• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.4 Kerangka Konsep

LEUKEMIA MANIFESTASI OKULAR

1

Penelitian ini bersifat observasional, dengan pengambilan data secara cross sectional, dimana subyek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Mata RSUP. Haji Adam Malik dan Poliklinik anak RSUP Haji Adam Malik Medan selama periode September 2015 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh penderita yang berobat ke poliklinik mata dan poliklinik anak di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan diagnosa Leukemia dari bulan September 2015 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.4 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus :

d = Tingkat ketepatan absolut (presisi) yang masih bisa ditolerir 0,15

n ≥ 1,962 x 0,50 (1-0,50) (0.15)2

= 1,962 0.50 x 0,50) 0.0225

= 43 pasien

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 43 orang.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi

 Pasien anak yang telah terdiagnosa dengan leukemia.

Kriteria Eksklusi

 Pasien anak dengan riwayat penyakit mata sebelumnya.

 Pasien anak yang tidak kooperatif

3.6 Identifikasi Variabel

Variabel terikat : Leukemia akut Variabel bebas : Manifestasi okular

3.7 Definisi Operasional

Leukemia akut adalah : penderita leukemia akut yang telah ditetapka di bangsal anak RSUP Haji Adam Malik Medan

Manifestasi okular adalah : penyakit yang ditimbulkan pada orbita akibat leukemia.

Tekanan Intra Okuli adalah : tekanan intra okuli setiap pasien anak dengan nilai normal 8 – 14 mmhg.

3. 8 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Alat tulis

2. Snellen Chart 3. Funduskopi 4. Slit lamp

5. Tonometer nonkontak ® TOP CHON CT-80 6. Tetes mata Midriatil 1%

3.9 Alur Penelitian

3.10 Jalan Penelitian dan Cara kerja

 Penjelasan kepada keluarga pasien mengenai cara pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan

.

 Pencatatan identitas pasien yang memenuhi kriteria pemilahan sampel.

 Dilakukan allo anamnesa

 Dilakukan pemeriksaan segmen anterior dan segmen posterior.

 analisa data

3.11 Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi data.

3.12 Personal Penelitian

Peneliti : dr Erma Dardanella Nasution

3.13 Pertimbangan Etika

Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu Kesehatan Mata FK USU/ RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.14 Biaya Penelitian

Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini bersiat observasional dengan pengambilan data secara cross sectional dimana subyek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 45 orang penderita leukemia akut anak yang dirawat di bangsal anak RSUP H Adam Malik Medan tahun 2015 – 2016.

4.1 Karakteristik Umum Penderita Leukemia Akut Anak di RSUP H Adam Malik Medan

Tabel 4.1 Berdasarkan Jenis kelamin subyek penelitian Jenis Kelamin N %

Laki-laki 21 46.66

Perempuan 24 53,33

Jumlah 45 100

Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan jumlah sampel terbanyak adalah perempuan sebanyak 24 orang (53, 33 %)

Tabel 4.2 Berdasarkan Kelompok umur subyek penelitian

kelompok umur N %

0 - 5 5 11,11

6 - 11 23 51,11

12 - 17 17 37,78

Jumlah 45 100

Berdasarkan Tabel 4.2 kelompok umur yang terbanyak pada subyek penelitian ini adalah pada umur 6 – 11 tahun sebanyak 28 orang yaitu 51,11 %.

