• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Teoritis Wirausaha

Alma (2007) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inovator, seorang individu yang bergerak dengan naluri dalam melihat peluang-peluang yang ada serta mempunya semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas. Seorang wirausaha juga mempunya peran untuk menemukan kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pengenalan barang dan jasa baru, metode produksi baru, sumber bahan mentah baru, pasar-pasar baru, dan organisasi industri baru. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Schumpeter (1934) dalam Jinghan (2013) yang menyatakan bahwa entrepreneur adalah seorang inovator dan mampu untuk mengembangkan suatu teknologi.

Davidsson (2003) dan Kirzner (1973) dalam Burhanuddin (2014) berpendapat bahwa wirausaha memiliki perilaku kompetitif yang mendorong pasar, bukan hanya menciptakan pasar baru tetapi menciptakan inovasi baru ke dalam pasar. Sehingga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meredith et al. (1989) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai berbagai kesempatan bisnis yang ada dengan terlebih dahulu mengumpulkan berbagai sumber daya yang ada untuk menjalankan kesempatan tersebut sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Wirausaha juga mampu untuk memperhitungkan berbagai kemungkinan dan memperhitungkan tindakannya secara tepat sehingga mampu meraih kesuksesan.

19 Pambudy (2005) mendefinisikan wirausaha sebagai kata yang mencerminkan karakter yang tekun, giat, dan reaktif dalam berusaha dan bekerja, serta memiliki inisiatif untuk mengambil peluang dengan memperhatikan sumberdaya yang ada, mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan kemampuan orang lain, berani mengambil risiko tanpa putus asa, serta mampu bertindak sebagai motivator dan inovator.

Watak Wirausaha

Menurut Meredith et al. (1989), ciri wirausaha yang penting adalah kondisi dimana seorang individu menawarkan produk atau jasa yang berguna kepada orang lain. Semakin besar kebutuhan seseorang akan produk atau jasa yang disediakan, maka akan semakin besar keuntungan yang akan diterima. Seorang wirausaha akan berusaha untuk memyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan bekerja untuk meningkatkan tingkat hidup orang lain serta memperbaiki kehidupan mereka.

Meredith et al. (1989) menjelaskan bahwa seorang wirausaha memiliki lima watak yang melekat pada diri mereka, yaitu memiliki sikap kepemimpinan, berani mengambil risiko, pengambil keputusan, perencana bisnis, dan menggunakan waktu secara efektif.

1. Kepemimpinan

Wirausaha merupakan orang yang mampu untuk menggerakan orang lain, mengatur sumberdaya, serta mampu menentukan langkah strategis untuk mencapai suatu tujuan bersama. Melalui hal tersebutlah seorang wirausaha dapat dikatakan memiliki jiwa kepemimpinan. Perilaku memimpin yang dimiliki seorang wirausaha meliputi kepemimpinan yang berorientasi tugas yang terdiri dari kemampuan menetapkan, merencanakan, dan mencapai sasaran. Ataupun kepemimpinan yang berorientasi pada orang lain yang terdiri dari kemampuan memotivasi dan membina hubungan dengan orang lain.

Sebagai seorang pemimpin, seorang wirausaha pun bertindak sekaligus sebagai motivator bagi karyawannya. Hal ini tercermin dari beberapa hal berikut, yaitu kemampuan membangun harga diri dan mengapresiasi kinerja karyawan, mampu berkomunikasi dengan baik, serta mampu mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan, menerapkan tindakan, dan mencapai sasaran. Perilaku kepemimpinan ini pun harus terlihat dari kemampuan seorang wirausaha membina kontak pribadi dengan kolega, berperilaku objektif terhadap suatu permasalahan, serta menerapkan prinsip pengukuhan dengan memberi imbalan karena berperilaku baik sehingga perilaku baik tersebut dapat dilakukan lagi di kemudian hari.

2. Berani Mengambil Risiko

Wirausaha merupakan seseorang yang berani mengambil risiko dan bergairah dalam menghadapi tantangan. Hal ini disebabkan karena para wirausaha mampu memperhitungkan dengan baik berbagai risiko yang akan dihadapi. Sehingga mampu memperhitungkan upaya-upaya strategis secara sistematis yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut.

Sebagai seseorang yang berani mengambil risiko dan bergairah dalam menghadapi tantangan, wirausaha harus mampu mengombinasikan beberapa

20

perilaku yang dapat membuat tantangan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Perilaku tersebut meliputi:

a. Mampu mengembangkan ide kreatif dan berinovasi dalam menjalankan ide-ide bisnis sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki kualitas lebih baik.

b. Memiliki rasa percaya diri sendiri yang cukup baik sehingga memiliki keyakinan atas kesanggupan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah. c. Mampu menilai suatu risiko secara realistis.

d. Memiliki kesediaan untuk menggunakan seluruh kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan.

e. Bertanggung jawab atas segala langkah yang telah diputuskan.

f. Mampu mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para staff. Sehingga seorang wirausaha memiliki waktu lebih banyak dalam menangani kegiatan yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap keberhasilan masa depan organisasi atau perusahaan.

