• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI SOSIAL DALAM NOVEL AKU LUPA BAHWA AKU PEREMPUAN KARYA IHSAN ABDUL QUDDUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI SOSIAL DALAM NOVEL AKU LUPA BAHWA AKU PEREMPUAN KARYA IHSAN ABDUL QUDDUS"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Nur Hudaya NIM 10533 11098 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULLTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Hudaya Stambuk : 105331109816

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Nilai Sosial Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2021 Yang Membuat Perjanjian

Nur Hudaya

NIM: 105331109816

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Hudaya

NIM : 105331109816

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Nilai Sosial Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skipsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2021.

Yang Membuat Perjanjian

Nur Hudaya

NIM: 105331109816

(6)

MOTTO

Jika anak dibesarkan dengan celaan maka ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan maka ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemo’ohan maka ia belajar rendah hati

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi maka ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan niscaya ia belajar percaya diri

(7)

NILAI SOSIAL DALAM NOVEL AKU LUPA BAHWA AKU PEREMPUAN KARYA IHSAN ABDUL QUDDUS

Nur Hudaya1, Muhammad Akhir2, Abdan Syakur3

1Universitas Muhammadiyah Makassar nurhudayahn14@gmail.com

2Universitas Muhammadiyah Makassar m.akhir@unismuh.ac.id

3Universitas Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK

Nur Hudaya, 2021. Nilai Sosial dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Muhammad Akhir dan Pembimbing II Abdan Syakur.

Masalah utama dalam penelitian ini yakni adalah nilai sosial apa saja yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan nilai sosial yang terkandung dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus. Jenis penelitian ini yakni deskriptif kualitatif. data dalam penelitian ini yakni nilai sosial yang terkandung dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan dan sumber data dalam penelitian ini yakni Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan.

Hasil penelitian yakni bentuk nilai sosial yang diperoleh dalam penelitian ini yakni 5 nilai sosial yang pertama nilai sosial Tanggung Jawab ditandai dengan 5 kutipan dalam novel, kedua nilai Gotong Royong ditandai dengan 4 kutipan dalam novel, ketiga nilai Musyawarah ditandai dengan 7 kutipan dalam novel, keempat nilai tolong menolong ditandai dengan 1 kutipan dalam novel, dan kelima nilai kasih sayang ditandai dengan 6 kutipan dalam novel.

Kata Kunci : Nilai Sosial, Novel, Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah_Nya sehingga penyusun masih diberi kesehatan yang tak ternilai harganya. Berkat rahmat_Nya pula, kita sebagai umat manusia masih dapat menikmati keindahan duniawi.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya. Karena beliaulah yang telah menuntun umat islam dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan dan mengajarkan kepada kita hakikat hidup, sehingga penyusun mampu merasakan ilmu pengetahuan yang telah dibawa beliau.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Terima kasih kepada orang tua Faizal Mustari dan Jumiati serta suami tercinta

(9)

Ficky Anggara yang mendoakan dan memberikan dukungan dalam penyeselesaian studi. Dengan kerendahan hati dan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Muhammad Akhir, M.Pd dan Abdan Syakur, S.pd., M.Pd pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal ini hingga selesai.

Terima kasih kepada, Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Dr. Munirah,M.Pd., Ketua program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritik tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritik. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat kepada pembaca, terutama kepada penulis. Amiin

Makassar, september 2021

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Relevan ... 5

2. Sastra ... 8

a. Pengertian sastra... 8

b. Jenis-jenis sastra ... 10

3. Sosiologi sastra ... 20

4. Nilai sosial ... 22

5. Tanggung jawab ... 23

B. Kerangka Pikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Definisi Istilah ... 28

(11)

C. Data dan Sumber Data ... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ... 29 E. Teknik Analisis Data ... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35 B. Pembahasan ... 44 BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 50 B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta. Sastra, yang berarti

“pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Teks Sastra

juga tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada ”kesusastraan”

atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra berisi impian, harapan, aspirasi, dan akar kebudayaan. Menurut Ahmad Mustofa, kita dapat mempelajari hal-hal yang tidak kita temukan dalam laporan jurnalistik dengan membaca novel.

Sebagai gambaran perasaan dan realitas sosial, novel juga bisa berperan penting dalam upaya kontruksi pemikiran terhadap pembaca agar keinginan dan kepentingan suatu kelompok dapat tercapai.

Selain memberikan hiburan, novel terimplisit juga memberikan pengalaman berharga bagi pembaca atau mengajak pembaca untuk meresepi lebih sungguh-sungguh mengenai permasalahan yang diangkat dalam sastra tersebut.

Melalui novel, penulis yang merupakan komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan lewat dialog-dialog antar tokoh dalam setiap paragraf.

Persoalan nilai sosial yang terdapat dalam tema utama novel tidak hanya lahir dari pengarang Indonesia, namun juga lahir dari seorang Ihsan Abdul Quddus, sastrawan sekaligus wartawan sebuah surat kabar di Mesir. Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan diterjemahkan dari judul aslinya Wanasitu Anni Imra’ah

1

(13)

oleh Syahid Widi Nugroho. Novel ini menggambarkan gerakan perempuan Mesir melalui tokoh Suad, perempuan aktifis kesetaraan gender. Peran tokoh wanita tersebut dalam novel ini tidak hanya menggambarkan perjuangan melawan dominasi oleh aktivis perempuan Mesir, tetapi bisa dijadikan sebagai representasi perempuan Indonesia.

Dimana pun perempuan ternyata menarik untuk dibicarakan. Perempuan dianggap sebagai sosok yang memiliki dua sisi. Di satu pihak, perempuan adalah keindahan yang dapat membuat laki-laki tergila-gila. Di sisi lain, perempuan dianggap sebagai makhuk lemah yang kemudian dijadikan alasan bagi laki-laki jahat untuk mengeksploitasi keindahannya. Bahkan ada yang beranggapan bahwa perempuan itu hina, manusia yang walaupun cantik, tidak diakui eksistensinya sebagai wanita sewajarnya.

Hal menarik yang perlu diteliti dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan adalah perjuangan tokoh Suad dalam mewujudkan kesetaran gender, perempuan digambarkan seolah ingin mendobrak stereotip di masyarakat mengenai pemikiran bahwa peran mereka seharusnya berada di wilayah domestik.

Perempuan diidentikkan dengan pekerjaan rumah tangga dengan segala sifat kefeminimnya, sedangkan laki-laki berperan diluar rumah sebagai sosok maskulin yang memimpin rumah tangga dan bertanggung jawab atas nafkah keluarga. Di sisi lain, realita yang berkembang di masyarakat mengenai ukuran ideal perempuan tetaplah mereka yang menghabiskan waktunya dalam pengabdian sepenuhnya terhadap keluarga seperti yang digambarkan lewat tokoh ibu dan kakak Suad.