Tabel 4.3 Berdasarkan jenis leukemia subyek penelitian Jenis leukemia N % LLA 40 88,89 LMA 5 11.11

Jumlah 45 100

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan jumlah sampel jenis leukemia yang terbanyak adalah LLA sebanyak 40 orang (88,89 %)

Tabel 4.4 Berdasarkan jumlah kelainan pada okular

Manifestasi okular N %

Satu kelainan 12 48

Dua Kelainan 5 20

Lebih dari dua kelainan 8 32

Jumlah 25 100

Berdasarkan Tabel 4.4 jumlah manifestasi okular yang terbanyak adalah pada satu kelainan yaitu sebanyak 12 orang (48%)

Tabel 4.5 Berdasarkan Kelainan pada Segmen Anterior Mata Kanan (OD), Mata Kiri (OS) atau Mata Kanan Dan Kiri (ODS)

OD OS ODS

Penurunan visus 1 - 4

Sub conjunctival bleeding 1 - -

Oedem palpebra - - 1

Hipopion - 1 -

Skleritis - - 1

Keratitis - 1 -

Uveitis - 1 -

Berdasarkan Tabel 4.5 keterlibatan okuler pada segmen anterior yang terbanyak adalah penurunan visus pada kedua mata

Tabel 4.6 Berdasarkan kelainan pada segmen posterior mata kanan (OD), mata kiri (OS) atau mata kanan dan kiri (ODS)

OD OS ODS Pelebaran pembuluh darah retina - - 10

Perdarahan retina 2 1 5

Exudat retina - - 2

Sikatrix retina 1 - -

Cup disk ratio (CDR)> 0,4 mm - - 1

Papil edema - - 2

Berdasarkan Tabel 4.6 kelainan pada segmen posterior yang terbanyak adalah pelebaran pembuluh darah retina pada mata kiri dan mata kanan

Tabel 4.7 Berdasarkan kelainan pada orbit eyelid mata kanan (OD), mata kiri (OS) atau mata kanan dan kiri (ODS)

OD OS ODS

Proptosis bulbi - 1 -

Squamous cell carcinoma - 1 -

Berdasarkan Tabel 4.7 kelainan orbit eyelid yang didapati adalah proptos bulbi dan squamous cell carcinoma masing-masing 1 (satu) orang.pada mata kiri.

Tabel 4.8 Berdasarkan kelainan pada tekanan intra okular mata kanan (OD), mata kiri (OS) atau mata kanan dan kiri (ODS)

OD OS ODS

Kenaikan tekanan intra okuli 1 -

11

Berdasarkan tabel 4.8 kelainan tekanan intra okular yang terbanyak adalah peningkatan tekanan intra okular pada kedua mata sebanyak 11 orang.

BAB V

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat manifestasi okuler pada penderita leukemia akut anak baik pasien lama maupun pasien baru.

Sebagai latar belakang untuk penelitian ini adalah terdapatnya komplikasi dari leukemia terhadap okular yang semakin hari semakin bervariasi.

Pada penelitian ini didapati 16 jenis manifestasi okuler dari 25 orang penderta leukemia akut yaitu sebesar 55,56 %. . Dan sisanya sebanyak 20 orang (44,44 %) penderita leukemia akut yang tidak didapati kelainan. Kelainan segmen posterior merupakan kelainan yang terbanyak dijumpai pada penelitian ini dan kenaikan tekanan intra okuli.

Pada pasien leukemia, retina dapat menunjukkan keterlibatan secara klinis dari jaringan mata lainnya. Duke – Elder dan Dobree memperhitungkan bahwa 90% dari penderita leukemia mengalami perubahan fundus. Pembuluh darah yang berdilatasi dan tortuous yang disebabkan oleh hiperviskositas, perivascular sheating dan cotton wool spot disebabkan oleh penumpukan sel-sel leukemik, perdarahan pada posterior pole terjadi pada setiap permukaan retina yang sering dilaporkan pada pasien leukemik dimana gambaran tersebut dapat berbentuk bulat ataupun flame shape yang biasanya dijumpai di lapisan nerve fiber layer.

Kadang-kadang perdarahan dapat masuk ke rongga vitreus sehingga menyebabkan perdarahan vitreus. Beberapa perdarahan terdapat cairan putih yang disebabkan oleh akumulasi sel leukemia. Robb et al menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara retinal haemorrhage dengan profil darah pada leukemia akut tetapi dengan meningkatnya sel darah putih merupakan predisposisi untuk sel leukemia menginfiltrasi leukemia.

