• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Program LARASITA Kota Salatiga yang sudah mulai diimplementasikan sejak akhir tahun 2010. Keberadaan Program LARASITA tersebut merupakan solusi atas peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayananan pertanahan yang semakin berkualitas, yaitu pelayanan yang transparan, cepat, murah sebagai dampak dari perkembangan jaman, pertumbuhan penduduk serta tingkat kepeduliaan masyarakat terhadap program pemerintah. Untuk memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan responsivitas pelayanan Kantor Pertanahan Kota Salatiga dalam menjalankan Implementasi Program LARASITA. Program LARASITA akan mengurangi terjadinya sengketa, konflik dan perkara tanah pada masyarakat. Dengan dimilikinya asset tanah secara legal (sertipikat tanah) oleh masyarakat, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat, karena dengan sertipikat yang dimilikinya bisa

digunakan sebagai jaminan dalam membuka akses pada lembaga-lembaga keuangan sebagai modal usaha.

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini BPN RI dalam pengembangan Program LARASITA maka penelitian tentang responsivitas pelayanan Kantor Pertanahan Kota Salatiga dalam Implementasi Program LARASITA. Pengembangan Program LARASITA sangat penting dilakukan, karena dengan terpenuhinya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan pertanahan maka akan berimplikasi pada peningkatan legalisasi asset yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu kota. Dengan mengetahui bagaimana responsivitas pelayanannya maka akan dapat dilakukan penataan segala aspek, salah satunya aspek teknik internal pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga, guna pengembangan implementasi Program LARASITA, agar lebih tepat dan terarah. Gambaran skematis atas uraian kerangka pikir dapat dilihat pada Bagan 2.1 di bawah ini.

Bagan Alur Kerangka Pikir

IMPLEMENTASI PROGRAM LARASITA

KANTOR PERTANAHAN KOTA SALATIGA Petugas Pelayanan /

APARAT KANTOR PERTANAHAN

RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK Indikator (Agus Dwiyanto)

1. Keluhan dari pengguna layanan. 2. Sikap aparat petugas pelayanan Kantor

Pertanahan, dalam merespon keluhan pengguna jasa.

3 .Referensi Perbaikan.

4.Tindakan Aparat Kantor Pertanahan. 5.Penempatan pengguna jasa dalam

sis-tem pelayanan

Tujuan program

Untuk memberikan keadilan bagi masyarakat dalam me-mudahkan pengurusan pertanahan, mem-percepat proses pengurusan per-tanahan, meningkatkan cakupan wilayah pengurusan pertanahan, dan untuk menjamin peng urusan pertanahan tanpa perantara di lingkungan BPN RI.

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Menurut Arikunto (2010 : 117) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bersifat memaparkan atau menggambarkan suatu hal dengan tujuan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi yang terjadi pada obyek atau wilayah penelitian tanpa adanya campur tangan dari pihak peneliti misalnya dengan menambah, mengubah atau mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian.

Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif memberikan gambaran secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Penelitian deskriptif pada umumnya digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu mengenai karakteristik atau faktor-faktor tertentu. Menurut Faisal (1993 : 20), pengertian penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :

”Penelitian deskriptif (Deskriptif Research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik (”Taksonomik Research”), dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan soasial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel-variabel antiseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya, pada penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis...”

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pada intinya penelitian ini tidak melihat ada tidaknya jalinan hubungan antar variabel secara kuantitatif, juga tidak melakukan pengujian hipotesis, namun hanya menggambarkan dan melakukan analisa kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Salatiga dengan melihat Program LARASITA yang dilaksanakan oleh BPN RI (Kantor Pertanahan Kota Salatiga) Jl. Imam Bonjol 42, Kota Salatiga. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja, yang disesuaikan dengan judul dan permasalahan yang diteliti. Adapun alasan atau pertimbangan mengapa memilih lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian mengenai pelayanan publik merupakan issu yang cukup penting dan strategis, terutama dalam rangka mendukung terciptanya pelayanan yang aspiratif dan mempunyai daya tanggap yang tinggi. Kota Salatiga sebagai tempat penelitian, karena dari data yang ada, didapatkan bahwa jumlah layanan sertipikasi setiap bulannya relatif kecil dibandingkan dengan kota-kota lain di Propinsi Jawa Tengah. Sehingga perlu diteliti, apakah hal tersebut di atas disebabkan karena kurangnya responsivitas pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

2. Sebagai pihak yang berkepentingan terhadap kemajuan pelayanan publik Kantor Pertanahan, penulis dapat mengamati secara intensif dan cermat

terhadap obyek penelitian, sehingga dapat memperoleh data atau informasinyang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Kota Salatiga merupakan wilayah kerja penulis, sehingga proses penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan melalui wawancara secara langsung ataupun dengan bantuan media-media komunikasi, seperti telepon. Sumber data primer atau informan dari penelitian ini adalah pejabat/pimpinan program maupun staf di Kantor Pertanahan Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Adapun pejabat/perencana yang dimaksud antara lain adalah Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan, dan Kepala Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat .

Pelaksana Program LARASITA yang bertugas mendatangi masyarakat, untuk memberikan pelayanan pengurusan sertipikat tanah. Sebagai unsur pelaksana yang melakukan proses layanan kepada masyarakat secara langsung. Bagaimanakah pelayanan tersebut, mempunyai responsivitas / daya tanggap dalam memberikan produk layanan publik kepada masyarakat, itu yang menjadi kajian utama.

Selain itu, Selain itu data primer juga diperoleh dari masyarakat Kota Salatiga yang menjadi lokasi penelitian. Data primer dari masyarakat bersumber pada Kepala Kelurahan, Perangkat Kelurahan dan masyarakat pengguna layanan Program LARASITA. Kelompok masyarakat Kota Salatiga sebagai pengguna layanan publik dari Program LARASITA, diambil pendapatnya sebagai data pendukung terhadap kegiatan proses layanan publik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dengan mengutip sumber-sumber sekunder melalui dokumen, buku-buku, arsip, hasil penelitian, dan peraturan perundangan. Dalam penelitian ini data sekunder yang diambil adalah sebagai berikut :

a. Data Profil Kantor Pertanahan Kota Salatiga Tahun 2013. b. Data Profil Kota Salatiga Tahun 2012.

c. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Salatiga. d. Peta Wilayah Kota Salatiga.

e. Data Tanah yang sudah terdaftar (bersertipikat) di Kota Salatiga.

f. Data tentang BMN (Barang Milik Negara) pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

g. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Kantor Pertanahan Kota Salatiga Tahun 2013.

h. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia No. 18 Tahun 2009 Tentang LARASITA Badan Pertanahan Republik Indonesia.

i. Lampiran Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia No. 18 Tahun 2009.

j. Foto-Foto Kegiatan Program LARASITA Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

Dokumen terkait