• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Pikir

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Sastra terbagi atas tiga; 1.)Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus dengan kata lain puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. 2.)Prosa merupakan bentuk seni sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama, diksi, rima, kemerduan bunyi atau kaidah serta pedoman kesusastraan lainnya. 3.)Drama adalah jenis sastra dalam bentuk puisi atau prosa yang bertujuan menggambarkan kehidupan lewat kelakuan dan dialog (cakapan) para tokoh.

Faktor penelitian ini terletak pada prosa. Prosa terbagi atas dua jenis yaitu prosa lama dan prosa baru, pada prosa baru terbagi atas lima yaitu cerpen, novel, roman, riwayat, novellet. Dari kelima bagian yang telah disebutkan, peneliti memilih novel dengan judul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan dengan mengkaji aspek-aspek mengenai nilai sosial sastra dengan mengacu pada teori sosiologi sastra.

Bagan Kerangka Pikir

SASTRA

PUISI PROSA DRAMA

NILAI SOSIAL AKU LUPA BAHWA

AKU PEREMPUAN

TEMUAN ANALISIS NOVEL

SOSIOLOGI SASTRA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat kualitatif. Data dalam penelitian dengan jelas penelitian yang bersifat kualitatif diuraikan dengan menggunakan kata-kata.

Penelitian ini mendeskripsikan nilai moral pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

B. Definisi Istilah

Definisi istilah ini digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang dimaksudkan dalam penelitian ini menjadi jelas.

1. Karya sastra adalah suatu karya yang hasil pemikiran manusia itu sendiri melalui ungkapan secara komunikatif yang mengandung maksud dan tujuan estetika atau keindahan.

2. Prosa fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan dari hasil imajinasi pengarang yang belum pasti kebenarannya atau tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta.

3. Novel adalah karangan panjang yang berisi tentang kisah hidup seseorang yang menonjolkan watak dan sikap setiap tokoh dalam cerita tersebut.

4. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku serta cara bertutur kata seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berkaitan dengan baik buruknya tingkah laku seseorang.

5. Tanggung jawab yang dilakukan oleh setiap individu membangun kualitas baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu sikap yang memberikan kualitas baik pada diri kita adalah dengan bertanggung jawab dengan menolong sesama, memberikan bantuan bagi yang membutuhkan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian adalah data tertulis berupa teks novel yang berhubungan dengan nilai sosial yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

Sumber data dalam pengkajian adalah novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Alvabet cetakan pertama tahun 2012 dan terdiri dari 228 halaman.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik baca

Teknik ini di lakukan mengumpulkan data dari sumber data primer berupa satuan linguistic pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan yang menunjukkan nilai-nilai sosial .

2. Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari pengguna bahasa secara tertulis. Teknik catat yaitu cara yang dilakukan peneliti untuk mencatat data-data yang ada

hubungannya dengan masalah peneliti, kemudian diseleksi, diatur, dan diklasifikasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data melibatkan pengerjaan pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola-pola, pengungkapan hal-hal yang penting dan penentuan apa yang dilaporkan.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yang dimaksud meliputi reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan verifikasi data (Conclusion Drawing/Verification). Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola dari data yang terkumpul banyak, kompleks dan rumit.

Kemudian display data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan lain sebagainya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (dalam Sugiyono, 2010: 246-252).

Pada penelitian ini, tahapan analisis data tersebut disesuaikan dengan teori Pierre Bourdieu sebagai berikut:

1. Reduksi data

Kegiatan ini dilakukan untuk memilah dan mengelompokkan data pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan. Kemudian data yang terkumpul dari novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan diklasifikasikan sesuai kategori, yaitu menganalisis nilai sosial berupa moral dan tanggung jawab. Selanjutnya, data tersebut terus-menerus dicek kesesuaiannya setiap melakukan pembacaan ulang novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan sampai data tersebut benar-benar jenuh data di reduksi.

