Konsumsi pangan bukan masalah yang dapat berdiri sendiri, tapi hal ini adalah bagian dari sistem yang ditentukan oleh beberapa faktor. Selain dipengaruhi oleh ekologi dan lingkungan budaya, konsumsi pangan juga berhubungan dengan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Pola konsumsi pangan menunjukkan bagaimana individu memilih dan mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuhnya. Konsumsi pangan masyarakat tidak terlepas dari ketersediaan pangan di tempatnya yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat kecukupan energi dan zat gizi individu. Konsumsi zat gizi makro dan mikro yaitu yodium akan berdampak secara langsung terhadap status gizi dan status yodium seseorang. Selain faktor konsumsi pangan, status gizi juga dipengaruhi secara langsung oleh status kesehatan (Riyadi 2001).
Status yodium dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang menentukan status yodium dalam tubuh meliputi konsumsi pangan sumber yodium, konsumsi pangan goitrogenik, dan konsumsi garam beryodium (Picauly 2004). Asupan yodium yang rendah pada seseorang atau suatu populasi dipengaruhi oleh kondisi geografik. Penderita GAKY lebih banyak ditemukan di daerah dataran tinggi dibandingkan di daerah dataran rendah. Air dan tanah pada dataran tinggi mengandung yodium yang lebih rendah dibandingkan dataran rendah. Konsumsi yodium yang kurang akan menyebabkan GAKY.
Cara untuk mengetahui tingkat kerawanan GAKY di suatu daerah ada bermacam-macam diantaranya adalah dengan mengukur kadar ekskresi yodium dalam urin. Menurut WHO (2001), tingkat kepercayaan indikator ini sangat tinggi, dan spesimen urine mudah diperoleh. Suatu individu dikatakan normal apabila nilai YODIUM URIN ≥ 100-199 µg/L urin. Pengukuran kadar ekskresi yodium dalam urin merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui kecenderungan suatu daerah mengalami endemik GAKY atau tidak.
Diagram 1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti *EYU : Ekskresi Yodium Urin
Konsumsi pangan :
Karakteristik sosial ekonomi : Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua Pendapatan rumah tangga Jumlah anggota keluarga Lokasi : ketersediaan pangan Status yodium : EYU* : < 20 µg/L : def.berat EYU : 20-49 µg/L : def.sedang EYU : 50-99 µg/L : def.ringan EYU : 100-199 µg/L : optimal
EYU : 200-299 µg/L : resiko hipertiroid EYU : > 300 µg/L : resiko merugikan
kesehatan
Pangan sehari Pangan sumber
yodium Garam beryodium Pangan goitrogenik Tingkat kecukupan E, P, vitamin Tingkat kecukupan yodium Status gizi
Kadar yodium urin
TSH Status
METODE
Disain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini merupakan penelitian bagian dari penelitian inti dengan judul “Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar : Studi tentang Konsumsi Pangan, Aspek Sosio-Budaya dan Prestasi Belajar di Wilayah dengan Agroekologi yang Berbeda”. Penelitian ini menggunakan cross-sectional design. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian dilakukan di 6 SD yang berada di 3 kecamatan di Kabupaten Cianjur, yaitu Pagelaran, Kecamatan Pasir Kuda, dan Kecamatan Kadupandak. Keenam sekolah terpilih adalah SDN Pasirpari dan SDN Kertaharja yang terletak di Kecamatan Pagelaran, SDN Sukajaya dan SDN Gunung Kembang yang terletak di Kecamatan Pasir Kuda serta SDN Jember dan SDN Gandasari yang terletak di Kecamatan Kadupandak. Pemilihan lokasi dipilih secara purposive berdasarkan pada prevalensi GAKY tertinggi menurut Dinas Kesehatan Cianjur. Pemilihan SD penelitian dibantu oleh Pusat Pembinaan dan Pendidikan (Pusbindik) atau Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan kemudahan akses untuk melaksanakan penelitian.
Populasi dan Sampel
Dalam pengambilan data terdapat dua kelompok populasi, yaitu :
1. Anak SD sebagai objek pokok penelitian, untuk melihat status gizi, konsumsi pangan dan status yodium urin
2. Ibu dari anak SD sebagai objek pendukung penelitian, untuk melihat karakteristik sosial ekonomi keluarga dan sebagai responden untuk mengetahui pola konsumsi anak terhadap pangan sumber yodium dan goitrogenik.
Sampel penelitian dibatasi pada anak SD kelas 5 atau 4 yang berusia antara 9 sampai 14 tahun serta ibu dari anak tersebut.