(14)

Representasi kesetaraan gender ini dianalisis menggunakan analisis Sara Mills yang memusatkan perhatian tentang bagaimana posisi aktor ditampilkan dalam teks serta bagaimana penulis dan pembaca ditempatkan dalam teks.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran mengenai relasi gender dalam institusi keluarga maupun sosial masyarakat.

Ruang lingkup sosial dalam novel sangat menarik untuk di kaji. Dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku perempuan merupakan novel yang berisikan tentang kehidupan sosial para tokoh didalamnya.

Nilai Sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai perilaku apa yang dianggap baik dan perilaku apa yang dianggap buruk oleh masyarakat tersebut. Perilaku yang dimaksud berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain.

Nilai sosial juga menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam sebuah lingkungan.

Berbicara tentang nilai sosial, perkembangan zaman saat ini bukan tidak mungkin kita sering menjumpai masyarakat-masyarakat yang lupa akan nilai sosial. Pada novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” ini memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga penulis tertarik untuk mengkaji nilai sosial apa saja yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah nilai sosial apa saja yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai sosial yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini di harapkan dapat menjadie sumber referensi bagi peneliti lain yang mengkaji novel Aku Lupa Bahwa Aku Perermpuan karya Ihsan Abdul Quddus.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya yang membahas mengenai nilai sosial dalam keluarga dan masyarakat.

b. Memberikan gambaran perjuangan kesetaraan gender yang dilakukan oleh seorang perempuan.

c. Penelitian ini dapat memperkaya wawasan sastra dan menambah khasanah penelitian sastra Indonesia.

(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. R. Indah (2014) dengan penelitian berjudul Eksistensi Perempuan dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul

Quddus, tinjauan kritik sastra feminis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan cara menafsirkan analisis teks yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan. Penelitian ini ingin menemukan tokoh-tokoh mana saja

yang setuju adanya feminisme dan tokoh mana yang tidak setuju adanya feminisme. Suad adalah perempuan yang selalu menjadi subjek di antara orang-orang di sekitarnya dan berhasil memperjuangkan ambisinya. Penelitian ini sama-sama menggunakan novel aku lupa bahwa aku perempuan, perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh R.

Indah berfokus pada eksistensi perempuan sedangkan penelitian ini mengkaji nilai sosial yang terdapat pada novel.

b. Wiwik Sri Mulatsih (2015) dengan penelitian berjudul Emosi Tokoh Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus, Penelitian ini dilator belakangi oleh fenomena yang terjadi di

5

(17)

masyarakat, kehidupan perempuan yang berkarir, dengan ambisi dan cita-cita yang tinggi. Dengan keinginan dan harapan yang tinggi, namun tidak semua keinginan dan harapannya tercapai, sehingga memunculkan emosi. Emosi positif yang dialami tokoh utama adalah gembira, cinta, dan bangga/percaya diri. Emosi positif ditunjukkan tokoh Suad menjadi anggota DPR, ketua organisasi pergerakan perempuan Mesir, kehadiran Suad sangat dibutuhkan suaminya, kemampuan mengambil keputusan serta mampu menyelesaikan tugas sebagai dosen dan anggota DPR.

Emosi negatif yang dialami tokoh utama adalah marah, sedih, dan rasa bersalah. Emosi negatif ditunjukkan ketika Suad cemas tatkala anaknya berpacaran, gagal membina rumah tangga, dan merasa kesepian ditinggal anak dan suaminya, serta merasa gagal mendidik anaknya.

Emosi yang diungkapkan melalui tokoh utama membuat novel ini memiliki kekuatan tersendiri untuk menyampaikan sisi lain kehidupan perempuan. Penelitian ini sama-sama menggunakan novel aku lupa bahwa aku perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Sri Mulatsih berfokus pada emosi tokoh, sedangkan penelitian ini meneliti tentang nilai sosial pada novel.

c. Widayati Ulfa (2015) dengan penelitian berjudul Analisis Citra Tokoh Utama Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus, ini berusaha mengungkap masalah citra perempuan yang berupa semua wujud gambaran mental dan tingkah laku yang diekspresikan oleh tokoh utama perempuan yang tidak lagi sesuai

(18)

dengan budaya dan norma yang berlaku pada lingkungannya. Wujud citra perempuan yang tidak lagi sesuai dengan penelitian ini adalah citra diri perempuan dalam aspek fisik, psikis, dan sosial budaya dalam kehidupan perempuan yang melatarbelakangi terbentuknya wujud citra perempuan. Pengkajian masalah ini akan memberikan kesadaran para perempuan dalam pengawasan citranya, perempuan sebagai individu harus memerankan perannya dengan baik sebagai individu, istri, dan perannya di sosial masyarakat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gender dan citra perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Sumber datanya adalah novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus. Wujud data penelitian berupa kalimat-kalimat dan kutipan-kutipan dalam novel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tekstual (pustaka) dan penganalisisnya menggunakan teknik deskriptif (mendeskripsikan kalimat / kutipan yang berkaitan dengan citra perempuan). Berdasarkan hasil peneitian, dapat dilihat bahwa analisis citra dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni 1) Citra diri dalam aspek fisis, yakni perempuan dewasa yang memiliki keinginan untuk maju dan berkembang. Citra diri dalam aspek psikis, yakni perempuan yang cerdas, ambisius, obsesi, tegas, memiliki pemikiran yang modern, egois, konsisten dalam pendidikan dan karier, pandai berkalkulasi, ragu, khawatir, dan membutuhkan rasa cinta. 2) Citra sosial, yakni

(19)

perempuan yang ambisius, obsesi, egois, tidak melaksanakan tugas kerumahtanggaan dengan baik, pandai berkalkulasi, dan seorang netralis dalam menjalin hubungan dengan rekan-rekannya dalam politik dunia yang ia tekuni. Penelitian ini sama-sama menggunakan novel aku lupa bahwa aku perempuan. Widyawati Ulfa menganalisis citra tokoh utama sedangkan penelitian ini menganalisis nilai sosial yang terdapat pada novel.

Berdasarkan hasil penelitian relevan di atas, dapat kita lihat persamaan dan perbedaanya yaitu sama-sama menganalisis novel yang sama tetapi dengan penelitian yang berbeda. Penelitian yang saya lakukan yaitu nilai sosial yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

2. Sastra

a. Pengertian Sastra

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga keperasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa.

