• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsentrasi SO 2

Dalam dokumen ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN SULFUR (Halaman 108-117)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

5.3 Deskriptif Variabel Penelitian

5.3.1 Konsentrasi SO 2

Konsentrasi SO2 pada penelitian ini dibagi menjadi 3

lokasi pengukuran yaitu pada jarak 800 meter (cluster 1), 1050 meter (cluster 2), dan 1300 meter (cluster 3) dari sumber emisi PT. Pusri Palembang. Berikut merupakan distribusi frekuensi

responden yang terpajan polutan SO2 berdasarkan pembagian

lokasi penelitian.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Konsentrasi SO2 di Pemukiman Sekitar PT.

Pusri Palembang Tahun 2016

Konsentrasi SO2 (mg/m3) Cluster 1 2 3 n % n % n % ≥ 0,246 42 100 61 61 91 58,7 < 0,246 0 0 39 39 64 41,3 Total 42 100 100 100 155 100

Dari tabel 5.6 diatas jika dibandingkan dengan nilai median konsentrasi SO2 keseluruhan wilayah (0,246 mg/m3),

maka dapat diketahui bahwa di cluster 1 lokasi penelitian keseluruhan responden terpajan SO2 dengan konsentrasi diatas

nilai median. Pada cluster 2 dan 3 wilayah penelitian responden lebih cenderung terpajan konsentrasi SO2 diatas nilai median

yaitu masing-masing sebesar 61 orang (61%) pada cluster 2 dan 91 orang (58,7%) pada cluster 3.

Jika dilihat keseluruhan dari 3 cluster lokasi penelitian, maka didapatkan hasil bahwa lebih banyak responden yang terpajan SO2 dengan nilai konsentrasi di atas nilai median 0,246

dengan responden yang terpajan SO2 dengan konsentrasi di

bawah nilai median yaitu sebesar 34,7%.

5.3.2 Berat Badan

Adapun distribusi frekuensi variabel berat badan masyarakat dewasa di pemukiman sekitar PT.Pusri Palembang tahun 2016 dilihat dari pembagian lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan tiap Cluster Berat Badan Cluster 1 2 3 n % n % n % ≥ 56,4 20 47,6 45 45 84 54,2 < 56,4 22 52,4 55 55 71 45,8 Total 42 100 100 100 155 100

Dari tabel 5.7 diatas jika dibandingkan dengan nilai median berat badan keseluruhan (56,4 kg), maka dapat diketahui bahwa pada cluster 1 dan cluster 2 lokasi penelitian responden lebih cenderung memiliki berat badan di bawah nilai median yaitu masing-masing sebesar 20 orang (47,6% ) responden pada cluster 1 dan 45 orang (45%) pada cluster 2. Akan tetapi,

berbeda dibandingkan dengan responden yang bermukim pada kawasan cluster 3 yang lebih cenderung memiliki berat badan diatas nilai median yaitu sebesar 84 orang responden (54,2%).

Jika dilihat keseluruhan dari 3 cluster lokasi penelitian, maka didapatkan hasil bahwa lebih besar responden yang memiliki berat badan di atas nilai median yaitu sebesar 50,2% dari total responden dibandingkan dengan responden yang memiliki berat badan di bawah nilai median 56,4 kg yaitu sebesar 49,8%.

5.3.3 Laju Asupan

Laju asupan adalah banyaknya SO2 yang masuk dalam

tubuh setiap jamnya lewat jalur inhalasi (pernapasan) yang ada di wilayah penelitian selama 24 jam. Laju asupan pada penelitian ini dihitung dengan persamaan y = 5,3 Ln(x) – 6,9 dengan y = R dalam satuan m3/hari dan x = Wb atau berat badan. Adapun

distribusi frekuensi variabel penelitian laju asupan masyarakat dewasa di pemukiman sekitar PT. Pusri Palembang tahun 2016 berdasarkan lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Laju Asupan tiap Cluster Laju Asupan (m3/jam) Cluster 1 2 3 n % n % n % ≥ 0,60 21 50 49 49 90 61,3 < 0,60 21 50 51 51 65 38,7 Total 42 100 100 100 155 100

Rata-rata 0,60 m3/hari 0,60 m3/hari 0,60 m3/hari

Dari tabel 5.8 diatas jika dibandingkan dengan nilai rata-rata laju asupan total (0,60 m3/jam), maka dapat diketahui bahwa pada cluster 1 lokasi penelitian responden lebih cenderung memiliki laju asupan pada nilai rata-rata yaitu sebesar 50% responden. Akan tetapi, berbeda dibandingkan dengan cluster 2 lebih cenderung memiliki laju asupan dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar 51% dibandingkan responden yang memiliki laju asupan diatas hanya sebesar 49%. Sedangkan pada cluster 3 dimana responden lebih cenderung memiliki laju asupan di atas nilai rata-rata yaitu sebesar 61,3%.

