• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur atau menganalisis kinerja keuangan pemerintah dalam menggunakan anggaran belanja daerah yang ada dengan jumlah dan waktu yang tepat dengan menggunakan teknik analisis yaitu rasio keuangan yaitu varian belanja, analisis pertumbuhan belanja, rasio keserasian, dan efisiensi belanja.

Adapun cara untuk memudahkan penelitian ini, maka peneliti menggunakan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Enrekang

k

Dianalisis menggunakan rasio keuangan, yaitu Varian belanja, pertumbuhan belanja, rasio keserasian,

dan rasio efisiensi

Kinerja Keuangan Belanja

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk memperoleh gambaran dan karakteristik mengenai keadaan yang diteliti. Dalam penelitian ini, menggunakan data berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang mulai dari 2016-2020.

B. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian untuk memperoleh data adalah Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang, Jl. Jendral Sudirman No. 1 Enrekang, Sulawesi Selatan. Penelitian ini fokus pada anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah kabupaten Enrekang, yaitu 2016-2020

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini telah dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu mulai dari 22 Juli 2021-22 September 2021.

C. Definisi Operasional

1. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka panjang waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang.

2. Belanja Daerah adalah pengeluaran yang dilakukan pemerintah daerah untuk melaksanakan wewenang dan tanggungjawab kepada masyarakat dan pemerintah diatasnya.

3. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

4. Kinerja Keuangan adalah hasil evaluasi dari suatu kegiatan/program yang digunakan sebagai salah satu ukuran dalam melihat kemampuan daerah dalam pelaksanaan, mengolah, dan mengendalikan sumber daya daerahnya dengan baik untuk kepentingan masyarakat otonomi daerah.

D. Sumber Data

Sumber data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Nuryaman dan Christina 2015 “data sekunder adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan menganalisis data, informasi yang terdapat pada laporan atau dokumen yang tersedia, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan berupa data laporan keuangan dibuat oleh pihak lain.” Data tersebut diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang tahun 2016-2020, pada Kantor Badan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, maka penulis menggunakan teknik dokumentasi yaitu melakukan pengumpulan data-data dokumen secara tertulis yang menyangkut hubungannya dengan data yang dibutuhkan

khususnya data Laporan Realisasi APBD Kabupaten Enrekang selama 4 tahun (2016-2020).

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:81).

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi APBD pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2016-2020.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2017:81). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Belanja Daerah pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2016-2020.

G. Teknik Analisis Data

Data laporan keuangan pemerintah daerah dalam bentuk laporan realisasi anggaran yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan daerah yaitu sebagai berikut:

1. Varians Belanja

Selisih menguntungkan terjadi saat realisasi belanja lebih kecil dari anggaran sedangkan selisih yang tidak menguntungkan terjadi jika realisasi belanja lebih besar dari anggarannya (Mahmudi, 2015).

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Kinerja Varians Belanja kriteria varians belanja ukuran

Baik (favourable) Realisasi Belanja < Anggaran Belanja

kurang baik (unfavourable)

Realisasi Belanja > Anggaran Belanja

(Sumber: Mahmudi, 2015)

Selisih anggaran belanja dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Selisih disukai (favourable variance), dalam hal realisasi belanja lebih kecil dari anggarannya.

b. Selisih tidak disukai (unfavourable variance), dalam hal realisasi belanja lebih besar dari anggarannya. (Mahmudi, 2016:136).

2. Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan belanja mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan

yang dicapai dari periode berikutnya (Mahmudi 2010:160). Pertumbuhan belanja daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Kinerja Pertumbuhan Belanja

(Sumber: Mahmudi, 2016)

3. Rasio Keserasian

Dalam rasio keserasian, ada dua analisis belanja yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Belanja Operasi terhadap Total Belanja

b. Analisis Belanja Modal terhadap Total Belanja kriteria pertumbuhan belanja ukuran

naik positif

turun negatif

4. Analisis Efisiensi Belanja

Rasio efisiensi belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dinilai telah melakukan efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%. Sebaliknya jika melebihi 100% maka mengindikasikan terjadinya pemborosan anggaran (Mahmudi, 2007: 152). Efisiensi belanja dapat diukur dengan rumus:

Kriteria Efisiensi

Presentasi Efisiensi Kriteria Efisiensi

100% keatas Tidak efisien

90%-100% Kurang efisien

80%-90% Cukup efisien

60%-80% Efiisien

Kurang dari 60% Sangat efisien

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Bada Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Enrekang

Badan Pengelola Keuangan Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Enrekang yang merupakan satuan kerja pengelola keuangan daerah. Cikal bakal dari Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang sebelumnya adalah berasal dari Bagian Keuangan Sekretariat Daerah sehubungan dengan semakin kompleksnya tugas-tugas pengelola keuangan daerah, maka dibentuklah suatu organisasi perangkat daerah yang khusus menangani pengelolaan keuangan daerah yang diberi nama Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang ditetapkan dengan peraturan daerah Kabupaten Enrekang Nomor 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Enrekang dan keputusan Bupati Enrekang Nomor 20 tahun 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.