2. Display data

Merupakan tahap selanjutnya setelah data yang terkumpul dari novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan direduksi. Tahapan display data pada penelitian ini meliputi membaca novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan secara berulang-ulang, analisis data dengan menganalisis nilai sosial yang terdapat pada novel. Aktivitas tersebut tidak dilakukan sekali, tetapi secara terus-menerus hingga menemukan pola dan jawaban yang sesuai.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah akhir dari penelitian ini adalah penarikan simpulan sementara, meliputi diskripsi singkat mengenai hasil analisis terhadap novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan yang berhubungan dengan kajian sosial.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” dengan meninjau nilai sosial. Diperoleh lima bentuk nilai sosial yakni tanggung jawab, gotong royong, musyawarah, tolong menolong dan kasih sayang. Berikut pemaparan data nilai sosial dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan.

“Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” Jumlah 1 Tanggung Jawab 1 “Dia bertanggung jawab atas kesehatan

ayah dan ibu. Juga Faizah dan Aku sendiri sebenarnya selama ini punya keluhan pada pencernaanku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 154)

2 “Faizah ibarat adik kecilku dan ibuku bertanggung jawab atas kam berdua.

Kenyataan memang Faizah lebih dekat kepada ibuku dibandingkan denganku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 102)

3 “biarkanlah mereka membangun

perilaku-perilaku yang

bertanggungjawab dan

mempertanggungjawabkan perilaku mereka. Kampus bukanlah wilayah militer”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 83)

4 “ aku bertanggungjawab sepenuhnya atas kerapian dan kebersihan kamarku, tetapi bukan sampai batas menjadikannya kamar pribadi yang eksklusif dengan dekorasi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 7)

5 “dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri. Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 204)

5

33

2 Gotong Royong 1. “dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja untuk melakukan pekerjaan rumah”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 91)

2. “yang menarik akan mempermudah mendapatkan bantuan dan saling bekerjasama yang baik”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 187)

3. “berbagai pihak yang kemungkinan bisa menghubungkan aku untuk bisa melakukan kerjasama pembangunan rumah sakit atau klinik di daerah basis pendukungku”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 185)

4. “kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama. Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 69)

4

3 Musyawarah 1. “Diskusi kami berlangsung hingga seminar selesai. Kami sangat puas dengan pengetahuan yang kami dapat.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 114)

2. “dalam setiap diskusi, dia membuatku senang. Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 22)

3. “aku terlibat dalam musyawarah itu dan ikut berbicara panjang lebar tentang hakim, sistem, undang-undang, dan revolusi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 222)

4. “malam itu kami habiskan dengan musyawarah tentang ideologi. Aku selalu mendambakannya. Aku menginginkannya, yang meringankan beban pikiranku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 246)

5. “tiba-tiba aku sadar dan kudapati dia lebih banyak diam meski sebenarnya dia selalu berusaha menunjukan eksistensinya dengan ikut terlibat alam musyawarah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 223)

6. “perundingan dengan inggris, kontak senjata, kudeta, revolusi partai-partai

7

politik dan banyak lagi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 111)

7. “sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

4 Tolong Menolong 1. “husain adalah pemuda yang selalu membantu Ummu Zakiyah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kami.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 52)

1

5 Kasih Sayang 1. “aku juga tidak sedang kehilangan cerita dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

2. “aku juga masih memiliki sisi keibuan atas Faizah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

3. “hubungan itulah yang membentangkan sayap kasih sayang dan perlindungan seorang ibu atas anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 202)

4. “dia memelukku dan memberiku ciuman panjang. Dia memberikan dirinya sepenuhnya malam itu sebagai hadiah penolakanku untuk menghadiri undangan itu.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

5. “aku tersenyum lebar, aku teriangat saat kamu mengajakku menikah. Kamu lupa?

