BAB II
KERANGKA HUKUM (LEGAL FRAMEWORK) KERJASAMA
NEGARA-NEGARA ASEAN DALAM RANGKA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN
A. ASEAN dalam Kerangka Hukum Internasional
1. Sejarah Terbentuknya ASEAN
Keinginan untuk membentuk suatu organisasi internasional dengan ruang
lingkup regional di kawasan asia pasifik telah mulai ada sejak terjadinya Perang
Dunia Kedua. Setelah terjadinya perang dunia kedua yang diakhiri dengan
kalahnya semua anggota Blok Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang
dengan Blok Sekutu yang terdiri dari 56 Negara, dengan 4 negara terbesar di blok
sekutu ini yaitu Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet dan Tiongkok.
Penandatanganan Dokumen Kapitulasi Jepang yang dilakukan diatas kapal
USS Missouri pada tanggal 2 September 1945 secara resmi telah mengakhiri
Perang Dunia ke-II.
Akibat hal ini, pada tahun 1950-1960an banyak Negara-negara baru yang
lahir, selain itu, adanya Konferensi Asia Afrika atau Konferensi Bandung yang
diadakan pada tahun 1955 di Bandung dengan semangat Dasasila Bandung yang
intinya sangat mendukung penentuan nasib sendiri bagi wilayah bekas jajahan
juga memperkuat posisi Negara-negara baru ini dalam perspektif hukum
internasional.
Namun tentu saja Negara-negara baru di Asia Tenggara ini mengalami
tantangan yang tidak sedikit, seperti adanya ancaman pendudukan kembali dari
minim untuk menjaga keamanan merupakan salah satu alasan mengapa
Negara-negara tersebut memutuskan untuk membuat suatu Organisasi Regional yang
beranggotakan Negara baru di lingkup Asia Tenggara.
Selain masalah nasional masing-masing Negara, masalah internasional
seperti hubungan antarnegara Asia Tenggara juga kurang baik, menyebabkan
banyaknya konflik yang menurunkan laju perkembangan Negara-negara baru
tersebut juga merupakan alasan lainnya untuk membentuk organisasi internasional
tersebut.9
Banyak juga faktor-faktor lain yang mendorong dibentuknya organisasi
internasional di wilayah Asia Tenggara ini. Faktor lainnya yang perlu
diperhatikan adalah: 10
1) Kesamaan sejarah.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Negara-negara yang berada di kawasan
Asia Tenggara pernah mengalami masa kolonialisme dan dominasi seperti
Inggris, Belanda, Amerika serikat, dan Spanyol.
2) Persamaan sikap dan nilai-nilai kehidupan diantara Negara-negara anggota
Asia Tenggara.
Termaksud rasa hormat terhadap orang tua, atasan, orang orang yang
dituakan, rasa enggan berkonfrontasi, menghindari konflik, cinta damai, dan
lain lain.
9
Ricardo Simanjuntak, Dispute settlement mechanism under the ASEAN legal framework, Kontan Publishing, 2015, hal 41.
10
3) Adanya Pluralisme.
Seperti diketahui banyaknya pluralisme berpotensi menimbulkan perbedaan
pendapat/konflik, oleh karena itu Negara-negara di Asia Tenggara
mengharapkan terbentuknya organisasi regional yang dapat merangkul dan
mempererat hubungan diantara mereka agar Negara-negara anggotanya dapat
hidup dalam perbedaan/pluralisme, baik dalam segi agama, suku, ras, maupun
golongan.
Dikarenakan banyaknya pertimbangan diatas,maka atas inisiatif oleh 5
Negara Asia Tenggara (Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, dan Thailand)
dibentuklah ASEAN (Association of South East Asia Nations)
Perwujudan nyata dari terbentuknya ASEAN ini adalah dibentuknya
Deklarasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 yang menyatakan:
Dewan Presidium untuk Hubungan politik/Kementerian luar negeri indonesia,Perdana menteri Malaysia, Sekretaris hubungan luar negeri Filipina, Dewan hubungan luar negeri Singapura, dan Dewan hubungan luar negeri Thailand:
TAHU dengan adanya kepentingan saling menguntungkan dan masalah yang sama diantara Negara-negara Asia Tenggara dan yakin akan kebutuhan untuk memperkuat lebih lanjut hubungan solidaritas dan kooperasi regional yang telah ada.
INGIN untuk menciptakan sebuah fondasi kokoh untuk melancarkan kooperasi regional di Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan persaudaraan dan oleh sebab itu berkontribusi menuju kedamaian,perkembangan,dan kemakmuran wilayah.
SADAR bahwa didalam dunia yang semakin saling membutuhkan,tujuan yang berharga meliputi Perdamaian, Kebebasan, Keadilan Sosial dan Kemakmuran Ekonomi paling baik dicapai dengan cara membina prinsip Good Understanding (Saling mengerti), Good Neighborliness (Keramahtamahan), dan kooperasi yang berarti diantara Negara-negara yang memang sudah terikat bersama oleh ikatan sejarah dan kebudayaan;
dalam rangka mempertahankan identitas nasional mereka berdasarkan dengan cita-cita dan aspirasi masyarakatnya;
MENEGASKAN bahwa semua wilayah asing adalah sementara dan ada hanya dengan persetujuan yang dinyatakan oleh Negara yang khawatir dan tidak berniat untuk digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk menumbangkan kemerdekaan nasional dan kebebasan Negara di tempat atau mencurigai proses-proses yang sistematis dari perkembangan nasionalnya.11
Pada Dasarnya ASEAN juga dibentuk untuk menekan pengaruh
komunisme / ideologi komunis diantara Negara-negara anggota ASEAN.
Pada saat pembentukannya, ASEAN hanya beranggotakan 5 Negara,yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura, namun seiring dengan
berjalannya waktu, keanggotaan ASEAN bertambah. ASEAN mulai memiliki
Negara Anggota keenam pada tanggal 7 Januari 1984. Negara Anggota keenam
dan Negara anggota pertama selain Negara pemrakarsa yang masuk kedalam
ASEAN ini adalah Brunei Darussalam, brunei masuk tepat seminggu setelah ia
memperingati hari kemerdekaannya.
Sebelas tahun setelah masuknya Brunei Darussalam, ASEAN kembali
menerima anggota baru, Vietnam menjadi anggota ASEAN ketujuh pada tanggal
28 Juli 1995. Dua tahun berselang setelah Vietnam menjadi anggota ASEAN,
Laos dan Myanmar menyusul menjadi anggota ASEAN kedelapan dan
kesembilan. Mereka bergabung pada tanggal 23 Juli 1997. Kamboja resmi
menjadi anggota ASEAN kesepuluh pada tanggal 16 Desember 1998, setahun
setelah Laos dan Myanmar masuk. Sebenarnya Kamboja berniat untuk masuk
keanggotaan ASEAN bersama-sama Laos dan Myanmar, yaitu pada tanggal 23
11
Juli 1997, namun rencana itu harus ditunda karena Kamboja saat itu sedang
mengalami masalah politik.
Dalam keanggotaan ASEAN juga ada Negara yang memiliki status
pemerhati (observer). Negara itu adalah Timor Leste dan Papua Nugini. Timor
Leste menjadi negara observer ASEAN bersama pada tahun 2002 bersama dengan
Papua Nugini yang telah menjadi negara observer sejak tahun 1976. Timor Leste
juga menjadi mengikuti ASEAN Regional Forum pada tahun 2005. Menurut
Ramos Horta, Menteri Luar Negeri Timor Leste dan Rekannya Xanana Gusmao
juga menyambut positif akan masuknya Timur Leste kedalam ASEAN dan Ramos
Horta mengatakan bahwa masuknya Timur Leste sebagai negara ASEAN adalah
prioritas teratas. Thailand juga menyatakan akan membantu Timor Leste dalam
masuk kedalam ASEAN, namun masuknya Timor Leste ke ASEAN memiliki
hambatan tertentu, sehingga ada kemungkinan bahwa Timor Leste akan menjadi
anggota ASEAN pada tahun 2017.12
Papua Nugini juga berniat untuk menjadi anggota ASEAN, namun negara
yang mendukungnya hanyalah Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya
tindakan kriminal yang tinggi, ketidakstabilan politik, dan tenaga kerja yang tidak
terampil.