Teknik Penarikan Sampel
Contoh diseleksi berdasarkan prevalensi kejadian GAKY di Cianjur menurut rumus Lameshow et al (1997) :
Keterangan :
= level yang signifikan pada 95 % (α=0.05) = 1.96
P = Prevalensi pada konsumsi garam beryodium yang rendah pada area Cianjur 47.2 % (Riskesdas 2007)
d = Keinginan presisi yang absolut (0.08)
Jika digunakan tingkat signifikansi pada 95% dan prevalensi konsumsi garam beryodium pada daerah kabupaten Cianjur sebesar 47%, maka dibutuhkan sampel minimum sebesar 150 orang. Pada setiap sub-daerah diambil dua sekolah dasar, dan setiap sekolah akan diambil 25 anak secara acak (lihat pada diagram 2).
Diagram 2 Teknik pengambilan sampel
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi oleh peneliti kepada responden, dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan peneliti sesuai tujuan penelitian. Data primer pada penelitian ini meliputi :
1. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga 2. Data konsumsi pangan sehari
3. Data konsumsi pangan sumber yodium dan goitrogenik 4. Kadar yodium urin
5. Data antropometri anak
Daerah Pegunungan Cianjur
Kecamatan Pagelaran Kecamatan Pasir Kuda Kecamatan Kadupandak
SDN Pasirpari
@ 25 anak, total 150 anak
SDN Kertaharja SDN Sukajaya SDN Gn.Kembang SDN Jember SDN Gandasari
19
Data sekunder adalah profil wilayah kabupaten Cianjur yang diperoleh dari Dinas Kabupaten Cianjur.
Cara Pengumpulan Data
Instrumen untuk mengumpulkan data dari responden adalah dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pada anak-anak, dimintai data usia dan jenis kelamin dan juga data antropometri, yaitu berat badan dan tinggi badan. Untuk melihat konsumsi pangan, anak diwawancara dengan menggunakan metode food recall 2x24 jam. Selain itu, dilakukan pula pengambilan sampel urin pada anak sekolah dasar di kabupaten Cianjur yang selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi kadar yodium urin pada anak. Wawancara pun akan dilakukan terhadap ibu dari siswa yang diteliti untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi keluarga yang meliputi pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan jumlah anggota keluarga. Selain itu, ibu dari contoh pun diwawancarai mengenai kebiasaan konsumsi anak dengan menggunakan metode food frequency. Garam yang biasa digunakan pada setiap keluarga contoh pun diuji untuk mengetahui ada atau tidaknya yodium pada garam.
Tabel 6 Sampel, jenis variabel, dan metode pengumpulan data
Sampel Variabel Data Metode pengumpulan Data
Ibu
Karakteristik sosial ekonomi keluarga
Wawancara dengan kuesioner
Konsumsi pangan sumber yodium dan goitrogenik anak
Wawancara dengan kuesioner menggunakan
metode food frequency
Anak sekolah dasar
Antropometri Usia Jenis kelamin Berat badan Tinggi badan Wawancara Pengukuran
Konsumsi pangan sehari Wawancara dengan
kuesioner
menggunakan metode
food recall 2x24 jam
Kualitas garam Uji iodine
Kadar yodium urin Pengumpulan sampel
urin Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengeditan (editing), pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang (cleaning), pengkategorian dan analisis data. Tahapan pengeditan dilakukan dengan cara pengecekan kelengkapan data, sedangkan pengkodean (coding)
dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Data kemudian dimasukan ke dalam tabel yang sudah ada (entry). Setelah itu dilakukan pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukan data. Data yang telah dientri kemudian dianalisis secara deskripstif statistik. Analisis deskriptif dibuat dengan pengkategorian berdasarkan rujukan tertentu sesuai variabel data (tabel 7). Untuk menganalisis hubungan antar variabel, data dianalisis dengan uji korelasi
Pearson atau Spearman.
Tabel 7 Kategori variabel penelitian
No Data Kategori Acuan
1 Pendapatan
rumah tangga
Miskin ≤ Rp.210.000/kap/bulan
Hampir miskin Rp.210.000-420.000/kap/bulan Menengah ke atas > 420.000/kap/bulan
Puspitawati (2010) 2 Besar keluarga Kecil : ≤ 4 orang Sedang : 5-7 orang Besar : ≥ 8 orang Hurlock (1998) 3 Frekuensi konsumsi pangan sumber yodium dan goitrogenik Sering : 9-30x/bulan Jarang :1-8x/bulan Sangat jarang : <1x/bulan Tidak pernah : 0x/bulan
Sutomo (2007)
4 Garam beryodium ≥ 30 ppm : cukup
< 30 ppm : kurang
Depkes (2000)
5 Status Gizi
· Sangat Kurus : z score < -3 SD · Kurus : -3 SD ≤ z score < -2 SD · Normal : -2 SD ≤ z score ≤ +1 SD · Gemuk : +1 SD < z score ≤ +2 SD · Obes : z score > +2 SD WHO (2007) 6 TKE dan TKP Defisit berat : < 70% Defisit sedang : 70-79%
Defisit ringan : 80-89% Depkes
(1997) Normal : 90-119
Lebih : 120%
7 TKY Cukup : ≥77% Gibson (2005)
Kurang <77%
8 Status yodium urin < 20 µg/L : def.berat WHO (2001)
20-49 µg/L : def. Sedang 50-99 µg/L : def. Ringan 100-199 µg/L : normal
200-299 µg/L : resiko hipertiroid >300 µg/L : merugikan kesehatan
Data hasil pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diolah untuk menentukan nilai Z-skor. Penetuan Z-skor dilakukan menggunakan
software WHO Antrophlus 2007. Hasil penentuan Z-Skor terhadap masing-masing individu kemudian dibandingkan dengan distribusi baku rujukan WHO/NCHS. Hubungan antara asupan yodium total dengan kadar yodium urin
21
serta hubungan antara asupan sianida dengan kadar yodium urin diuji dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hubungan antara frekuensi konsumsi pangan goitrogenik dengan kadar yodium urin diuji dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Dilakukan pula analisis uji silang antara kategori TKY dengan status yodium.
Definisi Operasional
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah
Contoh adalah pelajar SD kelas 4 - 5 (umur 9-14 tahun) yang masing-masing terdiri dari 25 anak dari enam sekolah dasar yang berada di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pasir Kuda, dan Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur
Frekuensi konsumsi jenis pangan adalah tingkat keseringan contoh dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan dalam sehari, seminggu, sebulan atau setahun.
GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Gejala yang timbul misalnya gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa Garam beryodium adalah garam yang telah diyodisasi sesuai dengan SNI dan
mengandung yodium ≥ 30 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak dan industri pangan.
Karakteristik keluarga adalah keragaan keluarga yang ditunjukan oleh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah anggota keluarga.
Ketersediaan garam beryodium adalah ketersediaan garam di tingkat rumah tangga responden. Ada bila di rumah tangga tersedia garam beryodium, tidak ada bila rumah tangga tidak tersedia garam beryodium.
Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi contoh didapatkan dengan metode recall 2x24 jam
Kualitas garam beryodium adalah kadar yodium di dalam garam yang dikonsumsi keluarga di tes dengan iodine tes. Cukup bila warna garam berwarna ungu tua, kurang bila garam berwarna ungu muda.
Pangan sumber yodium adalah pangan yang kandungan yodiumnya memenuhi 10% AKG yodium dalam tubuh
Pangan sumber goitrogenik adalah pangan yang mengandung zat goitrogenik, yaitu zat yang dapat mengahambat absorbsi yodium serta menghambat penggunaan yodium oleh kelenjar tiroid. Misal : kubis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat, dan singkong.
23
Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan utama dan sampingan yang memberikan kontribusi penghasilan bagi keluarga.
Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan anggota keluarga, yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.
Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh orang tua, dikelompokkan tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMP, tamat SMP,tidak tamat SMA, tamat SMA, Diploma/ Perguruan Tinggi.
Responden adalah ibu atau pengasuh contoh yang mengetahui seluk-beluk keluarga dan pola konsumsi pangan contoh dan anak SD kelas 4 sampai 5 (umur 10-12 tahun) yang berjumlah 25 anak.
Status gizi adalah keadaan gizi contoh berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur. Diklasifikasikan sebagai berikut :
Sangat Kurus : z score < -3 SD Kurus : -3 SD ≤ z score < -2 SD Normal : -2 SD ≤ z score ≤ +1 SD
Gemuk : +1 SD < z score ≤ +2 SD Obes : z score > +2 SD (WHO 2007).
Status Yodium adalah kadar yodium dalam tubuh contoh penelitian yang diklasifikasikan sebagai berikut :
Yodium urin : < 20 µg/L : defisiensi berat Yodium urin : 20-49 µg/L : defisiensi.sedang Yodium urin : 50-99 µg/L : defisiensi ringan Yodium urin : 100-199 µg/L : normal
Yodium urin : 200-299 µg/L : resiko hipertiroid
Yodium urin : > 300 µg/L : resiko merugikan kesehatan (WHO 2001).
Tingkat kecukupan energi dan protein adalah persentase asupan energi dan protein contoh yang dibandingkan dengan AKG 2004. Dengan kategori sebagai berikut :
Defisit berat : < 70%
Defisit sedang : 70% - 79% Defisit ringan : 80%-89%
Lebih : > 119% (Depkes 1997)
Tingkat kecukupan yodium adalah persentase asupan yodium contoh yang dibandingkan dengan AKG 2004. Dengan kategori sebagai berikut :
Cukup : ≥77%
Kurang : < 77% (Depkes 1997)
Wilayah pegunungan adalah wilayah dengan ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan air laut.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.