• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Sikap

Pap smear

Tes IVA Tes IVA

Pap smear

29 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian in berupa penilitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap ibu di Desa Tanjung Anom terhadap Pap smear dan IVA sebagai upaya deteksi dini kanker serviks. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan secara bersamaan dan serentak dalam satu waktu.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Anom dengan luas wilayah 850 hektar dan 10.037 penduduk. Penenlitian dilakukan melalui pengisian kuesioner secara online atau daring dikarenakan pandemic Covid-19 yang sedang terjadi selama penelitian berlangsung.

3.2.2 WAKTU PENELITIAN

Secara umum, penelitian berlangsung dari bulan Maret hingga Desember 2021. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli hingga data yang dibutuhkan telah mencukupi.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 POPULASI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dari pasangan usia subur (PUS) yang tinggal di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 884 orang.

3.3.2 SAMPEL PENELITIAN

Sampel dalam penelitian adalah ibu dari pasangan usia subur (PUS) yang tinggal di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Penentuan jumlah sample dengan rumus besar sampling (rumus lemeshow), yaitu :

𝑛 = 𝑁𝑍2π‘π‘ž

𝑑2(𝑁 βˆ’ 1) + 𝑍2π‘π‘ž

Keterangan :

n : besarnya sampel N : populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%) Z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)

p : perkiraan populasi yang diteliti (0,05) q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p) (Notoatmodjo, 2012).

𝑛 = 884 π‘₯ 1.962 π‘₯ 0.05 π‘₯ 0.95 (0.052 π‘₯ 883) + (1.962 π‘₯ 0.05 π‘₯ 0.95)

𝑛 = 884 π‘₯ 3.84 π‘₯ 0.05 π‘₯ 0.95 (0.0025 π‘₯ 883) + (3.84 π‘₯ 0.05 π‘₯ 0.95)

𝑛 = 161.2416 2.3899 𝑛 = 67.468

Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini ialah 68 orang ibu dari pasangan usia subur (PUS). Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling.

3.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

3.4.1 KRITERIA INKLUSI

1. Ibu dari pasangan usia subur (PUS) yang berdomisili di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

2. Mempunyai nomor Whattsapp yang aktif.

3. Bersedia menjadi sampel penelitian dan mengisi informed consent.

4. Mengisi kuesioner dengan lengkap.

4.4.2 KRITERIA EKSKLUSI

1. Ibu dari pasangan usia subur (PUS) yang berdomisili di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang yang tidak mengumpulkan kuesioner sampai akhir Desember.

3.5 METODE PENGUMPULAN DATA

Data penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dalam bentuk Google Form dan disebarkan secara virtual melalui aplikasi media sosial seperti Whattsapp atau Line kepada setiap responden yang menjadi sampel yang datanya diperoleh dari Puskesmas wilayah kerja Tanjung Anom. Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk data sekunder informasi didapatkan melalui Puskesmas Desa Tanjung Anom untuk mengetahui jumlah ibu PUS yang berdomisili di Desa Tanjung Anom.

3.6 METODE PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 3.6.1 METODE PENGOLAHAN DATA

Pengolahan dan analisis data dapat dilakukan dalam beberapa tahap (Sastroasmoro & Ismael, 2011), yaitu :

1. Editing ialah data yang diperoleh hendaknya dilakukan penyuntungan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam komputer.

2. Coding ialah data yeng berupa jumlah sampel yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi, lalu diberi kode secara manual.

3. Entry ialah pemasukan data yang sudah diberi kode ke dalam komputer.

4. Cleaning data ialah mengoreksi kembali data yang sudah dimasukkan ke dalam computer guna menghindari kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving ialah penyimpanan data ke dalam computer sebelum dilakukan analisa.

6. Analisis data 3.6.2 ANALISA DATA

Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini ialah statistic deskriptif, yang merupakan penyajian data presentase hasil penelitian dalam bentuk table distribusi frekuensi maupun diagram.