Perkembangan keanggotaan ASEAN memang sangat cepat. Menurut
Rodolfo C. Severino Jr dibukunya, ASEAN Rise to the Challenge, ASEAN pada
saat pembentukan bukunya (Oktober 1998) menyatakan ASEAN sudah memiliki
9 anggota, dimana ASEAN masih memiliki enam anggota dua setengah tahun
yang lalu. Prediksi Rodolfo adalah ASEAN, tidak lama lagi akan menjadi asosiasi
12
yang terdiri dari sepuluh Negara. Kesepuluh Negara ini bukan hanya membuat
ASEAN menjadi lebih kaya dan beragam, namun juga menjadikan ASEAN
semakin kompleks dan berbeda. Tantangannya disini adalah untuk menggunakan
secara bijak perbedaan kita dan memperkuat solidaritas satu sama lain menjadi
lebih baik, sehingga kerumitan dan perbedaan yang dimiliki oleh ASEAN tidak
menjadi penghambat bagi ASEAN itu sendiri.13
Dilihat dari perkembangan ASEAN sendiri, pendapat Rodolfo benar,
ASEAN sekarang memang beranggotakan 10 Negara, (Kamboja masuk menjadi
anggota kesepuluh setelah bukunya diselesaikan) dan memang benar masalah
terbesar ASEAN adalah tidak akurnya Negara-negara anggota, misalnya konflik
tidak langsung antara Indonesia dan Malaysia, konflik Thailand dan Kamboja
menyangkut perebutan Candi Preah Vihear, konflik Malaysia dan Singapura akan
pulau Pedra Branca, sengketa antara Indonesia dengan Malaysia mengenai Pulau
Sipadan-Ligitan, dan sengketa lainnya di dalam sejarah ASEAN ini sendiri.
Pada tanggal 20 November 2007, para pemimpin Negara ASEAN
(Perdana Menteri, Presiden, dan Sultan) mengadakan pertemuan di Singapura dan
menghasilkan ASEAN Charter, Piagam yang merupakan konstitusi dari ASEAN
sendiri.
Piagam ASEAN ini sendiri adalah salah satu perjanjian ASEAN yang
paling penting, dimana di piagam ini ditujukan sebagai Dasar/Konstitusi ASEAN,
dimana Piagam ini mengatur:
1. Legal status dari badan ASEAN.
2. Kerangka kelembagaan ASEAN.
13
3. Mengatur Aturan dan nilai ASEAN.
4. Mengatur Tujuan ASEAN.
5. Fondasi penting dalam mencapai Komunitas ASEAN (ASEAN Community).
Piagam ASEAN mulai berlaku sejak tanggal 15 Desember 2008, Dimana
pada hari tersebut para Menteri Luar Negeri Negara anggota ASEAN berkumpul
pada untuk memperingati saat bersejarah tersebut.14
Namun sebelum Piagam ASEAN diberlakukan,Indonesia sudah
meratifikasinya dengan menggunakan Undang-undang nomor 38 tahun 2008
tentang pengesahan Charter of the Association of Southeast Asian Nations
(Piagam perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara).
Ratifikasi inipun tidak luput dari pro dan kontra, karena pada tanggal 5
mei 2011 itu beberapa Pasal dari Undang-undang ratifikasi Piagam ASEAN
digugat oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pasal tersebut
adalah Pasal 1 ayat 5 dan Pasal 2 ayat 2 Piagam ASEAN yang dianggap
bertentangan dengan Pasal 33 ayat 1,2,dan 3 Undang-undang dasar Republik
Indonesia 1945.15
Menyangkut masalah ini, Mahkamah Konstitusi pada hari Selasa, tanggal
26 Februari 2013 menentukan sikap dan memutuskan untuk menolak permohonan
para pemohon untuk seluruhnya, dalam putusan ini, dua hakim konstitusi,
Hamdan Zoelva dan Maria Farida Indrati menyatakan pendapat berbeda
(dissenting opinion), mereka berpendapat bahwa UU no.38 tahun 2008 sebagai
bentuk hukum persetujuan DPR atas ASEAN Charter tidak dapat dijadikan objek
14
ASEAN, ASEAN Charter, diambil dari website http://asean.org/asean/asean-charter/ ,diakses pada tanggal 3 April 2017.
15
Tribun, UU Ratifikasi Piagam ASEAN digugat ke MK, diambil dari website
pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 yang menjadi wewenang
Mahkamah. Karena itu, seharusnya permohonan ini tidak dapat diterima (niet
otvankelijk verklaard)16, disisi lain, Margarito Kamis, salah satu ahli yang
dihadirkan oleh Pemohon dalam perkara nomor 33/PUU-IX/2011, menegaskan
bahwa undang-undang ratifikasi atas Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara atau Piagam ASEAN adalah objek yang dapat diuji di Mahkamah
Konstitusi, karena pewadahan perjanjian internasional kedalam undang-undang
merupakan konsekuensi/akibat dari rumusan dalam pasal 11 ayat (2)
Undang-Undang dasar 1945, dengan sebelumnya mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.17
2. Tujuan ASEAN
Tujuan utama ASEAN mulai dibentuk pada saat pembentukan Deklarasi
ASEAN tanggal 8 Agustus 1967. Pada saat itu telah ditentukan tujuan utama
pembentukannya yang tertuang dalam frase Deklarasi keduanya, yaitu: 18
a. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan
perkembangan kebudayaan di wilayah melalui usaha patungan dengan
semangat keadilan dan persaudaraan dalam rangka untuk memperkuat fondasi
untuk komunitas Asia Tenggara yang makmur dan damai.
16
Hukum online, Pengujian UU Ratifikasi Piagam ASEAN Kandas, diambil dari website m.hukumonline.com/berita/baca/lt512cb1408c03e/pengujian-uu-ratifikasi-piagam-asean-kandas, diakses pada tanggal 7 Juni 2017.
17
Mahkamah Konstitusi, Ahli Pemohon Nyatakan MK Berwenang Uji UU Ratifikasi Piagam ASEAN, diambil dari website
www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Berita%id=5797#.WWD9aJ8xWBY
diakses pada tanggal 7 Juni 2017.
18
b. Untuk mempromosikan kedamaian dan stabilitas wilayah melalui rasa hormat
pada keadilan yang kekal dan aturan hukum dalam hubungan diantara
Negara-negara di wilayah dan ketaatan dengan prinsip-prinsip di Piagam PBB.
c. Untuk mempromosikan kolaborasi aktif dan bantuan yang saling
menguntungkan dalam hal tujuan yang sama dibidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d. Untuk menyediakan bantuan satu sama lain dalam bentuk pelatihan dan
fasilitas riset di lingkup edukasi, profesional, teknikal, dan administrasi.
e. Untuk berkolaborasi dengan lebih efektif untuk penggunaan yang lebih besar
dibidang pertanian dan industri, perluasan perdagangan, termaksud
pembelajaran masalah dibidang komoditi internasional, perbaikan sarana
transportasi dan komunikasi dan menaikkan standar hidup orang banyak.
f. Untuk mempromosikan bidang studi Asia Tenggara
g. Untuk mempertahankan kooperasi yang dekat dan saling menguntungkan
dengan organisasi internasional maupun regional yang telah ada yang
mempunyai tujuan dan dan maksud yang sama, dan menjelajah semua bidang
untuk mendekatkan kooperasi diantaranya.
Katja Weber, seorang peneliti dari Miami-Florida European Union Centre
menyatakan bahwa dengan menciptakan ASEAN, kelima Megara ASEAN
berharap untuk mencapai tiga objektif utama, yaitu: 19
1. Mengurangi tensi dan kompetisi diantara kelima Negara tersebut. (kelima
Negara non-komunis)
19
2. Kelima Negara berharap bahwa dengan mempromosikan perkembangan
domestik dibidang sosial-ekonomi, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk
menyelesaikan masalah komunis internal dan/atau berhadapan dengan
pemberontak komunis yang disponsori pihak luar.
3. Mereka menginginkan untuk mengurangi pengaruh militer regional dari pihak
eksternal dengan cara menyatakan bahwa militer luar negeri dengan basis
regional adalah sementara sifatnya.
Kemudian dalam merealisasikan tujuan tujuan ini, dituang juga di bagian
ketiga Deklarasi ASEAN mengenai tindakan teknis yang akan dilakukan, yaitu
menyelenggarakan:
a. Meeting rutin para menteri luar negeri, yang akan dirotasi dan dinamakan
sebagai ASEAN Ministerial Meeting.
b. Sebuah Standing Commitee, dibawah para menteri luar negeri dari Negara
host atau representasinya dan membuat anggota-anggota dari perwakilan
Negara lain untuk mengerjakan pekerjaan asosiasi diantara meeting menteri
luar negeri
c. Komite Ad-Hoc dan komite permanen yang mempunyai keahlian di bidang
yang spesifik.
d. Sekretariat Nasional di tiap Negara anggota utuk mengerjakan pekerjaan
asosiasi demi Negara tersebut dan untuk men-service meeting rutin maupun
spesial dari para menteri luar negeri, standing commitee, dan komite-komite
lain yang akan diciptakan dimasa depan.
