• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Hukum Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN Dasar dari Kerjasama ekonomi diantara Negara-negara anggota ASEAN

berakar dari Deklarasi pertama ASEAN, yaitu Deklarasi Bangkok, yang tercermin dari salah satu paragraf operasionalnya yang berbunyi:

“To Collaborate more closely and effectively for the greater utilization of

their agriculture and industries, the expansion of their trade, the improvement of their transportation and communications facilities and the

raising of the living standards of their peoples”51

Paragraf ini juga dapat diartikan kedalam Bahasa Indonesia dengan arti sebagai berikut:

“Untuk berkolaborasi dengan lebih dekat dan efektif demi penggunaan

yang lebih baik dalam bidang pertanian dan industri, ekspansi perdagangan, kemajuan sarana transportasi dan fasilitas komunikasi, serta meningkatkan standar hidup masyarakat.”

Dapat dilihat bahwa penjabaran dari kerjasama dibidang ekonomi pada saat itu (tahun 1967) masih sangat umum, hal ini dikarenakan ASEAN pada dasarnya dibuat untuk tujuan politik, bukan ekonomi, oleh karena itulah Pasal- pasal yang mencangkup bidang ekonomi di Deklarasi Bangkok tidak dijelaskan secara spesifik. Namun perkembangan kerjasama ekonomi di ASEAN sangatlah cepat, karena ASEAN mulai mengembangkan sayap kerjasama ekonominya

51

dengan membuka dialog kerjasama terhadap Masyarakat-Masyarakat Eropa / MME (Nama Uni Eropa pada saat itu) pada tahun 1972, terhadap Jepang Pada tahun 1973, terhadap Australia dan Selandia baru pada tahun 1974, serta terhadap Kanada pada tahun 1975, namun dengan bentuk kerjasama antarnegara yang berbeda satu sama lain, dengan kata lain, tidak satu forum dan satu perjanjian, namun dengan satu tujuan,yaitu mengembangkan kondisi ekonomi diantara Negara-negara anggota ASEAN.52

Selain hubungan keluar, ASEAN juga berusaha meningkatkan hubungan ekonomi intra ASEAN, seperti pembentukan Preferential Trading Arrangements, yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi diantara Negara-negara anggota ASEAN dan perkembangan ekonomi Negara anggota ASEAN dengan cara memperluas investasi dan kesempatan produksi, perdagangan, dan pertukaran lintas batas, seperti yang sudah dinyatakan di isi dari PTA sendiri.53

Pada saat itu, dalam implementasi kerjasama di bidang ekonomi, banyak pula kendala yang dihadapi ASEAN,seperti: 54

1. Adanya sikap merkantilistis diantara anggota Negara-negara ASEAN sebagaimana tercermin pada keinginan untuk memenuhi semua kebutuhannya sendiri.

2. Sulitnya menciptakan pembagian manfaat kerjasama ekonomi ASEAN secara adil dan seimbang

3. Pendekatan kerjasama ekonomi yang terbatas dan selektif serta tidak ada sasaran jelas

52

Ibid, hal 31.

53

ASEAN, Arrangement on ASEAN Preferential Trading Arrangements, hal 1.

54

4. Tidak adanya dukungan pasar dan tidak adanya studi kelayakan yang akurat bagi kerjasama ekonomi diantara Negara ASEAN.

Dalam rangka meningkatkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan diantara Negara anggota ASEAN, banyak komite dan organisasi, maupun perusahaan yang dibuat oleh ASEAN, beberapa contoh seperti Committee on Financial and Banking (COFAB) komite yang bergerak dibidang keuangan, Committe on Food, Agriculture, and Forestry (COFAF), komite yang bergerak dibidang perhutanan, pertanian, dan makanan, Committee on Industry, Mining, and Energy, yang bergerak dibidang Industri, pertambangan, dan energi, dan Committee on Transportation and Communication (COTAC), yang bergerak dibidang transportasi dan komunikasi, dimana masing-masing komite bekerja untuk meningkatkan kerjasama intra-ASEAN di bidangnya masing-masing, dengan cara membuat program tertentu, pelatihan, bahkan membuat perusahaan nasional dengan nama ASEAN untuk meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat ASEAN.

Sampai pada tahun 1997, dimana para pemimpin Negara ASEAN mengadakan pertemuan bersama pada tanggal 15 Desember 1997 untuk mendiskusikan perkembangan ASEAN dan meningkatkan kerjasama ASEAN demi terpenuhinya tujuan ASEAN sebagaimana dinyatakan di Deklarasi Bangkok, dimana pada akhirnya disetujui tujuan bersama ASEAN yang populer dengan nama ASEAN Vision 2020. Maka untuk mendorong pemenuhan visi ASEAN 2020 dibuatlah Asean Community ( Masyarakat ASEAN) yang memiliki 3 pilar dengan ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sebagai salah satu pilarnya.

