1300 meter dari sumber emisi PT. Pusri Palembang Menggunakan metode pararosanilin Impinger mg/ m3 Rasio 2 Berat Badan (Wb)

Satuan massa berat badan manusia pada saat penelitian dilakukan (Kemenkes, 2012) Pengukuran berat badan Timbangan Berat Badan Kg Rasio 3 Laju Asupan (R)

Volume udara yang dihirup per jam

Memasukkan nilai berat badan ke dalam

Rumus perhitungan laju

65

regresi laju asupan asupan

4 Waktu Pajanan ( )

Lamanya seseorang terpajan oleh SO2 di lokasi penelitian

Wawancara Kuisioner Jam/hari Rasio

5 Frekuensi Pajanan (fE)

Lamanya masyarakat tinggal di tempat penelitian dihitung menurut hari dalam setahun. (Rahman, 2005)

Wawancara Kuisioner Hari/tahun Rasio

6 Durasi Pajanan ( )

Lamanya waktu terpajan oleh SO2 di lokasi penelitian dihitung mulai dari masyarakat tinggal di lokasi penelitian

Wawancara Kuisioner Tahun Rasio

7 Intake/ Asupan SO2 (

Banyaknya jumlah konsentrasi SO2 yang memiliki efek non kanker (tidak menyebabkan

Memasukkan data konsentrasi, laju asupan, berat badan,

Rumus perhitungan

66 kanker) pada sebuah media

lingkungan, yang masuk ke dalam tubuh manusia setiap harinya yang dinyatakan dalam satuan mg/kg/hari (Kemenkes, 2012).

waktu pajanan, frekuensi pajanan, dan surasi pajanan ke dalam rumus perhitungan Intake (Asupan) menggunakan kalkulator 8 Karakteristik Risiko (RQ)

Besarnya risiko yang dinyatakan dalam angka tanpa satuan yang merupakan perhitungan perbandingan antara intake dengan dosis dibagi konsentrasi referensi dari suatu agen risiko non karsinogenik dapat juga diinterpretasikan sebagai aman/tidak amannya suatu agen

Perhitungaan

karakterisasi risiko untuk efek kronis nonkarsinogenik dengan

membandingkan asupan SO2 pada populasi dengan dosis referensi inhalasi SO2. Rumus Perhitungan tingkat risiko dengan menggunakan kalkulator RQ < 1 : tidak berpotensi gangguan kesehatan RQ ≥ 1 : berpotensi menimbulka n gangguan Rasio

67 risiko terhadap organisme,

sistem, atau sub/populasi. (Kemenkes, 2012).

68

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode studi ARKL sebagai dampak pajanan SO2 di udara pada penduduk yang bermukim

di sekitar PT. Pusri Palembang. ARKL bertujuan memperkirakan risiko yang diterima suatu masyarakat akibat pajanan agen-agen pencemar di lingkungan. ARKL bukan studi epidemiologi yang memaparkan efek-efek kesehatan dan agen sebagai variabel independen dengan tujuan memperoleh hubungan kausalitas antar variabel yang dipaparkan.

Studi ARKL dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi risiko pajanan SO2 di dalam udara ambien di pemukiman penduduk sekitar

industri PT. Pusri Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016. Langkah studi ARKL (Rahman, 2008) antara lain identifikasi bahaya, analisis pemajanan, analisis dosis-respon, dan karakteristik risiko serta manajemen risiko apabila nilai besar risiko lebih dari satu (RQ>1).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di wilayah sekitar kawasan PT. Pusri Palembang dengan radius 1.300 meter yang peneliti tentukan yaitu dengan asumsi dari sumber cerobong emisi gas PT. Pusri Palembang (Packed Boiler) yang terdiri dari RW 7 dan RW 4 (Kelurahan Sungai Buah), RW 01 dan 08 (Kelurahan 3

Ilir), RW 01 RW 04 (Kelurahan 1 Ilir), dan RW 04, RW 07 dan RW 08 (Kelurahan Tangga Takat) dan berdasarkan faktor yang menyebutkan bahwa semakin tinggi stack (cerobong) maka konsentrasi polutan yang menyebar di lingkungan hingga sampai dipermukaan tanah akan semakin menurun dan terus berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber (Juliani, dkk). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016.

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

Sumber : Google earth Keterangan :

: Radius 1.300 meter

4.3 Subjek Studi

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan mempunyai 2 subjek studi, yaitu : 1. Populasi manusia yang berisiko.

2. Risk agent, terdapat dalam media lingkungan yang menjalani populasi manusia yang berisiko

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi Subyek

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk yang bermukim di daerah sekitar industri PT. Pusri Palembang dengan radius 1.300 meter yang terpajan SO2 pada saat dan sebelum penelitian ini

berlangsung.