Bagian Keempat dari Deklarasi ini juga menyatakan bahwa asosiasi ini
negara lain dapat masuk(dapat dilihat dari masuknya Vietnam, Laos, Kamboja,
dll).20
Sebagai tindak lanjut setelah pembentukan ASEAN ini, untuk memenuhi
bagian kedua dari Deklarasi Bangkok yang merupakan tujuan dibentuknya
ASEAN, dan untuk melaksanakan petunjuk teknis yang dijelaskan di bagian
ketiga Deklarasi Bangkok, dibentuklah Deklarasi Kuala Lumpur pada tanggal 27
November 1971. Tindak lanjut ini tercermin dari preamble Deklarasi ini yang
menyatakan:
“MENGULANGI komitmen kita pada prinsip Deklarasi Bangkok yang
membentuk ASEAN pada tahun 1967, bahwa Negara di Asia Tenggara berbagi kewajiban utama untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial di wilayah dan memastikan perkembangan nasionalnya secara damai dan progresif,dan bahwa mereka bertekad untuk memastikan stabilitas dan keamanannya dari intervensi luar dalam berbagai bentuk atau manifestasi dalam rangka mempertahankan identitas nasionalnya sesuai dengan aspirasi dan cita-cita masyarakatnya”21
Dalam paragraf diatas jelaslah bahwa Deklarasi Kuala Lumpur ini
dibentuk dalam rangka memenuhi tujuan ASEAN yang telah diuraikan dalam
Deklarasi Bangkok.
Pembuatan Deklarasi Kuala Lumpur juga diciptakan dengan tujuan
sebagaimana dijelaskan di Deklarasinya, yaitu ingin mengendurkan atau
merelaksasi tensi internasional dan mencapai kedamaian berkelanjutan di Asia
Tenggara seperti yang dinyatakan didalam Deklarasinya:
“BERDEDIKASI untuk memelihara kedamaian, kebebasan, dan kemerdekaan tanpa batas.”22
20
ASEAN, The Asean Declaration (Bangkok Declaration) Bangkok, 8 August 1967,
Op.Cit. 21
ASEAN, ASEAN Documents, ASEAN National Secretariat Department of Foreign Affairs Republic of Indonesia, hal 4.
22
Deklarasi Kuala Lumpur juga menyinggung beberapa perjanjian
internasional diluar lingkup ASEAN, yaitu:
1. “Declaration of the Promotion of World Peace and Cooperation” atau
Konferensi Bandung 1955.
2. “Treaty for Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America.”
3. “Lusaka Declaration.”
Kedudukan dari ketiga perjanjian internasional didalam Deklarasi Kuala
Lumpur ini adalah bahwa ASEAN SANGAT MENDUKUNG Validitas/Validasi
dari Konverensi Bandung 1955 dan bahwa ASEAN SADAR akan tren dunia
yang sekarang,yaitu tren Kawasan Bebas Nuklir, seperti yang sudah
diimplementasikan di Amerika Latin dan Afrika.
Di dalam isi dari Deklarasi ini, dinyatakan bahwa Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand bertekad untuk menggunakan segala tindakan
yang diperlukan untuk mengamankan pengakuan dan penghormatan atas “
South-East Asia Zone of Peace” atau “Zona Damai Asia Tenggara”, kebebasan dan
netralitas, bebas dari jenis interfensi apapun dari pihak luar, juga bahwa
Negara-negara Asia Tenggara harus membuat tindakan yang terpadu untuk memperluas
bidang kooperasi yang akan berkontribusi kepada kekuatan, solidaritas, dan
hubungan yang lebih dekat.23
Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok tidaklah mempunyai timeline
yang rinci, karena tidak dinyatakan kapan tujuan tersebut akan terpenuhi, karena
itu, pada tahun 1997, diselenggarakan meeting ASEAN yang pada akhirnya
menghasilkan Visi ASEAN 2020 (ASEAN Vision 2020).
23
ASEAN Vision 2020 dibuat di Kuala Lumpur pada tanggal 15 Desember
1997, mengatur mengenai tujuan ASEAN yang diperkirakan akan dicapai pada
tahun 2020, Tujuan tersebut adalah, seperti yang dinyatakan di deklarasi tersebut:
A. Dalam Lingkup Keamanan:
1. Kami memandang wilayah ASEAN dalam tahun 2020 untuk menjadi suatu zona kedamaian, kebebasan, dan netralitas, seperti yang dinyatakan dalam Deklarasi Kuala Lumpur 1971.
2. ASEAN dalam tahun 2020, akan menciptakan wilayah Asia Tenggara yang aman dan stabil, dimana setiap Negara dalam situasi damai dan sumber konflik sudah dihapuskan, melalui prinsip Abiding Respect for Justice (saling menghormati untuk keadilan) dan Rule of law (Aturan Hukum) dan memperkuat kemakmuran nasional dan regional.
3. Kami memandang kawasan Asia Tenggara dimana setiap masalah diselesaikan dengan cara damai.
4. Kami memandang bahwa TAC berlaku secara penuh sebagai pengikat untuk pemerintah dan masyarakatnya.
5. Kami memandang Asia Tenggara bebas dari senjata Nuklir, dengan pembuatan perjanjian Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty. 6. Kami memandang sumber daya alam dan manusia kami yang
kaya,berkontribusi kepada perkembangan dan kemakmuran bersama. 7. Kami memandang bahwa ASEAN Regional Forum dapat membangun
diplomasi preventif dan untuk memajukan resolusi konflik.
8. Kami memandang Asia Tenggara dimana gunung, sungai, dan lautan tidak lagi memisahkan kita melainkan menghubungan kita bersama dalam ikatan persaudaraan, kooperasi, dan perdagangan.
9. Kami melihat ASEAN sebagai kekuatan efektif untuk keamanan, keadilan, dan kesederhanaan di lingkup Asia Pasifik dan di dunia.
B. Dalam Lingkup Kerjasama dalam Perkembangan yang dinamis
1. Kami bertekad untuk menuju arah kepada tahun 2020 yang dipanggil “ASEAN 2020:Partnership in Dynamic Development” yang akan menempa integrase ekonomi yang lebih dekat lagi dilingkup ASEAN. 2. Kami bertekad untuk memperkuat kooperasi ekonomi melalui strategi
perngembangan ekonomi, yang sesuai dengan aspirasi masyarakat kita dan memperkuat kemakmuran nasional dan regional.
3. Kami berjanji untuk mempertahankan performa ekonomi ASEAN yang tinggi ini dengan cara membangun fondasi dalam usaha kooperasi kita yang telah ada, mengkonsolidasikan pencapaian kita, memperluas usaha kolektif dan memperkuat bantuan gotong royong.
4. Kami berkomitmen untuk maju kedepan menuju kohesi yang lebih dekat dan integrasi ekonomi, mempersempit perbedaan dalam perkembangan diantara Negara anggota, memastikan bahwa sistem perdagangan multilateral tetap adil dan terbuka, dan mencapai kompetisi global.
bebas modal, perkembangan ekonomi, dan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
6. Kami memutuskan, antara lain,untuk melakukan hal-hal berikut:
1) Mempertahankan stabilitas finansial dan makroekonomi dengan cara memajukan konsultasi yang lebih dekat lagi dibidang makroekonomi dan kebijakan finansial.
2) Memajukan integrasi ekonomi dan kooperasi dengan melakukan strategi berikut:Implementasi penuh AFTA dan meningkatkan liberalisasi perdagangan disektor jasa, merealisasikan ASEAN Investment Area pada tahun 2010, dan pasar bebas investasi pada tahun 2020; memperkuat dan mengembangkan kooperasi sub-regional dalam area perkembangan sub-regional yg baru maupun yang telah ada,memperkuat sektor bisnis sebagai mesin perkembangan.
3) Memajukan Usaha kecil-menengah menjadi lebih kompetitif dan modern di ASEAN yang akan berkontribusi dalam perkembangan industrial dan efisiensi wilayah.
4) Mempercepat arus bebas professional dan jasa lainnya di wilayah ASEAN.
5) Memajukan liberalisasi sektor finansial dan kooperasi yang lebih dekat di pasar uang dan pasar modal, pajak, asuransi dan kebiasaan-kebiasaan juga konsultasi yang lebih dekat di kebijakan makroekonomi dan finansial.
6) Menciptakan perjanjian bersama dibidang energy dan barang keperluan untuk listrik, gas, dan air didalam ASEAN melalui ASEAN Power-Grid dan Trans-ASEAN Gas Pipeline and Water Pipeline,dan memajukan kooperasi dibidang efisiensi energi dan konservasi, juga perkembangan di sumber daya energi yang baru dan terbarukan. 7) Memperkuat keamanan makanan dan daya saing makanan
internasional, pertanian, dan produk hutan, untuk membuat ASEAN menjadi produser utama dalam produk ini, dan untuk memajukan sektor kehutanan sebagai bagian dari manajemen hutan, konservasi, dan pembangunan berkelanjutan.