Dibentuknya Masyarakat ASEAN juga merupakan tindak lanjut dari Bali Concord / Perjanjian Bali I, sebab pengaturannya dibuat dengan nama Bali Concord II / Perjanjian Bali II dimana, Pemimpin ASEAN sangat puas dengan perkembangan yang dihasilkan berkat adanya Bali Concord I dan ingin melanjutkan kerjasama bali tersebut. Harapan pemimpin ASEAN tidak salah, sebab apabila kita lihat sejak Deklarasi Visi ASEAN 2020, pada saat itu GDP total ASEAN secara keseluruhan hanyalah 600 miliar dengan total populasi sekitar 500 juta orang,namun pada tahun 2013, dengan total populasi 620 Juta orang, total GDP ASEAN telah meningkat sebesar lima kali lipat,menjadi 2,5 triliun, dan diprediksi akan terus berkembang dengan kecepatan rata-rata 5,1%, dan diprediksikan akan berkembang secepat 5,4% pada tahun 2016 menurut OECD. Namun yang terjadi adalah pada tahun 2016, ASEAN mengalami penurunan kecepatan perkembangan, menjadi 4,6% pada tahun 2016, tidak sesuai prediksi55, dan pada tahun 2017,total GDP gabungan diantara semua Negara ASEAN adalah 2,6 triliun, meningkat dari 0,1 triliun dari tahun 201356, serta melampaui beberapa Negara dengan ekonomi raksasa,seperti India (2,4 Triliun),Inggris (2,4 Triliun),Prancis (2,3 Triliun),Brazil (1,7 Triliun),Russia (1,5 Triliun),dan Australia (1,2 Triliun).57

Perkembangan yang sangat cepat ini dikarenakan semakin intimnya hubungan kerjasama ekonomi intra-regional ASEAN, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah program kerjasama ekonomi intra-regional yang paling dikenal dan menyumbang banyak dalam perkembangan ekonomi diantara Negara-negara ASEAN.

55

ASEAN, ASEAN GDP Grows by 4,6%, diambil dari website http://asean.org/asean- gdp-grows-by-46/, diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

56

Ricardo Simanjuntak, Op.Cit, hal 6. 57

ASEAN Trade Union Council, ASEAN seen to exceed gdp of big economies in 2017,diambil dari website http://aseantuc.org/2017/02/asean-seen-to-exceed-gdp-of-big- economies-in-2017/, diakses pada tanggal 16 Juni 2017.

Karena perkembangan yang sangat cepat, pada ASEAN Summit ke-12 di cebu, visi ASEAN 2020 dipercepat menjadi 2015, dan pada ASEAN Summit ke-13 Blueprint MEA dibuat. Percepatan Visi ASEAN pada tahun 2015 memang terlaksana, sebab pada tahun 2015, terbukti bahwa penghapusan hambatan tarif pada tahun ini telah terpenuhi, walau masih ada beberapa pengecualian bagi produk-produk sensitif.58

Namun, walaupun penghapusan hambatan tarif telah terpenuhi, sepertinya implementasi dari komitmen tarif 0 (Zero Tariffs) belum bisa dengan sepenuhinya diimplementasi kepada semua produk, terlebih produk-produk sensitif (seperti nasi).59

Kemudian pada tanggal 18-22 November 2015, Pemimpin ASEAN kembali mengadakan pertemuan untuk merancang komitmen Komunitas ASEAN melalui ASEAN Summit ke-27. Hasil akhir dari pertemuan ini adalah dibentuknya ASEAN Community Vision 2025 dan diadopsinya ASEAN Economic Community Blueprint 2025, dimana pada dasarnya visi komunitas ASEAN 2025 menyatakan untuk lebih memperkuat integrasi diantara Negara-negara anggota ASEAN, meningkatkan Inovasi, Pertumbuhan Ekonomi, memperdalam integrasi dibidang jasa, termaksud tenaga kerja profesional, meningkatkan kooperasi antar Negara ASEAN, dan menghapus kemiskinan. Sedangkan dalam ASEAN Economic Community Blueprint 2025,mengatur mengenai strategi-strategi dan rencana yang akan dijalankan untuk memenuhi Visi ASEAN 2025 ini. Karena itulah juga kedua perjanjian ini dibuat disaat dan pertemuan yang sama.

58

Ricardo Simanjuntak, Op.Cit, hal 6.

59

Dokumen terkait