Mengapa bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara bersamaan? Karena terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menggugah pembacanya.

(20)

Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat mencerminkan kenyataan. Seperti pendapat Saryono (2009:

18) bahwa sastra mempunyai kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang non empiris- supernatural.

Menurut beberapa ahli tentang pengertian sastra yaitu:

1) Esten ( 1998: 9) berpendapat bahwa sastra adalah pengungkapan dari fakta artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.

2) Eagleton (2010: 4) sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputar balikkan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.

3) Semi (1988: 8) suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium.

4) Sudjiman (1990: 68) sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya.

(21)

5) Menurut Badrun (1983: 16), Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan symbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif.

a. Jenis-jenis Sastra a) Puisi

Menurut Rimang (2012:31), puisi merupakan sebuah olahan pikiran seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada orang lain untuk di beri makna sangat manjur. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang di padatkan, dipersingkat, dan di beri irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

Menurut Badrun (1983:56) puisi terdiri dari 4 macam yaitu :

1) Puisi lama yaitu mantra, bidal, pantun, taliban, gurindam, karmina, teka-teki, syair, masnawi, rubai, nazam, dan gazal.

2) Puisi baru meliputi sonata, distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septima, stanza, atau octaaf.

3) Puisi bebas, dan 4) Puisi kontemporer.

b) Prosa

Bentuk dari prosa sendiri memiliki dua macam, yaitu roman dan novel. Roman adalah cerita yang mengisahkan seorang tokoh secara keseluruhan dari lahir sampai akhir hayatnya, sedangkan novel hanya mengisahkan sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibnya.

(22)

Prosa dapat dikategorikan berdasarkan dua jenis, yaitu menurut bentuknya. Berdasarkan bentuknya, prosa dibedakan menjadi dua yaitu Prosa Lama dan Prosa Baru. Berikut jenis-jenis prosa berdasarkan bentuknya:

1) Prosa Lama

Prosa lama merupakan karya prosa lama yang berkembang dan hidup dalam masyarakat Indonesia terdahulu, yaitu masyarakat tradisional. Di Nusantara, prosa lama ini awalnya muncul sebagai salah satu sastra lisan. Prosa lama also sering diistilahkan dengan folklore atau cerita rakyat, yaitu cerita di kehidupan rakyat yang telah diwariskan dari generasi – generasi sebelumnya Beroperasi lisan. Jenis – jenis prosa lama yaitu:

a) Dongeng, yaitu cerita dari hasil khayalan atau petunjuk pengarang yang belum pernah terjadi sebelumnya.

b) Hikayat, yaitu cerita, baik sejarah ataupun cerita roman fiktif yang bertujuan untuk pelipur lara, membangkitkan semangat juang, atau pun sekedar meramaikan pesta.

c) Kisah, yaitu karya sastra lama berisi cerita mengenai perjalanan atau pelayaran dari suatu tempat ke tempat lainnya.

d) Sejarah/Tambo, yaitu kisah yang berkitan dengan peristiwa dan tokoh sejarah.

(23)

2) Prosa Baru

Prosa merupakan karya prosa yang berkembang setelah mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan asing. Beberapa jenis prosa baru, yaitu:

a. Cerita pendek / Cerpen

Cerita pendek yang biasa disingkat cerpen, dapat diartikan sebagai cerita yang berbentuk prosa pendek. Ukuran pendek yang bersifat relatif. Para sastrawan berpendapat bahwa parameter pendek dalam cerpen yaitu ketika karangan tersebut selesai dibaca dalam satu kali duduk, tidak lebih dari satu jam.

Ada juga sastrawan yang berpendapat bahwa ukuran pendek ini didasarkan pada keterbatasan – tidak pengembangnya.

Seperti garis besar, setting, alur, dll. Cerpen mempunyai efek tunggal dan tidak kompleks. Cerpen menceritakan sedikit pengalaman yang paling menarik dalam kehidupan tokoh / pelaku utama.

b. Novelet

Novelet merupakan jenis prosa modern yang kuantitas kuantitas ceritanya lebih panjang dari cerpen, namun lebih pendek dari novel. Jadi, panjangnya di antara novel dan cerpen. Jumlah halaman novelet sekitar 60 sd 100 halaman.

Unsur-unsur novel yang lebih luas dari cerpen seperti tokoh, alur, latar, dan unsur- unsur yang lain.

(24)

c. Novel

Kata “novel” merupakan kata sarapan dari bahasa Italia,

“novella”, yang artinya barang baru berukuran kecil. Pada mulanya, ditinjau dari segi panjang cerita, novella sama dengan cerita pendek dan novelet. Setelah Italia, novel kemudian berkembang di amerika dan inggris. Novel pada wilayah ini mulanya berkembang dari cerita berbentuk naratif non-fiksi, seperti biografi, surat, dan sejarah. Tetapi berkembangnya masyarakat dan waktu, novel tidak mengikuti hanya berupa data –data nonfiksi, pengarang dapat mengubah cerita dalam novel sesuai dengan keinginan dan kreaktifitas yang dikehendakinya.

d. Roman

Roman merupakan jenis prosa yang lebih dahulu ada sebelum novel. Romawi berasal dari jenis sastra romansa dan epik abad pertengahan. Jenis sastra ini berkisah tentang hal-hal yang bersifat romantis, penuh angan-angan, biasanya cerita roman memiliki tema percintaan dan kepahlawanan. Istilah roman dalam sastra Bahasa Indonesia mengacu pada cerita- cerita yang ditulis dalam bentuk bahasa roman (bahasa rakyat pada abad pertengahan) yang masuk pada sastra Indonesia melalui kesusastraan Belanda.

(25)

Tokoh kehidupan Roman atau pelakunya lebih lengkap dan detail. Biasanya diuraikan mulai dari awal hingga akhir (dari kecil hingga meninggal) dengan segala suka duka kehidupannya.

e. Riwayat

Riwayat lebih umum dikenal dengan biografi, yaitu karya prosa yang merupakan kisah nyata dari seluruh kisah / pengalaman hidup seseorang tokoh dari kecil hingga meninggalnya.

f. Kritik

Suatu pernyataan atau opini yang objektif untuk memberikan layanan tentang baik buruknya sebuah hasil karya.

g. Resensi

Karya prosa yang menguraikan sebuah pesanan tentang suatu karya dari banyak segi, sehingga sebuah karya tersebut patut atau tidaknya untuk dinikmati.

c) Drama

Drama adalah jenis sastra dalam bentuk puisi atau prosa yang bertujuan menggambarkan kehidupan lewat kelakuan dan dialog (cakapan) para tokoh. Lazimnya di rancang untuk pementasan panggung. Dalam buku Sumardjo drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra

(26)

sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama buanlah untuk di baca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah tadi telah di pentaskan. Tetapi bagaimanapun naskah, naskah tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.

d) Novel

Novel merupakan salah satu genre sastra di samping cerita pendek, puisi dan drama. Novel adalah cerita atau rekaan (fiction), disebut juga teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Fiksi berarti cerita rekaan (khayalan), yang merupakan cerita naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981: 61), atau tidak terjadi sungguh-sungguh dalam dunia nyata. Pristiwa, tokoh, dan tempat yang ada dalam fiksi adalah peristiwa, tokoh, dan tempat yang imajinatif.