8) Membangun, mengintegrasi, dan mengharmonisasi teknologi dan informasi, transportasi, dan telekomunikasi, memfasilitasi barang transit dan mengintegrasi jaringan telekomunikasi melalui interkonektivitas yang lebih besar, koordinasi frekuensi, dan pengakuan bersama di prosedur perizinan jenis peralatan.
9) Memperkuat perkembangan sumber daya manusia disemua sektor melalui pendidikan yang berkualitas, memajukan skill dan kapabilitas melalui pelatihan.
10)Bekerja menuju standar dunia dan system yang akan menyediakan system yang terharmonisasi untuk memfasilitasi pasar bebas perdagangan ASEAN dengan memenuhi standar kesehatan, keamanan, dan lingkungan.
12)Memajukan kebiasaan kerjasama ASEAN menjadi berstandar dunia dan perkembangan dalam efisiensi, profesionalitas, dan jasa, dan keseragaman melalui prosedur prosedur yang terharmonisasi, untuk memajukan perdagangan dan investasi dan untuk melindungi kesehatan dan kemakmuran komunitas ASEAN.
13)Memperkuat perdagangan intra-ASEAN dan investasi di sektor mineral dan untuk berkontribusi menuju ASEAN yang kompeten dibidang teknologi melalui networking yang lebih dekat dan pertukaran informasi di mineral dan geosains dan mengembangkan mekanisme yang pantas untuk ini.
C. Dalam Lingkup Komunitas yang peduli satu sama lain.
1. Kami memandang dalam tahun 2020, keseluruhan Asia Tenggara sadar akan ikatan sejarah, menyadari peninggalan sejarahnya, dan terikat dalam identitas regional yang sama
2. Kami melihat lingkungan ASEAN yang terbuka, yang konsisten dengan identitas nasionalnya, dimana semua orang menikmati akses pada kesempatan untuk perkembangan manusia tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, agama, bahasa, atau latar belakang sosial dan budaya.
3. Kami memandang ASEAN yang kohesif dan peduli dimana kelaparan, malnutrisi, dan kemiskinan tidak lagi menjadi masalah, dimana keluarga yang kuat sebagai bagian terumum dari masyarakat serta masyarakat yang memberi perhatian lebih pada orang yang tidak beruntung, dan terpinggirkan, dimana keadilan sosial dan aturan hukum terlaksanakan. 4. Kami melihat sebelum 2020 Asia Tenggara akan bebas dari pengaruh
narkoba, bebas dari produksi, peredaran, dan penggunaan narkoba.
5. Kami memandang ASEAN yang kompetitif secara teknologi, kompeten dalam strategi dan teknologi yang memungkinkan, dengan banyaknya sumber daya manusia yang berkualifikasi dan terlatih dibidang teknologi, dan jaringan yang kuat dalam lembaga ilmiah dan teknologi dan inti dari keunggulan.
6. Kami memandang ASEAN yang bersih dan hijau, dengan mekanisme pembangunan berkelanjutan yang teraplikasi untuk memastikan perlindungan dari lingkungan di wilayah ASEAN dan keberlanjutan sumber daya alamnya, serta kualitas masyarakatnya.
7. Kami memandang evolusi Asia Tenggara disektor penyelesaian masalah untuk menghadapi masalah yang dapat ditemukan di skala regional, termaksud polusi lingkungan dan degradasi lingkungan, perdagangan narkoba, perdagangan wanita dan anak, dan kejahatan lintas batas lainnya. 8. Kami memandang Negara ASEAN dipimpin dengan partisipasi tinggi dari
masyarakatnya dengan fokus kemakmuran dan martabat masyarakatnya demi kebaikan komunitas.
D. ASEAN yang memandang kedepan
1. Kami melihat bahwa ASEAN yang memandang kedepan memainkan peran penting dalam fora internasional, dan memajukan keinginan bersama ASEAN. Kami memandang ASEAN mempunyai relasi yang kuat dengan partner dan organisasi regional lainnya berdasarkan kesamaan derajat dan saling menghormati.
Kesimpulan : Kami berjanji kepada masyarakat kami, determinasi dan komitmen kami dalam mewujudkan ASEAN Vision 2020 Ini menjadi kenyataan.24
Kemudian pada tanggal 15 Desember 2008, tepatnya sebelas tahun setelah
Visi ASEAN 2020 dibentuk, Piagam ASEAN dibuat dan diberlakukan, dimana
dalam Piagam ASEAN ini tujuan utama ASEAN diperbaharui sesuai dengan Isi
yang diuraikan di Visi ASEAN 2020, yang dicantumkan pada Pasal pertamanya.
ASEAN sebagai Organisasi Internasional
Organisasi Internasional mulai berkembang sejak adanya suatu perjanjian
internasional yang dibuat di wina pada tahun 1815 dan dikenal dengan nama
Kongres Wina,dimana di kongres ini dihasilkan sebuah Deklarasi,yaitu:
“it was considered by its leading participant as the forerunner of a series of
regular consultations among the great powers which would serve as board meeting for the Europeans Community of Nations.”
Deklarasi ini mengakui adanya organisasi internasional pertama yang
berkedudukan di eropa pada tahun 1816. Organisasi Internasional menurut
terminologi hukum internasional adalah suatu struktur formal dan berkelanjutan
yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (baik pemerintah
maupun non-pemerintah) dari dua atau lebih Negara berdaulat dengan tujuan
untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. Organisasi internasional
juga diartikan sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai serangkaian
aturan, anggota, jadwal, tempat, dan waktu pertemuan.25 Kemudian menurut
24
ASEAN, ASEAN Vision 2020, (1997). 25
Leroy Bennet ada pula ciri-ciri yang harus dipenuhi agar suatu organisasi dapat
dengan sah menjadi sebuah organisasi internasional,yaitu:26
a. Sebuah organisasi yang permanen harus secara terus menerus menjalankan
fungsinya.
b. Keanggotaan dari para relawan harus pihak-pihak yang memenuhi
persyaratan
c. Instrument-instrumen dasar dalam rangka mencapai tujuannya dan menetukan
metode operasionalnya
d. Sebuah organ perwakilan dan konsultasi
e. Sekretariat yang permanen untuk secara terus-menerus melaksanakan fungsi
administrasi, penelitian, dan informasi
Organisasi Internasional dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Organisasi Internasional yang beranggotakan delegasi resmi pemerintah
Negara-negara, atau biasa disebut dengan istilah Organisasi antar Pemerintah
(Inter-governmental organization/IGO)
b. Organisasi Internasional yang anggotanya terdiri atas kelompok-kelompok
swasta di bidang-bidang tertentu, yang biasanya bergerak di bidang sosial
budaya dan tidak terdiri dari pemerintah, biasanya yang disebut dengan istilah
organisasi non pemerintah (Non-Governmental Organization/NGO).27
Organisasi Internasional yang beranggotakan delegasi resmi pemerintah
juga memiliki kriteria tertentu, seperti organisasi yang beranggotakan
26
Wiwin Yulianingsih, Hukum Organisasi Internasional, Penerbit ANDI, 2014, hal 2. 27
Unair, Aktor Dalam Hubungan Internasional Beserta Peranannya, diambil dari website
negara di wilayah-wilayah tertentu, yang biasanya disebut dengan organisasi
regional (seperti ASEAN), atau yang tidak terbatas pada wilayah (seperti PBB).
Menurut terminologi hukum internasional, ASEAN adalah organisasi
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menganut asas keterbukaan bagi
anggota-anggotanya. ASEAN didirikan dengan dasar pendirian saling
menghormati terhadap kemerdekaan, integritas, teritorial, dan identitas semua
bangsa. ASEAN juga mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional
yang bebas dari campur tangan dan intervensi serta urusan subversi dari luar dan
tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing anggota.
Penyelesaian sengketa dalam ruang lingkup ASEAN diusahakan melalui jalan
damai, tidak menggunakan ancaman dan kekuatan militer, dan saling menjalankan
kerjasama secara aktif.28
Berdasarkan Bab 2 Pasal 3 Piagam ASEAN, dinyatakan dengan jelas
bahwa:
“ASEAN, as an inter-governmental organisation, is hereby conferred legal
personality.”29
Berdasarkan Pasal ini, dapat diketahui bahwa ASEAN adalah sebuah Organisasi
antarpemerintah, yang artinya organisasi yang berisikan pihak pemerintah dari
Negara-negara anggota. Berdasarkan pengertian dari terminologi hukum
internasional diatas juga diketahui bahwa keanggotaan dalam organisasi ini juga
dibatasi oleh wilayah, yaitu hanya Negara yang berada di kawasan Asia Tenggara,
dengan kata lain, organisasi regional. Ruang lingkup kerjasama di ASEAN juga
sangatlah luas, meliputi segala bidang, kecuali dibidang militer.
