PENENTU PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
DAFTAR LAMPIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya akan tetap merupakan agenda penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Beras sebagai bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan stabilitas nasional. Oleh karena itu, perberasan akan selalu menjadi sorotan dan pembicaraan yang menarik bagi berbagai kalangan.
Dari sisi pemenuhan kebutuhan beras, ada tiga aspek yang perlu terus ditingkatkan, yaitu ketersediaan, stabilitas, dan kemampuan produksi. Ketersediaan mengisyaratkan adanya rata-rata pasokan beras yang cukup dan tersedia setiap saat. Stabilitas bisa dipandang sebagai kemampuan meminimumkan kesenjangan antara prediksi dan permintaan riil konsumsi beras, terutama pada tahun-tahun atau musim-musim sulit. Kemampuan memproduksi beras sangat erat dengan ketersediaan sumber daya terutama lahan, penerapan teknologi, serta insentif usahatani.
Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan akan beras sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan industri, maka upaya-upaya untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan. Pemenuhan konsumsi beras melalui penyediaan dalam negeri akan menjadi tema sentral dalam pembangunan subsektor tanaman pangan. Walaupun beras mungkin lebih murah bila diimpor, pemenuhan kebutuhan beras dari produksi sendiri tetap penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dunia. Ditambah lagi, jumlah beras yang
21
diperdagangkan di pasar internasional terbatas (thin market) (Hafsah dan Sudaryanto, 2004).
Urgensi peningkatan produktivitas padi memang sulit dibantah. Jika terjadi penurunan produktivitas usahatani padi maka mengakibatkan pendapatan petani padi menurun dan nilai tukar yang diterima petani padi cenderung turun. Selain itu, penurunan produktivitas juga berpotensi mempercepat penyusutan luas panen padi sawah secara permanen. Hal ini dikarenakan, petani adalah price taker maka penurunan produktivitas mengakibatkan keuntungan usahatani turun. Kondisi ini jika tidak diperbaiki menyebabkan motivasi petani untuk menanam padi menurun. Jika kecenderungan ini terus berlangsung maka petani akan beralih ke komoditas nonpadi karena lebih menguntungkan. Pada akhirnya, luas tanam dan panen padi menurun dengan kecenderungan yang bersifat permanen (Sumaryanto, 2004)
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi masalah pangan, diantaranya dengan melakukan praktek pengembangan teknologi maju melalui Revolusi Hijau atau pertanian konvensional. Akan tetapi, pendekatan dan praktek pertanian konvensional yang dilaksanakan di beberapa negara termasuk Indonesia merupakan praktek pertanian yang tidak mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pertanian konvensional dilandasi oleh pendekatan industrial dengan orientasi pertanian agribisnis skala besar, padat modal, serta ketergantungan pada masukan produksi dari luar yang boros energi tak terbarukan, termasuk penggunaan berbagai jenis agrokimia (pupuk kimia dan pestisida).
Apabila kebijakan dan praktek pertanian yang dilaksanakan oleh pemerintah dan petani yang masih bertumpu pada kebijakan dan praktek konvensional, akan membahayakan masa depan petani, lingkungan pertanian,
22 masyarakat, bangsa, negara serta dunia. Oleh karena itu, dikembangkan konsep pertanian padi yang berkelanjutan dengan input luar rendah. Pertanian ini mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia di tempat (seperti tanah, air, tanaman, dan hewan lokal serta tenaga manusia, pengetahuan, dan keterampilan) dan yang secara ekonomi layak, mantap secara ekologi, disesuaikan menurut budaya dan adil secara sosial. Pemanfaatan input luar tidak dikesampingkan, namun hanya sebagai pelengkap pemanfaatan sumber daya lokal.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis usahatani untuk membandingkan usahatani padi dengan dan tanpa pupuk organik dilihat dari aspek ekonomi. Analisis yang dilakukan adalah analisis pendapatan yang membandingkan pendapatan usahatani padi dengan dan tanpa pupuk organik. Kedua usahatani tersebut dilihat berdasarkan faktor lingkungan, karakteristik usahatani dan pribadi petani. Lalu, perbedaan dari kedua usahatani tersebut dapat dilihat berdasarkan masing-masing dari input usahatani, produktivitas padi, dan harga gabah kering panen (GKP). Selain itu, penelitian ini dilakukan pula analisis mengenai faktor-faktor penentu penggunaan pupuk organik pada usahatani padi. Pendekatan yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada petani dan dianalisis dengan menggunakan model regresi logistik.