Melalui novel, pengarang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan setelah menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.

Istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Nurgiyantoro, 2002:9). Menurut Ismiati (2013:71) menyatakan bahwa novel adalah suatu cerita prosa fiktif yang ditulis dan

(27)

memiliki panjang tertentu yang melukiskan tokoh, gerak, serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau.

Wicaksono(2014:82) mengemukakan bahwa fungsi novel antara lain sebagai berikut.

Pertama, fungsi rekreatif, yaitu novel dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi membaca.

Kedua, fungsi didaktif, yaitu novel mampu mengarahkan atau mendidik pembaca karena di dalamnya terdapat nilai-nilai kebenaran dan kebenaran.

Ketiga fungsi estetis, artinya novel memiliki nilai keindahan kepada pembaca.

Keempat, fungsi moralitas, artinya novel mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca sehingga mengetahui moral yang baik atau buruk.

Kelima, fungsi religius, artinya di dalam novel mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para pembaca sastra. Fungsi novel yang telahdiuraikan di atas adalah salah salah satu bentuk umum saja.Abrams(dalam Nurgiyantoro, 2009:11) menyatakan bahwa novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel itu.

(28)

Menurut Wicaksono (2014:85) ciri-ciri novel, antara lain menceritakan sebagian kehidupan yang luar biasa, adanya konflik hingga terjadinya perubahan nasib, terdapat beberapa alur atau jalan cerita, terdapat beberapa kejadian yang mempengaruhi cerita, pelukisan tokoh, dan penokohan secara mendalam. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.

a. Perwatakan tokoh digambarkan secara mendetail dan memiliki alur yang sangat rumit serta latar yang lebih luas dan waktu yang lebih panjang dan lama sehingga unsur-unsur cerita dalam novel lebih kompleks. Pada hakikatnya tema itu merupakan suatu ide pokok.

b. Menurut Nurgiyantoro (2002:68) tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis menyangkut persamaan maupun perbedaan.

Sebuah tema disaring dari motof-motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Ketiga hal atau unsur-unsur intrinsik yang lain, nantinya akan mendukung hadirnya sebuah tema di dalam cerita. Tema menjadi dasar pengembangan sebuah cerita, maka dari itu tema menjiwai seluruh cerita sehingga dapat dikatakan bahwa tema mempunyai generalisasi yang umum, luas, dan abstrak. Karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya menafsirkan suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Dari sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu

(29)

ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang itulah yang disebut amanat (Sudjiman, 1988:57).

c. Amanat adalah jalan keluar dari sebuah permasalahan di dalam cerita. Sejalan dengan itu, Wicaksono (2014:254) menyatakan bahwa amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui tulisan-tulisannya, agar pembaca bisa menarik kesimpulan dari sesuatu yang telah dibacanya.

d. Latar di dalam sebuah karya sastra merupakan tempat peristiwa sebuah cerita itu berlangsung. Latar dapat diartikan sebagai waktu dan tempat berlangsungnya suatu peristiwa karena latar itu sekaligus merupakan lingkungan yang dapat berfungsi sebagai metonomia atau metafora untuk mengekspresikan para tokoh. Menurut Wicaksono (2014:209) latar adalah bagian cerita atau landasan tumpu yang menunjukkan waktu dan tempat terjadinya peristiwa serta lingkungan sosial untuk menghidupkan peritiwa di dalam sebuah cerita fiksi.

e. Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh yang dijadikan pelaku dalam karya sastra hendaknya tokoh yang hidup. Maksudnya, tokoh hidup adalah tokoh yang berpribadi, berwatak dan memiliki sifat tertentu. Tokoh dalam cerita fiksi terdiri dari beberapa macam, yaitu Tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan berkembang, dan tokoh tipikal dan tokoh netral.

(30)

f. Penokohan di dalam karya sastra adalah cara seorang pengarang untuk menampilkan para pelaku melalui sifat, sikap dan tingkah lakunya.

Menurut cara pengungkapannya, penokohan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu teknik ekspositori (langsung), teknik dramatis (tidak langsung) dan teknik campuran (Nurgiyantoro, 2002:194).Dalam teknik ekspositori, pengarang mengisahkan secara langsung sifat-sifat, tabiat, latar belakang, pikiran dan perasaan tokoh. Berbeda dengan teknik ekspositori, teknik dramati diungkapkan melalui berbagai cara, antara lain melalui pengungkapan lingkungan hidup tokoh, dialog yang satu dengan yang lain, perbuatan tokoh dan lain-lain. Ketiga adalah teknik campuran, teknik campuran adalah pelukisan tokoh yang menggunakan kedua teknik sebelumnya. Misalnya penokohan dalam novel Laskar Pelangi, lebih dominan menggunakan teknik dramatis, yaitu pengarang mengisahkan perilaku, sifat, watak, dan sikapnya melalui perkataan dan perbuatanya di dalam cerita.

g. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam pengisahan cerita karta sastra. Menurut Wicaksono (2014:234) sudut pandang disebut juga point of view, diartikan sebagai teknik yang digunakan pengarang untuk berperan di dalam cerita. Sudut pandang adalah cara seseorang memandang peristiwa yang ada dalam suatu cerita.Sudut pandang dalam sebuah cerita terdiri atas beberapa bagian. Pertama, sudut pandang orang pertama. Biasanya sudut pandang ini menggunakan kata ganti “aku” dalam ceritanya. Sudut pandang orang ketiga. Biasanya sudut pandang ini

(31)

menggunakan kata ganti ”dia” dalam ceritanya. Ketiga, sudut pandang orang ketida dan yang terakhir adalah sudut pandang campuran (Wicaksono, 2014:233-253).

h. Alur atau plot sebuah cerita adalah struktur naratif sebuah novel Menurut Nurgiyantoro (2002:113) menyatakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun kejadian tersebut hanya dihubungkan secara sebab akibat. Ada beberapa jenis alur, yaitu alur maju dan alur mundur (Rokhmansyah 2014:37). Alur maju adalah alur yang terdapat sebuah cerita yang peristiwanya susul menyusul secara temporal, biasanya alur ini merangkak dari pendahuluan sampai penyelesaian. Alur mundur adalah alur yang adalah alur yang dimulai dari tahap akhir kemudian baru menceritakan awal mula kejadian cerita. Alur biasanya memiliki tiga bagian penting, yaitu peristiwa, konflik, dan klimaks.

e) Sosiologi Sastra

Semua fakta sastra menyiratkan adanya penulis, buku, dan pembaca atau secara umum dapat dikatakan pencipta, karya dan publik.