3.7 DEFINISI OPERASIONAL

3.7.1 IBU PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Ibu dari pasangan usia subur (PUS) berumur 15-49 tahun yang berdomisili di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

3.7.2 PENGETAHUAN TERHADAP PAP SMEAR

Definisi operasional : Segala sesuatu yang reponden ketahui mengenai Pap smear

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan Alat ukur : Kuesioner

Kriteria penilaian : skor 1 untuk jawaban yang benar Skor 0 untuk jawaban yang salah Hasil ukur : Baik = presentase : β‰₯ 75% (skor > 8)

Cukup = presentase : 60-75 % (skor 6-8) Kurang = presentase : ≀ 60 % (skor < 6) Skala pengukuran : Ordinal

3.7.3 SIKAP TERHADAP PAP SMEAR

Definisi operasional : Tanggapan responden dalam melakukan pemeriksaan Pap smear.

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Alat ukur : Kuesioner.

Kriteria penilaian : Peryataan Favorable sebanyak 5 soal dengan skor:

Sangat setuju = 5 ; Setuju = 4 ; Ragu-ragu = 3 ; Tidak setuju = 2 ; Sangat tidak setuju = 1

Peryataan Unfavorable sebanyak 5 soal dengan skor: Sangat setuju = 5 ; Setuju = 4 ; Ragu-ragu = 3 ;Tidak setuju = 2 ; Sangat tidak setuju = 1 Hasil ukur : Sangat positif = presentase > 80% (skor 40-50)

Positif = presentase 60-80% (skor 30-39) Negatif = presentase 40-60% (skor 20-29) Sangat negatif = presentase < 40% (skor 10-19) Skala pengukuran : Ordinal.

3.7.4 PENGETAHUAN TERHADAP TES IVA

Definisi operasional : Segala sesuatu yang responden ketahui mengenai tes IVA.

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Alat ukur : Kuesioner

Kriteria penilaian : skor 1 untuk jawaban yang benar Skor 0 untuk jawaban yang salah Hasil ukur : Baik = presentase : β‰₯ 75% (skor > 8)

Cukup = presentase : 60-75 % (skor 6-8) Kurang = presentase : ≀ 60 % (skor < 6) Skala pengukuran : Ordinal

3.7.5 SIKAP TERHADAP TES IVA

Definisi operasional : Tanggapan responden dalam melakukan pemeriksaan tes IVA.

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Alat ukur : Kuesioner.

Kriteria penilaian : Peryataan Favorable sebanyak 5 soal dengan skor:

Sangat setuju = 5 ; Setuju = 4 ; Ragu-ragu = 3 ; Tidak setuju = 2 ; Sangat tidak setuju = 1

Peryataan Unfavorable sebanyak 5 soal dengan skor: Sangat setuju = 5 ; Setuju = 4 ; Ragu-ragu = 3 ;Tidak setuju = 2 ; Sangat tidak setuju = 1 Hasil ukur : Sangat positif = presentase > 80% (skor 40-50)

Positif = presentase 60-80% (skor 30-39) Negatif = presentase 40-60% (skor 20-29) Sangat negatif = presentase < 40% (skor 10-19) Skala pengukuran : Ordinal.

3.7.6 USIA

Definisi operasional : Usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun.

Indikator : Usia reproduktif sehat atau tidak berisiko (BKKBN).

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Alat ukur : Kuesioner.

Hasil ukur : 1. 20-35 Tahun

2. >35 Tahun

Skala pengukuran : Ordinal 3.7.7 PENDIDIKAN

Definisi operasional : Pendidikan formal tertinggi yang ditempuh oleh responden pada institusi atau lembaga pendidikan yang diakui oleh pemerintah.

Cara ukur : Responden mengisi kuesioner yang diberikan.

Alat ukur : Kuesioner.

Hasil ukur : Dasar : (SD)

Menengah : (SMP, SMA) Tinggi : (S1, S2, S3) Skala pengukuran : Ordinal

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada bulan Agustus – Oktober 2021.