Pada penelitian ini manifestasi pada retina adalah pelebaran pembuluh darah yang didapati pada 12 penderita dimana kondisi ini merupakan kondisi awal dari manifestasi okular yang disebabkan oleh

leukemia. Diikuti dengan perdarahan retina dan eksudat Hal ini sesuai dengan penelitian Sharma T et al tahun 2004 yang didukung oleh penelitian Mateo J et al tahun 2007. Tetapi kondisi ini dapat juga terjadi pada penyakit lain yang bukan disebabkan leukemia tetapi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan terganggunya suplai darah ke retina.

Misalnya pada keadaan hemoglobin rendah dan berlangsung dalam kondisi yang lama.

Infiltrasi orbita oleh leukemia dapat berupa proptosis, edema palpebra dan kemosis. Menurut S.C Reddy dan Menon, 1998, hal ini dapat timbul sebelum dan sesudah ataupun bersamaan dengan manifestasi hematologi pada leukemia myeloid. Pada penelitian ini proptosis timbul pada leukemia jenis limfoblastik. Biopsi mungkin diperlukan khususnya saat underlying systemic disease yang ditemukan pada saat pertama kali.

Massa orbital sel yang terbentuk dari leukemia myeloid disebut granulocytic sarcoma yang diketahui sebagai chloroma yang disebabkan oleh timbulnya massa kehijauan pada pemeriksaan karena disebabkan oleh pigmen enzyme myeloperoksidase. Hal ini terjadi pada terminal dari penyakit yang berhubungan dengan buruknya prognosis. 1,2,3,4

Gejala dan tanda pada mata meliputi mata kabur, diplopia, extra ocular muscle palsies yang disebabkan terlibatnya nervus cranial dan sekunder papiledema oleh karena meningkatnya tekanan intracranial.

Tanda neuro-ophtalmology telah dilaporkan dalam dua kasus pada leukemia limfoblastik pada penelitian S.C Reddy dan Menon yaitu ditemukannya sel blast pada cairan serebrospinal keduanya. Pada penelitian ini didapati papiledema dua kasus yaitu pada leukemia limfoblastik dimana ini sesuai dengan penelitian T Sharma et al, 2004 yang menyatakan bahwa salah satu manifestasi okular pada optic nerve adalah papiledema. Juga sejalan dengan penelitian J Mateo, 2007 yang menyatakan bahwa selain dapat berupa manifestasi awal dari leukemia, papiledema juga dapat terjadi pada kasus relaps setelah remisi dan

memberikan prognosis yang buruk. Pada penelitian ini terjadi pada kasus yang relaps dan terjadi kematian pada satu kasus.

Mesa et al 2003 juga menyatakan bahwa bila hal tersebut terjadi pada pasien yang relaps dan masih menerima treatment maka prognosis akan lebih buruk setelahnya. Lo Curto et al 1996; Bhatt et al, 2008;

Schocket et al, 2003 menyatakan bahwa penanganan keterlibatan optic nerve sangatlah sulit karena tidak berpengaruh pada kemoterapi sistemik.

Tetapi pada kemoterapi intratekal dan radioterapi (Bandyopadhyay et al, 2010; Lo Curto et al, 1996)

Relaps primer dari leukemia akut pada segmen anterior tidak jarang terjadi. Hal ini memungkinkan karena ischemia dari anemia ataupun hiperviskositas skunder dari segmen anterior. Dimana kondisi ini dapat menyebabkan edema pada kornea, konjungtiva kemosis, visual loss uveitis anterior, peningkatan tekanan intraokular, katarak maupun perasaan nyeri di mata. Tetapi pada penelitian ini didapati peningkatan tekanan intraokular bukan pada kondisi yang relaps justru pada awal diagnose leukemia ditegakkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian T Sharma et al 2004 yang menyatakan bahwa manifestasi okular lain adalah peningkatan tekanan intraokular tanpa menyebutkan sebagai akibat dari relaps primer.