Setiap fakta sastra merupakan bagian suatu sirkuit (Escarpit, 2005: 3).

Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji segala aspek kehidupan sosial manusia (Kasnadi&Sutejo, 2010: 56).

Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang memperhitungkan nilai penting berhubungan antara sastra dan masyarakat.

Sastra dan masyarakat dikatakan mempunyai suatu hubungan, hal tersebut berdasarkan pada: (1). Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk

(32)

dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan orang banyak, (2). Pengarang merupakan anggota suatu masyarakat yang terikat oleh status sosial tertentu, (3). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah bahasa yang ada dalam suatu masyarakat, jadi bahasa itu merupakan ciptaan sosial, (4). Karya sastra mengungkapkan hal-hal yang dipikirkan oleh pengarang dan pikiran-pikiran itu pantulan hubungan seseorang sebagai pengarang dengan orang lain atau masyarakat (dalam Yudiono KS, 2000:

3).

Pendekatan sosiologi sastra ada tiga komponen pokok menurut pendapat Waren dan Wellek (1990):

a. Sosiologi pengarang, yang mempermasalahkan status sosial, ideology sosial, jenis kelamin pengarang, umur, profesi, agama atau keyakinan pengarang, dll yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra.

b. Sosiologi karya sastra, yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, yaitu karya sastra dan tujuan karya sastra dan hal-hal yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

c. Sosiologi pembaca, mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap masyarakatnya. (dalam Kasnadi & Sutejo, 2010:

59).

Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang bergerak dan melihat faktor sosial yang menghasilkan karya sastra pada suatu masa tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor sosial sebagai mayornya dan sastra sebagai minornya. Pengertian lain mengatakan bahwa sosiologi

(33)

sastra bergerak dari faktor-faktor sosial yang terdapat di dalam karya sastra dan selanjutnya dipakai untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks sastra. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi sastra merupakan suatu disiplin yang memandang teks sastra sebagai pencerminan dari realitas sosial (Sangidu,2004: 27-28).

4. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan kadar relasi positif antara suatu hal terhadap seseorang atau suatu hal yang bernilai yang berguna bagi seseorang yang berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada suatu hal.

Wicaksono (2014:254) menyatakan bahwa ada persamaan antara ilmu dan pengetahuan tentang nilai. Persamaan tersebut adalah nilai merupakan sesuatu yang dipandang berharga oleh manusia atau sekelompok manusia.

Sama halnya dengan ilmu, ilmu juga dianggap berharga oleh manusia dan patut untuk dimiliki. Nilai juga merupakan gejala ideal dan abstrak sehingga menjadi semacam kepercayaan. Hal itu menjelaskan bahwa suatu nilai tidaklah konkret, tidak dapat dilihat, tidak dapat dinikmati dengan indra manusia. Nilai hanya dapat dihayati, diyakini, dan dapat menjelma dalam bentuk ucapan, tindakan, dan perbuatan manuasia.

Nilai sosial adalah suatu nilai yang menyangkut tentang perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2008 dinyatakan bahwa nilai sosial adalah suatu yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, seperti tolong menolong, dermawan, tanggung jawab dan sebagainya.

(34)

Sejalan dengan itu, Abdulsyani (2002:51) menyatakan bahwa nilai sosial adalah patokan standar perilaku sosial yang melambangkan baik, buruk, benar, salahnya seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, dapat dikatan bahwa, nilai sosial tidak hanya terdiri dari sikap positif saja tetapi juga ada yang negatif.

Interaksi sosial yang dilakukan manusia adalah suatu nilai sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Budiningsih (2004:56) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang salah satunya dapat mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya. Proses tersebut dalam bentuknya sangatlah sederhana, namun kompleks. Karena di dasari oleh beberapa faktor yaitu imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

Nilai sosial biasanya dapat diukur berdasarkan kesadaran terhadap apa yang pernah dialami seseorang, terutama pada waktu merasakan kejadian baik atau buruk, benar atau salah, baik menurut dirinya sendiri maupun anggota masyarakat. Jadi, dapat dikatakan bahwa nilai sosial itu adalah suatu nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh seseorang maupun masyarakat dalam bertindak di kehidupan sosial yang di jalaninya.

5. Tanggung Jawab

Widagdho (1999) mengatakan bahwa Tanggung jawab adalah kesadaran manusia atas tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti perbuatan sebagai wujud dari kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab erat

(35)

kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.

Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2008) adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Artinya jika ada sesuatu hal boleh dituntut, dipermasalahkan diperkarakan dan sebagainya.

Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya, jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya.

Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak. Berikut ini penjelasan mengenai tanggung jawab terhadap tuhan, tanggung jawab sosial terhadap sesame manusia dan tanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai berikut:

a. Tanggung jawab terhadap tuhan

Manusia diciptakan oleh Tuhan bukan semata-mata tanpa sebuah tujuan.

Tujuan yang dimaksud adalah semua makhluk seperti hewan, tumbuhan, manusia, setan, dan semua ciptaan-Nya diwajibkan untuk menyembah kepada Tuhan. Beberapa ciptaan Tuhan yang merupakan makhluk sempurna adalah manusia. Manusia memiliki akal untuk berfikir serta melakukan sebuah tindakan. Oleh sebab itu, sebagai mahkluk ciptaan yang paling sempurna

(36)

manusia dituntut untuk berbuat kebaikan didunia agar nanti dapat dipertanggung jawabkan diakhirat. Semua kebaikan dan keburukan yang telah manusia perbuat, menjadi panutan kita ketika diakhirat nanti. Setiap kebaikan yang dilakukan manusia mendapat imbalan seperti pahala dan jika berbuat keburukan maka akan mendapatkan hukuman seperti dosa.

b. Tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia

Tanggung jawab kepada sesama dipahami sebagai hubungan yang terjalin ketika manusia hidup didunia. Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup didunia dengan melakukan interaksi disetiap harinya tanpa terkecuali interaksinya dalam keluarga, lingkungan masyarakat, dan dengan rekan dalam pekerjaan. Tanggung jawab sebagai sesama manusia merupakan kewajiban bersama tanpa memandang perbedaan ras, suku, budaya, dan agama.

c. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan hal yang mendasar untuk kita pahami. Setiap manusia memiliki hak pribadi masing-masing, terutama berkaitan dengan menentukan jalan untuk masa depannya. Tanggung jawab yang dilakukan oleh setiap individu membangun kualitas baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu sikap yang memberikan kualitas baik pada diri kita adalah dengan bertanggung jawab dengan menolong sesama, memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Jika tidak mampu untuk membantu orang lain maka, setidaknya manusia harus mampu memberikan hal yang

(37)

bermanfaat bagi orang lain. Sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri dipahami sebagai sebuah sikap yang membuat manusia hidup mandiri tanpa bergantung kepada orang lain.