23 Produktivitas Padi Kabupaten Bogor
Kecamatan Dramaga, Desa Purwasari dan Kecamatan Tamansari, Desa Sukajadi
Variasi Pilihan Usahatani Padi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Karakteristik Usahatani Usahatani Padi dengan Pupuk Organik Usahatani Padi Tanpa Pupuk Organik Produktivitas Padi dengan Pupuk Organik
Produktivitas Padi Tanpa Pupuk Organik
Pendapatan Usahatani Padi dengan Pupuk Organik Faktor Lingkungan Karakteristik Pribadi Petani Pendapatan Usahatani Padi Tanpa Pupuk Organik Pendapatan Usahatani
Padi dengan Pupuk Organik <,>,= Pendapatan Padi Tanpa
Pupuk Organik Input Usahatani
Padi dengan Pupuk Organik
Input Usahatani Padi Tanpa Pupuk
Organik
Harga Gabah Kering Panen (GKP) dengan
Pupuk Organik
Harga Gabah Kering Panen (GKP) Tanpa Pupuk Organik Faktor- faktor penentu pengguna -an pupuk organik Model Regresi Logistik Analisis Pendapatan Usahatani
24 IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga dan Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Dramaga dan Tamansari merupakan salah satu daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi di Desa Purwasari dan Sukajadi. Desa Purwasari dan Sukajadi merupakan daerah yang memiliki areal padi dengan pupuk organik di Kecamatan Dramaga dan Tamansari. Pengumpulan data primer dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2011.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari petani padi dengan dan tanpa pupuk organik di lokasi penelitian dengan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Selain petani, penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dan tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam wawancara. Untuk memperoleh data primer petani padi dengan pupuk organik di Desa Purwasari dan Sukajadi, semua petani yang melakukan 2 kali musim tanam dijadikan sebagai sumber data primer. Jadi, petani yang hanya melakukan 1 kali musim tanam tidak dijadikan sebagai sumber data primer. Sementara pada petani padi tanpa pupuk organik, tidak semua petani dijadikan sebagai sumber data primer. Akan tetapi, yang dijadikan sumber data adalah sample dari petani tersebut.
25 Kegiatan pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik survei. Teknik survei merupakan metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada petani yang telah disiapkan untuk menggali data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun data-data tersebut antara lain berkaitan dengan identitas petani, karakteristik petani, karakteristik usahatani padi, persepsi petani yang sudah melakukan adopsi padi dengan pupuk organik, dan persepsi petani padi tanpa pupuk organik dalam mengadopsi usahatani padi dengan menggunakan pupuk organik.
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data potensi dan keadaan umum daerah penelitian, data potensi produksi pertanian, data penduduk, dan literatur-literatur yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, BPS Indonesia serta dinas-dinas lainnya yang terkait. Selain itu data sekunder juga dapat diperoleh dari berbagai literatur yang terdapat pada buku, laporan penelitian, jurnal, dan internet.
1.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh dilakukan dengan metode non probability sampling secara purposive sampling. Responden yang berasal dari Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga sebanyak 30 responden yang dibagi menjadi dua, yaitu 15 responden merupakan responden padi dengan pupuk organik dan 15 responden lainnya merupakan responden padi tanpa pupuk organik. Kemudian sebanyak 10 responden dari Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari yang dibagi menjadi dua, yaitu 5 responden merupakan responden padi dengan pupuk organik dan 5 responden lainnya merupakan responden padi tanpa pupuk organik. Pada metode ini, pemilihan responden bukan atas pertimbangan sendiri melainkan atas petunjuk
26 dan arahan ketua kelompok tani, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), aparatur desa, dan tokoh-tokoh desa. Total responden sebanyak 40 orang dibagi menjadi dua yaitu 20 responden merupakan responden petani padi dengan pupuk organik dan 20 responden lainnya merupakan responden petani padi tanpa pupuk organik. 1.4 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah dalam bentuk tabulasi, dan perhitungannya secara manual dan komputerisasi dengan program Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab 14.0 for Windows. Sementara itu, data kualitatif dilakukan secara deskriptif.
Tabel 2. Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Analisis Data
Tujuan Data Metode
Analisis Data Jenis Sumber
Membandingkan pendapatan usahatani padi dengan dan tanpa pupuk organik
Kuantitatif Survei
Analisis Pendapatan
Usahatani Faktor-faktor penentu penggunaan
pupuk organik pada usahatani padi
Kuantitatif dan Kualitatif
Survei Regresi Logistik Selain itu, sumber data pada penelitian ini, yaitu dengan melakukan survei. Dimana informasi dari suatu contoh dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner (sembari mewawancarai petani).