28
Wagiman, Op.Cit ,hal 52.
29
Kesimpulan dari semua uraian diatas adalah bahwa ASEAN adalah sebuah
Organisasi Regional dengan sifat keanggotaan antarpemerintah dan memiliki
ruang lingkup kerjasama yang luas, mencangkup segala bidang.
4. Perkembangan Kerjasama di Lingkungan ASEAN.
Karena pada dasarnya pembentukan ASEAN adalah untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan sosial, serta ruang lingkup kerjasama ASEAN adalah
disegala bidang kecuali dibidang militer, maka banyak pula struktur dalam badan
ASEAN ini sendiri yang dibuat untuk meningkatkan koordinasi antar Negara,
seperti ASEAN Ministerial Meeting (Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri
ASEAN), ASEAN Summit Meetings (Sidang para Kepala Pemerintahan Negara
anggota ASEAN), Standing Committee (Badan yang bersidang diantara dua
sidang Menteri Luar Negeri Negara ASEAN mengenai masalah-masalah yang
memerlukan keputusan para menteri), sekretariat ASEAN, dan lain lain.
Kemudian juga dalam rangka meningkatkan koordinasi antar Negara
ASEAN, dibuat juga meeting antar menteri dibidang yang bersangkutan diantara
Negara anggota ASEAN, seperti ASEAN Economic Minister Meeting, ASEAN
Minister of Education Meeting, dll.
Diperlukan juga Deklarasi-deklarasi ASEAN sebagai ketentuan dasar dan
tujuan dari hubungan antara Negara-negara ASEAN. Berikut Contoh Deklarasi
yang telah dibuat oleh ASEAN:
A. Deklarasi Bangkok (Dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967)
Deklarasi Bangkok atau sering juga dipanggil Deklarasi ASEAN adalah
Deklarasi pertama yang diciptakan oleh para Negara pendiri ASEAN.
dan teknis umum yang perlu diciptakan/dibuat untuk mencapai tujuan
pendirian ASEAN ini.secara singkat, pendirian ASEAN bertujuan untuk
mengembangkan kondisi ekonomi Negara anggota ASEAN, memperkuat
kooperasi antar Negara ASEAN, dan mempertahankan kedamaian dan
stabilitas Negara anggota ASEAN.30
B. Deklarasi Kuala Lumpur (dibuat pada tanggal 27 November 1971)
Deklarasi Kuala Lumpur adalah Deklarasi kedua yang dibuat setelah
pembuatan Deklarasi ASEAN yang secara singkatnya mengatur tentang teknis
Negara anggota ASEAN dalam rangka mempertahankan perdamaian di
wilayah Asia Tenggara, seperti yang diatur dalam pernyataan didalamnya
“that Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand are
determined to exert initially necessary efforts to secure the recognition of, and
respect for, South-east Asia as a zone of Peace, Freedom, and Neutrality”31
Deklarasi ini juga menyatakan bahwa ASEAN adalah organisasi yang bebas
dari segala tekanan dan/atau interfensi dari kekuatan diluar lingkup ASEAN.
3. ASEAN Declaration on Arab-Israeli Conflict (dibuat pada tanggal 26
November 1973)
Deklarasi ASEAN mengenai konflik Israel-Arab pada dasarnya dibuat untuk
menyatakan bahwa ASEAN prihatin akan kondisi di timur tengah yang dapat
mengamcam kedamaian dan kehidupan masyarakat dalam Negara-negara
berkembang secara umum, oleh karena itu ASEAN menganggap bahwa sangat
diperlukan untuk menghasilkan pernyataan berikut ini:
30
ASEAN Documents, Op.Cit, 18 Juni 2017. 31
1. Negara Anggota ASEAN sangat percaya dan mempertegas kebutuhan
mendesak untuk mencegah semakin buruknya keadaan dan membuat
solusi yang adil dan berkelanjutan bersama dengan Piagam PBB dan
Resolusi dewan keamanan pbb 242 (1967) dan resolusi PBB yg berkaitan
lainnya.
2. Kelanjutan okupasi teritori dari konflik 1967, dan langkah-langkah
berikutnya yang diambil oleh israel untuk menkonsolidasi perbuatannya
sesuai dengan resolusi PBB.
3. Negara-negara anggota ASEAN sangat menyayangkan dan mengutuk
perbuatan ekspansi teritorial dengan kekerasan yang dengan jelas
melanggar prinsip dan norma PBB.
4. Negara-negara anggota ASEAN sangat mendesak bahwa hak palestina
yang sah dihormati dan dipulihkan kembali.
Namun deklarasi ini hanya ditandatangani oleh Negara Indonesia saja, Negara
lain seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand tidak
menandatanganinya, oleh karena itu masih dapat dipertanyakan keabsahan
dari Deklarasi ini.32
D. Declaration of ASEAN Concord / Bali Concord (Dibuat pada tanggal 24
Februari 1976)
Pada tahun 1976, atau 9 tahun setelah Deklarasi Bangkok, anggota-anggota
ASEAN mengadakan konferensi tingkat tinggi di Denpasar, Bali, dan hasil
akhirnya disingkat dengan nama TAC (Treaty of Amity and Cooperation in
32
South-East Asia) atau Bali Treaty, dimana di konferensi ini diresmikan tata
cara penyelesaian sengketa secara damai.33
Berbeda dari rapat lainnya pada umumnya yang dihadiri oleh Kementerian
Luar Negeri Negara anggotanya, pada rapat pembentukan Bali Treaty ini,
semua Negara menghadirkan Presiden dan Perdana Menterinya, bukan
Kementerian Luar Negerinya.
Tujuan umum dari dibentuknya konferensi ini adalah untuk mengatur
bagaimana hubungan antar-negara anggota Asia Tenggara dalam
berkomunikasi demi pencapaian ASEAN itu sendiri, yaitu Kedamaian dan
hubungan yang berkelanjutan, seperti yang dijelaskan di Preamblenya:
BERUSAHA KERAS untuk menciptakan kedamaian, perkembangan, dan
kemakmuran dari masyarakat Negara anggotanya.34
Untuk berkooperasi di lingkup ASEAN, harus ada objektif tertentu yang
dituang dalam Bali Concord ini, yang menyangkut stabilitas politik,yaitu: 35
1. Stabilitas Negara-negara anggota di wilayah ASEAN adalah faktor yang
sangat penting demi mencapai keamanan dan stabilitas internasional.
Setiap Negara anggota bertekad untuk menghapuskan gangguan akibat
subversi dari stabilitasnya, lalu meningkatkan kekuatan Negara nasional
dan ASEAN.
2. Negara anggota, baik secara individual maupun kolektif, harus mengambil
langkah aktif dalam pembentukan awal dari zona kedamaian, kebebasan,
dan netralitas.
33
Ricardo Simanjuntak, Op.Cit, hal 45.
34
ASEAN Documents, Op.Cit, 19 Februari 2017 11:07.
35
3. Hapusnya kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan buta huruf adalah tujuan
utama dari Negara anggota. Mereka harus memperkuat kooperasi dibidang
perkembangan ekonomi dan sosial, khususnya dengan mempromosikan
keadilan sosial dan perkembangan standar kehidupan dari masyarakatnya.
4. Bencana alam dan force majeur lainnya dapat menurunkan laju
perkembangan dalam Negara anggota. Negara anggota harus membantu
sebisanya Negara anggota lain yang berada dalam masalah ini.
5. Negara anggota harus membuat aksi kooperatif dalam program
perkembangan nasional maupun regionalnya, memakai sumber daya yang
tersedia di ASEAN sejauh mungkin untuk memperluas kemampuan
ekonominya.
6. Negara anggota dengan semangat solidaritas ASEAN, akan bergantung
pada proses penyelesaian permasalahan dengan perdamaian apabila ada
perbedaan antar-regional/Negara.
7. Negara anggota akan berjuang, baik secara individual maupun kolektif,
untuk menciptakan kondisi yang konduktif dalam pencapaian kooperasi
seara damai diantara Negara asia tenggara dengan dasar penghormatan
bersama dan keuntungan bersama.
8. Negara anggota akan menciptakan kesadaran dari identitas regional dan
mengusahakan segala cara untuk memciptakan komunitas ASEAN yang
kuat, dihormati oleh semua Negara dan menghormati semua Negara,
dengan basis hubungan mutualisme yang saling menguntungkan dan
sesuai dengan prinsip self determination (penentuan nasib sendiri),
Point ke-6, yaitu penyelesaian sengketa secara damai diantara Negara anggota
kemudian dinamakan ASEAN WAY dan juga dijadikan lagu resmi ASEAN.