Dia tersenyum simpul”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 216)

6. “mereka bergemuruh, tetapi setiap mata menangkap orasiku sebagai kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 86)

6

A. Hasil Penelitian

Setiap karya sastra yang baik selalu mengungkap nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat. Kedudukan novel sesungguhnya merupakan

hal yang sangat penting dan perlu diapresiasi. Novel sebagai bagian sastra seharusnya diapresiasi masyarakat untuk memperluas budi dan memperkaya spitural juga sebagai hiburan. Kedudukan novel bagi suatu masyarakat memang sangat penting karena novel mampu mengutarakan pikiran seseorang dimana mereka dapat mengambil pelajaran dan dapat membentuk suatu sikap tertentu melalui pesan yang terkandung dalam novel tersebut.

Pemaparan pada bab ini akan diuraikan secara lengkap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah pada bab sebelumnya yaitu nilai sosial apa saja yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus. Adapun hasil yang dimaksudkan sebagai berikut.

1 Tanggung jawab

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat sosok tokoh-tokoh yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri sebagai suami, anak, maupun seorang pekerja. Berikut-kutipan tokoh yang bertanggung jawab.

“Dia bertanggung jawab atas kesehatan ayah dan ibu. Juga Faizah dan Aku sendiri sebenarnya selama ini punya keluhan pada pencernaanku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 154)

“Faizah ibarat adik kecilku dan ibuku bertanggung jawab atas kam berdua. Kenyataan memang Faizah lebih dekat kepada ibuku dibandingkan denganku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 102)

“biarkanlah mereka membangun perilaku-perilaku

yang bertanggungjawab dan

mempertanggungjawabkan perilaku mereka.

Kampus bukanlah wilayah militer”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 83)

“ aku bertanggungjawab sepenuhnya atas kerapian dan kebersihan kamarku, tetapi bukan sampai batas menjadikannya kamar pribadi yang eksklusif dengan dekorasi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 7)

“dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri.

Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 204)

Melalui kutipan-kutipan di atas dapat dilihat secara tegas pengarang ingin manampakkan atau memberikan nilai sosial bertanggung jawab atau tanggung jawab dalam novel tersebut. Hal ini tergambar jelas melalui kutipan yang berisikan kata-kata tanggung jawab ataupun bertanggung jawab. Tergambar dalam kutipan “dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri. Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad” dalam kutipan tersebut pengarah mengenalkan sosok tokoh suami dan istri yang memili tanggung jawab.

Disamping itu, jika kita lihat kehidupan saat ini tanggung jawab dalam kehidupan keluarga suami dan istri berbeda-beda. Namun jika dilihat seorang suami yang menjalankan tanggung jawabnya sebagai suami menghidupi keluarganya yang paling utama serta tanggung jawab seorang istri untuk melayani sang suami. Perihal tentang anak memang merupakan tanggung jawab suami dan istri. Kehidupan saat ini tak banyak juga yang masih mangkir dari tanggung jawabnya sebagai suami, istri ataupun orang tua. Maka dari itu, dengan adanya penggambaran nilai sosial tanggung

jawab dalam novel ini pengarang mengharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang kehidupan keluarga suami dan istri ataupu orang tua tentang tanggung jawab masing-masing.

2 Gotong Royong

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat nilai sosial yakni gotong royong ataupun saling bekerja sama untuk menyelesaikan sesuatu hal bersama-sama. Berikut kutipan-kutipan nilai sosial gotong royong.

“dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja untuk melakukan pekerjaan rumah”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 91)

“yang menarik akan mempermudah mendapatkan bantuan dan saling bekerjasama yang baik”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 187)

“berbagai pihak yang kemungkinan bisa menghubungkan aku untuk bisa melakukan kerjasama pembangunan rumah sakit atau klinik di daerah basis pendukungku”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 185)

“kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama. Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 69)

Melalui kutipan-kutipan di atas dapat dilihat secara tegas pengarah memperlihatkan nilai sosial yakni gotong royong atau saling bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pengarang memperlihatkannya dalam kutipan “dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja

untuk melakukan pekerjaan rumah” dalam kutipan tersebut terlihat jelas dalam kehidupan rumah tangga saja kita harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah permasalah misalnya pekerjaan rumah. Dapat dijadikan pembelajaran yang menarik dalam kehidupan rumah tangga.