1.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani
Untuk membandingkan pendapatan petani yang menggunakan padi dengan dan tanpa pupuk organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan perhitungan matematis yaitu pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Income) dan pendapatan bersih usahatani (Net Farm Income). Pendapatan kotor usahatani merupakan selisih antara nilai produksi dengan biaya tunai, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1986):
27 Pi = F(Zi) = F(α + βXi) =
GFI = NP - BT Dimana :
GFI = Pendapatan Kotor Usahatani (Gross Farm Income)
NP = Penerimaan, yang merupakan hasil kali antara jumlah produksi beras/Gabah Kering Giling (GKG)/Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga beras/Gabah Kering Giling (GKG)/Gabah Kering Panen (GKP)
BT = Biaya Tunai, yang dikeluarkan secara tunai untuk pembelian pupuk, bibit, upah tenaga kerja maupun sarana produksi lainnya.
Pendapatan bersih usahatani merupakan penerimaan yang diterima petani setelah dikurangi biaya tunai dan biaya diperhitungkan atau hasil pengurangan pendapatan kotor usahatani (GFI) dan biaya diperhitungkan. Secara matematis pendapatan bersih usahatani dapat dituliskan sebagai berikut :
NFI = GFI – BD Dimana:
NFI = Pendapatan Bersih Usahatani (Net Farm Income) GFI = Pendapatan Kotor Usahatani
BD = Biaya Diperhitungkan, terdiri atas biaya penyusutan, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan lain-lain
1.4.2 Analisis Faktor-faktor Penentu Penggunaan Pupuk Organik pada Usahatani Padi
1.4.2.1 Model Regresi Logistik Biner
Model regresi logistik merupakan variasi dari model regresi. Model regresi ini digunakan jika peubah dependent Y-nya berupa kategori biner, peubah ordinal ataupun nominal. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi logistik biner. Analisis regresi logistik biner dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penentu penggunaan pupuk organik pada usahatani padi. Hal ini mengindikasikan bahwa model tersebut dirumuskan sebagai berikut ( Juanda, 2009) :
28 Pi = peluang seseorang dalam mengambil keputusan
2,718
Untuk melihat model pada persamaan (1) serta parameter koefisiennya
muda kan menjadi :
Dimana :
e = logaritma natural dengan nilai
h diinterpretasikan, maka persamaan (1) dapat ditunjuk
→ =
...(2) Persamaan (2) ditransformasikan dengan logaritma natural, maka :
→ ln ...(3) an penggunaan pupuk organik pada usahatani padi di antaranya umur petani, lama pendidikan petani, luas lahan, jumlah tanggungan, pendapatan luar usahatani padi, dan pengalam
ln
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap penentu
an bertani. Berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya, maka model logit dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pi
Pi Zi α β X β X β X β X β X β X
puk organik (Pi =0; tidak bersedia, Pi=1; bersedia)
Zi = Keputusan petani
α = Konstanta/intersep Koefisien Regresi
petani (jiwa)
padi dengan pupuk organik (tahun) atani Padi (Rp)
te pengaruh terhadap keputusan petani
Dimana :
Pi = Peluang kesediaan petani menggunakan pu
β =
X1 = Umur petani (tahun) 2
X = Lama pendidikan petani (tahun) X3 = Luas Lahan (ha)
4
X = jumlah tanggungan i X5 = Pengalaman bertan X6 = Pendapatan Luar Usah
ng diduga ber Hipo sis faktor-faktor ya
29 m
adap suatu perubahan. Hal ini didasarkan pada wa usia muda lebih produktif dan lebih memungkinkan
2)
k memahami sesuatu yang baru rganik) akan lebih mudah dibandingkan
3)
melakukan sistem pertanian baru. besarnya luas lahan usahatani padi mempengaruhi
4)
ang harus ditanggung, maka akan semakin banyak pula kebutuhan gga tekanan untuk mendapatkan 1) U ur Petani (X1)
Umur petani diharapkan negatif. Semakin muda umur seorang petani diduga akan semakin terbuka terh
pertimbangan bah
untuk melakukan sesuatu yang baru. Lama Pendidikan Petani (X2)
Lama pendidikan petani diharapkan positif. Diduga semakin lama pendidikan petani maka kemampuan untu
(seperti usahatani padi dengan pupuk o dengan petani yang berpendidikan rendah. Luas Lahan (X3)
Luas lahan diharapkan positif. Semakin besar luas lahan pada usahatani padi diduga mempengaruhi seorang petani untuk
Oleh karena itu, diduga
keputusan petani dalam mengadopsi sistem usahatani padi dengan pupuk organik.