Tahun 2008 Pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

Diterbitkannya peraturan pemerintah tersebut maka dilakukan perubahan kembali terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten Enrekang sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah nama menjadi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Enrekang termasuk dalam peraturan daerah ini melebur Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) dan bagian Aset Sekretariat Daerah menjadi bagian dari struktur/susunan organisasi dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Enrekang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang. Pada Tahun 2021 dilakukan perubahan kembali terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten Enrekang sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah nama menjadi Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).

2. Visi dan Misi Organisasi a. Visi

“Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang efektif, efisien. Ekonomis. Transparansi, dan akuntabel untuk gerakan membangun Enrekang maju, aman, dan sejahtera.“

b. Misi

a) Mengoptimalkan seluruh pendapatan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki.

b) Meningkatkan pengendalian pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

c) Meningkatkan sumber daya aparatur penatausahaan pengelola keuangan dan aset daerah dapat berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel.

3. Struktur Organisasi

4. Tugas dan Fungsi

Tugas pokok, fungsi dan rincian tugas pejabat structural Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang sesuai dengan Peraturan Bupati Enrekang Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Karja Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Enrekang sebagai berikut :

a. Kepala Badan KEPALA SUB BIDANG ANALISA

KEBUTUHANBMD

KEPALA SUB BIDANG INVENTARISASI DAN

PELAPORAN KEPALA SUB BIDANG

AKUNTANSIPENGELUARAN KEPALA SUB BIDANG AKUNTANSIPENERIMAAN

KEPALA SUB BIDANG KONSOLIDASI DAN PELAPORAN SUB BIDANG BELANJA

OPERASI

PERENCANAANANGGARAN I

KEPALA SUB BIDANG PERENCANAANANGGARAN II

KEPALA SUB BIDANG PERENCANAAN ANGGARAN III

KEPALA BIDANG

PERENCANAAN ANGGARAN KEPALA BIDANG

PERBENDAHARAAN KEPALA BIDANG PENGELOLA

BARANG MILIK DAERAH KEPALA BADAN AKUNTANSI DAN

PELAPORAN KEUANGAN

KEPALA SUB BAGIAN UMUM

& KEPEGAWAIAN KEPALA SUB BAGIAN

PERENCANAAN KEPALASUB BAGIAN KEUANGAN

SEKRETARIS KEPALA BADAN

KEUANGAN DAN ASSET DAERAH

a) Mengarahkan Sekretariat dan Kepala Bidang tugas-tugas baik secara tertulis maupun lisan agar dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan perundangg-undangan yang berlaku.

b) Mengatur kegiatan Sekretariat dan Kepala Bidang untuk melakukan tugas sesuai petunjuk dan ketentuan yang telah ditetapkan.

c) Mengesahkan naskah dinas, surat tugas, surat perjalanan dinas, surat undangan, nota dinas, disposis dan surat-surat lainnya.

d) Menentukan rencana strategis, visi dan misi serta berbagai program dalam bidang pengelolaan keuangan daerah.

e) Mengatur penggolongan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD serta mengatur penggolongan rancangan laporan pertanggungjawaban APBD.

b. Sekretaris

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas membantu dan mendukung pelaksanaan tugas Kepala Badan. Adapun tugas dari Sekretariat yaitu:

a) Menngurutkan, menetapkan, dan mengkoordinir Rencana Strategis Sekretariat, Rencana Anggaran Satuan Kerja Sekretariat.

b) Mendukung tugas Kepala dalam membangun dan meningkatkan pegawai di lingkup Sekretariat.

c) Menyiapkan bahan koordinasi dalam melaksanakan tugas badan dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada unsur di lingkungan badan serta menyiapkan rencana anggaran biaya operasional badan.

d) Menghimpun, mengola, memperbanyak dan membenahi surat persiapan dan informasi secara baik.

e) Mendukung kepala dalam mengatur laporan secara berkala dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) badan.

c. Sub Bagian Perencanaan : Sub bagian Perencanaan dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melakukan perencanaan, pengendalian data, pembinaan evaluasi program/kegiatan Badan Keuangan dan Aset Daerah. Adapun tugasnya sebagai berikut:

a) Merencanakan persiapan program strategis dan perkiraan anggaran kerja.

b) Menghimpun dan menganalisis Perundang-Undangan.

c) Mengevaluasi pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Satuan Kerja Sub Bagian Perencanaan secara berkala.

d) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugasnya.