Walaupun keterlibatan secara primer pada kulit palpebra sangat jarang tetapi leukemia dapat menginfiltrasi ke dermis. Pada penelitian ini terjadi infiltrasi ke dermis berupa kanker sel skuamus. Terjadi pada kasus leukoma limfosit yang telah ditreatment.

Manifestasi okular dari leukemia limfoblastik akut adalah sangat sering dan timbul hampir pada 90% penderita. Tetapi pada penelitian ini hanya ditemukan 55,55% pada kasus leukemia akut. Manifestasi ini terjadi selama perkembangan penyakit tetapi dapat juga sebagai manifestasi awal dari penyakit ataupun tanda awal relaps setelah remisi. (Kincaid &

Green, 1983, Mesa, 2003)

Penatalaksanaan pada manifestasi okular ini sulit karena efek kemoterapi ke mata sangat terbatas. Radioterapi telah banyak dipakai sebagai penatalaksanaan. 18

Setiap pasien yang menderita leukemia akut, harus melakukan pemeriksaan oftalmologi secara regular untuk mendeteksi dan penatalaksanaan permasalahan di mata agar penglihatan dapat dipertahankan terutama bagi pasien yang telah mengalami revisi ataupun yang mengalami relaps karena penatalaksanaan dini akan dapat memperbaiki prognosis.19,20,21,22,23,24,27,29

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kelainan terbanyak yang dijumpai pada penelitian ini adalah pelebaran pembuluh darah retina, perdarahan retina dan peningkatan tekanan intraokuli.

2. Kelompok umur terbanyak pada penelitian ini adalah usia 6 sampai 11 tahun.

3. Kenaikan Intraokuli dapat terjadi pada pasien leukemia akut pada manifestasi awal maupun pada kondisi relaps penyakit.

4. Keterlibatan optic nerve pada leukemia akut merupakan prognosis yang buruk pada pasien.

5. Manifestasi okular dari leukemia akut secara keseluruhan pada penelitian ini adalah 55,55%.

6.2 Saran

1. Perlunya pemeriksaan mata pada semua pasien leukemia anak sejak awal terdiagnosa kemudian . diikuti secara berkala untuk follow up selanjutnya.

2. Perlunya update informasi agar dapat mengetahui lebih dini tentang manifestasi okular ini untuk tidak jatuh pada kondisi yang buruk.

3. Perlunya informasi pada keluarga pasien tentang pentingnya pemeriksaan awal pada mata untuk memberi edukasi tentang penyakit dan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Reddy SC, Menon BS ; A Prospective Study of Ocular Manifestations in childhood Acute Leukaemia ; Acta Ophthalmologica Scandinavia.. p 700-703,1998

2. Ortiz JM, Moreno JM, Martos PP, Montero JA, Visual acuity loss and OCT changes as initial signs of leukaemia in Iinternational Journal Ophthalmology Vol 3, No. 3, 2010

3. Rahsan Y, Merih US, Gulden S, Goktur K, Adem K, Yusuf B, A Case of Acute Myeloid Leukemia with Bilateral Leukemic Optic Nerve Infiltration, in American Journal of Medical Case Report, Volume 3, 2015

4. Besharati MR MD, Rezaee T MD, Hashemi A MD, Zahir T MD, Unilateral Proptosis as Initial Manifestation of Acute Myeloid Leukemia, in Iranial Journal of Pediatric Hematology oncology, Vol 2, No.3, 2012 5. Walsh and Hoyt’s, Tumor Derived From Hematopoietic Cells and

Tissue, in Clinical Neuro Ophthalmology, 6th Edition, Vol, p 1613-1620, 2005

6. Sharma T, Grewal J, Gupta S, Murray PL (2004) Ophthalmic Manifestation of Acute Leukaemia: The Ophthalmologist’s Role Eye, p 663-672, 2004

