• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Kerangka Konseptual

Penelitian ini akan menguji hubungan antara ukuran kompleksitas audit (ukuran perusahaan dan jumlah cabang perusahaan), auditor tenure, kualitas audit, rasio cepat, dan proporsi hutang perusahaan dengan audit delay yang dilakukan oleh auditor.

Hubungan antara ukuran subsidiaries, ukuran perusahaan, auditor tenure, kualitas audit, rasio cepat, dan proporsi hutang perusahaan dengan audit delay yang dilakukan oleh auditor dapat dilihat sebagai berikut:

Adinugraha Prasongkop utra ( 2013) perusahaan dalam industri keuangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai dengan 2011

Regresi berganda

Rata-rata audit delay yang

dialami perusahaan dalam industri keuangan selama tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah 69.05 hari. Berdasarkan hasil uji regresi

berganda (multiple

regression) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage masing-masing tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap audit

delay. Profitabilitas, dan ukuran KAP masing-masing

mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Ni Wayan Rustiarini Dan Ni Wayan Mita Sugiarti (2013) 72 Perusahaan industry manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011 Regresi berganda pergantian auditor mempengaruhi secara signifikan.

Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penjelasan gambar:

Dari kerangka konseptual diatas, peneliti menggunakan ukuran kompleksitas audit, auditor tenure, kualitas audit, rasio cepat, dan proporsi hutang perusahaan sebagai variabel independen, audit delay sebagai variabel dependen.

2.8.1 Ukuran perusahaan dan Audit delay

Dalam penelitian Whittered (1980) dan Owusu-Ansah (2000), yang terdapat dalam penelitian Rachmawati (2008) menemukan bahwa tidak ada pendekatan yang memadai untuk menjelaskan perilaku pelaporan keuangan dari perusahaan. Sementara itu hasil penelitian Rachmawati (2008), menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay

Ukuran Perusahaan

Audit

delay

Subsidiaries

Auditor tenure Kualitas audit Rasio cepat Proporsi hutang perusahaan H1b H1c H1d H1e H1a H1f H2

yang berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin rendah tingkat Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin tinggi tingkat Audit Delay. Menurut Givoly & Palmon (1982) menggunakan ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi untuk dapat menjelaskan ketepatwaktuan (Timeliness), menemukan bahwa penundaan pelaporan erat kaitannya dengan keterlambatan pengumuman dan ukuran perusahaan menunjukkan hubungan negatif dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan. Sementara itu, menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam penelitian Halim (2000) perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitannya dengan audit delay.

H1a: Ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap audit delay.

2.8.2 Jumlah Anak Perusahaan (subsidiaries) dan Audit Delay

Dalam penelitian Bustamam dan Kamal (2010), Kerumitan dalam melakukan audit juga menyebabkan penundaan dalam menyampaikan laporan keuangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan hubungan yang positif antara

audit delay dan audit complexity. Kerumitan dalam melakukan audit juga menyebabkan penundaan dalam menyampaikan laporan keuangan.

Che-Ahmad dan Abidin (2008) dalam penelitian Bustaman dan Kamal (2010), menjelaskan bahwa adanya anak perusahaan yang tersebar di beberapa

wilayah dapat membantu perusahaan tersebut untuk lebih memperkenalkan bisnisnya kepada masyarakat. Namun, semakin banyak anak perusahaan yang tersebar dari perusahaan tersebut juga akan meningkatkan kompleksitas audit. Maka proses pengauditan juga dapat dipertimbangkan seberapa lamanya dilakukan untuk dapat menghasilkan suatu pernyataan yang lebih akurat. oleh karena itu, adanya keterkaitan antara jumlah anak perusahaan (subsidiaries) dengan audit delay.

H1b : Subsidiaries yang berpengaruh terhadap audit delay.

