METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian sebab akibat atau causal research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan independen. Adapun yang menjadi variabel independen di dalam penelitian ini adalah karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran perusahaan. Variabel dependennya adalah fee audit. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder yang diakses dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan objek penelitian dimulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan penelitian skripsi ini diselesaikan.
3.3 Batasan Penelitian
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari tahun 2010-2013. Penggunaan data pada tahun 2010-2013 berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah diaudit dan dipublikasikan.
2. Perusahaan yang diteliti adalah perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak mengalami delisting.
30 3. Hubungan diukur berdasarkan variabel-variabel independen dan
dependen yang selanjutnya diuji untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel tersebut.
4. Data yang diperlukan tersedia.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek yang ditentukan oleh peneliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut setelah mengalami proses seleksi dari batasan dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, yang kemudian sampel tersebut dianalisis oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode waktu 2010-2013. Alasan penggunaan sampel pada tahun 2010-2013 adalah untuk memberikan gambaran keuangan terkini dari setiap perusahaan. Dasar penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan sampel yang digunakan yakni purposive sampling yang merupakan metode pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan adalah:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013.
2. Perusahaan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan yaitu tahun 2010-2013.
31 3. Laporan keuangan perusahaan mencantumkan informasi professional
fees.
Jumlah perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013 berjumlah 36 perusahaan perbankan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian adalah total sebanyak 25 perusahaan. Total pengamatan yaitu 4 tahun sehingga total data yang diobservasi adalah sebanyak 100 observasi. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian dijelaskan pada tabel 3.1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama
Perusahaan Kode
Kriteria Sampel
1 2 3
1. PT. Bank Agroniaga Tbk AGRO Sampel 1
2. PT. Bank ICB Bumiputera
Tbk BABP Sampel 2
3. PT. Bank Capital Indonesia
Tbk BACA Sampel 3
4. PT. Bank Ekonomi Raharja
Tbk BAEK Sampel 4
5. PT. Bank Central Asia Tbk BBCA Sampel 5
6. PT. Bank Bukopin Tbk BBKP Sampel 6
7. PT. Bank Mestika Dharma
Tbk BBMD X
8. PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk BBNI Sampel 7
9. PT. Bank Nusantara
Parahyangan Tbk BBNP X
10. PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk BBRI Sampel 8
11. PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk BBTN Sampel 9
12. PT. Bank Mutiara Tbk BCIC Sampel 10
13. PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk BDMN X
32 Tbk
15. PT. Bank Jabar Banten Tbk BJBR X
16. PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur (Tbk) BJTM X
17. PT. Bank QNB Kesawan Tbk BKSW Sampel 12
18. PT. Bank Maspion Tbk BMAS X
19. PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk BMRI Sampel 13
20. PT. Bank Bumi Arta Tbk BNBA Sampel 14
21. PT. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA Sampel 15
22. PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk BNII Sampel 16
23. PT. Bank Permata Tbk BNLI X
24. PT. Bank Sinarmas Tbk BSIM Sampel 17
25. PT. Bank of India Indonesia
Tbk BSWD Sampel 18
26. PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk BTPN Sampel 19
27. PT. Bank Victoria
International Tbk BVIC Sampel 20
28. PT. Bank Artha Graha
Internasional Tbk INPC Sampel 21
29. PT. Bank Mayapada
Internasional Tbk MAYA Sampel 22
30. PT. Bank Windu Kentjana
International Tbk MCOR Sampel 23
31. PT. Bank Mega Tbk MEGA Sampel 24
32. PT. Bank Mitraniaga Tbk NAGA X
33. PT. Bank OCBC NISP Tbk NISP X
34. PT. Bank Nationalnobu Tbk NOBU X
35. PT. Bank Pan Indonesia Tbk PNBN Sampel 25
36. PT. Bank Himpunan Saudara
1906 Tbk SDRA X
Sumber : www.idx.co.iddan
Jumlah observasi penelitian selama 4 tahun adalah 100 observasi (pengamatan).
3.5 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yakni data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang didapat secara langsung
33 dari obyek penelitian. Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit yang diperoleh dari situs resmi BEI di
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian
mengelompokkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi- informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan perbankan selama tahun 2010-2013 yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder lainnya dari situs internet.
