• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.5 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Menurut Siagian (2012:194) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Komitmen

Organisasional

Disiplin Kerja X

Prestasi Kerja Karyawan (Y)

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, serta tinjauan pustaka

yang telah diajukan, maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Komitmen organsasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja pegawai PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara Sektor Pembangkitan Medan

2. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

Sektor Pembangkitan Medan

3. Komitmen Organisasi dan disiplin kerja secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi kerja pada PT PLN

(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pegawai dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

pegawai memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan

setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan

tersebut. Untuk memperoleh kemajuan serta mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, maka perusahaan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya

agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki agar tercipta

prestasi kerja pegawainya. Peran sumber daya manusia sangat penting dalam

suatu perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah.

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan

tenaga, pikiran, kreativitas dan usahanya didalam menjalankan kegiatan

perusahaan. Berkaitan dengan prestasi kerja, masalah komitmen seseorang

menjadi suatu hal yang sangat penting karena mempunyai pengaruh pada prestasi

kerja. Pegawai yang bekerja didalam suatu perusahaan harus memiliki komitmen

yang kuat terhadap organisasi karena komitmen organisasional merupakan tingkat

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan

mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi. Maka dari itu, dukungan

dari fungsi-fungsi sumber daya manusia lainnya tidak boleh diabaikan.

Adanya kebutuhan pegawai yang dapat terpenuhi melalui pekerjaan yang

dilakukannya akan menimbulkan suatu komitmen dari pihak pegawai maupun

perusahaan. Jika komitmen seorang pegawai terhadap perusahaannya tinggi maka

akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. Sedangkan, jika komitmen pegawai

rendah maka pengaruh terhadap prestasi kerja juga rendah.

Menurut Robbins (2009:100) komitmen organisasi merupakan tingkat

sejauh mana seorang pegawai memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi tersebut.

Dengan adanya konsep komitmen organisasi, pegawai akan merasa bahwa ia

adalah bagian perusahaan, berusaha menjadi pegawai yang terbaik, tidak

menunda-menunda pekerjaan, tidak mangkir dari jam kerja dan merasa ia

memiliki tanggung jawab kepada perusahaan. Komitmen dikatakan positif apabila

seorang pegawai mampu menunjukkan minat yang tinggi untuk mau belajar,

meningkatkan pengetahuannya, dan mentransfer ilmunya kepada yang lain. Hal

lain juga yang memiliki peranan penting dalam pencapaian prestasi kerja adalah

disiplin kerja. Menurut Singodimedjo (2009:86) disiplin adalah sikap kesediaan

dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang

berlaku disekitarnya. Disiplin kerja sering dijadikan salah satu indikator penilaian

kinerja pegawai. Karena hanya dengan disiplin kerja yang tingi suatu organisasi

dapat berprestasi tinggi.

Disiplin kerja sangat penting bagi perusahaan karena disiplin kerja

mempunyai manfaat mendidik pegawai agar mematuhi dan menaati

peraturan-peraturan, prosedur bekerja yang ditetapkan oleh perusahaan agar pegawai

memiliki kinerja yang baik. Menurut Mangkuprawira (2007:123) semakin disiplin

di perusahaan. Jadi, sulit bagi perusahaan dapat berprestasi dengan tinggi tanpa

melaksanakan disiplin yang tinggi. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif dari

manajemen sumber daya manusia yang terpenting. Semakin banyak pegawai yang

disiplin pada suatu perusahaan, semakin tinggi juga prestasi kerja yang dapat

dicapai. Sebaliknya, semakin sedikit pegawai yang disiplin maka sulit bagi sebuah

perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja,

semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan. Melalui disiplin akan

mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil didalam

karyanya adalah mereka yang memiliki disiplin yang tinggi. Untuk mewujudkan

tujuan perusahaan, harus dibangun dan ditegakkan kedisiplinan pada pegawai di

perusahaan tersebut. Memelihara kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit,

karena banyak indikator-indikator yang mempengaruhinya. Indikator-indikator

tersebut antara lain teladan pimpinan, pengawasan melekat, sanksi hukuman,

ketegasan, peraturan dan hubungan kemanusiaan sehingga sangat jelas kontrol

dari atasan merupakan salah satu faktor dalam menciptakan disiplin kerja pegawai

pada suatu organisasi. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan dalam

suatu perusahaan tertentu dalam mencapai tujuannya.

