• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kontinuitas perkembangan ilmu hukum selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial, juga sangat ditentukan

oleh teori.32Teori didefenisikan sebagai asas-asas umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada. Teori bertujuan untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa terjadi gejala spesifik atau proses tertentu terjadi.33Teori bukanlah pengetahuan yang sudah pasti, tetapi harus dianggap sebagai petunjuk untuk analisis dari hasil penelitian yang dilakukan.34

Teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis artinya menundukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan di dalam kerangka teoritis yang relevan, yang mampu menerangkan masalah tersebut.35Teori merupakan suatu penjelasan yang berupaya menyederhanakan pemahaman mengenai suatu fenomena menjadi sebuah penjelasan yang sifatnya umum.36

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis si penulis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem) yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin ia setuju ataupun tidak disetujuinya yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka

32Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,1982), hal.6

33M.Hisyam,Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,(Jakarta: FE UI, 1996), hal.203

34Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1997), hal.21

35

Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Andi, 2006), hal.6

36Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal.134

berpikir dalam penulisan.37Sehingga fungsi teori dalam penulisan teori ini adalah untuk memberikan arahan/ petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.

Penelitian dilakukan dengan berpedoman kepada pandangan Eugen Ehrlich tentang hukum yang hidup (living law).Eugen Ehrlich berpendapat bahwa hukum tidak dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen dan bahan- bahan hukum formal, melainkan perlu terjun sendiri ke dalam kehidupan nyata masyarakat. Hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu hukum yang digunakan untuk menentukan keputusan-keputusan dan hukum sebagai peraturan tingkah laku yang dipakai oleh anggota masyarakat dalam hubungannya satu sama lain. Hukum tidak mempunyai daya laku atau penerapan yang universal, tiap bangsa mengembangkan kebiasaan hukumnya sendiri.38

Eugen Ehrlich juga mengemukakan pendapatnya tentang keadilan yang merupakan salah satu nilai dalam masyarakat. Dalam melakukan penelitian terhadap hukum yang hidup dalam masyarakat, ahli hukum harus berpedoman pada prinsip-prinsip keadilan yang statis dan yang dinamis. Keberadaan keadilan yang statis dalam masyarakat cenderung mempertahankan kondisi- kondisi masyarakat yang ada, namun keberadaan keadilan yang statis akan

37

M.Solly Lubis,Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Cet-I, (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal. 80

diperlunak oleh keadilan yang dinamis yang diarahkan oleh cita-cita individualisme dan kolektivisme.39

Berdasarkan pendapat Eugen Eurlich mengenai hukum yang hidup (living law) dan keadilan tersebut, dapat diketahui bahwa keadilan dalam masyarakat senantiasa berubah seiring dengan perubahan waktu dan perubahan keadilan menyebabkan terjadinya perubahan kebiasaan hidup masyarakat. Oleh karena hukum merupakan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law), maka secara otomatis, perubahan kebiasaan hidup masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan hukum yang ada.

Menurut Djojodigoeno40, hukum adat mempunyai sifat yang khas sebagai aturan yang tidak tertulis. Hukum adat mempunyai sifat yang hidup dan berkembang. Hukum adat menjadi dinamis apabila dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang membutuhkan perubahan-perubahan dalam dasar-dasar hukum sepanjang jalan sejarahnya.

Pada satu sisi, hukum adat bersifat tradisional karena melanjutkan tradisi luhur yang cenderung mempertahankan pola-pola yang terbentuk, sedangkan pada sisi lain sebagai hukum yang hidup dan berkembang, hukum adat akan selalu mampu mengikuti perkembangan masyarakat.41

39

Teguh Prasetyo, Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.191

40Otje Salman Soemadiningrat,Op.Cit.,hal.35 41Ibid.

Hukum adat Batak Toba sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat Batak Toba, ada dikarenakan masyarakat Batak Toba menghendakinya. Hukum adat Batak Toba berasal dari kesadaran moral dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut hukum waris adat Batak, hanya laki-laki yang merupakan ahli waris. Prinsip waris tersebut dilatarbelakangi oleh sistem kekerabatan patrilineal dan sistem perkawinan

jujuryang dianut oleh masyarakat Batak.42

Seiring dengan perkembangan waktu, terjadi pelemahan terhadap prinsip waris pada masyarakat Batak. Anak perempuan dapat menikmati bagian harta kekayaan orang tuanya melalui pembekalan atau pemberian tanah secara pauseang. Pemberian tanah melalui pauseang merupakan bukti telah terjadinya pergeseran dan perubahan dalam masyarakat.Perubahan ini telah dianggap masyarakat Batak Toba khususnya masyarakat Batak Toba di Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai sesuatu yang adil dan wajar dilakukan orangtua terhadap anak perempuannya.43

Dalam hukum adat, dikenal adanya pemindahan hak atas tanah.Setiap subyek hukum baik sebagai kodrati maupun pribadi hukum mempunyai suatu kewenangan untuk memindahkan haknya atas tanah kepada pihak lainnya. Pemindahan hak atas tanah merupakan peristiwa hukum yang menimbulkan pemindahan hak dan kewajiban yang sifatnya tetap atau mungkin juga bersifat