3. Pengambil Keputusan

Kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat merupakan salah satu watak seorang wirausaha. Seorang wirausaha harus memiliki keyakinan untuk dapat membuat keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Keyakinan tersebut tentunya harus dipadukan dengan kreativitas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, maka seorang wirausaha semakin memiliki rasa percaya diri yang besar dalam pengambilan keputusan.

Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausaha harus terampil dalam menyelesaikannya. Berikut langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan dan pedoman untuk mengambil keputusan yang tepat:

a. Kenali permasalahan secara umum

b. Temukan fakta dan identifikasi permasalahan tersebut c. Carilah penyebab permasalahan tersebut

d. Rumuskan beberapa alternatif solusi untuk masalah tersebut e. Pilihlah alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

f. Laksanakan alternatif terbaik dan lakukan evaluasi atas pelaksanaan alternatif tersebut

4. Perencana Bisnis

Seorang wirausaha merupakan seorang perencana bisnis yang baik, karena pertumbuhan bisnis yang dilakukan akan sangat tergantung terhadap bagaimana proses perencanaan tersebut dilakukan. Perencanaan bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat. Sehingga keputusan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan sasaran perusahaan.

Setidaknya terdapat dua macam kegiatan perencanaan dalam kegiatan bisnis. Pertama adalah aspek kewirausahaan bisnis yang meliputi komunikasi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam aspek finansial dan hukum dengan bisnis yang dijalankan serta melaksanakan riset produk, survei pemasaran, dan penyusunan anggaran. Kedua adalah aspek bisnis yang

21 dilakukan secara rutin, meliputi penyiapan laporan bulanan, monitoring

anggaran, manajemen produksi, dan pemasaran produk.

Selain itu, indikator yang digunakan dalam mengukur variabel perencana bisnis adalah kemampuan wirausaha dalam menetapkan aturan untuk setiap aktivitas bisnisnya, memiliki business plan yang baik, serta memiliki perencanaan pengembangan usaha.

5. Menggunakan Waktu Secara Efektif

Penggunaan waktu secara efektif berkaitan dengan kemampuan seorang wirausaha dalam memprioritaskan aktivitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mendahulukan permasalahan yang dianggap penting mendahulukan penyelesaian masalah jangka pendek daripada permasalahan jangka panjang, serta mendahulukan untuk mengerjakan hal yang paling mudah diselesaikan.

Tujuan utama dalam menggunakan waktu secara efektif adalah agar seorang wirausaha memiliki kemampuan untuk meningkatkan produktivitasnya. Dengan waktu yang sedikit, seorang wirausaha dapat menyelesaikan banyak permasalahan. Hal ini dapat dilakukan melalui:

a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan setiap harinya b. Memotivasi dari dalam diri

c. Menentukan batas waktu d. Membuat catatan

e. Melakukan pendelegasian tugas f. Berorientasi pada tindakan g. Lakukan refleksi diri

h. Mempersiapkan diri untuk berbagai pekerjaan yang akan dihadapi Kesuksesan Usaha

Meredith et al. (1989) menjelaskan bahwa kesuksesan seorang wirausaha dapat terlihat dari kemampuan dalam menetapkan tujuan dari usaha yang dijalankan. Tujuan dari suatu usaha tentunya dapat ditinjau dari sisi keuangan dan non-keuangan. Kesuksesan di sisi keuangan dapat dilihat dari sejauh mana seorang wirausaha dapat mengkuantifikasi pertumbuhan usaha dan keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankannya. Dari sisi non-keuangan dapat diketahui bahwa kesuksesan usaha dapat diketahui melalui meningkatnya kesejahteraan keluarga dan orang lain, meningkatnya tingkat hidup bagi para pemakai produk, menyediakan lapangan usaha, serta mampu meningkatkan kapasitas diri dan orang lain. Hal serupa disampaikan oleh Griffin dan Ebbert (2006) yang menyatakan bahwa seorang wirausaha memiliki ciri kesuksesan yang ditandai dengan adanya pertumbuhan usaha yang dijalankan serta keinginan untuk melakukan ekspansi dan memperluas usahanya.