d. Sub Bagian Keuangan : Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan. Adapun tugas Sub Bagian Keuangan yaitu sebagai berikut:

a) Menyiapkan dan merumuskan rancangan rencana strategis dan rencana kerja anggaran satuan Sub Bagian Keuangan.

b) Mengkoordinasikan tugas-tugas kerja pada bagian keuangan

c) Menyerahkan, mengoperasikan dan mendisribusikan berbagai surat serta dokumen keuangan.

d) Menghimpun dan memverifikasi terhadap dokumen pertanggungjawab keuangan badan.

e) Membantu Sekretaris dalam rangka menghimpun dan merumuskan penetapan kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Daerah.

e. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian : Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh kepala Subbagian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi. Adapun tugas dari sub bagian umum dan kepegawaian yaitu:

a) Mempersiapkan dan mengesahkan rancangan strategis dan anggaran satuan kerja.

b) Menyediakan alat koordinasi dalam menjalankan beberapa tugas dengan baik.

c) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris Badan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan Daerah.

d) Mendukung kepala dalam peembinaan dan peningkatan kinerja pegawai di lingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

f. Bidang Anggaran

Bidang Perencanaan Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang. Adapun tugas dari bidang anggaran yaitu:

a) Mengatur rancangan, agenda dan aktivitas pada bagian anggaran.

b) Penyediaan perlengkapan penguatan, pengawalan, dan pemberitahuan pengoperasian tugas.

c) Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD.

d) Penyiapan bahan anggaran kas pemerintah daerah.

g. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi kebijakan teknis Bidang Pengelolaan kas.

Adapun tugas dari bidang perbendaharaan yaitu:

a) Pembentukan program, dan aktifitas serta petunjuk teknis lingkup Bidang Perbendaharaan

b) Mewujudkan tugas kegiatan sebagai kuasa bendahara umum daerah c) Pelaksanaan rekonsiliasi dengan bank per periode

d) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

h. Bidang Verifikasi

Kepala Bidang Verifikasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Verifikasi b) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di Bidang Verifikasi c) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bidang Verifikasi d) Melaksanakan pembinaan penatausahaan keuangan SKPD

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

i. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akuntansi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Akuntansi;

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Bidang Akuntansi;

c) Penatausahaan pembukuan keuangan pemerintah daerah dan penyusunan laporan keuangan daerah;

d) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan;

e) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Bidang Akuntansi;

j. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan;

b) Menyusun bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup akuntansi;

c) Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit;

d) Menyusun bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup akuntansi;

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

k. Sub Bidang Neraca

Kepala Sub Bagian Neraca mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Neraca;

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup neraca;

c) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

d) Penyusunan laporan keuangan tahunan;

B. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Data

Mardiasmo (2018 ; 98) mengatakan bahwa “anggaran adalah suatu pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara pada masa depan dan pihak yang lain perkiraan pendapaan (penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tertentu.”

Tabel 4.1

Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

No Tahun Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

1 2016 707,040,121,137.00 665,508,874,587.00 2 2017 707,508,330,458.00 667,326,043,707.00 3 2018 717,941,985,575.00 690,870,509,277.60 4 2019 760,417,874,932.00 713,251,271,965.42 5 2020 750,838,707,715.00 697,915,103,852.37 Rata-rata 728,749,403,963.40 686,974,360,677.88 Median 717,941,985,575.00 690,870,509,277.60 Maksimum 760,417,874,932.00 713,251,271,965.42 Minimum 707,040,121,137.00 665,508,874,587.00 Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa rata-rata anggaran dan realisasi belanja operasional pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang adalah sebesar Rp 728,749,403,963.40, dan Rp 686,974,360,677.88, nilai median

sebesar Rp 717,941,985,575.00, dan Rp 690,870,509,277.60, nilai maksimum sebesar Rp 760,417,874,932.00, dan Rp 713,251,271,965.42, nilai minimum sebesar Rp 707,040,121,137.00, dan Rp 665,508,874,587.00

Grafik Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

Tabel 4.2

Anggaran dan Realisasi Belanja Modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

No Tahun Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

1 2016 402,667,852,324.00 329,905,317,517.00 2 2017 239,221,872,318.00 200,088,477,045.00 3 2018 212,301,479,614.00 160,111,439,072.00 4 2019 230,273,065,363.00 163,396,969,835.00 5 2020 270,438,941,099.00 224,033,079,623.80 Rata-rata 270,980,642,143.60 215,507,056,618.56 Median 239,221,872,318.00 200,088,477,045.00

Maksimum 402,667,852,324.00 329,905,317,517.00 Minimum 212,301,479,614.00 160,111,439,072.00 Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa rata-rata anggaran dan realisasi belanja modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang adalah sebesar Rp 270,980,642,143.60 dan Rp 215,507,056,618.56 , nilai median sebesar Rp 239,221,872,318.00 dan Rp 200,088,477,045.00 , nilai maksimum sebesar Rp 402,667,852,324.00 dan Rp 329,905,317,517.00, dan nilai minumum sebesar Rp 212,301,479,614.00 dan Rp 160,111,439,072.00.