42Eman Suparman,Op.Cit.,hal.41

sementara. Pemindahan hak atas tanah dapat terjadi karena pemberian. Subjek hukum yang melakukan pemberian tanah harus benar-benar menguasai dan memiliki tanah tersebut. Menurut hukum adat, dengan memberikan tanah tersebut maka hak milik atas tanah akan berpindah seketika itu juga.44

Menurut Soerjono Sukanto45, hak atas tanah menurut hukum adat dapat dibedakan atas hak pribadi hukum (masyarakat, keluarga luas, kerabat) atas tanah dan hak pribadi kodrati atas tanah. Hak pribadi hukum atas tanah merupakan hak yang dimiliki masyarakat adat sebagai suatu kesatuan sedangkan hak pribadi kodrati atas tanah dimiliki secara individu.

Menurut Iman Sudiyat46, hak pribadi kodrati atas tanah terdiri dari hak milik, hak menikmati hasil, hak pakai, hak keuntungan jabatan, hak wenang beli dan hak wenang pilih. Pembagian tersebut didasarkan pada bentuk usaha dari tanah yang bersangkutan yang berkaitan erat dengan penguasaan dan pemilikan atasnya. Hak milik merupakan hak terkuat di antara hak-hak perorangan yang lain.

Berdasarkan uraian mengenai hak atas tanah menurut hukum adat, maka dapat ditentukan jenis hak apa yang melekat atas tanah pauseang yang diberikan orang tua kepada anak perempuannya. Penentuan jenis hak yang melekat atas tanah tersebut tentunya tidak terlepas dari latarbelakang

44Eman Suparman,Op.Cit.,hal.196

45Soerjono Soekanto,Hukum Adat Indonesia, 1983,Op.Cit.,hal.172-173 46Ibid.,hal.181-182

pemberian tanah pauseang dan hukum adat yang berkaitan pemberian tanah dalam masyarakat setempat yaitu masyarakat Batak Toba di Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori.Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan. Konsepsi merupakan suatu pengertian mengenai suatu fakta atau dapat berbentuk batasan (defenisi) tentang sesuatu yang akan dikerjakan.47Konsepsi diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut defenisi operasional.48

Konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, kalau masalahdan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu. Maka konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabelyang ingin menetukan adanya gejala empiris.49

Pemberian yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pemberian tanah melalui pauseang yang pernah dilakukan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba yang ada di lokasi penelitian berdasarkan hukum adat Batak Toba

47Hilman Hadikusuma,Op.Cit., hal.15

48Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,1984,Op.Cit.,hal.133 49Koentjoroningrat.Op.Cit.,hal.21

yang berlaku.Pemberian terjadi antara orangtua kandung sebagai pemberi dan anak perempuan kandung sebagai penerima, dimana keduanya beragama Kristen.

Konsepsi lainnya yang ada dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian sebagai berikut :

a. Status kepemilikan yang dimaksud adalah jenis hak anak perempuan terhadap tanah yang diberikan oleh orangtuanya melaluipauseang

b. Huta merupakan daerah persekutuan yang didiami oleh masyarakat adat yang berasal dari satu marga atau lebih. Huta dihuni oleh masyarakat

margaasal maupunmargapendatang.50

c. Tanah yang dimaksud dapat berupa sawah (h/auma), ladang, kebun, tanah kosong maupun pekarangan rumah

d. Pauseang adalah pemberian orang tua kepada anak perempuan pada saat berumah tangga yang dapat berupa benda bergerak seperti perabotan rumah tangga dan perhiasan emas maupun barang tidak bergerak berupa tanah, ladang atau sawah (hauma).51

e. Masyarakat Batak Toba merupakan masyarakat Batak Toba beragama Kristen yang bertempat tinggal di Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

50Richard Sinaga, Kamus Batak Toba-Indonesia: Kosakata, Istilah-istilah Adat, Ungkapan,

Tamsil dan Peribahasa,(Balige: Dian Utama, 2008), hal.19 51Djaren Saragih dkk,Op.Cit.,hal.83

f. Dalihan Na Tolu adalah tungku tempat memasak yang terdiri dari tiga batu52, merupakan falsafah/ pandangan hidup yang melandasi hubungan kekerabatan masyarakat Batak Toba.53

g. Panjaean adalah pemberian orang tua kepada anak laki-lakinya sebagai modal hidup untuk berkeluarga54

h. Boru adalah anak perempuan, dalam acara perkawinan boru diartikan sebagai pihak keluarga atau kerabatmargamempelai wanita55

i. Hula-hula adalah sekelompok orang yang memiliki marga yang sama denganmargaorangtua laki-laki perempuan dalam perkawinan.56

j. Dongan sabutuhaataudongan sahutaadalah sekelompok orang yang memilikimargaatausub margayang sama57

k. Anak perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak perempuan kandung yang lahir dari perkawinan sah seorang laki-laki dan seorang perempuan menurut hukum adat Batak Toba

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang menggunakan pengetahuan sebagai sumber primer dengan tujuan untuk menentukan prinsip-prinsip umum serta mengadakan ramalan generalisasi sampel yang diteliti.58

52Dony Boy Faisal Panjaitan, Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan

Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige), Skripsi, (Medan: USU, 2009), hal.11

53Djaren Saragih dkk,Op.Cit.,hal.22 54

Ibid.,hal 83 55

Richard Sinaga,Op.Cit.,hal.15 56Djaren Saragih,dkk,Op.Cit.,, hal.22 57Ibid.