3.6 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 3.6.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah fee audit.
3.6.1.1 Fee Audit
Fee audit merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai jasa auditor eksternal yang telah
34 melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Data tentang fee audit diambil dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013 yang mengungkapkan besar jumlah fee audit dengan akun professional fees, yang selanjutnya variabel akan diukur dengan menggunakan logaritma
natural dari fee audit. Logaritma natural digunakan untuk memperkecil
perbedaan angka yang terlalu jauh dari data yang telah didapatkan sebagai sampel penelitian.
Pengungkapan jumlah besar fee audit pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam laporan keuangan maupun laporan tahunan (annual report) masih sangat jarang. Belum tersedianya data tentang fee audit dikarenakan pengungkapan data tentang fee audit di Indonesia masih berupa voluntary disclosures (pengungkapan sukarela), sehingga belum banyak perusahaan yang mencantumkan data tersebut di dalam laporan keuangan atau laporan tahunan (annual report). Selanjutnya variabel ini akan disimbolkan dengan LNFEE di dalam persamaan.
3.6.2 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran perusahaan.
35
3.6.2.1 Karakteristik Auditor
Karakteristik auditor dinilai dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik untuk memberikan jasanya. Berdasarkan kriteria-kriteria KAP maka, di Indonesia terdapat beberapa KAP yang dapat digolongkan sebagai KAP besar (big four).
Pengukuran variabel ini yaitu menggunakan variabel dummy, yaitu angka 1 untuk penggunaan KAP big Four dan angka 0 untuk penggunaan KAP non-big Four. Selanjutnya variabel ini akan dinamakan dengan KAP dalam persamaan.
3.6.2.2 Tipe Kepemilikan Perusahaan
Penelitian ini membagi tipe kepemilikan perusahaan menjadi dua, yaitu perusahaan BUMN dan perusahaan swasta. Dalam penelitian ini tipe kepemilikan perusahaan menggunakan variabel dummy yaitu, apabila perusahaan merupakan perusahaan BUMN, maka diberi kode 1. Dan apabila perusahaan merupakan perusahaan swasta diberi kode 0. Untuk melihat kepemilikan perusahaan, dapat dilihat dari presentase
kepemilikan modal saham di catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya variabel ini akan disimbolkan dengan FIRM.
36
3.6.2.3 Kompleksitas
Anak perusahaan mewakili kompleksitas jasa audit yang diberikan oleh auditor eksternal yang merupakan ukuran rumit atau tidaknya transaksi yang dimiliki oleh klien Kantor Akuntan Publik untuk diaudit. Semakin banyak jumlah anak perusahaan yang dimiliki sebuah perusahaan maka akan semakin rumit transaksi yang dimiliki klien Kantor Akuntan Publik (Hay et al. 2008). Variabel kompleksitas akan diukur dengan menggunakan skala nominal. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan akan diberikan nilai 1, sementara perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan akan diberikan nilai 0. Pengukuran variabel ini mengacu pada penelitian Hay et al. (2008). Selanjutnya variabel ini akan dilambangkan dengan COMPLEX dalam persamaan.
3.6.2.4 Ukuran Perusahaan
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran total aktiva. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil (Nugrahani, 2013).
Variabel ini akan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan. Total aset merupakan jumlah total aset lancar dan aset tak lancar yang mengacu pada pengukuran ukuran perusahaan.
37 Selanjutnya variabel ini akan disimbolkan dengan LNASSET di dalam persamaan.
Dari penjelasan kelima variabel di atas, definisi operasional dan skala pengukuran variabel dapat diringkas dalam tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel No Variabel yang
Diukur
Definisi Indikator Skala
1. Fee Audit Biaya yang harus
ditanggung klien karena telah mendapatkan jasa audit dari sebuah KAP.
Menggunakan logaritma natural dari professional fees
Rasio
2. Karakteristik Auditor
Badan usaha yang telah mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik untuk memberikan jasanya.
Variabel ini diukur dengan variabel dummy, yaitu angka 1 untuk
penggunaan KAP big
Four dan angka 0 untuk penggunaan KAP non- big Four.