Prestasi kerja merupakan tolak ukur didalam melihat kemampuan seorang

karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Namun demikian, prestasi kerja dapat

dicapai dengan adanya komitmen organisasi dan disiplin kerja. Prestasi kerja

prestasi kerja dapat diketahui sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang di

dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut

Sunyoto (2013:17) mengungkapkan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. Prestasi kerja ini merupakan gabungan dari tiga faktor

penting yaitu kemampuan dan minat seorang pegawai, kemampuan dan

penerimaan atas penjelasan delegasi tugas. Tinggi rendahnya prestasi kerja

tergantung pula dari keahlian khusus dan kemampuan dari pimpinan dalam hal

meningkatkan prestasi kerja bawahannya dengan cara memengaruhi dan

mengarahkan para pegawai untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh

perusahaan.

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor

Pembangkitan Medan adalah salah satu pembangkit tenaga listrik yang ada di

Provinsi Sumatera Utara dan memiliki jenis usaha yang berbentuk perseroan

terbatas (PT) dimana kegiatan secara umum membangkitkan daya kelistrikan

yang bertujuan melayani permintaan dari PT PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur

Beban (P3B) dan PT PLN Unit Pelayanan Transmisi. Kegiatan tersebut dilakukan

untuk dapat meningkatkan pelayanan PT PLN terhadap masyarakat, dimana

masyarakat sangat membutuhkan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-harinya.

Kelengkapan fasilitas yang diberikan PT PLN (Persero) kepada pegawai bertujuan

untuk melancarkan segala proses pekerjaan yang akan dilaksanakan di perusahaan

tersebut. Dalam kata lain, agar seluruh pegawai memiliki komitmen yang kuat

dikemukakan para ahli, PT PLN (Persero) menjadikan komitmen afektif dan

normatif sebagai landasan komitmen yang utama untuk diterapkan diperusahaan

tersebut. Dengan tujuan agar para pegawai melibatkan diri mereka didalam

perusahaan tersebut.

Menurut prasurvey yang telah dilakukan, para pegawai di PT PLN

(Persero) sangat memegang komitmen mereka. Dilihat dari loyalitas, tugas dan

hubungan pegawai terhadap perusahaan tersebut. Loyalitas yang dimiliki setiap

pegawai terhadap perusahaan sangat tinggi, karena pegawai merasa nyaman untuk

menetap, bekerja dan mengabdikan diri mereka di perusahaan tersebut. Selain itu,

untuk menguatkan landasan komitmen yang telah diterapkan oleh PT PLN

(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan

dilihat dari usia kerja para pegawai.

Yang dimana usia kerja para pegawai tidak bisa di hitung karena fleksibel.

Yang artinya adalah usia kerja pegawai tergantung para pegawai itu sendiri.

Pegawai boleh keluar dari pekerjaan itu dengan persyaratan harus melewati masa

training dan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawai yang

menjalani masa training tersebut dengan jangka waktu selama 2 tahun. Jika

sebaliknya, pegawai keluar dari pekerjaan tersebut selama waktu masa training

maka pegawai tersebut akan dikenakan denda atau pinalti sebagai ganti-rugi dari

biaya selama masa training dan pendidikan tersebut. Dengan melaksanakan tugas,

pegawai telah melakukan seluruh tugas yang diserahkan kepada mereka secara

Begitu juga dalam mewujudkan disiplin kerja para pegawai, diperlukan

adanya pengenaan sanksi atau hukuman. Namun, tidak cukup dengan itu saja,

melainkan juga pimpinan harus memperhatikan tingkat kesejahteraan para

pegawainya seperti yang berkaitan dengan hubungan kerja ataupun fasilitas yang

diberikan. Di dalam mewujudkan disiplin kerja pada PT PLN (Persero)

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan dapat juga

dilihat dari tingkat kehadiran para pegawai setiap bulannya. Apabila seorang

pegawai 3x tidak hadir dalam sebulan akan dikenakan sanksi dan begitu juga bagi

pegawai yang terlambat masuk kerja akan dikenakkan sanksi ringan dan teguran.