Penelitian dilakukan pada ibu dari Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Tanjung Anom yang berjumlah 68 ibu.

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan kuesioener dalam bentuk Google Form. Hal ini dilakukan karena physical distancing untuk mencegah penularan COVID-19. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Software analisa statistik. Penelitian ini dilaksanakan sesudah mendapatkan Ethical Clearance dan surat izin penelitian.

4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN

Berdasarkan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow, didapati sebanyak 68 orang ibu yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang dipilih secara random dengan menggunakan simple random sampling.

Karakteristik penelitian ini dibagi berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Desa Tanjung Anom

Karakteristik Jumlah

n %

Umur

20-35 tahun 40 58.82

>35 tahun 28 41.18

Pendidikan

Dasar 13 19.12

Menengah 21 30.88

Tinggi 34 50

Setelah analisis data dilakukan, didapatkan karakteristik responden terbanyak (58.82%) pada umur 20-35 tahun, 50% pendidikan tinggi dan dijumpai 19.12% pendidikan dasar.

4.3 TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PAP SMEAR 4.3.1 Pengetahuan Ibu Tentang Pemeriksaan PAP SMEAR di Desa Tanjung

Anom

Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan Pap smear ialah kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pemeriksaan Pap smear. Pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Pap smear

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang pemeriksaan Pap smear sebagian besar (67.65%) mempunyai pengetahuan yang baik, 30.88% responden dengan pengetahuan yang cukup bahkan dijumpai 1.47% responden dengan pengetahuan yang kurang mengenai pemeriksaan Pap smear. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Satyarsa (2017) bahwa distribusi pengetahuan ibu tentang Pap smear di Desa Tihingan ialah baik (51.7%).

Hasil yang didapatkan penelitian terhadap tingkat pengetahuan responden tentang Pap smear berdasarkan usia.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Pap smear berdasarkan usia

Berdasarkan tabel diatas menununjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik pada golongan usia 20-35 dan >35 tahun, responden dari segala kategori usia paling banyak memiliki pengetahuan yang baik dengan sebagian besar didominasi oleh responden >35 tahun (67.86%).

Responden yang berusia > 35 tahun 19 orang (67.86%) memiliki pengetahuan yang baik, 8 orang (28.57%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 1 orang (3.57%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Responden berusia 20-35 tahun 27 orang (67.50%) memiliki pengetahuan yang baik, 13 orang (32.50%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 0 orang yang memiliki pengetahuan yang kurang.

Berdasarkan distribusi tingkat pengetahuan tentang Pap smear berdasarkan usia diperoleh bahwa sebagian besar (67.86%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang Pap smear berada pada usia >35 tahun dan 67.5% berada pada usia 20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Budiman (2013) bahwa usia mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap seseorang, semakin bertambah usia daya tangkap dan pola pikir seseorang akan semakin berkembang sehingga memiliki pengetahuan yang lebih baik.

Penelitian tingkat pengetahuan responden tentang Pap smear berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada table 4.4

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Pap smear berdasarkan pendidikan

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan distribusi tingkat pengetahuan tentang Pap smear berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan diperoleh bahwa pada umumnya (76.67%) responden berpengetahuan baik, hanya 23.33%

berpengetahuan cukup dan tidak ada dijumpai responden berpengetahuan kurang

pada kelompok responden yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan dasar diperoleh 41.18% berpengetahuan cukup bahkan dijumpai 5.88% berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang upaya pencegahan kanker serviks seperti Pap smear, wanita yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui tentang pentingnya melakukan Pap smear sebagi upaya deteksi dini kanker serviks. Pada penelitian Yunus (2018) ditemukan bahwa wanita yang memiliki tingkat pendidikan rendah mempunyai resiko lebih tinggi untuk tidak melakukan pemeriksaan Pap semear. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Budiman (2013) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat intelegensinya dan informasi yang akan diterima semakin mudah sehigga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