Penyelesaian sengketa dengan cara ASEAN (ASEAN WAY) dilakukan dengan
cara melakukan proses konsultasi atau negosiasi untuk mencapai hasil akhir
yang diterima semua pihak. Penyelesaian sengketa macam ini sudah sangat
lama dipraktekkan di Indonesia dan Malaysia, dan biasanya disebut dengan
proses “Musyawarah untuk Mufakat”36
Juga dalam Deklarasi Bali ini ditetapkan program teknis untuk memperkuat
kooperasi ASEAN, yaitu:
1. Dalam bidang Politik:
A. Rapat Kepala Negara Anggota pada saat diperlukan.
B. Penandatanganan “Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia.”
C. Penyelesaian sengketa antar wilayah dengan jalan damai.
D. Konsiderasi dan langkah awal secara langsung menuju pengakuan dan
penghormatan dari zona keamanan, kebebasan, dan netralitas
dimanapun.
E. Memperkuat teknis ASEAN untuk memperkuat kooperasi politik.
F. Studi dalam bagaimana untuk mengembangkan kooperasi judisial
termaksud kemungkinan perjanjian ekstradisi ASEAN.
G. Memperkuat solidaritas politik dengan cara mengharmonisasi sudut
pandang, posisi koordinasi, dan aksi nyata apabila memungkinkan.
36
2. Dalam bidang Ekonomi:
A. Memperkuat kooperasi dalam komoditi dasar, khususnya makanan
dan energi dengan cara membantu kebutuhan Negara anggota dan
kooperasi produksi komoditi dasar.
B. Memperkuat kooperasi dalam bidang pembagunan dibidang industri.
C. Memperkuat dan mengekspansi hubungan kerjasama/kooperasi dalam
ekspor-impor.
D. Pendekatan bersama dalam masalah Komoditas internasional dan
masalah ekonomi dunia lainnya.
E. Memperkuat teknis kooperasi ekonomi
3. Dalam bidang Sosial:
A. Kooperasi dibidang perkembangan sosial, dengan fokus pada grup
berpendapatan rendah dan populasi desa melalui perluasan
kesempatan kerja.
B. Bantuan dalam semua sektor dan level di komunitas ASEAN
khususnya di wanita dan anak muda.
C. Ekspansi dan intensifikasi dari kooperasi yang telah ada mengenai
masalah pertumbuhan populasi dan pembuatan strategi baru, apabila
memungkinkan.
D. Intensifikasi dari kooperasi dibidang pencegahan dan penghapusan
D. Dalam bidang Budaya dan Informasi:
A. Memperkenalkan pembelajaran ASEAN, Negara anggotanya, dan
bahasa Negara anggotanya sebagai bagian dari kurikulum sekolah dan
institusi pembelajaran lainnya dalam Negara anggota.
B. Membantu penulis, mahasiswa(scholars), pelukis, dan representasi
media agar mereka mendapat perasaan kebersamaan.
C. mempromosikan pembelajaran di asia tenggara melalui kolaborasi
yang lebih dekat diantara instutusi nasional.
5. Dalam bidang Keamanan:
Kelanjutan kooperasi dalam basis non-ASEAN pada Negara anggotanya
dalam hal keamanan berdasarkan dengan kebutuhan masing-masing.
E. ASEAN Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters. (Dibuat pada
tanggal 26 Juni 1976)
Kemudian pada bulan Juni 1976, diadakan lagi rapat oleh para
anggota-anggota ASEAN yang diwakili oleh kementerian Luar Negeri Negara anggota-anggota
terkait, rapat ini diadakan di kota Manila, Filipina, Hasil dari rapat ini adalah
diresmikannya 2 (dua) Deklarasi yang salah satunya adalah ASEAN
Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters.
Seperti judulnya, Deklarasi ASEAN ini mengatur tentang bagaimana teknis
pemberian bantuan oleh Negara anggota pada saat terjadi bencana alam. Pada
Deklarasi ini dinyatakan bahwa Negara anggota harus: 37
A. Bekerjasama untuk saling menukar informasi, ahli, dan suplai yang
berhubungan dengan kemungkinan terjadinya bencana alam.
37
B. Membantu Negara anggota yang meminta bantuan berhubungan dengan
bencana alam skala besar sesuai kemampuannya.
C. Negara anggota yang meminta bantuan harus membebaskan pajak, dan
kewajiban pembayaran lainnya pada Negara anggota yang memberikan
bantuan, serta memfasilitasi/membantu Negara tersebut dalam distribusi
bantuannya.
F. ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotic Drugs.
(Dibuat pada tanggal 26 Juni 1976)
Deklarasi ini adalah Deklarasi kedua yang diresmikan pada saat rapat
kementerian Luar Negeri Negara anggota ASEAN pada tanggal 26 Juni 1976
di Manila.
Deklarasi ASEAN ini mengatur tentang bagaimana teknis kerjasama Negara
anggota dalam melawan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Pada Deklarasi ini dinyatakan bahwa Negara-negara anggota harus:
1) Meningkatkan tindakan pencegahan perdagangan ilegal narkoba dengan
cara pertukaran informasi mengenai individu, kelompok, maupun sindikat
narkoba di dalam wilayah Negara anggota, melakukan tindakan untuk
menghapus pembuatan dan peredaran narkoba (khususnya opium poppy,
cannabis, dan coca bush.)
2) Meningkatkan kooperasi dalam bidang riset dan edukasi obat-obatan
terlarang.
3) Memperkokoh lembaga-lembaga nasional Negara anggota bertujuan untuk
4) Kedua Deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi yang telah
disepakati dalam rapat sebelumnya, yaitu Treaty of Amity and Cooperation
in Southeast Asia (TAC) / Bali Treaty. Seperti yang dapat dilihat di: 38
1. Deklarasi keempatnya sebagai embrio pembentukan ASEAN
Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters.
2. Bagian dari program teknis untuk memperkuat kooperasi
ASEAN,lebih tepatnya di wilayah sosial.
Kemudian pada tahun 1967 mulai dibentuk rapat rutin yang dihadiri oleh
para kementerian luar negeri Negara yang bersangkutan, yaitu ASEAN
Ministerial Meetings, dan pada tahun 1976 dibentuk rapat rutin yang
dihadiri oleh para kepala Negara yang bersangkutan, yaitu ASEAN
Summit Meetings. Banyak juga meeting khusus yang dibuat untuk
membahas hal-hal tertentu, seperti Special Meeting of the ASEAN foreign
Ministers pada 24 Februari tahun 1977 untuk memperingati hari ulang
tahun bali summit meeting, dan lain-lain.
Kooperasi yang dilakukan oleh Negara anggota asean juga mencangkup
bidang yang luas, hal ini dibuktikan dengan adanya :
A. ASEAN Economic Ministers Meeting
B. ASEAN Labour Minister Meeting
C. ASEAN Minister Responsible for Social welfare Meeting
D. ASEAN Minister of Education Meeting.
E. ASEAN Minister of Agriculture and Forestry Meeting.
F. ASEAN Minister of Science and Technology Meeting
38
G. ASEAN Ministerial Meeting on Environment
H. Meeting of the ASEAN Economic Minister on Energy
I. ASEAN Minister Conference for Information
J. Meeting of the ASEAN Sub-Commitee on Tourism
K. Dan lain-lain
G. Bali Concord II dan III (Dibuat pada tanggal 7 Oktober 2003 dan 17
November 2011)
Sampai saat ini, sudah tiga Perjanjian Bali/Bali Concord yang dibentuk untuk
memperkuat kooperasi di bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
keamanan ASEAN, yaitu Bali Concord I, Bali Concord II, dan Bali Concord
III. Bali Concord I dibuat pada tanggal 24 Februari 1976.
Pada tanggal 7 Oktober 2003, dibuat Bali Concord II yang mengatur tentang
pembuatan program ASEAN Community beserta ketiga pilarnya. Pembuatan
Bali Concord II merupakan kelanjutan dari Bali Concord I. Dengan adanya
Bali Concord II, kooperasi di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya
menjadi semakin kuat.
Pada tanggal 17 November 2011, para pemimpin Negara anggota ASEAN
mengadakan rapat lagi di bali dan membentuk Bali Concord III yang
mengatur mengenai peningkatan kooperasi dibidang:
1. Politik dan Keamanan
2. Ekonomi
H. Pertemuan Khusus ASEAN dengan Negara non Asia Tenggara.
Selain Kerjasama antar Negara anggota, ASEAN juga memiliki forum
kerjasama dengan Negara luar. Dimulainya dengan pendirian the ASEAN
Regional Forum pada bulan Juli 1994. ARF berfokuskan dibidang keamanan
dan dihadiri oleh 20 Negara dengan perincian 10 Negara anggota ASEAN dan
10 Negara diluar keanggotaan, yaitu Australia, Canada, Uni Eropa, India,
Jepang, Korea Selatan, Russia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Ada juga dialog khusus yang diadakan oleh ASEAN dengan Negara lain,
seperti ASEAN-Australia Forum, ASEAN-Japan Forum, ASEAN-ROK
senior officials meetings, dan lain lain.