2.8.3 Auditor Tenur dan Audit Delay

Dalam penelitian Lee et al. (2011) menguji adanya hubungan audit tenure

dengan audit delay pada lingkup penelitian yang lebih besar, dilihat dari penelitian pada perusahaan yang merupakan klien dari berbagai KAP di Amerika Serikat. Penelitian Lee menghasilkan kesimpulan bahwa auditor tenure terkait dengan tingkat efisiensi audit yang lebih tinggi, yakni berupa tingkat audit delay

yang rendah. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa adanya keterkaitan

auditor tenure dengan audit delay adalah dikarenakan oleh adanya suatu pergantian auditor baik dari kantor akuntan publik yang sama ataupun tidak. Tetap akan menyebabkan suatu peralihan bagi auditor yang baru untuk lebih mengenal kondisi perusahaan yang akan di audit.

2.8.4 Kualitas Audit dan Audit Delay

Menurut Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) dalam penelitiannya itu. mereka menemukan adanya hubungan antara kualitas audit yang dibuktikan dengan adanya suatu hubungan partner dengan KAP Big Eight dan non Big Eight

dengan audit delay. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa apabila perusahaan melakukan hubungan partner dengan KAP Big Eight akan menghasilkan audit delay yang rendah dibandingkan dengan non Big Eight.

Mereka melihat adanya suatu konsistensi atau kompetensi yang jauh dimiliki oleh KAP Big Eight dibandingkan yang non Big Eight. Penelitian mereka juga sejalan dengan beberapa peneliti lainnya seperti Davies dan Whittred [1980], serta Gilling [1977].

H1d:Kualitas audityang berpengaruh terhadap audit delay.

2.8.5 Rasio cepat dan audit delay

Menurut Ramadhan (2012), likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. hal ini mungkin saja terjadi karena keadaan industri yang terlalu likuid sehingga perusahaan dalam kondisi baik walaupun memiliki rasio lancar yang rendah atau memiliki hutang yang tinggi. Kondisi yang buruk akan likuiditas perusahaan mungkin saja dapat mempengaruhi audit delay secara signifikan. Sebab, likuiditas menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang yang ada. Sehingga, resiko-resiko dalam mengaudit dapat

dikurangi. Penelitian rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas adalah dengan menggunakan rasio cepat.

H1e: rasio cepat yang berpengaruh terhadap audit delay.

2.8.6 Proporsi hutang perusahaan dan audit delay

Penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003) menggunakan proporsi hutang sebagai variabel independen dalam penelitiannya. Proporsi hutang yaitu perbandingan hutang dengan total aset perusahaan menunjukkan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Rasio hutang terhadap aset yang terlalu tinggi menunjukkan resiko bisnis yang terlalu tinggi dan auditor akan menaruh perhatian yang lebih terhadap opini yang akan dikeluarkan. Dalam penelitian ini proporsi hutang diperoleh dengan membagi total hutang dengan total aset perusahaan. H1f: Proporsi hutang perusahaan yang berpengaruh terhadap audit delay.

2.8.7 Ukuran perusahaan, Subsidiaries, auditor tenur, kualitas audit, rasio cepat, dan proporsi hutang perusahaan dengan audit delay

Beberapa variabel yang digunakan untuk menilai adanya keterkaitan dengan audit delay adalah subsidiaries, ukuran perusahaan, auditor tenure, kualitas audit, rasio cepat dan proporsi hutang perusahaan. Semua variabel yang disebutkan akan diuji secara parsial (bersamaan) dengan audit delay. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah adanya keterkaitan antar variabel terhadap

variabel dependen yaitu audit delay. Penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti variabel yang disebutkan diatas secara bersamaan. Hanya ada penelitian yang mempunyai satu atau dua variabel yang telah disebutkan diatas terhadap audit delay secara parsial. Penelitian Bustamam dan Kamal (2010) yang meneliti mengenai keterkaitan variabel subsidiaries dan kompleksitas audit terhadap audit delay secara parsial. Hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh negatif. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang telah disebutkan secara kumulatif berpengaruh terhadap audit delay.

H2 : ukuran perusahaan, subsidiaries, auditor tenur , kualitas audit, rasio cepat, dan proporsi hutang perusahaan yang berpengaruh secara kumulatif terhadap audit delay.

Dokumen terkait