B. Kerangka Pikir

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Sastra terbagi atas tiga; 1.)Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus dengan kata lain puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. 2.)Prosa merupakan bentuk seni sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama, diksi, rima, kemerduan bunyi atau kaidah serta pedoman kesusastraan lainnya. 3.)Drama adalah jenis sastra dalam bentuk puisi atau prosa yang bertujuan menggambarkan kehidupan lewat kelakuan dan dialog (cakapan) para tokoh.

Faktor penelitian ini terletak pada prosa. Prosa terbagi atas dua jenis yaitu prosa lama dan prosa baru, pada prosa baru terbagi atas lima yaitu cerpen, novel, roman, riwayat, novellet. Dari kelima bagian yang telah disebutkan, peneliti memilih novel dengan judul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan dengan mengkaji aspek-aspek mengenai nilai sosial sastra dengan mengacu pada teori sosiologi sastra.

(38)

Bagan Kerangka Pikir

SASTRA

PUISI PROSA DRAMA

NILAI SOSIAL AKU LUPA BAHWA

AKU PEREMPUAN

TEMUAN ANALISIS NOVEL

SOSIOLOGI SASTRA

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat kualitatif. Data dalam penelitian dengan jelas penelitian yang bersifat kualitatif diuraikan dengan menggunakan kata-kata.

Penelitian ini mendeskripsikan nilai moral pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

B. Definisi Istilah

Definisi istilah ini digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang dimaksudkan dalam penelitian ini menjadi jelas.

1. Karya sastra adalah suatu karya yang hasil pemikiran manusia itu sendiri melalui ungkapan secara komunikatif yang mengandung maksud dan tujuan estetika atau keindahan.

2. Prosa fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan dari hasil imajinasi pengarang yang belum pasti kebenarannya atau tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta.

3. Novel adalah karangan panjang yang berisi tentang kisah hidup seseorang yang menonjolkan watak dan sikap setiap tokoh dalam cerita tersebut.

(40)

4. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku serta cara bertutur kata seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berkaitan dengan baik buruknya tingkah laku seseorang.

5. Tanggung jawab yang dilakukan oleh setiap individu membangun kualitas baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu sikap yang memberikan kualitas baik pada diri kita adalah dengan bertanggung jawab dengan menolong sesama, memberikan bantuan bagi yang membutuhkan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian adalah data tertulis berupa teks novel yang berhubungan dengan nilai sosial yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

Sumber data dalam pengkajian adalah novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Alvabet cetakan pertama tahun 2012 dan terdiri dari 228 halaman.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik baca

Teknik ini di lakukan mengumpulkan data dari sumber data primer berupa satuan linguistic pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan yang menunjukkan nilai-nilai sosial .

2. Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari pengguna bahasa secara tertulis. Teknik catat yaitu cara yang dilakukan peneliti untuk mencatat data-data yang ada

(41)

hubungannya dengan masalah peneliti, kemudian diseleksi, diatur, dan diklasifikasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data melibatkan pengerjaan pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola-pola, pengungkapan hal-hal yang penting dan penentuan apa yang dilaporkan.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yang dimaksud meliputi reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan verifikasi data (Conclusion Drawing/Verification). Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola dari data yang terkumpul banyak, kompleks dan rumit.

Kemudian display data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan lain sebagainya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

(42)

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (dalam Sugiyono, 2010: 246-252).

Pada penelitian ini, tahapan analisis data tersebut disesuaikan dengan teori Pierre Bourdieu sebagai berikut:

1. Reduksi data

Kegiatan ini dilakukan untuk memilah dan mengelompokkan data pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan. Kemudian data yang terkumpul dari novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan diklasifikasikan sesuai kategori, yaitu menganalisis nilai sosial berupa moral dan tanggung jawab. Selanjutnya, data tersebut terus-menerus dicek kesesuaiannya setiap melakukan pembacaan ulang novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan sampai data tersebut benar-benar jenuh data di reduksi.

2. Display data

Merupakan tahap selanjutnya setelah data yang terkumpul dari novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan direduksi. Tahapan display data pada penelitian ini meliputi membaca novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan secara berulang-ulang, analisis data dengan menganalisis nilai sosial yang terdapat pada novel. Aktivitas tersebut tidak dilakukan sekali, tetapi secara terus-menerus hingga menemukan pola dan jawaban yang sesuai.

(43)

3. Penarikan kesimpulan

Langkah akhir dari penelitian ini adalah penarikan simpulan sementara, meliputi diskripsi singkat mengenai hasil analisis terhadap novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan yang berhubungan dengan kajian sosial.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” dengan meninjau nilai sosial. Diperoleh lima bentuk nilai sosial yakni tanggung jawab, gotong royong, musyawarah, tolong menolong dan kasih sayang. Berikut pemaparan data nilai sosial dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan.

N o

Bentuk Nilai Sosial

Kutipan dalam Novel

“Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” Jumlah 1 Tanggung Jawab 1 “Dia bertanggung jawab atas kesehatan

ayah dan ibu. Juga Faizah dan Aku sendiri sebenarnya selama ini punya keluhan pada pencernaanku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 154)

2 “Faizah ibarat adik kecilku dan ibuku bertanggung jawab atas kam berdua.