ASEAN juga berpengaruh dalam ruang lingkup Asia Pasifik, seperti andil
ASEAN dalam Asia-Pacific Economy Cooperation Ministerial Meeting,
karena ASEAN di forum rapat itu mempunyai wakil tersendiri terpisah dari
wakil Negara anggotanya.
Selain forum khusus yang diciptakan untuk Negara-negara asia pasifik,
diciptakan juga organisasi baru untuk memperluas integrasi dari
Negara-negara di wilayah Asia secara keseluruhan. Pada tahun 1997, ASEAN telah
membuat banyak rapat untuk mencapainya, dan ASEAN Plus Three adalah
yang pertama dibuat.
ASEAN Plus Three dibuat dengan tujuan untuk memajukan ikatan yang telah
ada diantara ASEAN dengan Republik Rakyat China, Jepang, dan Korea
Utara. Setelah organisasi ini dibuat diikuti pula dengan rapat yang lebih besar
lagi yang bernama “East Asia Summit” yang berisikan ASEAN Plus Three
Kemudian, sejalan dengan waktu, Lingkup Kerjasama ASEAN Plus Three
diperluas lagi dengan masuknya tiga Negara baru kedalamnya, yaitu Australia,
Selandia Baru, dan India. Dengan masuknya ketiga Negara ini, nama ASEAN
Plus Three diganti menjadi ASEAN Plus Six.
ASEAN Plus Six juga membuat kawasan perdagangan bebas yang dinamakan
dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dimana
kawasan perdagangan bebas ini bertujuan untuk memotong hambatan tarif dan
non-tarif.39
Sampai sini, sudah diketahui beberapa kerjasama-kerjasama ASEAN baik
didalam struktur ASEAN tersebut maupun diluar struktur ASEAN tersebut, bisa
di simpulkan bahwa ASEAN selalu berusaha terutama untuk memperkokoh
koordinasi diantara Negara-negara anggota, maupun menjalin kerjasama dengan
Negara-negara diluar ASEAN itu sendiri.
B. Kearah Terbentuknya Masyarakat ASEAN (ASEAN Community)
1. Latar Belakang ASEAN Community.
Embrio dari ASEAN Community (Komunitas ASEAN) telah muncul sejak
dilakukannya rapat antar kepala Negara pada tahun 1997 yang menghasilkan visi
ASEAN yang diperkirakan akan terpenuhi pada tahun 2020. Target ini dikenal
dengan nama ASEAN Vision 2020, dimana isi dari ASEAN Vision 2020 ini telah
diuraikan diatas.
Sebelum tahun ini,sebenarnya sudah ada beberapa kerjasama yang sudah
dilakukan oleh ASEAN, seperti Preferential Trading Arrangement (PTA),
Common Effective Preferential Tariff-Asean Free Trade Area (CEPT-AFTA), dan
39
ASEAN Framework Agreements on Services (AFAS), namun kesemua kerjasama
ini masih dilakukan dalam lingkup ekonomi saja, kerjasama dibidang lain sudah
ada,namun kerjasama ini masih sedikit jumlahnya, dan baru berbentuk
meeting/rapat semata. Oleh karena itu, para pemimpin ASEAN berniat untuk
memperluas bidang kerjasama intra-ASEAN, bukan hanya fokus di bagian
ekonomi saja.
Kemudian pada tahun 2003, para pemimpin Negara ASEAN (Perdana
Menteri, Sultan, dan Presiden) menyelenggarakan rapat yang dilakukan di bali,
yang membahas kelanjutan dari perjanian bali/Bali Concord yang pertama, sebab
hasil akhir dari perjanjian bali pertama sangat memuaskan, seperti yang sudah
dinyatakan juga di bagian Deklarasi di Perjanjian Bali kedua ini, yang
menyatakan:
“RECALLING the Declaration of ASEAN Concord adopted in this historic place of Bali, Indonesia in 1976, the Leaders of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) expressed satisfaction with the overall
progress made in the region;”40
Yang pada dasarnya memiliki arti:
“Memanggil kembali Deklarasi ASEAN yang dibuat di tempat bersejarah di Bali, Indonesia pada tahun 1976, para pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) merasa puas dengan perkembangan keseluruhan yang dibuat dalam wilayah ASEAN”
Oleh karena itu perjanjian ini dikembangkan dan dibahas kembali pada
tahun ini. Hasil akhir dari rapat ini adalah dengan dideklarasikannya Bali Concord
II yang mengatur mengenai Asean Community.
Ada pula beberapa pendapat yang diutarakan oleh beberapa tokoh penting
Negara anggota ASEAN, salah satunya adalah Dr.Vivian Balakrishnan.
40
Berdirinya Asean community, menurut Dr.Vivian Balakrishnan, Menteri Luar
negeri Singapura, adalah sebuah pencapaian yang sangat penting, sebab dengan
dibuatnya Asean Community, terkhusus Asean Economic Community, akan
berkontribusi secara signifikan untuk perkembangan wilayah Asia tenggara dan
menciptakan kesempatan berkembang bagi semua Negara di asia tenggara.41
2. Tujuan ASEAN Community.
Sebelum dibentuknya ASEAN Community, para pemimpin dari Negara
anggota ASEAN menginginkan bidang kerjasama ASEAN agar lebih diperluas
lagi, bukan hanya dibidang ekonomi saja.
Kemudian setelah dibentuk ASEAN Community, tujuan pembentukan
ASEAN Community diurai dalam Deklarasi Bali kedua, yang dalam Deklarasi
pertamanya menyatakan “for the purpose of ensuring durable peace, stability, and
shared prosperity in the region” 42
Dengan kata lain tujuan pertama pembentukan ASEAN Community secara
umum adalah untuk menjamin kedamaian yang berkelanjutan, stabilitas, dan
kemakmuran bersama di wilayah ASEAN.
Kemudian di bagian kedua dari Deklarasi ini juga dinyatakan
“ASEAN shall continue it’s efforts to ensure closer and mutually
Beneficial integration among its member states and among their peoples, and to promote regional peace and stability,security,development and prosperity with a view to realizing an ASEAN Community that is open,dynamic and resilient.”43
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkup dari ASEAN Community
adalah:
41
Straitstimes.Birth of Asean Community is “a significant milestone” : Dr.Balakrishnan, Diambil dari website http://www.straitstimes.com/singapore/birth-of-asean-community-is-a-significant-milestone-dr-balakrishnan, diakses pada tanggal 29 Maret 2017 11:24.
42
Declaration of ASEAN concord II, Op.Cit, hal 2.
43
1. Integrasi antara Negara-negara anggota.
2. Stabilitas dan kedamaian regional.
3. Perkembangan dan kemakmuran Negara ASEAN.
3. Pilar-Pilar ASEAN Community.
Pilar-Pilar ASEAN Community sebenarnya telah ditentukan dari bagian
Deklarasi pertama dalam Perjanjian Bali, yang menyatakan:
“An ASEAN Community shall be established comprising three pillars,namely Political and Security cooperation, Economic cooperation, and socio-cultural cooperation”.44
Artinya bahwa ASEAN Community akan dibentuk dengan terdiri dari
tiga(3) pilar, yaitu kooperasi politik dan keamanan, kooperasi ekonomi, dan
kooperasi sosial-budaya. Dilanjutkan lagi dengan:
“that are closely intertwined and mutually reinforcing.”
Disini dinyatakan bahwa ketiga pilar ini terjalin satu sama lain dan
sama-sama memperkuat satu sama-sama lain. Ketiga Pilar ASEAN Community ini adalah
penyangga dari program ASEAN Community secara keseluruhan, dengan kata lain,
apabila satu saja pilar ini tidak ada, maka realisasi program ASEAN Community
akan menjadi lemah, dan apabila ketiga pilar ini tidak ada, maka program ASEAN
Community akan runtuh/gagal karena tidak ada penyangganya/realisasinya.
Kemudian ketiga pilar kooperasi ini, diresmikan dalam bagian pembuatan
framework Perjanjian Bali, masing-masing dengan nama ASEAN Security
Community/ASC (dari Political and Security cooperation, pilar pertama), ASEAN
Economic Community/AEC (dari Economic cooperation, pilar kedua), dan
44
ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC (dari socio-cultural cooperation, pilar
ketiga) yaitu: 45
1. ASEAN Security Community (ASC)
ASEAN Security Community atau Masyarakat Keamanan ASEAN adalah Pilar
Pertama dari ketiga pilar ASEAN Community. ASEAN Security Community
dibuat dengan unsur:
1) Harapan untuk membawa kooperasi ASEAN di bidang politik dan
keamanan menjadi lebih baik lagi demi memastikan Negara-negara
ASEAN hidup dengan damai satu sama lain dan Negara lain diluar
ASEAN dalam suasana yang adil, demokratis, dan harmonis. Dalam
ASEAN Security Community, semua Negara anggota ASEAN harus
memprioritaskan penyelesaian sengketa dengan jalan damai antara satu
Negara ASEAN dengan Negara ASEAN lainnya.