Kehidupan saat ini, ketika melakukan pekerjaan rumah bersama-sama kita akan merasakan pekerjaan itu akan lebih mudah dibandingkan dikerjakan sendirian. Jika dilihat disekitar kita, sudah banyak keluarga-keluarga yang saling bekerja sama untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar pekerjaan lebih cepat selesai atau lebih mudah untuk dikerjakan.

Selain itu, dalam kutipan “kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama.

Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan” pada kutipan tersebut juga terlihat jelas pengarang memberikan pelajaran nilai sosial gotong royong atau berkerja sama. Terlihat pada kutipan tersebut perkejaan yang mereka kerjakan sesuai dengan yang direncanakan karena mereka melakukannya bersama-sama. Maka dari itu, pengarang menanamkan nilai sosial gotong royong dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan”

karena pengarang ingin setiap yang membaca novel tersebut dapat mengambil pelajaran jiwa sosial saling gotong royong dalam kehidupan saat ini.

3 Musyawarah

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat nilai sosial yakni musyawarah. Terdapat beberapa kutipan yang memperlihatkan nilai sosial musyawarah. Berikut kutipan-kutipan nilai sosial musyawarah.

“Diskusi kami berlangsung hingga seminar selesai.

Kami sangat puas dengan pengetahuan yang kami dapat.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 114)

“dalam setiap diskusi, dia membuatku senang.

Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 22)

“aku terlibat dalam musyawarah itu dan ikut berbicara panjang lebar tentang hakim, sistem, undang-undang, dan revolusi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 222)

“malam itu kami habiskan dengan musyawarah tentang ideologi. Aku selalu mendambakannya. Aku menginginkannya, yang meringankan beban pikiranku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 246)

“tiba-tiba aku sadar dan kudapati dia lebih banyak diam meski sebenarnya dia selalu berusaha menunjukan eksistensinya dengan ikut terlibat alam musyawarah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 223)

“perundingan dengan inggris, kontak senjata, kudeta, revolusi partai-partai politik dan banyak lagi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 111)

“sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi

politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

Melalui kutipan-kutipan di atas, jika dilihat pengarang cukup banyak menampilkan kutipan-kutipan yang bernilai musyawarah. Pengarang menegaskan nilai sosial musyawarah melalui kutipan-kutipan dalam novel.

Dapat dilihat pada kutipan “sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

Pada kutipan tersebut terdapat kalimat “diadakan pertemuan istimewa”, kalimat tersebut perlu digaris bawahi yang berarti musyawarh untuk membicarakan hal-hal penting. Kutipan itu menjelaskan melalukan sebuah pertemuan untuk membicarakan hal-hal penting menyangkut politik, penangkapan serta penahanan. Pengarang secara jelas ingin memperlihatkan sebuah nilai sosial yang paling penting dalam kehidupan yakni saling bermuswarah dengan mengadakan pertemuan, saling diskusi ataupun mengobrol untuk membicarakan hal-hal yang menjadi permasalahan agar ketika mengambil sebuah keputusan dapat diputuskan bersama-sama.

Disamping itu, jika kita lihat saat ini kehidupan bermasyarakat sudah mengedepankan nilai sosial bermusyawarah dalam menentukan sebuah keputusan. Terutama dalam mengambil keputusan berkelompok atau dalam ruang lingkup organisasi diperlukan musyawarah untuk menentukan keputusan misalnya memutuskan pemilihan ketua organisasi, sekretaris dan

lainnya. Bukan hanya dalam kehidpuan organisasi saja yang memerlukan musyawarah sebelum mengambil keputusan. Namun, dalam kehidupan keluarga pun juga memerlukan musyawarah untuk mengambil kepetusan misalnya dalam kutipan “dalam setiap diskusi, dia membuatku senang.

Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa” jika dilihat dalam kutipan tersebut jika kita berdiskusi atau bermusyawarah kita akan merasa senang ataupun bisa saja tertawa sambil berdiskusi. Maka dari itu, pengarang menegaskan nilai sosial bermusyawarah dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” agar setiap pembaca mampu menerapkan kehidupan sosial yang lebih baik dan lebih rukun serta nyaman tentram jika kita saling bermusyawarah.