Tabel 1.1

Absensi Pegawai PT PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan Periode 2015

Ketidakhadiran Bulan Jumlah/Kali Januari 54 Februari 53 Maret 70 April 50 Mei 77 Juni 68 Juli 74 Agustus 72 September 62 Oktober 70 November 63 Desember 67

Sumber: Kepegawaian PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan

Pada Tabel 1.1 periode 2015 menurut data yang didapat dari kepegawaian,

terjadi tingkat ketidakhadiran tertinggi pada bulan Mei terdapat 77 kali pegawai

yang tidak hadir dan tingkat ketidakhadiran terendah terjadi pada bulan April

PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan

Medan kurang menerapkan disiplin pegawai melalui kehadiran para pegawai.

Ketidakhadiran pegawai juga disebabkan oleh Pengadaan DIKLAT (Pendidikan

dan Pelatihan) yang dijadwalkan oleh Manajer melalui Surat Perizinan Perjalanan

Dinas.

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa

terjadi penurunan prestasi kerja yang dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu

absensi dan disiplin pegawai. Dan dalam perusahaan sering dijumpai bahwa

prestasi kerja seorang karyawan tidak sama atau sebanding dengan kecakapan

yang dimiliki hal ini disebabkan kurangnya motivasi dari pimpinan kepada

pegawai karena dengan pemberian motivasi yang tinggi akan mendorong

peningkatan prestasi kerja para pegawai kearah yang lebih baik.

Tabel 1.2

Prestasi Kerja Tahun 2015 PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan

Semester 1 2015 Semester 2 2015

Kinerja blackbox Kompetensi Blackbox

Kinerja blackbox Kompetensi Blackbox O S E R M R N I M G K o m 1 K o m 2 K o m 3 K o m 4 O S E R M R N I M G K o m 1 K o m 2 K o m 3 K o m 4 0 % 40 % 58 % 0 % 1 % 9 % 83 % 7 % 1 % 0 % 33 % 65 % 0 % 1 % 32 % 88 % 73 % 16 %

Sumber :PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan (Data Diolah, tahun 2015)

Pada Tabel 1.2 Nilai Prestasi Kerja Tahun 2015 PT PLN (Persero)

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Medan pada semester

bahwa prestasi pegawai PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

Sektor Pembangkitan Medan cenderung MR (Meet Requirements) atau memenuhi

syarat dari perencanaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, pada

Kinerja BlackBox pada semester II tahun 2015 menunjukkan bahwa OS 0%, ER

33%, MR 65%, NI 0% dan MG 1%. Dari data diatas bahwa OS pada semester I

dan II tidak berubah, ER pada semester I dan II menunjukkan peningkatan sebesar

7%, MR pada semester I dan II mengalami penurunan 7%, NI dan MG pada

semester I dan II tidak mengalami perubahan yaitu 0% dan 1%. Sementara, pada

Kompetensi BlackBox pada semester I dan II menunjukkan kompetensi 1

mengalami peningkatan sebesar 23%, kompetensi 2 mengalami peningkatan 5%,

kompetensi 3 mengalami peningkatan 66% dan kompetensi 4 mengalami

peningkatan 15%.

Prestasi kerja karyawan merupakan salah satu faktor penentu tercapainya

tujuan perusahaan. Karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang sangat baik bagi perusahaan,oleh karena itu PT

PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan

Medan sangat memperhatikan prestasi kerja karyawannya, dengan prestasi kerja

yang tinggi menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh

perusahaan, guna memperoleh pemanfaatannya secara optimal bagi perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pada perusahaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara Sektor Pembangkitan Medan dengan judul “ PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI

KERJA PEGAWAI BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT PLN

Dokumen terkait