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti jalan menuju dan secara etimologis, metode diartikan sebagai jalan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Dalam ilmu pengetahuan, metode merupakan titik awal menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu.

Menurut Soerjono Soekanto, metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia, maka metode penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian.59Bagi kepentingan ilmu pengetahuan, metode merupakan titik awal menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu.60 Maka dapat dilihat peran penting metode dalam melakukan penelitian ilmu pengetahuan secara khusus dalam ilmu hukum.

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menemukan solusi atas masalah, sehingga dapat diketahui bahwa metode penelitian merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.61 Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

58

Komarudin,Metode Penulisan Skripsi dan Thesis,(Bandung: Angkasa, 1974), hal.27 59Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,Op.Cit.,hal. 6

60Bahder Johan Nasution,Metode Penelitian Hukum,(Jakarta: UI Press, 2007), hal.43 61Ulber Silalahi,Metode Penelitian Sosial,(Bandung: PT.Refika Aditama, 2009), hal.13

1. Spesifikasi Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis.Adapun yang dimaksud dengan penelitian yang bersifatdeskriptif analitis adalah suatu penelitian yang dapat menggambarkan secara rinci dan sistematis mengenai objek yang diteliti.62Penelitian ini menganalisis data yang diperoleh dan menggambarkan gejala-gejala, fakta-fakta serta aspek-aspek seperti menganalisis hubungan kekerabatan masyarakat Batak Toba, hukum waris adat Batak serta kedudukan perempuan dalam hukum adat Batak Toba, sehingga dapat diketahui dan diperoleh hasil/ jawaban dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Metode Pendekatan

Studi hukum dibagi menjadi 2 (dua) cabang studi, pertama menyatakan bahwa hukum dipelajari dan diteliti sebagai studi mengenai law in book

sedangkan kedua menyatakan bahwa hukum dapat dipelajari sebagai suatu studi mengenailaw in action. Oleh karena mempelajari dan meneliti hubungan timbal balik antara hukum dengan lembaga-lembaga sosial yang lain maka penelitian terhadap hukum sebagai law in action merupakan studi sosial yang

nondoctrinalyang bersifat empiris.63

62Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Op.Cit., hal.10

63Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Persada), 1990, hal. 34

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris merupakan penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum.64 Menurut Ronny Hanitijo Soemitro bahwa penelitian yuridis empiris adalah suatu penelitian dengan cara melihat faktor-faktor dari segi hukum yang mempengaruhi kenyataan yang terjadi di masyarakat secara langsung untuk menjawab pokok permasalahan.65

Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi hukum dan efektivitas hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Batak Toba di Kecamatan Dolok Sanggul, sehingga penelitian yang dilakukan dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian yaitu mengenai status kepemilikan tanahpauseangyang diberikan orangtua kepada anak perempuan. 3. Lokasi Penelitian

Daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Dolok Sanggul yang merupakan ibukota dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan Dolok Sanggul memiliki luas wilayah 107,46 km2 yang terdiri dari 27 desa yaitu Aek Lung, Huta Gurgur, Hutabagasan, Hutaraja, Janji, Lumban Purba, Matiti I, Matiti II, Pakkat, Parik Sinomba, Purba Dolok, Purba Manalu, Saitnihuta, Sampean, Sihite I, Sihite II, Silaga-laga, Sileang, Simangaronsang,

64Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Op.Cit., hal.51 65Ronny Hanitijo Soemitro,Op.Cit., hal.24

Simarigung, Sirisirisi, Sosor Gonting, Sosor Tambok, Bonani Onan, Lumban Tobin dan Pasaribu serta 1 kelurahan yaitu Pasar Dolok Sanggul.66Mengingat banyaknya jumlah desa dan kelurahan yang akan diteliti serta jaraknya yang saling berjauhan, maka penelitian tidak dilakukan di semua desa. Dari keseluruhan desa yang berjumlah 27 (duapuluh tujuh) desa dan kelurahan yang berjumlah 1 (satu) kelurahan, dipilih 5 (lima) desa sebagai sampel.

Adapun kelima desa tersebut, yaitu: a. Desa Janji

b. Desa Hutaraja c. Desa Sihite I d. Desa Silaga-laga e. Desa Pasaribu

Pemilihan kelima desa sebagai lokasi penelitian, karena masyarakat di lokasi penelitian ini masih tunduk pada ketentuan hukum adat Batak Toba dan pemberian tanah melalui pauseang masih dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehingga diharapkan lokasi penelitian dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan penelitian.