4.3.2 Sikap ibu tentang pemeriksaan Pap smear di Desa Tanjung Anom Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden mengenai sikap ibu tentang Pap smear, diperoleh data pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi sikap responden tentang Pap smear

Sikap Jumlah

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar (60.29%) ibu di Desa Tanjung Anom mempunyai sikap sangat positif terhadap Pap smear (sangat mendukung upaya deteksi dini kanker serviks). Kemudian disusul dengan sikap positif sebesar 36.76% (mendukung upaya deteksi dini kanker serviks dan

dijumpai 2.94% dengan sikap negatif (tidak mendukung upaya deteksi dini kanker serviks).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiffany (2014) bahwa distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap smear di Kenten, Palembang tahun 2013 berdasarkan kategori sikap yaitu positif (82.9%) hal ini menunjukkan bahwa ibu menerima dan meberikan respon yang baik dalam hal pemeriksaan Pap smear.

Penelitian sikap yang dilakukan kepada responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi sikap responden tentang Pap smear berdasarkan usia

Sikap

Usia

Sangat positif

Positif Negatif Sangat negatif

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan responden berusia 20-35 tahun sebanyak 27 orang (65.85%) mempunyai sikap sangat positif terhadap Pap smear dan dijumpai 4.89% bersikap negatif.

Responden berusia >35 tahun sebanyak 14 orang (51.85%) mempunyai sikap sangat positif terhadap Pap smear dan tidak dijumpai sikap yang negatif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi usia seseorang maka mempunyai sikap yang semakin positif terhadap pemeriksaan Pap smear.

Begitu juga penelitian sikap terhadap Pap smear yang dilakukan kepada responden berdasarkan pendidikan seperti tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi sikap responden tentang Pap smear berdasarkan pendidikan

Sikap

Pendidikan

Sangat positif

Positif Negatif Sangat negatif

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan sikap responden tentang Pap smear sangat positif didominasi oleh responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (83.33%), responden berpendidikan menengah dengan sikap sangat positif sebanyak 11 orang (52.38%) dan responden berpendidikan dasar dengan sikap sangat positif sebanyak (29.41%). Dan pada kelompok responden dengan pendidikan rendah ditemukan rsponden dengan sikap negatif sebanyak 2 orang (11.76%).

Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bersikap sangat mendukung terhadap upaya deteksi dini kanker serviks . hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita (2015) bahwa distribusi sikap ibu terhadap Pap smear di Desa Ketanen, Kabupaten Pati yaitu positif 59%.

hal ini menunjukkan bahwa ibu menerima dan memberikan respon yang baik dalam hal pemeriksaan Pap smear. Dengan adanya sikap positif akan memunculkan perilaku ibu yang baik untuk melakukan pemeriksaan Pap smear sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker serviks.

4.4 TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP IVA 4.4.1 Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA di Desa Tanjung Anom

Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA ialah kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA. Pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang tes IVA

Pengetahuan Jumlah

n %

Baik 22 32.35

Cukup 36 52.94

Kurang 10 14.71

Total 68 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang pemeriksaan IVA sebagian besar (52.94%) mempunyai pengetahuan yang cukup, 32.35% responden dengan pengetahuan yang baik bahkan dijumpai 14.71% responden dengan pengetahuan yang kurang mengenai pemeriksaan IVA.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofi (2013) bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tes IVA di Desa Hargotirto Kokap Kulon Progo tahun 2013 secara umum adalah cukup (66.3%).

Hasil yang didapatkan penelitian terhadap tingkat pengetahuan responden berdasarkan usia

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang tes IVA berdasarkan

Berdasarkan tabel diatas menununjukkan bahwa pada kelompok usia 20-35 tahun didapatkan responden dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 48.78% dan pada kelompok usia >35 tahun dengan pengetahuan cukup sebanyak 59.26% sementara responden dengan pengetahuan kurang pada kelompok usia

>35 tahun didapatkan sebanyak 11.11% dan pada kelompok usia 25-35 tahun sebanyak 17.07%.

Hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa semakin matang usia seseorang maka daya tangkap dan pola pikirnya semakin berkembang sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik

Penelitian tingkat pengetahuan responden tentang pemerikasaan IVA berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.10

. Tabel 4.10 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang tes IVA berdasarkan pendidikan

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan distribusi tingkat pengetahuan tentang IVA berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan diperoleh bahwa pada umumnya (56.67%) responden berpengetahuan cukup, 40% berpengetahuan baik dan 3.33 % responden berpengetahuan kurang pada kelompok responden yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan dasar diperoleh 47.06%

berpengetahuan cukup bahkan dijumpai 41.18% berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang upaya pencegahan kanker serviks seperti pemeriksaan IVA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2014) pendidikan ialah proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu. Pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang.

4.4.2 Sikap ibu tentang pemeriksaan IVA di Desa Tanjung Anom

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden mengenai sikap ibu tentang pemeriksaan IVA, diperoleh data pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Distribusi sikap responden tentang tes IVA

sikap Jumlah

N %

Sangat positif 17 25

Positf 42 61.76

Negatif 9 13.24

Sangat negatif 0 0

Total 68 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar (61.76%) ibu di Desa Tanjung Anom mempunyai sikap positif terhadap pemeriksaan IVA (sangat

mendukung upaya deteksi dini kanker serviks). Kemudian disusul dengan sikap sangat positif sebesar 25% (mendukung upaya deteksi dini kanker serviks dan dijumpai 13.24% dengan sikap negatif (tidak mendukung upaya deteksi dini kanker serviks). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini (2017) bahwa sikap ibu terhadap IVA tes di Puskesmas Poasia Kota Kendari sebagian besar memiliki sikap negatif (56.94%) yang menunjukkan bahwa ibu tidak mendukung upaya deteksi dini kanker serviks.

Penelitian sikap yang dilakukan kepada responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Distribusi sikap responden tentang tes IVA berdasarkan usia

Sikap

Usia

Sangat positif

Positif Negatif Sangat negatif

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap yang positif terhadap pemeriksaan IVA berasal dari kelompok responden dengan usia >35 tahun sebanyak 18 orang (66.67%). Sementara responden yang memiliki sikap sangat positif terhadap pemeriksaan IVA berasal dari kelompok responden berusia 20-35 tahun sebanyak 12 orang (29.27%) dan kelompok usia >35 tahun dengan sikap sangat positif terhadap IVA sebanyak 5 orang (18.52%). Namun, terdapat juga responden yang memiliki sikap negatif terhadap IVA tes sebanyak 5 orang (12.20%) dari kelompok usia 20-.35 tahun dan 4 orang (14.81%) dari kelompok usia >35 tahun.

Begitu juga penelitian sikap terhadap pemeriksaan IVA yang dilakukan kepada responden berdasarkan pendidikan seperti tabel 4.13

Tabel 4.13 Distribusi sikap responden tentang tes IVA berdasarkan pendidikan

Sikap

Pendidikan

Sangat positif

Positif Negatif Sangat negatif

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan sikap responden tentang pemeriksaan IVA positif didominasi oleh responden dengan pendidikan menengah sebanyak 18 orang (85.71%), responden berpendidikan tinggi dengan sikap positif sebanyak 16 orang (53.33%) dan responden berpendidikan dasar dengan sikap positif sebanyak 8 orang (47.06%).

Menurut teori Notoatmodjo dalam Delima et al. (2016) sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu. Dengan kita mengetahui sikap seseorang, maka kita dapat menduga atas apa tindakan yang akan diambil seseorang terhadap masalah atau keadaan yang sedang dihadapinya.

Menurut Delima et al. (2016) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sikap positif yang tinggi dikarenakan responden mempunyai latar belakang pendidikan tentang kesehatan sehingga menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu tindakan tentang kesehatan. Oleh karena itu tingginya sikap positif dapat dikaitkan dengan adanya pengetahuan yang baik.