4 Tolong Menolong

“husain adalah pemuda yang selalu membantu Ummu Zakiyah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kami.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 52)

Melalui kutipan di atas dapat dilihat pengarang ingin menyampaikan nilai sosial yang merujuk pada tolong menolong. Dalam kutipan tersebut perlu kita garis bawahi kata “Membantu”, dari kata tersebut sudah sangat jelas tokoh yang bernama husain ini suka menolong Ummu Zakiyah dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya. Nilai tolong menolong perlu kita junjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Mengapa demikian, karena kita hidup didunia tidak sendirian kita memerlukan bantuan orang lain untuk menjalankan kehidupan baik dari segi berkomunikasi, berinteraksi, dan

bersosialisasi. Maka dari itu, tolong menolong perlu kita junjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Jika dilihat saat ini, nilai tolong menolong sudah sangat banyak yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak dipungkiri juga masih banyak yang mengabaikan sikap tolong menolong ini. Maka dari itu, pengarang menyampaikan nilai sosial tolong menolong dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” agar pembaca dapat menerapkan sikap tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.

5 Kasih Sayang

“aku juga tidak sedang kehilangan cerita dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

“aku juga masih memiliki sisi keibuan atas Faizah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

“hubungan itulah yang membentangkan sayap kasih sayang dan perlindungan seorang ibu atas anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 202)

“dia memelukku dan memberiku ciuman panjang.

Dia memberikan dirinya sepenuhnya malam itu sebagai hadiah penolakanku untuk menghadiri undangan itu.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

“aku tersenyum lebar, aku teriangat saat kamu mengajakku menikah. Kamu lupa? Dia tersenyum simpul”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 216)

“mereka bergemuruh, tetapi setiap mata menangkap orasiku sebagai kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 86)

Melalui kutipan-kutipan di atas secara tegas pengarang ingin menyampikan nilai sosial rasa kasih sayang terutama dalam kehidupan keluarga. Umumnya rasa kasih sayang yang kita dapatkan utamanya bersumber dari keluarga kita sendiri. Dapat dilihat pada kutipan “hubungan itulah yang membentangkan sayap kasih sayang dan perlindungan seorang ibu atas anaknya.” Seorang anak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu dan itu memang merupakan sumber utama untuk seorang anak mendapatkan kasih sayang yakni melalui ibu orang yang melahirkannya. Kasih sayang seorang ibu kepada anaknya juga sangat besar.

Jika dilihat saat ini, banyak seorang ibu rela berpanas-panasan rela terkena hujan untuk memenuhi keinginan anaknya. Bukan hanya seorang ibu, ayahpun juga seperti itu. Kehidupan saat ini memberikan kasih sayang kepada orang yang kita cintai dalam melalui apapun. Baik dari segi materi ataupun perhatian. Maka dari itu pengarang menyisipkan nilai sosial kasih sayang dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” agar pembaca dapt mengetahui bentuk kasih sayang seorang ibu dan ayah ataupu keluarga kita serta orang yang berada disekitar kita.

B. Pembahasan

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga keperasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa.

Kata “novel” merupakan kata sarapan dari bahasa Italia, “novella”, yang artinya barang baru berukuran kecil. Pada mulanya, ditinjau dari segi panjang cerita, novella sama dengan cerita pendek dan novelet. Setelah Italia, novel kemudian berkembang di amerika dan inggris. Novel pada wilayah ini mulanya berkembang dari cerita berbentuk naratif non-fiksi,

Kata “novel” merupakan kata sarapan dari bahasa Italia, “novella”, yang artinya barang baru berukuran kecil. Pada mulanya, ditinjau dari segi panjang cerita, novella sama dengan cerita pendek dan novelet. Setelah Italia, novel kemudian berkembang di amerika dan inggris. Novel pada wilayah ini mulanya berkembang dari cerita berbentuk naratif non-fiksi,

Dokumen terkait