Kenyataan memang Faizah lebih dekat kepada ibuku dibandingkan denganku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 102)

3 “biarkanlah mereka membangun

perilaku-perilaku yang

bertanggungjawab dan

mempertanggungjawabkan perilaku mereka. Kampus bukanlah wilayah militer”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 83)

4 “ aku bertanggungjawab sepenuhnya atas kerapian dan kebersihan kamarku, tetapi bukan sampai batas menjadikannya kamar pribadi yang eksklusif dengan dekorasi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 7)

5 “dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri. Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 204)

5

33

(45)

2 Gotong Royong 1. “dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja untuk melakukan pekerjaan rumah”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 91)

2. “yang menarik akan mempermudah mendapatkan bantuan dan saling bekerjasama yang baik”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 187)

3. “berbagai pihak yang kemungkinan bisa menghubungkan aku untuk bisa melakukan kerjasama pembangunan rumah sakit atau klinik di daerah basis pendukungku”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 185)

4. “kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama. Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 69)

4

3 Musyawarah 1. “Diskusi kami berlangsung hingga seminar selesai. Kami sangat puas dengan pengetahuan yang kami dapat.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 114)

2. “dalam setiap diskusi, dia membuatku senang. Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 22)

3. “aku terlibat dalam musyawarah itu dan ikut berbicara panjang lebar tentang hakim, sistem, undang-undang, dan revolusi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 222)

4. “malam itu kami habiskan dengan musyawarah tentang ideologi. Aku selalu mendambakannya. Aku menginginkannya, yang meringankan beban pikiranku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 246)

5. “tiba-tiba aku sadar dan kudapati dia lebih banyak diam meski sebenarnya dia selalu berusaha menunjukan eksistensinya dengan ikut terlibat alam musyawarah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 223)

6. “perundingan dengan inggris, kontak senjata, kudeta, revolusi partai-partai

7

(46)

politik dan banyak lagi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 111)

7. “sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

4 Tolong Menolong 1. “husain adalah pemuda yang selalu membantu Ummu Zakiyah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kami.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 52)

1

5 Kasih Sayang 1. “aku juga tidak sedang kehilangan cerita dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

2. “aku juga masih memiliki sisi keibuan atas Faizah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

3. “hubungan itulah yang membentangkan sayap kasih sayang dan perlindungan seorang ibu atas anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 202)

4. “dia memelukku dan memberiku ciuman panjang. Dia memberikan dirinya sepenuhnya malam itu sebagai hadiah penolakanku untuk menghadiri undangan itu.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

5. “aku tersenyum lebar, aku teriangat saat kamu mengajakku menikah. Kamu lupa?

Dia tersenyum simpul”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 216)

6. “mereka bergemuruh, tetapi setiap mata menangkap orasiku sebagai kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 86)

6

A. Hasil Penelitian

Setiap karya sastra yang baik selalu mengungkap nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat. Kedudukan novel sesungguhnya merupakan

(47)

hal yang sangat penting dan perlu diapresiasi. Novel sebagai bagian sastra seharusnya diapresiasi masyarakat untuk memperluas budi dan memperkaya spitural juga sebagai hiburan. Kedudukan novel bagi suatu masyarakat memang sangat penting karena novel mampu mengutarakan pikiran seseorang dimana mereka dapat mengambil pelajaran dan dapat membentuk suatu sikap tertentu melalui pesan yang terkandung dalam novel tersebut.

Pemaparan pada bab ini akan diuraikan secara lengkap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah pada bab sebelumnya yaitu nilai sosial apa saja yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus. Adapun hasil yang dimaksudkan sebagai berikut.

1 Tanggung jawab

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat sosok tokoh-tokoh yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri sebagai suami, anak, maupun seorang pekerja. Berikut-kutipan tokoh yang bertanggung jawab.

“Dia bertanggung jawab atas kesehatan ayah dan ibu. Juga Faizah dan Aku sendiri sebenarnya selama ini punya keluhan pada pencernaanku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 154)

“Faizah ibarat adik kecilku dan ibuku bertanggung jawab atas kam berdua. Kenyataan memang Faizah lebih dekat kepada ibuku dibandingkan denganku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 102)

“biarkanlah mereka membangun perilaku-perilaku

yang bertanggungjawab dan

mempertanggungjawabkan perilaku mereka.

Kampus bukanlah wilayah militer”

(48)

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 83)

“ aku bertanggungjawab sepenuhnya atas kerapian dan kebersihan kamarku, tetapi bukan sampai batas menjadikannya kamar pribadi yang eksklusif dengan dekorasi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 7)

“dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri.

Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 204)

Melalui kutipan-kutipan di atas dapat dilihat secara tegas pengarang ingin manampakkan atau memberikan nilai sosial bertanggung jawab atau tanggung jawab dalam novel tersebut. Hal ini tergambar jelas melalui kutipan yang berisikan kata-kata tanggung jawab ataupun bertanggung jawab. Tergambar dalam kutipan “dia menimpali itu memang bukan dosa melainkan tanggung jawab. Tanggung jawab suami dan istri. Aku terhormat dengan menjadi suami dokter Suad” dalam kutipan tersebut pengarah mengenalkan sosok tokoh suami dan istri yang memili tanggung jawab.

Disamping itu, jika kita lihat kehidupan saat ini tanggung jawab dalam kehidupan keluarga suami dan istri berbeda-beda. Namun jika dilihat seorang suami yang menjalankan tanggung jawabnya sebagai suami menghidupi keluarganya yang paling utama serta tanggung jawab seorang istri untuk melayani sang suami. Perihal tentang anak memang merupakan tanggung jawab suami dan istri. Kehidupan saat ini tak banyak juga yang masih mangkir dari tanggung jawabnya sebagai suami, istri ataupun orang tua. Maka dari itu, dengan adanya penggambaran nilai sosial tanggung

(49)

jawab dalam novel ini pengarang mengharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang kehidupan keluarga suami dan istri ataupu orang tua tentang tanggung jawab masing-masing.

2 Gotong Royong

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat nilai sosial yakni gotong royong ataupun saling bekerja sama untuk menyelesaikan sesuatu hal bersama-sama. Berikut kutipan-kutipan nilai sosial gotong royong.

“dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja untuk melakukan pekerjaan rumah”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 91)

“yang menarik akan mempermudah mendapatkan bantuan dan saling bekerjasama yang baik”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 187)

“berbagai pihak yang kemungkinan bisa menghubungkan aku untuk bisa melakukan kerjasama pembangunan rumah sakit atau klinik di daerah basis pendukungku”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 185)

“kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama. Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 69)

Melalui kutipan-kutipan di atas dapat dilihat secara tegas pengarah memperlihatkan nilai sosial yakni gotong royong atau saling bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pengarang memperlihatkannya dalam kutipan “dalam rumah tangga yang baik suami atau istri sama-sama bekerja

(50)

untuk melakukan pekerjaan rumah” dalam kutipan tersebut terlihat jelas dalam kehidupan rumah tangga saja kita harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah permasalah misalnya pekerjaan rumah. Dapat dijadikan pembelajaran yang menarik dalam kehidupan rumah tangga.

