• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Kurikulum tahun 2004 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan pembelajaran dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sekolah. Kurikulum ini secara keseluruhan diterapkan dalam tingkat pendidikan tinggi, pendidikan menengah dan pendidikan dasar.

Penerapan pada tingkat pendidikan dasar dilakukan pada tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Penerapan pada tingkat pendidikan menengah dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Output yang diharapkan dari penerapan kurikulum ini adalah peningkatan kualitas SDM yang nantinya akan menjadi input pada jenjang selanjutnya.

Penerapan sistem kurikulum berbasis kompetensi khususnya di Institut Pertanian Bogor disesuaikan berdasarkan tujuan, visi dan misi perguruan tinggi ini. Adapun tujuan dari penyelenggaraan program pendidikan sarjana (S1) di Institut Pertanian Bogor adalah menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan masalah yang dihadapi masyarakat.

Berdasarkan tujuan dan kualifikasi lulusan yang diharapkan maka bidang keahlian pada pendidikan program sarjana diselenggarakan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem mayor-minor, terdiri dari 34 Mayor dengan 37 Departemen Pengampu. Jumlah Departemen Pengampu lebih banyak dikarenakan pada Fakultas Kedokteran Hewan yang memiliki 3 Departemen Pengampu hanya menawarkan satu mayor. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka pemikiran konseptual dalam penelitian ini, yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Berdasarkan kualifikasi lulusan jenjang strata satu yang diharapkan oleh Institut Pertanian Bogor sebagai berikut:

1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya;

2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif

Lulusan yang berkualitas, input bagi tingkat

pendidikan menengah Sistem Pendidikan

AS dan Jepang Kurikulum Nasional Tahun

2004/ Kurikulum Berbasis Kompetensi Penerapan pada tingkat pendidikan dasar Penerapan pada tingkat pendidikan menengah Penerapan pada tingkat pendidikan tinggi Kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem

mayor-minor di IPB

Peningkatan kualitas lulusan Perguruan Tinggi yang memiliki dua kompetensi yaitu kompetensi utama (mayor) dan kompetensi penunjang (minor atau SC)

Tujuan, Visi dan Misi IPB

Tujuan pendidikan Program sarjana (S1) IPB

Kualifikasi lulusan yang dibutuhkan pasar Tingkat TK dan Sekolah Dasar Tingkat SMP dan SMA Tingkat Perguruan tinggi

Tujuan, Visi dan Misi sekolah

Lulusan yang berkualitas, input bagi perguruan

dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama;

3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di dalam bidang keahliannya maupun dalam kehidupan bersama dalam masyarakat;

4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni yang merupakan keahliannya.

dikaitkan dengan Keputusan Mendiknas RI No. 045/U/2002, maka dalam rangka pencapaian kualifikasi lulusannya IPB mendapatkan keleluasaan dalam merumuskan kurikulumnya. Sesuai dengan kualifikasi lulusan tersebutlah IPB merumuskan kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem mayor-minor.

Kondisi penerimaan terhadap penerapan kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem mayor-minor di IPB diketahui melalui analisis persepsi responden yang akan memberikan gambaran apakah sistem mayor- minor yang telah diterapkan sudah dipahami oleh seluruh mahasiswa khususnya pada jenjang strata satu tahun masuk 2005. Gambaran tersebut dapat diketahui dari beberapa variabel terkait penerapan mayor-minor yang meliputi penguasaan mayor sebagai kompetensi utama, pemilihan minor atau Supporting Course yang mendukung penguasaan mayor dan pelaksanaan praktikum/praktek lapang.

Identifikasi dilakukan terhadap variabel-variabel yang dipengaruhi oleh penerapan mayor-minor, selanjutnya menganalisis persepsi responden terkait dengan prestasi belajar. Persepsi responden terkait dengan prestasi belajar ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Analisis hubungan antara variabel-variabel penerapan mayor-minor dengan variabel pangetahuan, sikap dan keterampilan dilakukan dengan menggunakan analisis Rank Spearman

Analisa ini dilakukan untuk membantu institusi dalam mencapai tujuannya yaitu mencetak mahasiswa yang berkualitas yang ditunjukkan dengan prestasi belajar yang dicapai sehingga menjadi lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja. Dari hasil analisa tersebut, dapat diketahui juga

implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh institusi maupun pihak manajemen sehingga strategi dan kebijakan dapat diambil secara tepat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat secara skematis kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 3.3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang menyatakan adanya hubungan diantara variabel-variabel tertentu. Hipotesis dapat dirumuskan melalui latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif mengikuti perkuliahan mayor dengan pengetahuan mayor mahasiswa

2. Terdapat hubungan positif mengikuti perkuliahan mayor dengan sikap mayor mahasiswa

Penerapan sistem mayor-minor meliputi : 1. Penguasaan mayor 2. Pemilihan minor 3. Praktikum/Praktek Lapang Prestasi belajar: a. Kognitif b. Afektif c. Psikomotorik

Peningkatan kualitas lulusan Perguruan Tinggi yang memiliki dua kompetensi yaitu kompetensi utama (mayor) dan kompetensi penunjang (minor atau SC) Implikasi manajerial bagi institusi dan manajemen untuk mengelola setiap aspek yang dapat meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah yang diambilnya.

Kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem mayor-minor Kualifikasi lulusan jenjang strata satu IPB

Rank

Spearman Persepsi

Keputusan Mendiknas RI No. 045/U/2002

3. Terdapat hubungan positif mengikuti perkuliahan mayor dengan keterampilan mayor mahasiswa

4. Terdapat hubungan positif pemilihan minor atau Supporting Course

dengan pengetahuan mayor mahasiswa

5. Terdapat hubungan positif pemilihan minor atau Supoorting Course

dengan sikap mayor mahasiswa

6. Terdapat hubungan positif pemilihan minor atau Supporting Course

dengan keterampilan mayor mahasiswa

7. Terdapat hubungan positif praktikum/praktek lapang dengan pengetahuan mayor mahasiswa

8. Terdapat hubungan positif praktikum/praktek lapang dengan sikap mayor mahasiswa

9. Terdapat hubungan positif praktikum/praktek lapang dengan keterampilan mayor mahasiswa.

Dokumen terkait