Jumlah Tanggungan Petani (X4)
Jumlah tanggungan petani diharapkan positif. Semakin banyak anggota keluarga y
hidup yang harus ditanggung, sehin
pendapatan yang tinggi semakin besar. Oleh karena itu, diduga besarnya jumlah tanggungan petani dapat mempengaruhi keputusan petani mengadopsi sistem usahatani padi dengan pupuk organik.
30 5)
akin lama pengalaman petani ntang usahatani padi, maka diharapkan petani dapat memilih sistem
. 6)
h oleh petani, maka diharapkan petani berani dopsi usahatani padi dengan pupuk
1.4 1)
kelihood ratio adalah rasio fungsi kemungkinan modelUR (lengkap) ungsi kemungkinan disini (Juanda, 2009). Hipotesis statistik yang diuji dalam hal ini
ibawah ini menyebar menurut sebaran khi-kuadrat dengan derajat
_
Pengalaman Petani (X5)
Pengalaman petani diharapkan positif. Sem te
usahatani yang lebih baik
Pendapatan Luar Usahatani Padi (X6)
Pengaruh pendapatan luar usahatani padi diharapkan positif. Semakin besar pendapatan yang diperole
mengambil keputusan untuk menga organik.
.2.2 Pengujian Model Regresi Logistik Biner Uji Likelihood Ratio
Uji li
terhadap fungsi kemungkinan modelR (H0 benar). F adalah dalam persamaan (1)
adalah :
H0 : β1 = β2 =....= βn = 0 (model tidak signifikan)
H1 : minimal ada βj ≠ 0, untuk j =1,2,...n (model signifikan) Statistik uji-G d
bebas (k-1).
G = -2 ln _ _
_ ≈
Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H0 ditolak jika : statistik G > .
2) Odds Ratio
31 Dalam kajian hubungan antar variabel katageri dikenal adanya ukuran sosiasi atau ukuran keeratan hubungan antar variabel kategori. Salah satu ukuran
iperoleh melalui analisis regresi logistik adalah odds ratio. Odds r
(1 - P) : Peluang kejadian yang tidak terjadi ) Uji Wald
i Wald digunakan untuk menjelaskan bahwa variabel penjelas is statistik yang diuji adalah : j = 1,2,....,n
H1 : βj
W = a
asosiasi yang dapat d
atio berarti rasio peluang kejadian suskes dengan kejadian tidak sukses dari variabel respon ( Firdaus, 2004)
Dimana,
P : Peluang kejadian yang terjadi
Odds Ratio =
3
Uj
mempunyai engaruh pada variabel respon. Hipotes p H0 : βj = 0, untuk
≠ 0
Secara matetamatis, uji Wald dapat dituliskan sebagai berikut :
Se ( = standard error ofβ (galat kesalahan dari β) Dimana :
32 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Purwasari dan Desa Sukajadi
5.1.1 ari
Desa Purwasari merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kurang bih Kecamatan Dramaga, 40 km dari ibu kota Kabupaten Bogor dan
ah Desa Purwas
Kecamatan Dramaga
layah ektar yang terdiri dari
iman n-lain. Informasi
a Tabel 3.
an di Desa Purwasari
No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
5
Letak Geografis dan Pembagian Administrasi Desa Purwas
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini terletak 7 km dari
le
157 km dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Adapun perbatasan wilay ari adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Petir, Kecamatan Dramaga Sebelah Selatan : Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari Sebelah Barat : Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjo Laya Sebelah Timur : Desa Petir,
Luas wi Desa Purwasari sebesar 211,02 h wilayah pemuk , persawahan, perkebunan dan lai penggunaan lahan di Desa Purwasari secara rinci dapat dilihat pad Tabel 3. Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan lah
Tahun 2010 1 Pemukiman 30,42 14,41 2 Persawahan 158,23 74,99 ,82 4 Kuburan 1,75 0,83 6 Tam 0,10 0,05 ya 1 3 Perkebunan 12,28 5 5 Pekarangan 1,44 0,68 an 7 Perkantoran um lainn 0,15 0,07 8 Prasarana um 6,65 3,15 Total 211,02 00,00
33 n kondisi geografisnya desa ini berada pada ketinggian 535 m l. S ara topografi desa ini memiliki wilayah berbukit-bukit seluas 0 he n wilayah dataran rendah seluas 130 hektar. Curah hujan rata-rata 2.000 – 2500 mm, sedangkan suhu rata-rata 28 C – 32 C.