Nominal
3. Tipe Kepemilikan Perusahaan
Penelitian ini membagi tipe kepemilikan perusahaan menjadi dua, yaitu perusahaan BUMN dan perusahaan swasta. Variabel tipe kepemilikan menggunakan variabel dummy. Apabila perusahaan merupakan perusahaan BUMN, maka diberi kode 1. Dan apabila perusahaan merupakan perusahaan non-BUMN (swasta atau asing) diberi kode 0.
Nominal
4. Kompleksitas Kompleksitas merupakan
ukuran rumit atau tidaknya transaksi yang dimiliki oleh klien Kantor Akuntan Publik untuk diaudit.
Variabel kompleksitas akan diukur dengan menggunakan skala nominal. Perusahaan yang memiliki cabang perusahaan akan diberikan nilai 1, sementara perusahaan yang tidak memiliki cabang perusahaan akan diberikan nilai 0.
Nominal
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan pada penelitian ini didasarkan
kepada total asset
perusahaan.
Menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan
Rasio
38
3.7 Metode Analisis
Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standart yang dibantu dengan program Statistical Package Social
Sciences (SPSS). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran perusahaan terhadap penetapan fee audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Sebelum analisa regresi linier dilakukan, maka harus diuji dulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Jika telah terpenuhi maka model analisis korelasi selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel independen. Setelah kedua model analisis terpenuhi maka langkah terakhir adalah dengan menguji menggunakan analisis yang layak digunakan yaitu regresi linier berganda.
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif didasarkan dengan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan lain-lain. Hal ini perlu dilakukan
39 untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2011).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan indepeden dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yaitu jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z tidak signifikan, maka semua data yang ada terdistribusi secara normal. Namun bila nilai Kolmogorov-
Smirnov Z signifikan, maka semua data yang ada tidak terdistribusi
secara normal. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya dengan ketentuan (Ghozali, 2011) :
1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal.
2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi dikatakan normal.
Selain uji K-S, dapat juga diperhatikan penyebaran data (titik) pada normal p-plot of regression standardized residual dari variabel dependen, dimana :
40 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen saling berhubungan secara linier. Multikolinieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan. Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinieritas adalah dengan memperhatikan :
1. Besaran korelasi antar variabel independen
Pedoman suatu model regresi bebas multikolinieritas, memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi antara variabel-variabel independen harus lemah, tidak lebih dari 90 persen atau dibawah 0,90 (Ghozali, 2011).
b. Jika korelasi kuat antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel independen lainnya (umumnya diatas 0,90), maka hal ini menunjukkan terjadinya multikolinieritas yang serius (Ghozali, 2011).
41 2. Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi. Persamaan yang digunakan adalah :
VIF = 1 Tolerance
Nilai cutoff yang digunakan dan dipakai untuk menandai adanya faktor- faktor multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel- variabel independennya.
3.7.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka diperkirakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Run Test. Run Test betujuan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
42 acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Heteroskedastisitas dapat terdeteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran dengan residual. Untuk melihat heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Yang mendasari dalam pengambilan keputusan ini adalah:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk satu pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka akan terjadi masalah heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu-sumbu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) dengan alasan bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara fee audit dengan variabel-variabel independen (Ghozali, 2011). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
LNFEE = � + �1 (KAP) + �2 (FIRM) + �3 (COMPLEX) + �4 (LNASSET) + �
43 Dimana:
LNFEE = Fee Audit
� = Konstanta
�1,2,3,4 = Koefisien
KAP = Ukuran KAP
FIRM = Tipe Kepemilikan Perusahaan COMPLEX = Kompleksitas
LNASSET = Ukuran Perusahaan
� = Error
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkat fee auditmaka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan beberapa pengujian.
3.8.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi untuk mengukur proporsi variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, apabila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan jika R2 = 1 berarti suatu hubungan yang sempurna. Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
44
3.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen terhadap variabel dependen memiliki pengaruh secara bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 (α = 5%). Penolakan atau penerimaan hipotesis
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap dependen.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Bila Fhitung > Ftabel atau P value< α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. 4. Bila F hitung < Ftabel atau P value> α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.8.3 Uji T
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing- masing variabel independen secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
45 2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang
berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
46