7. Permono B et al, Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak, Ikatan Dokter Anak, p 236-244, 2005

8. Christ WM, Ching Hon Pui, Leukemia in Nelson Pediatric Ed 15, vol III, EGC, p 1772-1777, 2000

9. Shapiro DN, Patogenesis Molekular in Nelson Pediatric Ed 15, vol III, EGC, p 1761-1764, 2000

10. Kincaid MC, Leukemia in The Eye In Systemic Disease, JB Lippincott Philadhelpia New York, p 138-139, 1990

11. Nelson Essentials of Pediatric toc ; Sections XXI Oncology, Leukemia p 737-740, 2007

12. Leukemias in Manual of Pediatric Hematology and Oncology, Chap 17, p 518-563, 2011

13. Chauduri T, Roy S, Roy P, Ischaemic Optic Neuropathy induce Sudden Blindness as an Initial Presentation of Acute Lymphoblastic Leukemia, in Indian Journal of Medical and Paediatric Oncology, Vol. 34, Issue. 4, p 335-336, 2013

14. .American Academy of Ophthalmology ; Pediatric Ophthalmology and Strabismus; Basic and Clinical Science Course section 6 , p 343-345, 2009-2010 B

15. American Academy of Ophthalmolog ; Intraocular Inflammation and Uveitis; Basic and Clinical Science Course section 9 ,

p 318, 2009-2010 C

16. .American Academy of Ophthalmology; Ophthalmic Pathology and Intraocular Tumors ; Basic and Clinical Science Course section 4, p 317-318, 2009-2010 A

17. Borges FK, Biegelmeyer J, Barcelos STA, Breunig RC, Central Retinal Vein Occlussion as First Manifestation of Relaps in Acute Lymphoblastic Leukemia, in Brazillian Journal of Hematology and Hemotherapy, 2015

18. Novakovic P, Kellie SJ, Taylor D Childhood Leukemia : Relaps in the anterior segment of the eye in British Journal of Ophthalmology, p 354-359, 1989

19. Mateo J, Fransisco, Peiro C, Gonzalo, Cristobal JA, Esther ; Ophthalmological Manifestations in Acute Lymphoblastic Leukemia ; Novel Aspects in Acute Lymphoblastic Leukemia, Bab 3 p 53-66, 2007 20. Ahmed M, Abu El-Asrar, Abdul-Kareem Al-momen, Kangave D,

Harakati MS : Prognostic Importance of Retinophathy in Acute Leukemia in Documenta Ophthalmologica, Volume 91, Issue 3, pp 273-281, 1995/1996

21. .Allen RA, Straatsma BR, Ocular involvement in Leukaemia in allied disorders, Arch Ophthalmol ; 66: 490-508, 1961

22. Esmaeli B et al, Orbital Mass secondary to Precursor T-cell Acute Lymphoblastic Leukemia in JAMA Ophthalmology,vol 119, No 3, 2001 23. Freirech EJ, Wiernik PH; The Leukemias: A Half-Century of Discovery,

Journal of Clinical Oncology , 2014

24. Jacobiec FA, Nelson D, Lymphomatous Plasmacytic Histiocytic and Hematopoetic Tumours of the Orbit in Duane’s Clinical Ophthalmology vol 2, p 33-35 2004

25. Kim J, Chang W, Sagong, Bilateral Serous Retinal Detachmas a Presenting Sign of Acute Lymphoblastic Leukemia, in Korean Journal Ophthalmology, p 245-248, 2010

26. Kumar P, Clarck’s M, Essentials of Clinical Medicine, Ed V, p 256-261, 2011

27. Martin, B ; Infiltration of The Iris in Chronic Lymphatic Leukemia, British Journal Ophthalmology 52, 1968

28. Novakovic P, Kellie SJ, Taylor D Childhood Leukemia : Relaps in the anterior segment of the eye in British Journal of Ophthalmology, p 354-359, 1989 Sciences, Vol 10, Issue 4, Oct-Dec, 2011