5.1.2 Letak Geografis dan Pembagian Administrasi Desa Sukajadi
Desa Sukajadi merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini merupakan desa dari Kecamatan Tamansari yang berbatasan langsung dengan Desa Purwasari dari Kecamatan Dramaga. Desa ini terletak sekitar 6 km dari Kecamatan Tamansari, 34 km dari ibu kota Kabupaten Bogor dan 134 km dari ibu kota Provinsi Jawa Barat. Adapun perbatasan wilayah Desa Sukajadi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Sebelah Selatan : Gunung Salak
Sebelah Barat : Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjo Laya Sebelah Timur : Desa Sukajaya, Kecamatan Taman Sari
Berdasarkan kondisi geografisnya desa ini berada pada ketinggian 420 m dpl. Lahan yang berada di Desa Sukajadi termasuk tanah yang subur dengan tingkat kemiringan sebesar 20 derajat. Curah hujan rata-rata 1100 mm, sedangkan suhu rata-rata 200C.
Luas wilayah Desa Sukajadi sebesar 307,08 hektar yang terdiri dari wilayah pemukiman, persawahan, ladang dan lain-lain. Informasi penggunaan lahan di Desa Sukajadi secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarka dp ementara sec 1 ktar da
34 Tabel
Tahun 2010
4. Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan di Desa Sukajadi
No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Pemukiman 21,40 6,97 2 Persawahan 161,61 52,63 3 Ladang/Tanah Darat 109,31 35,60 4 Jalan 11,30 3,68 5 Pe akaman 0,50 0,16 6 Perkantoran 0,09 0,02
9 Tanah Bangunan Pendidikan 0,75 0,24
3 10 m 7 Lapangan Olahraga 0,75 0,24 8 Tanah Peribadatan 0,71 0,23 10 Tanah Lain-lain 0,66 0,21 Total 07,08 0,00
Sumb grafi Kelurahan Sukajadi Tahun 20 .3 aan Sosial Ekonomi Desa Purwasari
Desa Purwasari berjumlah 6.747 jiwa yang terdiri dari 3.474 ,4 273 (48,51%) perempuan dengan jumlah kepala keluarga
s mposisi penduduk menurut kel k usia pada tahun ling besar penduduk Desa tu sebesar 2.346 jiwa. Tabel Tahun 2010 er : Data Mono 10 5.1 Kead Penduduk (51 9%) laki-laki dan 3.
sebe ar 1.791 jiwa. Ko ompo 2010
dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, pa Purwasari berada pada kisaran usia 30-56 tahun, yai
5. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Usia di Desa Purwasari No Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 0-12 bulan 95 1,41
2 1-6 tahun 677 10,03
3 7-16 tahun 1.204 17,85
4 17-29 tahun 1.376 20,39
5 30-56 tahun 2.346
6 Lebih dari 56 tahun 1.049
34,77 15,55
Total 6.747 100,00
Sumber : Data Monografi Kelurahan Purwasari Tahun 2010
Tingkat pendidikan penduduk d masih tergolong rendah. da apat dilihat bahwa sebagian besar ti t pendidikan masy
D i tahun 2010 merupakan tamatan SD yaitu sebesar 1.768 jiwa i Desa Purwasari
Pa Tabel 6, d ngka arakat
35 7,5 elain itu, banyaknya masyarakat Desa Purwasari yang tidak pernah sekolah sebesar 1.254 jiwa (19,57%).
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Purwasari Tahun 2010 (2 9%). S
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 206 3,22 2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play
group 226 3,53
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 1.178 18,39 6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tid
5 Usia 7-56 tahun yang tidak pernah sekolah 1.254 19,57 ak tamat 991 15,47 27,59 12 D3 2 0,03 1 7 Tamat SD 1.768 8 Tam 9 at SLTP Tamat SMA 448 297 6,99 4,64 10 Tamat D1 9 0,14 11 Tamat D2 Tamat 5 4 0,08 0.06 13 Tamat S1 13 0,20 14 Tamat S2 6 0,09 15 Tamat S3 Total 6.407 00,00
Sumb ografi Kelurahan Purwasari Tahun 2010
ri segi mata pencahariaan, sebagian besar penduduk Desa w ofesi sebagai petani yaitu sebesar 883 jiwa at 44,28% dari l
l entara yang berprofesi sebagai buruh tani ebes jiwa atau 45,54% dari jumlah penduduk yang ja (Tabel 7)
Tabel 7. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Purwasari Tahun 2010 No Je
er : Data Mon Dilihat da
Pur asari berpr au tota
jum ah penduduk yang bekerja. Sem
s ar 908 beker .
