• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.3 Kerangka Konseptual

No Peneliti Judul .Variabel Hasil Penelitian Var. Dependen:

a. Tipe auditor (KAP

domestik dan KAP berafiliasi asing), b. Fee Audit.

pemilihan auditor.

Manajemen laba berpengaruh positif terhadap fee audit.

5. Desender et al. (2009) Board Characteristics and Audit Fees:Why Ownership Structure Matters? Var. Independen: a. Ownership Structure

(BUMN dan swasta), b. Monitoring c. The provision of resources Var. Dependen: a. Fee Audit Memiliki hubungan signifikan antara kepemilikan perusahaan dan fee audit. Fee audit berhubungan positif dan signifikan dengan perusahaan yang tersebar kepemilikannya (Swasta).

Struktur kepemilikan yang tersebar (Swasta) cenderung lebih fokus pada pemantauan, di mana peran monitoring adalah krusial untuk mengurangi masalah keagenan diantara pemegang saham dan manajemen tersebar (Swasta). Dewan komisaris di perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi (BUMN) cenderung lebih fokus pada penyediaan sumber daya.

Sumber : Diolah oleh Peneliti

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan mengenai gambaran pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian teoritis dan penelitian terdahulu, faktor-faktor yang mempengaruhi fee audit yang merupakan variabel independen adalah karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran perusahaan.

23

2.3.1 Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Fee Audit

Karakteristik auditor dinilai dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Perusahaan yang menggunakan jasa dari kantor akuntan publik akan bekerja sama dengan auditor eksternalnya untuk mengaudit laporan keuangan. Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik dari pihak internal maupun eksternal akan mengurangi kemungkinan kesalahan dan kecurangan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

Kantor akuntan publik yang memiliki nama besar (Big 4) dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal keprofesionalan dan berkualitas dari Kantor Akuntan Publik yang tidak memiliki nama besar. Kantor akuntan publik yang termasuk dalam Big4 akan menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi dan diharapkan membuat sedikit kesalahan sehingga memiliki fee audit yang lebih tinggi. (Francis dan Krishnan dalam Nugrahani, 2013). Nugrahani (2013) juga menyatakan bahwa Karakteristik auditor (Kantor akuntan Publik) berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit eksternal.

2.3.2 Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Fee Audit

Untuk mencegah deteksi dari setiap pengambilalihan sumber daya perusahaan untuk tujuan politik, ada sedikit alasan BUMN mungkin menghindari memilih brand-name auditor (Ghosh, 2010). Perusahaan

24 milik negara cenderung menggunakan auditor lokal (non Big Four) atau auditor berkualitas rendah, karena dapat meningkatkan modal melalui koneksi ini tanpa mengurangi asimetri informasi dengan laporan keuangan yang kredibel. Fakta tersebut dipengaruhi oleh penelitian yang dilakukan oleh De Angelo (1981) yang berpendapat bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP Big Four) dianggap memiliki tingkat independensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor lokal, sehingga audit yang dilakukan KAP big four akan jauh lebih baik dibandingkan dengan jasa audit yang diberikan oleh KAP lokal. Perusahaan yang lebih memilih perikatan kerja dengan KAP lokal mengeluarkan biaya audit yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan KAP big four.

Desender et al. (2009) menemukan hubungan yang signifikan antara kepemilikan perusahaan dan fee audit. Dalam penelitian tersebut, fee audit berhubungan positif dan signifikan dengan perusahaan yang tersebar kepemilikannya. Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham (swasta) akan meningkatkan kompleksitas dalam melakukan audit dibandingkan perusahaan yang kepemilikan sahamnya terpusat atau sebagian besar dikuasai oleh negara (BUMN).

Penelitian yang dilakukan Joshi dan Al-Bastaki (1999) dan penelitian Anderson dan Zehgal (1994) menunjukkan hubungan yang positif antara fee audit dengan tipe kepemilikan perusahaan. Desender et. Al. (2009) menemukan hubungan signifikan antara tipe kepemilikan perusahaan dengan fee audit. Ghosh (2010) dalam penelitiannya

25 mengungkapkan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dikeluarkan oleh perusahaan asing.

2.3.3 Pengaruh Kompleksitas terhadap Fee Audit

Kompleksitas merupakan variabel penting dalam menentukan fee audit. Dalam penelitian ini menggunakan anak perusahaan (subsidiary) sebagai proxy karena sampel dalam penelitian ini sebagian besar adalah perusahaan menengah besar yang hampir memiliki masalah kerumitan transaksi. Semakin besar perusahaan tersebut, maka semakin besar juga anak perusahaan yang tersebar. Hal ini dikarenakan perusahaan pusat mengalami perkembangan postitif yang signifikan, maka perusahaan pusat akan mengembangkan juga anak perusahaannya agar tejadi kontinuitas yang positif dari atas hingga ke bawah. Penelitian yang dilakukan oleh Waggoner dan Cashell (1991) menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang diberikan, semakin banyak transaksi yang dapat dites oleh auditor.

Penelitian Hay et al. (2006) juga menyatakan pendapat bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara anak perusahaan dengan besar penetapan fee audit eksternal. Semakin kompleks klien, semakin sulit dalam mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini berakibat pada penetapan fee audit yang semakin tinggi.

26

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Fee Audit

Fee Audit merupakan hal yang penting dalam menentukan pemeriksaan dan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan perbankan. Banyak pertimbangan yang dilakukan untuk menentukan fee audit yang sesuai. Salah satu pertimbangan yang dilakukan adalah melihat ukuran perusahaan (client size). Client Size adalah variabel yang paling penting dalam menentukan fee audit pada penelitian sebelumnya. Auditor yang melakukan audit di perusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja membutuhkan waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa, Simunic (1980), dan Joshi dan Al-Bastaki (2000), dan ukuran perusahaan yang lebih besar maka memerlukan agency cost yang besar (Subramaniam, et

al., 2009). Hasil penelitian yang menjelaskan bahwa fee audit

berpengaruh positif dengan ukuran klien (diukur dengan total aset), misalnya, (Simunic, 1980) di Amerika Serikat. Hal tersebut akan mengakibatkan jika ukuran klien yang diukur dengan total aset itu tinggi membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor akan semakin rumit, maka penetapan fee audit akan semakin tinggi.

2.3.5 Pengaruh Karakteristik Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, Kompleksitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Fee Audit

Fee Audit adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah mendapatkan jasa audit dari sebuah KAP. Secara simultan, karakteristik

27 auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Fee Audit. Kantor akuntan publik yang termasuk dalam Big4 akan menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi dan diharapkan membuat sedikit kesalahan sehingga memiliki fee audit yang lebih tinggi. (Francis dan Krishnan dalam Nugrahani, 2013). Begitu juga dengan tipe kepemilikan perusahaan, Ghosh (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dikeluarkan oleh perusahaan asing. Hay et al. (2006) menemukan bahwa semakin kompleks klien, semakin sulit dalam mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini berakibat pada penetapan fee audit yang semakin tinggi. Sedangkan Simunic (1980), meneliti bahwa jika ukuran klien yang diukur dengan total aset itu tinggi membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor akan semakin rumit, maka penetapan fee audit akan semakin tinggi.

Dokumen terkait