31. Sykakis E, Patwary, Acute Myeloid Leukaemia Presenting as Gaze Palsy, in Case Report in Ophthalmology by Departemen of Ophthalmology at Whipps Cross University Hospital London and Wolverhampton Eyein Infirmary, Wolverhampton, UK available at www.karger.com/p , 2011

32. Tasman W, Acute Proptosis in Childhood in Duane’s Clinical Ophthalmology vol 2, p 7-8, 2004

33. Wetzhler M, Byrd JC, Bloomfield CD, Acute and Chronic Myeloid Leukemia in Harrison’s Principles of Internal Medicine, Ed 16th, p 631-639, 2005

NO NAMA MR UMUR SEX TB/BB JENIS LEUKEMIA

MANIFESTASI OKULAR

SATU KELAINAN

DUA

KELAINAN

LEBIH DARI DUA

KELAINAN

1 MA 64-85-36 17 L 165/58 LLA Ada √

2 IeM 66-17-64 4 L 95/13 LLA Tidak ada

3 I 66-17-64 7 L 115/18 LLA ada √

4 MA 65-77-27 17 P 155/50 LLA Ada √

5 RA 40-93-90 11 L 133/27 LLA Tidak ada

6 N 66-14-43 5 P 99/14 LLA Tidak ada

7 L 62-93-84 9 L 123/23 LLA Tidak ada

8 A 63-68-96 8 L 118/20 LLA Ada √

9 RR 66-03-39 6 P 110/19 LLA ada √

10 AA 16-84-70 9 P 125/25 LLA ada √

11 NS 66-73-48 7 P 115/20 LLA ada √

12 FA 66-71-11 17 L 162/51 LLA ada √

13 SD 65-19-66 14 L 152/42 LLA Tidak ada

14 C 54-15-87 5 P 109/17 LLA Tidak ada

15 MT 54-11-43 7 P 116/19 LLA ada √

16 BAP 55-82-59 9 P 125/28 LLA ada √

17 DT 65-76-55 7 L 113/23 LMA Tidak ada

18 AM 96-88-86 8 L 118/21 LLA Tidak ada

19 CNS 68-98-97 2 P 77/9 LLA Tidak ada

20 WP 66-61-84 13 P 145/37 LLA Tidak ada

21 TAS 67-07-35 7 P 116/19 LLA Tidak ada

22 SA 67-63-83 3 P 90/10 LLA Tidak ada

23 NCL 66-50-51 7 P 115/20 LLA Tidak ada

24 TM 67-18-49 7 L 117/23 LMA Tidak ada

25 LS 68-24-27 6 L 105/17 LLA ada √

26 B 65-66-96 8 L 116/25 LLA ada √

27 TR 68-44-06 9 P 125/25 LLA ada √

28 PH 65-23-77 17 L 164/53 LMA ada √

29 DS 67-26-17 10 L 130/26 LLA ada √

30 CST 60-87-49 12 P 145/33 LLA ada √

31 LS 68-55-27 16 L 165/50 LMA ada √

32 VSS 68-54-86 13 L 144/35 LLA ada √

33 SOT 68-39=24 11 P 135/26 LLA ada √

34 NF 68-39-69 5 L 99/13 LLA ada √

35 DK 68-59-72 10 P 130/25 LLA ada √

36 MAP 68-66-92 3 L 87/11 LLA Tidak ada

37 ETF 68-70-31 15 L 157/45 LLA ada √

38 DR 68-40-93 13 P 147/36 LLA ada √

39 WTUS 68-60-73 12 P 145/27 LLA Tidak ada

40 BSR 68-85-03 15 L 162/50 LLA Tidak ada

41 DP 68-58-28 16 L 165/50 LMA Tidak ada

42 REH 88-90-35 8 L 120/20 LLA ada √

43 FA 69-00-09 7 L 114/19 LLA ada √

44 A 68-97-52 9 P 125/24 LLA ada √

45 SD 68-50-59 8 P 120/20 LLA ada √

Keterangan :