nis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Petani 883 44,28
2 Buruh Tani 908 45,54
4 Pegawai Negeri Sipil 25 1,25
5 Pengrajin 62 3,11
6 Pedagang 15
7 Pengusaha Kecil dan Menengah 31
0,75 1,55 0,05 1,50 1 8 Peternak 1
9 Pembantu Rumah Tangga 30
10 Lain-lain 39 1,95
Total 994 100
36 .4 Sosial Ekonomi Desa Sukajadi
k Desa Sukajadi berjumlah 7.762 jiwa yang terdiri dari 3 ki dan 3.926 (50,58%) perempuan dengan jumlah kepala keluarga
pok usia pada tahun 2010 apat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, paling besar penduduk Desa
yaitu sebesar 2.181 jiwa. Tabel
Tahun 2010 5.1 Keadaan
Pendudu 3.834
(49, 9%) laki-la
sebesar 1.912 jiwa. Komposisi penduduk menurut kelom d
Sukajadi berada pada kelompok usia 30-56 tahun,
8. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Usia di Desa Sukajadi No Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 0-11 bulan 248 3,20
2 1-6 tahun 1.119 14,42
3 7-16 tahun 1.724 22,21
4 17-29 tahun 1.918 24,71
5 30-56 tahun 2.181
6 Lebih dari 56 tahun 572
28,10 7,37
Total 7.762 100,00
Sumber : D Kelurahan Sukajadi Tahun 2010
Desa Purwasa ikan pe
ka tergolong rendah. Sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat De ahun 2010 merupakan lulusan SD yaitu sebesar 2.423 jiwa
be kan Masyarakat Desa Sukajadi Tahun 2010
ah (orang) Persentase (%) ata Monografi
Serupa dengan ri, tingkat pendid nduduk di Desa Su jadi masih
di sa Sukajadi t .
Ta l 9. Tingkat Pendidi
No Tingkat Pendidikan Juml
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 676 9,51 2 U
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 1.441 20,26 6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak
,02 7 0,73
1
sia 3-6 tahun yang sedang TK 40 0,56 5 Usia 7-56 tahun yang tidak pernah sekolah 563 7,92
tamat 997 14
7 Tamat SD 2.423 34,0
8 Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP dan
SMA 52 9 Tam 10 at SLTP Tamat SMA 669 202 9,41 2,84 11 Tamat D3 40 0,56 12 Tamat S1 8 0,11 Total 7.111 00,00
37 jau dari segi mata pencahariaan di Desa Sukajadi, ternyata tidak jauh rbe
pr petani yaitu sebesar 1.422 jiwa (43,17%). Sementara yang r gai buruh tani sebesar 637 jiwa (19,34%) gan luas
i t wilaya Sukaja
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Ditin
be da dengan Desa Purwasari. Sebagian besar penduduk Desa Sukajadi ber ofesi sebagai
berp ofesi seba den areal
pertanian (persawahan) yang mencapai 52,63% dar otal luas h Desa di.
Tabel 10. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sukajadi Tahun 2010
1 Petani 1.422 43,17 2 Pedagang 637 19,34 4 Wiraswasta 629 19,10 41 1,24 16 0,49 8 Lain-lain 95 2,88 100,00
3 Pegawai Negeri Sipil 15 0,46
5 Pegawai Swasta 439 13,33
6 Pertukangan 7 Jasa
Total 3.294
Sumber elurahan Sukaja
Karakteristik Petani Padi dengan dan pa Pupuk Orga H
ni padi di Desa Purwasari dan Desa Sukajadi diperoleh rdasa vei terhadap 20 responden petani padi dengan pupuk organik n 20 petani padi tanpa pupuk organik, dimana dari Desa Purwasari
Desa Sukajadi diambil
berdasa
: Data Monografi K di Tahun 2010
5.2 Tan nik :
asil Survei Karakteristik peta be rkan hasil sur da responden
diambil masing-masing 15 responden dan dari
masing-masing 5 responden. Karakteristik petani responden ini diuraikan rkan usia petani, tingkat pendidikan, luas lahan garapan, sifat usahatani