Kehidupan saat ini, ketika melakukan pekerjaan rumah bersama-sama kita akan merasakan pekerjaan itu akan lebih mudah dibandingkan dikerjakan sendirian. Jika dilihat disekitar kita, sudah banyak keluarga- keluarga yang saling bekerja sama untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar pekerjaan lebih cepat selesai atau lebih mudah untuk dikerjakan.

Selain itu, dalam kutipan “kami berangkat bersama-sama ke lokasi dan melakukan segala hal yang telah kami rencanakan bersama-sama.

Semua berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan” pada kutipan tersebut juga terlihat jelas pengarang memberikan pelajaran nilai sosial gotong royong atau berkerja sama. Terlihat pada kutipan tersebut perkejaan yang mereka kerjakan sesuai dengan yang direncanakan karena mereka melakukannya bersama-sama. Maka dari itu, pengarang menanamkan nilai sosial gotong royong dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan”

karena pengarang ingin setiap yang membaca novel tersebut dapat mengambil pelajaran jiwa sosial saling gotong royong dalam kehidupan saat ini.

(51)

3 Musyawarah

Pada novel yang berjudul Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan terdapat nilai sosial yakni musyawarah. Terdapat beberapa kutipan yang memperlihatkan nilai sosial musyawarah. Berikut kutipan-kutipan nilai sosial musyawarah.

“Diskusi kami berlangsung hingga seminar selesai.

Kami sangat puas dengan pengetahuan yang kami dapat.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 114)

“dalam setiap diskusi, dia membuatku senang.

Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 22)

“aku terlibat dalam musyawarah itu dan ikut berbicara panjang lebar tentang hakim, sistem, undang-undang, dan revolusi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 222)

“malam itu kami habiskan dengan musyawarah tentang ideologi. Aku selalu mendambakannya. Aku menginginkannya, yang meringankan beban pikiranku.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 246)

“tiba-tiba aku sadar dan kudapati dia lebih banyak diam meski sebenarnya dia selalu berusaha menunjukan eksistensinya dengan ikut terlibat alam musyawarah.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 223)

“perundingan dengan inggris, kontak senjata, kudeta, revolusi partai-partai politik dan banyak lagi.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 111)

“sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi

(52)

politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 203)

Melalui kutipan-kutipan di atas, jika dilihat pengarang cukup banyak menampilkan kutipan-kutipan yang bernilai musyawarah. Pengarang menegaskan nilai sosial musyawarah melalui kutipan-kutipan dalam novel.

Dapat dilihat pada kutipan “sampai saat itu diadakan pertemuan istimewa yang dihadiri oleh orang-orang penting, pejabat pemerintah dan tokoh terpandang. Kami akan membicarakan hal-hal penting menyangkut situasi politik terkini, termasuk perihal maraknya penangkapan dan penahanan.”

Pada kutipan tersebut terdapat kalimat “diadakan pertemuan istimewa”, kalimat tersebut perlu digaris bawahi yang berarti musyawarh untuk membicarakan hal-hal penting. Kutipan itu menjelaskan melalukan sebuah pertemuan untuk membicarakan hal-hal penting menyangkut politik, penangkapan serta penahanan. Pengarang secara jelas ingin memperlihatkan sebuah nilai sosial yang paling penting dalam kehidupan yakni saling bermuswarah dengan mengadakan pertemuan, saling diskusi ataupun mengobrol untuk membicarakan hal-hal yang menjadi permasalahan agar ketika mengambil sebuah keputusan dapat diputuskan bersama-sama.

Disamping itu, jika kita lihat saat ini kehidupan bermasyarakat sudah mengedepankan nilai sosial bermusyawarah dalam menentukan sebuah keputusan. Terutama dalam mengambil keputusan berkelompok atau dalam ruang lingkup organisasi diperlukan musyawarah untuk menentukan keputusan misalnya memutuskan pemilihan ketua organisasi, sekretaris dan

(53)

lainnya. Bukan hanya dalam kehidpuan organisasi saja yang memerlukan musyawarah sebelum mengambil keputusan. Namun, dalam kehidupan keluarga pun juga memerlukan musyawarah untuk mengambil kepetusan misalnya dalam kutipan “dalam setiap diskusi, dia membuatku senang.

Setiap kali pergi dariku dia meninggalkan kenyamanan dan tawa” jika dilihat dalam kutipan tersebut jika kita berdiskusi atau bermusyawarah kita akan merasa senang ataupun bisa saja tertawa sambil berdiskusi. Maka dari itu, pengarang menegaskan nilai sosial bermusyawarah dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” agar setiap pembaca mampu menerapkan kehidupan sosial yang lebih baik dan lebih rukun serta nyaman tentram jika kita saling bermusyawarah.

4 Tolong Menolong

“husain adalah pemuda yang selalu membantu Ummu Zakiyah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kami.”

(Aku Lupa Bahwa aku Perempuan, 2020 : 52)

Melalui kutipan di atas dapat dilihat pengarang ingin menyampaikan nilai sosial yang merujuk pada tolong menolong. Dalam kutipan tersebut perlu kita garis bawahi kata “Membantu”, dari kata tersebut sudah sangat jelas tokoh yang bernama husain ini suka menolong Ummu Zakiyah dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya. Nilai tolong menolong perlu kita junjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Mengapa demikian, karena kita hidup didunia tidak sendirian kita memerlukan bantuan orang lain untuk menjalankan kehidupan baik dari segi berkomunikasi, berinteraksi, dan

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada masyarakat menggunakan teknik sistematic random sampling berdasarkan

Dalam kajian keputrian metode tanya jawab digunakan pemateri untuk mengetahui bagaimana apresiasi siswa dalam mengikuti kajian keputrian. Metode ini juga digunakan untuk

Penelitian ini tentunya akan sangat dirasakan manfaatnya oleh peneliti, manfaat tersebut diantaranya terjawabnya permasalahan yang ditemukan oleh peneliti, serta

(2) Selama Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini belum ditetapkan, Gubernur dapat menggunakan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran

Hal ini sesuai berdasarkan teori bahwa benjolan akibat keganasan meliputi ukuran yang lebih dari 1 cm, konsistensi keras seperti batu, padat seperti karet, multiple,

Data pada komponen uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek product diperoleh dari instrument berupa angket.Responden

Pada dasarnya sifat papan partikel dipengaruhi oleh bahan baku kayu pembentuknya, jenis perekat, dan formulasi yang digunakan serta proses pembuatan papan partikel

Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan kedua model atenuasi gelombang berdasarkan karakteristik vegetasi mangrove yang meliputi tinggi pohon, kerapatan serta persen