TB : Tinggi Badan (cm) BB : Berat badan (kg)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas

Nama : dr. Erma dardanella nasution

Tempat/Tanggal lahir : Medan 5 November 1973 Suku/bangsa : Mandailing / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Kompleks TNI AU Karang Sari 1 Jln. Garuda No. 50 Medan

II. Pendidikan

SD Angkasa 2 Medan : tamat tahun 1985 SMP Angkasa Medan : tamat tahun 1988 SMA Negeri 2 Medan : tamat tahun 1991 Fakultas kedokteran UISU : tamat tahun 2001

III. Riwayat Pekerjaan

- Dokter PTT di RSU Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2001 – 2004

- Dokter Umum di RSU Herna Tebing Tinggi tahun 2001 – 2004 - Dokter Umum di RSU Trianda Perbaungan Bengkel tahun 2004 –

2006

- Dokter Umum di RSU Yulidin Away Tapaktuan tahun 2006 sampai dengan sekarang .

IV. Perkumpulan Profesi

- Anggota IDI cabang Tapaktuan tahun 2006 – 2009

- Anggota IDI cabang Medan tahun 2009 sampai sekarang - Anggota Muda Perdami cabang Sumatra Utara

V. Tulisan

- Erma Dardanella Nasution , Binocular Anomalies, Penelitian The 36 th Annual Scientific Meeting Of Indonesia Ophthalmologist Association, Manado , 29 September – 2 Oktober 2011

- Karakteristik Penderita Keratitis di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari – Desember

VII. Partisipasi Dalam

Kegiatan Ilmiah

- Peserta the 8th Sumatera Ophthalmologist Meeting Padang, 9-11 April 2011

- Peserta the 36th Annual Scientific Meeting Of Indonesia

Ophthalmologist Association, Manado , 29 September – 2 Oktober 2011

- Peserta The 9th Sumatera Ophthalmologist Meeting, Palembang 9-12 Maret 209-12

- Peserta The 37th Annual Scientific Meeting Of Indonesia Ophthalmologist Association, Surabaya , 5 – 7 Juli 2012

- Peserta In The workshop “Impact Of Glaucoma Challenge that Needs to be Incorporated” Sumatera Eye Center Convention Hall Medan, 23-24 Maret 2013

- Peserta Daily Practise In Pediatric Ophthalmology, Medan, 25 Mei 2013

- Peserta PIT PERDAMI 39th Annual Scientific Meeting Of Indonesia Ophthalmologist Association, Yogyakarta 2014

- Peserta Life without Darkness, Bandung, 2014

- Peserta The 11th Sumatera Ophthalmologist Meeting, Medan 10-12 Maret 2016

- Peserta PIT PERDAMI 14th National Congress and 41th Annual Scientific Meeting Of Indonesia Ophthalmologist Association, Jakarta 29 September – 1 Oktober 2016

RINCIAN BIAYA PENELITIAN TAHAP PERSIAPAN

Proposal Judul

Kertas dan Fotocopy Rp. 650. 000,-

Snack Presentasi Rp. 820. 000,-

Registrasi Ethical Clearence Rp. 500. 000,-

TAHAP PENELITIAN

Kertas dan Fotocopy Rp. 350. 000,-

Obat- obatan Rp. 150. 000,-

Pengumpulan dan Pengolahan Data Rp. 1. 500. 000,-

TAHAP HASIL PENELITIAN

Kertas dan Fotocopy Rp. 735. 000,-

Snack Presentasi Rp. 850. 000,-

Biaya tak terduga Rp. 500. 000,-

TOTAL BIAYA Rp. 6.065. 000,-

Dokumen terkait