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang Pap smear dan tes IVA di Desa Tanjung Anom diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden paling banyak berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 40 orang (58.82%), sedangkan untuk responden berusia >35 tahun sebanyak 28 orang (41.18%) dan tidak ada responden yang berusia <20 tahun (0%).

2. Responden mayoritas berpendidikan tinggi sebanyak 34 orang (50%), berpendidikan menengah sebanyak 21 orang (30.88%) dan berpendidikan dasar sebanyak 13 orang (19.12%).

3. Pengetahuan responden mengenai Pap smear paling banyak dalam kategori baik sebanyak 46 orang (67.65%).

4. Sikap responden dalam melakukan pemeriksaan Pap semear paling banyak dalam kategori sangat positif (sangat mendukung upaya deteksi dini kanker serviks) sebanyak 41 orang (60.29%).

5. Pengetahuan responden mengenai IVA paling banyak dalam kategori cukup sebanyak 36 orang (52.94%).

6. Sikap responden dalam melakukan pemeriksaan IVA paling banyak dalam kategori positif (mendukung upaya deteksi dini kanker serviks) sebanyak 42 orang (61.76%).

7. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan mengenai Pap smear yang baik didominasi oleh kelompok usia >35 tahun (67.86%), pengetahuan mengenai IVA yang cukup juga didominasi oleh kelompok usia >35 tahun (59.26%), begitu juga dengan sikap responden terhadap pemeriksaan Pap smear yang positif didominasi oleh kelompok usia >35 tahun (48.15) dan sikap responden terhadap pemeriksaan IVA yang positif juga didominasi oleh kelompok usia >35 tahun (66.67%). Dengan

demikian semakin tinggi usia seseorang maka akan semakin berpengetahuan dan mempunyai sikap yang baik terhadap Pap smear dan IVA.

8. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan mengenai Pap smear yang baik didominasi oleh kelompok tingkat pendidikan yang tinggi (76.67%), pengetahuan mengenai IVA yang cukup juga didominasi oleh kelompok tingkat pendidikan yang tinggi (56.67%) begitu juga dengan sikap responden terhadap Pap smear yang sangat positif didominasi oleh kelompok tingkat pendidikan yang tinggi (83.33%) dan sikap responden terhadap pemeriksaan IVA yang sangat positif didominasi oleh kelompok tingkat pendidikan yang tinggi (46.67%). Dengan demikian semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin berpengetahuan dan mempunyai sikap yang baik terhadap Pap smear dan IVA.

5.2 SARAN

Dari penelitian ini dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi subjek penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah Ibu dengan usia subur, diharapkan lebih banyak mencari informasi seputar Pap smear dan tes IVA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai Pap smear dan tes IVA sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker serviks.

2. Bagi pemerintah

Peran aktif dari pemerintah pusat maupun daerah sangat diharapkan dalam memberikan informasi mengenai Pap smear dan tes IVA kepada masyarakat seperti dengan mengadakan penyuluhan di lingkungan masyarakat dengan bekerja sama dengan institusi kesehatan, penyebaran poster secara offline maupun online yang berisi edukasi mengenai Pap semar dan tes IVA sebagai upaya deteksi dini kanker serviks.

3. Bagi masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat turut aktif dalam mencari informasi tentang Pap smear dan tes IVA dari berbagai media, baik media cetak seperti koran maupun media elektronik seperti website kesehatan dan diharapkan aktif mengikuti penyuluhan mengenai Pap smear dan tes IVA.

4. Bagi Instansi

Instansi diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk lebih mempelajari hal-hal seputar Pap smear dan tes IVA, dengan pemberian konseling dan seminar untuk menambah wawasan mereka mengenai Pap

Instansi diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk lebih mempelajari hal-hal seputar Pap smear dan tes IVA, dengan pemberian konseling dan seminar untuk menambah wawasan mereka mengenai Pap

Dokumen terkait