• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teoritik

Setiyaningrum, Udaya, dan Efendi (2015: 7) mengutip dari

Kotler (1976) Pemasaran adalah kegiatan menganalisis,

mengorganisasi, merencanakan, dan mengawasi sumber daya,

21

perusahaan dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan para

kelompok pelanggan yang terpilih untuk memperoleh laba. Menurut

Setiyaningrum, Udaya, dan Efendi (2015: 14) Konsep pemasaran

menyangkut:

a. Memfokuskan pada kebutuhan konsumen.

b. Mengintegrasi semua kegiatan organisasi,termasuk memproduksi

untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

c. Memperoleh keuntungan jangka panjang melalui kepuasan atas

kebutuhan konsumen.

Ramadhani dan Prasetyo (2014:865) yang mengutip dari

Kotler dan Keller mengungkapkan bahwa dalam menghadapi

persaingan, perusahaan harus tetap dapat menyampaikan nilai yang

terdefinisi dengan baik kepada pelanggan atau konsumen. Oleh karena

itu, diperlukan strategic marketing yang tepat dalam mencapai tujuan

tersebut. Inti dari strategic marketing adalah segmentasi, penentuan

sasaran (target pasar), dan positioning.

1. Segmenting

Menurut Kartajaya dan Sula (2006: 206) Segmentasi adalah

seni mengidentifikasi serta memanfatkan peluang-peluang yang

muncul dipasar. Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengarahkan

kegiatan pemasaran pada segmen yang dipilih atas dasar kebutuhan

dan karakteristik tertentu. Sedangkan analisis segmentasi pasar

yang dipilih. Ini berarti analisis dan segementasi pasar harus

ditentukan sebelum strategi pemasaran dapat dilaksanakan. Segmentasi

pasar merupakan sebuah metode bagaimana memandang pasar secara

kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan

peluang yang muncul dalam pasar. Segmentasi pasar sangat penting

dalam bisnis dan pemasaran (Sudaryono, 2016: 242)

Menurut Wijaya dan Sirine (2016: 179) mengutip dari Kotler dan

Amstrong terdapat empat variabelutama yang mungkin dipergunakan

dalammensegmentasi pasar konsumen yaitu:

a. Segmentasi geografik

Segmentasi geografik membagi pasarmenjadi beberapa unit secara

geografik seperti negara, regional, negara bagian, kota atau

kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan

untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini,

atau beroperasi di semua wilayah, tetapi lebih memperhatikan

perbedaankebutuhan dan keinginan yangdijumpai.

b. Segmentasi demografik

Segmentasi demografik membagi pasar menjadi kelompok

berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar

keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras, dankebangsaan.

23

Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok

berbeda berdasarkan pada karakteristik sosial, gaya hidup atau

kepribadian. Orang yang berada dalam kelompokdemografik yang

sama dapat saja mempunyai ciri psikografik berbeda.

d. Segmentasi tingkah laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan

pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap

suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku

merupakan awalpaling baik untuk membentuk segmenpasar.

2. Targeting

Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) dalam

Wijaya dan Sirine (2016: 179) adalah proses pengevaluasian

segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada sebuah negara,

propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk

memberikan respon. Target pasar dapat juga diartikan sebagai

kegiatanyang berisi dan menilai serta memilih satuatau lebih segmen

pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Ada lima faktor yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan target pasar yaitu

(Rismiati dan Suratno, 2001):

a. Ukuran segmen

Perkiraan besarnya/ ukuran segmen yang akan dituju merupakan

faktor penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut

memilih segmen dengan volume penjualan besar danmenghindari

segmen kecil dansebaliknya.

b. Pertumbuhan segmen

Walaupun ukuran segmen saat ini kecilbukan tidak mungkin akan

berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa

mendatang.

c. Biaya

yang harus dikeluarkan untuk mencapai segmen tersebut Suatu

segmen yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran perusahaan

seharusnya tidak "dikejar". Kesesuaian dengan tujuan dan

sumbersumber/ kemampuan perusahaan Target yang dituju

haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan

yang dimiliki perusahaan.

d. Posisi persaingan

Suatu segmen mungkin mempunyaiukuran dan pertumbuhan yang

baiktetapi mempunyai potensi lemah dalamhal laba. Lebih sedikit

persaingan lebih aktratif/ menariklah segmen tersebut untuk

dimasuki.

3. Positioning

MenurutSudaryono (2016: 212) mengutip dari Terry & Franklin

mengatakan bahwa Positioning suatu produk adalah positioning pada

fitur spesifikasi produk, positioning pada frekuensi penggunaan

25

dibanding pesaing pesaing, positioning dengan melakukan pemisahan

kelas produk, dan positioning dengan menggunakan simbol budaya

atau kultur. Pada umumnya proses positioning produk berupa:

a. Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan

ditempatkan.

b. Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk

menentukan seberapa besar pasar.

c. Mengumpilkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka

terhadap produk dan produk pesaing.

d. Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk.

e. Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing.

f. Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel

marketing dalam melakukan marketing mix.

g. Menguji ketepatan antara:

1) Daya saing produk kita dengan produk pesaing.

2) Posisi produk kita dalam persaingan.

3) Posisi faktor ideal dalam marketing mix.

4. Produk Pembiayaan

Pada BMT produk pembiayaan dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Pembiayaan dengan sistem jual beli

1) Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana

kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan

keuntungan yang diharapkan sesui jumlah tertentu. Dalam akad

murabahah, penjual menjual barangnya dengan meminta

kelebihan atas harga beli dan harga jual barang disebut dengan

margin keuntungan (Ismail, 2011: 138).

2) Salam

Bai’as–salam ialah akad jual beli barang (komoditas) dengan

pesanan yang harganya dibayar dengan segera (pada saat akad

disepakati) dan barangnya akan diserahkan kemudian dalam

jangka waktu yang disepakati (Huda dkk., 2016: 86).

3) Istishna

Bai’al–istishna adalah akad jual beli di mana produsen (shani’)

ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) oleh

mustashni’ (pemesan) (Huda dkk., 2016: 92).

b. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil

1) Mudharabah

Menurut konteks ekonomi syariah, mudharabah ialah bentuk

kerja sama antara BMT selaku pemilik dana dengan

anggotanya yang bertindak sebagai pengelola usaha yang

produktif dan halal (Huda dkk., 2016: 98).

2) Musyarakah

Menurut konteks BMT, musyarakah adalah bentuk kerja sama

27

anggotanya menyetorkan sebagian modal usaha (Huda dkk.,

2016: 106).

c. Pembiayaan dengan sistem sewa

1) Ijarah

Ijarah ialah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa

melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri (Huda dkk.,

2016: 111).

2) Ijarah Muntahiyah Bi At-Tamlik

Ijarah Muntahiyah Bi At-Tamlik (IMBT) adalah perpaduan

antara kontrak jual beli dan sewa; atau akad sewa yang diakhiri

dengan kepemilikan barang di tangan penyewa ((Huda dkk.,

28

Dokumen terkait