2) Menghargai kebebasan Negara anggota untuk mengatur/membuat
kebijakan luar negerinya sendiri, dan mengharapkan kerjasama keamanan
terjalin bukan hanya lewat perjanjian keamanan semata, lebih dari itu,
melalui prinsip saling menghormati dan menghargai dan kerukunan.
3) Pilar ini menyatakan bahwa kooperasi dan solidaritas di wilayah ASEAN
adalah bebas dari tekanan pihak luar ASEAN,
4) Tunduk pada ketentuan Piagam PBB dan prinsip hukum internasional
lainnya,namun tetap mempertahankan prinsip ASEAN yang penting,
seperti prinsip non-interfensi dan penyelesaian sengketa secara damai.
45
5) Masalah maritim harus diselesaikan secara komprehensif dan berintegrasi.
Kooperasi di bidang maritim diantara Negara anggota ASEAN akan
memperkuat perkembangan ASEAN Security Community.
6) Perjanjian/instrumen ASEAN yang telah dibentuk sebelumnya seperti
TAC, ZOPFAN, dll akan terus berlaku.
7) ASEAN Security Community juga akan membantu mewujudkan keamanan
di wilayah yang lebih luas, yaitu Asia Pasifik, dengan media ARF. Pilar
ini juga akan bekerjasama dengan PBB untuk mempertahankan keamanan
dan kedamaian internasional.
2. ASEAN Economic Community
ASEAN Economic Community, di Indonesia populer dengan nama Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), adalah pilar kedua dari Masyarakat ASEAN
(ASEAN Community). Pilar kedua ini adalah realisasi dari hasil akhir dari
integrasi ekonomi yang digarisbawahi di ASEAN Vision 2020, untuk
menciptakan wilayah ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan
berkompeten yang ditandai dengan adanya arus bebas barang, jasa, investasi,
dan arus bebas perkembangan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2020.
ASEAN Economic Community berdasar dari konvergensi kepentingan diantara
anggota-anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas usaha
integrasi ekonomi melalui rencana/inisiasi yang baru maupun yang telah ada
3. ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) atau Masyarakat Sosial-Budaya
ASEAN adalah Pilar ketiga dan terakhir dari ASEAN Community.Pilar ini
adalah realisasi dari tujuan ASEAN 2020, yaitu penguatan hubungan antara
Negara Asia Tenggara sebagai komunitas yang saling peduli satu sama lain.
Pilar ini mempunyai tugas:
A. Membantu perkembangan sosial, terkhusus dalam meningkatkan standar
kehidupan orang-orang kurang beruntung dan populasi desa, dan
melibatkan diri pada semua sektor di masyarakat, terkhusus pada sektor
wanita, anak muda, dan komunitas lokal.
B. ASEAN harus memastikan bahwa pekerjanya siap, dan mendapat manfaat
dari integrasi ekonomi dengan cara menginvestasi sumber daya untuk
bidang pendidikan, pelatihan, perkembangan IPTEK, penciptaan lapangan
kerja, dan perlindungan sosial. Perkembangan dan penguatan sumber daya
manusia adalah kunci dari generasi pekerja, mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial, dan memastikan perkembangan ekonomi dengan adil.
ASEAN juga harus melanjutkan usaha yang telah ada untuk
mempromosikan mobilitas regional dan pengakuan bersama dari surat
kepercayaan profesional, dan pengembangan kemampuan.
C. ASEAN akan memperkuat kooperasi yang lebih jauh lagi dibidang
kesehatan publik, termaksud dalam pencegahan dan kontrol dari penyakit
yang menular, seperti HIV/AIDS dan SARS, dan mendukung
tindakan-tindakan bersama untuk meningkatkan akses kepada obat-obatan.
penyakit diberantas dan masyarakat ASEAN dijamin dengan jaminan
kesehatan yang memadai.
D. Komunitas akan mengembangkan talenta dan mempromosikan interaksi
diantara Sarjana, Penulis, Seniman, dan Praktisi media untuk membantu
mempertahankan dan memajukan perbedaan kebudayaan di ASEAN
seraya mempertahankan identitas nasional dan juga membudidayakan
kesadaran masyarakat tentang ASEAN.
E. Komunitas akan memperkuat kooperasi dalam pengenalan masalah
mengenai perkembangan populasi, pengangguran, degradasi lingkungan,
dan polusi lintas batas, termaksud juga manajemen bencana di wilayah
ASEAN agar anggota individu dapat menyadari dengan penuh potensi
perkembangannya dan memperkuat semangat ASEAN yang saling
menguntungkan.
Kemudian di Piagam ASEAN disinggung lagi lebih lanjut mengenai
ASEAN Community, seperti dalam Pasal 9, dimana di Pasal ini diciptakan badan
yang bernama “ASEAN Community Councils” dimana badan ini dibagi lagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. ASEAN Political-Security Community Council
2. ASEAN Economic Community Council.
3. ASEAN Socio-Cultural Community Council.
Ketiga badan ini seperti namanya,bertugas di pilar yang berbeda. Namun
pada umumnya, untuk dibidang ASEAN Community, ketiga badan-badan ini
berbeda dibawah bidangnya, dan pada isu-isu yang melintasi bidang Community
Council yang lain,seperti yang dijelaskan di bagian 4a nya.
Juga disinggung mengenai ASEAN Community dalam bagian Annex
Piagam ASEAN, dimana di bagian ini disinggung mengenai rapat-rapat dan
kooperasi dalam rangka ASEAN Community.
3. Kerangka Hukum Kerjasama ASEAN dalam rangka Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)
A.Sejarah terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sebenarnya Kerjasama ASEAN dibidang ekonomi sudah terbentuk jauh
sebelum dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perjanjian, dan meeting rutin dari Negara anggota ASEAN dibidang
ekonomi.
Bisa juga dilihat dari frase Deklarasi kedua dari Deklarasi Bangkok yang
menyatakan salah satu tujuan ASEAN adalah : 46
1. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan
perkembangan kebudayaan di wilayah melalui usaha patungan dengan
semangat keadilan dan persaudaraan dalam rangka untuk memperkuat fondasi
untuk komunitas Asia Tenggara yang makmur dan damai.
2. Untuk mempromosikan kolaborasi aktif dan bantuan yang saling
menguntungkan dalam hal tujuan yang sama dibidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Untuk memperkuat kerjasama dibidang ekonomi, ASEAN selalu
mengadakan ASEAN Economic Minister Meeting. ASEAN Economic minister
46
meeting adalah sebuah rapat yang diadakan oleh ASEAN untuk mengatur
kolaborasi dan kooperasi dibidang ekonomi Negara anggota ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai terbentuk pada tanggal 7
Oktober 2003, tanggal dimana Bali Concord II selesai dibuat dan ditandatangani.
Di Perjanjian Bali Concord II, Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan
salah satu pilar dari tiga pilar yang dihasilkan, yaitu pilar keamanan (Security),
dan pilar Sosial-Budaya (Socio-Cultural).
Kemudian pada tanggal 20 November 2007 dibuat pertemuan para kepala
Negara anggota ASEAN dalam rangka ulang tahun ASEAN yang ke-40 dan
merupakan rapat ASEAN Summit yang ke-13. Tujuan dilakukannya pertemuan ini
terdapat dalam pembukaan Deklarasinya,yang menyatakan :
“Determined to achieve higher levels of economic dynamism, sustained
prosperity, inclusive growth and integrated-development of ASEAN;”
Pencapaian dari ASEAN Economic Community diprediksi akan terpenuhi
pada tahun 2015, seperti yang dicantumkan dalam pembukaan ASEAN Summit
ke-13 yang menyatakan:
“Conscious of the increasing interdependence of the ASEAN economies within the region as well as with the rest of the world and stressing the importance of narrowing the development gap for accelerating the ASEAN Economic Community by 2015;”.
Hasil akhir yang didapat dari ASEAN Summit ke-13 ini adalah dibentuknya
ASEAN Economic Community Blueprint (Cetak Biru Masyarakat Ekonomi
ASEAN) yang membuat posisi ASEAN Economic Community semakin vital
dalam pencapaian ASEAN Community (Masyarakat ASEAN) pada tahun 2020
kedepan dan memperjelas tugas, dan tujuan ASEAN Economic Community ini