Jika dilihat keseluruhan dari 3 cluster lokasi penelitian, maka didapatkan hasil bahwa lebih besar responden yang memiliki laju asupan di atas nilai rata-rata yaitu sebesar 53,9%

dari total responden (297 orang) dibandingkan dengan responden yang memiliki laju asupan di bawah nilai rata-rata 0,60 m3/jam

yaitu sebesar 46,1%.

5.3.4 Waktu Pajanan

Waktu pajanan atau lama pajanan adalah jumlah jam terjadinya pajanan SO2 yang memajani responden setiap harinya.

Adapun hasil distribusi frekuensi waktu pajanan responden berdasarkan pembagian lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Pajanan tiap Cluster Waktu Pajanan (jam/hari) Cluster 1 2 3 n % n % n % 24 11 26,2 49 49 101 65,2 < 24 31 73,8 51 51 54 34,8 Total 42 100 100 100 155 100

Dari tabel 5.9 dapat dilihat dari distribusi frekuensi waktu pajanan tiap cluster dibandingkan dengan nilai median waktu pajanan keseluruhan lokasi penelitian (24 jam/hari), maka

responden di cluster 1 lebih banyak memiliki nilai waktu pajanan di bawah nilai median yaitu sebanyak 31 orang (73,8%), sedangkan responden pada cluster 3 memiliki nilai waktu pajanan lebih besar di atas nilai median yaitu sebanyak 101 orang (65,2%).

Sehingga secara keseluruhan total responden dengan waktu pajanan SO2 di atas nilai median lebih besar dibandingkan

dengan responden yang memiliki waktu pajanan SO2 di bawah

nilai median yaitu sebanyak 161 responden (54,2 %) berbanding 136 responden (45,6%).

5.3.5 Frekuensi Pajanan

Frekuensi pajanan adalah jumlah hari pemajanan SO2 yang

diterima responden dalam satu tahun dikurangi lama responden meninggalkan wilayah studi. Adapun hasil distribusi frekuensi pajanan responden berdasarkan pembagian lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Pajanan tiap Cluster Frekuensi Pajanan (hari/tahun) Cluster 1 2 3 n % n % n % 365 31 73,8 71 71 107 69 < 365 11 26,2 29 29 48 31 Total 42 100 100 100 155 100

Dari tabel 5.10 di dapat dilihat dari distibusi frekuensi pajanan tiap cluster dibandingkan dengan nilai median frekuensi pajanan keseluruhan lokasi penelitian, maka responden di cluster 1, cluster 2, dan cluster 3 didominasi dengan nilai frekuensi pajanan berada pada nilai frekuensi pajanan total yaitu masing- masing sebanyak 31 orang (73,8%), 71 orang (71%), dan 107 orang (69%).

Sehingga total responden dengan frekuensi pajanan di atas nilai median lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki frekuensi pajanan di bawah nilai median yaitu 69,7% berbanding 30,3%.

5.3.6 Durasi Pajanan

Durasi pajanan adalah lamanya waktu terpajan oleh SO2 di

lokasi penelitian. Adapun hasil distribusi frekuensi durasi pajanan berdasarkan pembagian lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Durasi Pajanan tiap Cluster Durasi Pajanan (tahun) Cluster 1 2 3 n % n % n % ≥ 31 19 45,2 50 50 81 52,3 < 31 23 54,8 50 50 74 47,7 Total 42 100 100 100 155 100

Dari tabel 5.11 dilihat dari distribusi durasi pajanan tiap cluster dibandingkan dengan nilai median durasi pajanan keseluruhan (31 tahun), maka responden di cluster 1 lebih cenderung memiliki nilai durasi pajanan di bawah nilai median durasi pajanan total yaitu sebanyak 19 orang (45,2%) berbanding 23 orang (54,8%) responden yang memiliki nilai durasi pajanan diatas nilai median, sedangkan responden yang bermukim di kawasan cluster 3 lebih banyak memiliki nilai durasi pajanan di atas nilai median total yaitu 81 orang (52,3%) berbanding 74 orang (47,7%) dibawah nilai median.

Sehingga total responden dengan nilai durasi pajanan di atas nilai median lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki durasi pajanan di bawah nilai rata-rata yaitu 150 orang (50,5%) berbanding 147 (49,5%).

Dalam dokumen ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN SULFUR (Halaman 108-117)

Dokumen terkait