4.4.2 Sampel

1. Manusia

Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang bermukim lebih dari 2 tahun di lokasi penelitian dengan radius 1.300 meter dari pusat industri PT. Pusri Palembang

2. Lingkungan (Udara)

Sampel lingkungan adalah udara ambien di pemukiman penduduk sekitar industri PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang, dikumpulkan dengan metode pararosanilin dengan peralatan impinger.

4.4.3 Pengambilan dan Perhitungan Sampel Manusia

Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan mengestimasi rata-rata jumlah penduduk dewasa yang terbagi ke dalam 3 pembagian lokasi. Dimana lokasi ditentukan berdasarkan jarak emisi gas buang PT. Pusri Palembang yaitu 800 meter, 1.050 meter, 1.300 meter. Maka lokasi 1 yaitu penduduk yang bermukim di radius 800 meter, lokasi 2 yaitu penduduk yang bermukim di antara radius 800- 1050 meter, lokasi 3 yaitu penduduk yang bermukim di antara radius 1050-1300 meter

Gambar 4.2 Cluster Sampling Keterangan :

: Radius 800 meter : Radius 1050 meter : Radius 1300 meter

Penentuan sampel subyek dalam penelitian ini menggunakan rumus estimasi rata-rata pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak dikarenakan variabel-variabel yang digunakan berskala rasio, yaitu :

Keterangan:

n : Besar Sampel N : Besar Populasi

: Nilai standar distribusi normal (derajat kepercayaan 95%)

σ : Standar deviasi penelitian sebelumnya

d : Tingkat ketelitian yang diinginkan (dalam penelitian ini digunakan sebesar 10%)

Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

N : 5165 Data Kependudukan di Kelurahan Sungai Buah, 1 Ilir, 3 Ilir dan Tangga Takat, 2013)

: 1,96

σ : 0,6

d : 0,1 Deff : 2

x 2

n = 269,4 = 270 (dibulatkan)

Total sampel minimal yang dibutuhkan sebesar 270 sampel. Berdasarkan pembagian 3 daerah radius lokasi penelitian untuk penentuan besar sampel di setiap radiusnya menggunakan rumus proporsi dengan populasi diketahui, yaitu:

Proporsi =

Radius 800 meter (Kelurahan 1 Ilir)

Radius 1050 meter (Kelurahan Sungai Buah)

Radius 1300 meter (Kelurahan 3 ilir dan

Tangga Takat)

Dari keseluruhan total sampel minimal yang dibutuhkan ditambahkan 10% sebagai sampel cadangan, sehingga total sampel yang diambil sebesar 297 responden dengan rincian pada cluster 1 sebanyak 42 orang, cluster 2 sebanyak 100 orang dan cluster 3 sebanyak 155 orang.

4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan (SO2)

Penentuan jumlah titik sampling dilakukan menggunakan kurva aproksimasi. Jumlah titik yang ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di suatu wilayah dan level pencemaran (Soedomo,2001) . Penentuan titik sampling kategori SO2 disesuaikan dengan kategori PM2,5, karena PM2,5

dihasilkan oleh reaksi kimia yang melibatkan SO2 didalamnya (CENR,

2000). Jumlah penduduk di lokasi penelitian ini adalah 5165 jiwa dan tingkat pencemaran tergolong rendah karena terdapat satu sumber potensial. Berdasarkan kategori tersebut dengan jumlah penduduk di bawah 1 juta jiwa dan tingkat pencemaran rendah maka diperlukan 10 titik pemantauan udara (Soedomo, 2001). Pengukuran konsentrasi udara dilakukan di pagi, sore, dan malam hari (PERMENLH No. 12 tahun 2010). Dalam SNI 19-7119.7-2005 mengenai penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien, yaitu pengukuran konsentrasi SO2 dilakukan di titik sampling menghadap ke

arah angin dominan dimana arah angin dominan dapat berasal dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Penentuan lokasi pengambilan sampel objek juga ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor meteorologi, geografi dan tata guna lahan.

Sumber : Google earth

Keterangan :

: Radius 1300 meter

: Titik emisi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang : Titik Pengambilan Sampel Udara

4.4.5 Metode Pengukuran Konsentrasi Sulfur dioksida (SO2)

Pengukuran kualitas udara ambien di pemukiman penduduk sekitar industri PT. Pusri Palembang dilakukan oleh petugas Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Palembang bersama peneliti. Pengukuran gas SO2 dilakukan dengan

alat berupa pompa vacuum dan tabung impinger serta penyerap (absorbant) larutan 0,1 N sodium tetracholoromercurate.

Dalam dokumen ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN SULFUR (Halaman 81-93)

Dokumen terkait