Sedangkan menurut Rasyaf (1993), dalam menjalankan peternakan ayam ras pedaging, kesuksesan dapat terlihat dari kemampuan peternak dalam meneruskan proses produksi setiap siklusnya. Peternak sukses harus mampu mengkuantifikasi seluruh biaya yang dibutuhkan (meliputi biaya tetap dan variabel) selama proses produksi berlangsung dan menghitung harga harapan untuk setiap proses produksi sehingga memperoleh keuntungan. Atau seminimal mungkin peternak harus memperoleh pendapatan yang dapat menutupi seluruh biaya tetap dan sebagian besar biaya variabel untuk melanjutkan proses produksi di siklus selanjutnya.

22

Tamalluddin (2014) menjelaskan bahwa kesuksesan usaha peternakan ayam ras pedaging dapat dilihat dari performa ayam yang dihasilkan selama masa perawatan. Kesuksesan ini secara keseluruhan dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh peternak selama satu siklus produksi. Adapun beberapa indikator dalam menentukan kesuksesan ini adalah bobot bada rata-rata ayam yang dihasilkan, nilai FCR yang dihasilkan, tingkat mortalitas, harga kontrak yang ditetapkan, serta seluruh biaya yang dibutuhkan selama satu siklus periode produksi.

Kesuksesan usaha peternakan ayam ras pedaging dapat juga dilihat melalui skala usaha yang dijalankan oleh para peternak. Kusnadi et al. (2013) menjelaskan bahwa penerimaan penjualan hanya akan bisa menutupi keseluruhan komponen biaya selama masa produksi apabila jumlah ayam yang dibudidayakan berjumlah lebih dari 5 000 ekor.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kabupaten Bogor merupakan produsen ayam ras pedaging terbesar di provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 dengan populasi ayam ras pedaging sebanyak 19 783 144 ekor dengan daging yang dihasilkan pada tahun tersebut adalah sebesar 97 926 337 kg dengan pertumbuhan daging sebesar 15.08 persen. Besarnya produksi daging ayam tersebut ditunjang dengan adanya sentra produksi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor, dengan sentra produksi terbesar berada di Kecamatan Pamijahan menjadi produsen daging terbesar yaitu sebanyak 16 198 116 kg.

Kusnadi et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat dua pola usaha peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor, yaitu pola usaha kemitraan dan pola usaha mandiri. Pola usaha kemitraan memiliki variasi mekanisme kemitraan meskipun terdapat kesamaan pola, yakni lebih cenderung mengadopsi pola inti plasma. Begitupula di Kecamatan Pamijahan, sebagian besar pola usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan mengikuti pola usaha kemitraan.

Adanya variasi pola kemitraan ini akan memengaruhi skala usaha peternakan ayam ras pedaging. Perbedaan skala usaha tersebut akan menyebabkan peternak melakukan perbedaan perilaku dalam manajemen pemeliharaan ayam di kandang. Perbedaan pelaksanaan manajemen pemeliharaan di kandang membuat perusahaan inti tidak dapat memastikan kualitas hasil panen para peternak plasma dan tidak adanya kesamaan standar untuk setiap aktivitas peternakan. Sehingga dalam mengevaluasi kegiatan usahaternak peternak plasma, perusahaan inti memerlukan beberapa indikator yang mampu menjelaskan kinerja usahaternak tersebut selama satu periode produksi. Tamalluddin (2014) menjelaskan bahwa salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan inti terhadap kinerja usahaternak yang dijalankan para peternak plasma adalah melalui indeks performa (IP). Indeks performa dijadikan sebagai parameter pengukuran performa usaha dan terdiri atas tingkat mortalitas selama satu periode, tingkat Feed Convertion Ratio (FCR), dan rata-rata umur ayam saat dipanen. Rasyaf (1993) menambahkan bahwa terdapat dua variabel lagi yang biasanya dijadikan untuk melihat performa ayam selama masa perawatan di kandang, yaitu jumlah vaksin yang diberikan dan jumlah tenaga kerja dalam merawat ayam selama pemeliharaan.

23 Sebagai seorang yang menjalankan usaha, para peternak memikirkan tingkat keuntungan yang akan dicapai selama melakukan usahaternak ayam ras pedaging. Hal ini akan membuat para peternak berusaha sebaik mungkin selama masa pemeliharaan ayam di kandang, terutama terkait dengan manajemen peternakan ayam ras pedaging. Sikap kepemimpinan peternak di kandang, keberanian dalam mengambil risiko dan membuat keputusan, perencana bisnis peternakan, dan seberapa efektif peternak dalam menggunakan waktu menjadi variabel-variabel yang diduga dijadikan pertimbangan oleh peternak dalam melakukan pengelolaan peternakan ayam ras pedaging yang dimilikinya. Sehingga kelima watak ini diindikasikan memiliki hubungan dengan capaian kinerja usaha peternakan dan keberhasilan usaha yang dijalankannya.

24

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait