• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga berada dalam kondisi dinamis dan selalu berubah setiap saat. Perubahan dapat terjadi dalam peran, penyesuaian terhadap perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti merupakan perubahan dari satu tahap ke tahap lain. Kehadiran anak pertama hingga anak berusia dua tahun merupakan tahap ke dua dari perkembangan keluarga. Apabila pada masa tersebut anak balita tidak dibina secara baik, maka anak tersebut akan mengalami gangguan perkembangan baik emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang akan sangat menentukan sikap serta nilai pola perilaku seseorang dikemudian hari.

Karakteristik keluarga dan individu seperti seperti usia ibu dan ayah, usia ibu dan ayah saat menikah, pendidikan ibu dan ayah, status bekerja ibu, pendapatan perkapita serta lama pernikahan turut mempengaruhi tugas perkembangan keluarga. Tingkat pendidikan orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dan keluarga (Ariani 2012). Pada tugas perkembangan keluarga tahap kedua keluarga mempunyai tugas-tugas perkembangan keluarga yang dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi anak dan dimensi orangtua. Pada tahap ini semua anggota keluarga akan menyesuaikan perannya yang baru. Terlebih saat sang anak dilahirkan, para orang tua akan sadar betapa mereka harus mengubah pola makan, pola tidur serta pola hubungan suami istri (Anderson dan Johson 2003). Alhborg (2004) menemukan bahwa dengan hadirnya anak pertama dapat menyebabkan stabilitas pekerjaan menjadi terganggu, merusak keintiman antar pasangan, frekuensi kegiatan waktu luang menurun, kepuasan perkawinan menurun serta kehilangan kepuasan dan kesejahteraan individu. Tugas perkembangan yang terpenuhi akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa pada kepuasan perkawinan yang tinggi. penelitian terhadap seratus pasangan selama beberapa tahun menunjukkan bahwa menjadi orang tua merupakan pengalaman yang paling kritis dan kepuasan perkawinan menurun drastis seiring kehadian anak pertama (E.E. Lemasters).

Usia ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, status bekerja ibu, usia ibu dan ayah saat menikah, usia ibu saat melahirkan, usia anak, pekerjaan ayah, pendapatan perkapita serta lama pernikahan dapat mempengaruhi stres ibu yang baru memiliki anak pertama. Usia 20-24 tahun adalah usia yang tepat untuk menikah dan mengasuh anak (Fauzi 2002). Anak dengan usia yang masih muda dianggap lebih menegangkan bagi orangtua dibandingkan anak yang lebih tua (Mash dan Johsnton 1983). Pada penelitian Cooper (2007) menunjukkan hubungan yang signifikan antara ibu dengan pendidikan rendah terhadap tingginya stres pengasuhan. Forgays (2001) menemukan ibu yang bekerja menunjukkan level stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Walker (2000) menyebutkan karakteristik keluarga yang mempengaruhi stres pengasuhan stres pengasuhan seperti usia orangtua, jumlah anak di rumah, dan lama pernikahan. Abidin (1995) menyebutkan bahwa stres ibu dalam mengasuh anak dipengaruhi oleh karakteristik keluarga.

Ibu dituntut untuk dapat menyesuaikan waktunya dengan pola aktifitas bayi, seperti menyusui, menjaga keamanan, kenyamanan dan kesehatan bayi. Seorang ibu yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mudah mengalami stres. Stres pada ibu yang baru memiliki anak pertama adalah suatu keadaan tegang dan tertekan

ibu yang dapat menimbulkan suatu reaksi fisiologis maupun psikologis pada diri ibu karena adanya tuntutan dalam mengurus atau menjaga anak pertamanya. Beragam masalah yang dihadapi ibu saat mengasuh anak pertama dapat menimbulkan perasaan stres atau tertekan.

Stres pada ibu yang memiliki anak pertama dapat menimbulkan perasaan gelisah dan rasa takut terhadap peranannya sebagai orang tua dan akan sangat mengganggu dalam menjalankan aktifitas kehidupan karena terjadi konflik. Dalam hal ini dukungan suami sangat dubutuhkan karena suami adalah orang terdekat istri. Dukungan suami bisa terwujud seperti selalu memberi semangat, kasih sayang dan selalu memberi pendampingan kepada ibu. Dukungan suami dapat memberi pengaruh tertentu terhadap ibu dalam merawat serta mengasuh bayi. Orangtua dengan anak yang lebih kecil lebih menimbulkan stres, perasaan kurang puas mengenai pengasuhan trelihat dikaitkan dengan kurangnya kepuasan dalam perkawinan. Ada beberapa aspek yang berpengaruh dalam kepuasan perkawinan menurut Fower dan Olson (1989; 1993) yaitu masalah kepribadian, kesetaraan peran, komunikasi, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, aktifitas bersama, relasi seksual, anak dan pernikahan, keluarga dan teman, orientasi religius.

30

Gambar 2 kerangka pikir penelitian Karakteristik Individu:

 Usia Ibu  Pendidikan ibu  Status bekerja ibu  Usia Ibu saat menikah  Usia ibu saat

melahirkan Karakteristik

Keluarga:  Usia ayah  Usia anak  Usia ayah saat

menikah  Pekerjaan ayah  Pendidikan ayah  Pendapatan Per kapita  Lama pernikahan Tugas Perkembangan keluarga:  Dimensi orangtua  Dimensi anak Stres ibu Kepuasan Perkawinan

31

4 METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan hanya satu kali. Pemilihan lokasi Penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Kelurahan Ratu Jaya dan Kelurahan Bojong Pondok Terong di Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Kecamatan ini memiliki IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terendah dari seluruh kecamatan yang berada di Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan mulai April 2014 –Agustus 2014.

Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang bekerja dan tidak bekerja yang mempunyai anak pertama usia 0 – 24 bulan, yang bertempat tinggal di Depok. Contoh dalam penelitian ini adalah: (1) Ibu bekerja maupun tidak bekerja; (2) Baru memiliki anak pertama usia kurang dari dua tahun dan bukan anak kembar; (3) berasal dari keluarga lengkap (utuh) dan (4) bersedia dijadikan contoh. Contoh tinggal dikawasan Kelurahan Bojong Pondok Terong dan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Setiap Kelurahan diambil masing-masing tiga RW secara purposive berdasarkan jumlah anak dari posyandu. Teknik Penarikan contoh dilakukan secara stratified nonpropotional random sampling berdasarkan bekerja dan tidak bekerja dan diambil contoh masing-masing adalah 60, sehingga jumlah seluruh contoh adalah 120 orang. Teknik penarikan contoh yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.

Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini jika ditinjau dari jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Angka-angka dalam data kuantitatif menunjukkan nilai dari sebuah subjek, istri, atau kasus-kasus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data gambaran umum tentang lokasi penelitian dan data kependudukan yang diperoleh dari kantorkelurahan, kecamatan dan dinas kesehatan setempat, serta studi literatur dari buku, internet dan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis yang berhubungan dengan topik penelitian-penelitian. Sedangkan data primer diperleh melalui hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner, meliputi:

1. Karakteristik individu (usia ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, usia ibu saat menikah dan usia ibu saat melahirkan anak pertama) dan karakterisik keluarga (usia ayah, usia anak, usia ayah saat menikah, pekerjaan ayah, pendidikan ayah, pendapatan perkapita, lama pernikahan).

2. Tugas perkembangan keluarga terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi orangtua dan dimensi anak. Kuisioner dikembangkan mandiri melalui pendekatan teori tugas perkembangan keluarga tahap dua indikator Duvall (1971). Tugas perkembangan keluarga dimensi orangtua terdiri dari 19 pertanyaan dengan cronbach’s alpha 0.660. Tugas perkembangan keluarga dimensi anak terdiri dari 16 pertanyaan dengan cronbach’s alpha 0.832. Secara keseluruhan dengan menggabungkan dari ke dua dimensi tersebut, maka diketahui cronbach’s alpha tugas perkembangan keluarga sebesar 0.784. Dalam setiap butir pertanyaan terdiri dari empat pilihan jawaban dari tidak pernah sampai selalu dengan skor satu sampai empat.

3. Stress ibu yang baru memiliki anak pertama modifikasi kuisioner parenting stress indeks (PSI) oleh Abidin (1995) sebanyak 15 pertanyaan dan memiliki cronbach’s alpha sebesar 0.744. Dalam setiap butir pertanyaan terdiri dari lima pilihan jawaban dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor satu sampai lima.

4. Kepuasan perkawinan terdiri dari 10 dimensi, yaitu masalah kepribadian, kesetaraan peran, komunikasi, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, aktifitas bersama, relasi seksual, anak dan pernikahan, keluarga dan teman, dan orientasi religius. Kuisioner menggunakan alat ukur ENRICH (evaluation and nurturing relationship issues, communication and happiness) Marital Satisfaction (EMS) dari Fower dan Olson (1993) dan memiliki cronbach’s alpha sebesar 0.885.Terdapat 15 pertanyaan pada kuesioner ini dan dalam setiap butir pertanyaan terdiri dari lima pilihan jawaban dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor satu sampai lima.

Tabel. 1 Variabel, Skala data dan Kategori data

Varibel Skala data pada kuisioner

Kategori data Karakteristik Individu

Usia ibu Rasio [1] Dewasa awal : 18 – 40

[2] Dewasa Madya: 41 – 60 [3] Dewasa Akhir : > 60

Pendidikan ibu Rasio

[1] < 6 tahun [2] 7 – 9 tahun [3] 10 -12 tahun [4] > 12 tahun Status bekerja ibu Nominal [1] Tidak Bekerja

[2] Bekerja

Usia ibu saat menikah Rasio Rataan data

Usia ibu saat melahirkan Rasio Rataan data

Karakteristik Keluarga

Usia ayah Rasio

[1] Dewasa awal : 18 – 40 [2] Dewasa Madya: 41 – 60 [3] Dewasa Akhir : > 60

Usia anak Rasio

[1] 6 – 12 bulan [2] 13 – 18 bulan [3] 19 – 24 bulan Usia ayah saat menikah Rasio Rataan data

Pekerjaan ayah Nominal [1] Tidak bekerja / IRT [2] PNS

[3] Karyawan [4] Wiraswasta [5] Buruh

Pendidikan ayah Rasio [1] < 6 tahun

[2] 7 – 9 tahun [3] 10 -12 tahun [4] > 12 tahun

Pendapatan perkapita [1] < 310.279

[2] > 310.279 Lama pernikahan Rasio [1] < 3 tahun

[2] 3.0 – 6.0 tahun [3] 6.1 – 9.0 tahun [4] 9.1 – 12.0 tahun [5] 12.1 – 15.0 tahun

Tugas perkembangan keluarga

Dimensi orangtua Dimensi anak

Ordinal 1. Rendah : < 60% 2. Sedang : 60 -79.9% 3. Tinggi : > 80%

Stress ibu yang baru memiliki anak pertama Ordinal 1. Rendah :< 60% 2. Sedang : 60 -79.9% 3. Tinggi : > 80% Kepuasan Perkawinan Masalah kepribadian Kesetaraan peran Komunikasi Penyelesaian konflik Pengelolaan keuangan Aktifitas bersama Relasi seksual Anak dan pernikahan Keluarga dan teman Orientasi religius

Ordinal 1. Rendah : < 60% 2. Sedang : 60 -79.9% 3. Tinggi : > 80%

Pengolahan dan Analisis data

Data yang telah dikumpulkan dari kuesioner diolah dengan komputer. Kegiatan yang dilakukan mulai dari presurvei, pengambilan data sekunder, pengambilan data primer, entry data, cleaning data, dan analisis data. Berikut urutan kegiatan dalam pengolahan data yaitu penyusunan code-book sebagai panduan entry dan pengolahan data; setelah entry data, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Setelah itu dilakukan penyajian hasil dari pengolahan data dan penganalisisan data. Reliabilitas data dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach α, menyajikan statistik deskriptif untuk setiap peubah, pemberian skor terhadap jawaban kusioner; kategorisasi terhadap data, dan analisis data. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for windows. Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu (usia ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, usia ibu saat menikah dan usia ibu saat melahirkan anak pertama), Karakterisik keluarga (usia ayah, usia anak, usia ayah saat menikah, pekerjaan ayah, pendidikan ayah, pendapatan perkapita, lama pernikahan), tugas perkembangan keluarga, stress ibu yang baru memiliki anak pertama dan kepuasan perkawinan. Kategori pengelompokkan untuk tugas perkembangan keluarga, stres ibu yang baru memiliki anak pertama dan kepuasan perkawinan dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum pengkategorian yang digunakan adalah rendah (Skor <60%), sedang (skor 60-79.9 %) dan tinggi (skor > 80%). Nilai tersebut didapatkan dari rumus yang disajikan sebagai berikut:

Y = X – nilai minimum X x 100 Nilai Maksimum X – nilai minimum

Keterangan:

Y = Skor dalam persen;

X = Skor yang diperoleh untuk setiap contoh

2. Analisis hubungan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu, karakteristik keluarga, tugas perkembangan keluarga, stres mengasuh anak pertama, dan kepuasan perkawinan.

3. Uji Independent T-test digunakan untuk mengetahui perbedaan pemenuhan tugas perkembangan keluarga, stres merawat anak pertama, dan kepuasan perkawinan antara keluarga dengan ibu bekerja dan ibu tidak bekerja

4. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, karakteristik keluarga, tugas perkembangan keluarga, stres ibu yang baru memiliki anak pertama, dan kepuasan perkawinan.

Keterangan:

Y = Kepuasan perkawinan α = Konstanta

1-9 = Koefisien regresi ε = galat

X1 = Usia ibu (tahun) X2 = Pendidikan ibu (tahun) X3 = usia ibu saat menikah (tahun) X5 = lama pernikahan (tahun)

X6 = pendapatan perkapita (rupiah/ bulan) X7 = pendidikan ayah (tahun)

X8 = tugas perkembangan keluarga

X9 = stres ibu yang baru memiliki anak pertama 1 = Koefisien dummy

D1 = status bekerja ibu (0= tidak bekerja; 1= bekerja) Definisi Operasional

Contoh adalah keluarga yang memiliki anak pertama usia 0–2 tahun dalam keluarga dengan ibu bekerja dan tidak bekerja.

Ibu bekerja adalah seorang wanita atau ibu yang telah berkeluarga yang bekerja di luar rumah untuk menghasilkan uang

Ibu tidak bekerja adalah seorang wanita atau ibu yang telah berkeluarga dan dalam kesehariannya berada di rumah melaksanakan seluruh kegiatan rumah tangga serta tidak menghasilkan uang

Tugas perkembangan keluarga adalah serangkaian kewajiban atau tuntutan yang harus dicapai atau dilaksanakan keluarga tahap kedua yaitu dengan anak usia 0-2 tahun, sehingga mencapai kebahagiaan dalam keluarga dan sebagai modal dasar untuk tahapan berikutnya.

Dimensi orangtua adalah salah satu dimensi dalam tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama berusia di bawah dua tahun yang mengukur ibu dan pasangan.

Dimensi anak adalah salah satu dimensi dalam tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama berusia di bawah dua tahun yang mengukur beberapa perkembangan anak.

Stres ibu adalah persepsi yang dirasakan ibu terhadap situasi yang merupakan hasil dari tekanan yang terjadi saat merawat dan mengasuh anak pertamanya. Diukur dalam respon ibu terhadap pernyataan tentang stres Kepuasan Perkawinan adalah suatu evaluasi atau penilaian dari ibu mengenai

penilaian terhadap perkawinan mereka yang dapat diukur dari aspek orientasi religius, keluarga dan teman, anak dan pernikahan, relasi seksual, aktifitas bersama, pengelolaan keuangan, penyelesaian konflik, komunikasi, kesetaraan peran dan masalah kepribadian.

5 Artikel 1

PENGARUH TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

Dokumen terkait