Grafik Anggaran dan Realisasi Belanja Modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

Tabel 4.3

Anggaran dan Realisasi Belanja Tak Terduga pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

No Tahun Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

1 2016 750,000,000.00 227,700,000.00

2 2017 250,000,000.00 70,050,000.00

3 2018 750,000,000.00 230,399,818.18

4 2019 750,000,000.00 183,444,100.00

5 2020 15,300,000,000.00 8,450,600,961.36 Rata-rata 3,560,000,000.00 1,832,438,975.91

Median 750,000,000.00 227,700,000.00

Maksimum 15,300,000,000.00 8,450,600,961.36

Minimum 250,000,000.00 70,050,000.00

Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa rata-rata anggaran dan realisasi belanja tak terduga pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang adalah sebesar Rp 3,560,000,000.00 dan Rp 1,832,438,975.91, nila median sebesar Rp 750,000,000.00 dan Rp 227,700,000.00, nilai maksimum sebesar Rp 15,300,000,000.00 dan Rp 8,450,600,961.36, dan nilai minumum sebesar Rp 250,000,000.00 dan Rp 70,050,000.00

Grafik Anggaran dan Realisasi Belanja Tak Terduga pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

Tabel 4.4

Anggaran dan Realisasi Belanja Transfer pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

No Tahun Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

1 2016 95,697,305,265.00 95,693,619,712.00 2 2017 147,661,783,400.00 120,115,529,618.00 3 2018 155,290,547,100.00 155,273,276,917.00 4 2019 173,785,805,596.00 173,785,804,596.00 5 2020 170,948,336,358.00 170,948,336,358.00 Rata-rata 148,676,755,543.80 143,163,313,440.20 Median 155,290,547,100.00 155,273,276,917.00 Maksimum 173,785,805,596.00 173,785,804,596.00 Minimum 95,697,305,265.00 95,693,619,712.00

Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Grafik Anggaran dan Realisasi Belanja Transfer pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

2. Analisis Data

a. Analisis Varians Belanja

Analisis varians adalah analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran belanja.

Tabel 4.3 Analisis Varians Belanja Tahun Anggaran Belanja

(Rp)

Realisasi Belanja

(Rp) % Kriteria

2016 1,206,155,278,726.00 1,091,335,511,816.00 90.48 Baik 2017 1,094,641,986,176.00 987,600,100,370.00 90.22 Baik

2018 1,086,284,012,289.00 1,006,485,625,084.78 92.65 Baik 2019 1,165,226,745,891.00 1,050,617,490,496.42 90.16 Baik 2020 1,207,525,985,172.00 1,101,347,120,795.53 91.21 Baik Rata-Rata 1,151,966,801,650.80 1,047,477,169,712.55 90.95 Baik Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa rata-rata anggaran belanja tahun 2016-2020 sebesar Rp 1,151,996,801,650.80 dengan tingkat realisasi belanja sebesar Rp 1,047,477,169,712.55 rasio varians belanja sebesar 90,95%. Varians ini masuk dalam kategori selisih disukai (Favourable varians) karena realisasi belanja tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Hasil ini juga mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Mahmudi (2010;157) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki Kinerja Keuangan Belanja yang baik apabila realisasi belanja tidak melebihi dari yang ditargetkan. Realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu Rp 1,101,347,120,975.53 dengan tingkat rasio varians belanja sebesar 91,21%, sedangkan realisasi terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu Rp 987,600,100,370.00 dengan tingkat rasio varians belanja sebesar 90,22%.

b. Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan belanja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan belanja dari tahun ke tahun.

Tabel 4.4

Perhitungan Pertumbuhan Belanja pada Pemerintah

Daerah Kabupaten Enrekang

Tahun Realisasi Pertumbuhan

Belanja (%) Kriteria 2016 1,091,335,511,816.00 20.84 Positif 2017 987,600,100,370.00 -9.51 Negatif 2018 1,006,485,625,084.78 1.91 Positif 2019 1,050,617,490,495.42 4.38 Positif 2020 1,101,347,120,795.53 4.83 Positif Rata-Rata 1,047,477,169,712.35 4.49 Positif Sumber : Data Olahan tahun 2016-2019

Secara umum, Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan Belanja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang mengalami pertumbuhan positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan yang positif yaitu 4,49%. Pertumbuhan tertinggi jatuh pada tahun 2016 yaitu 4,83%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu -9,51%. Dengan demikian kinerja keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang periode 2016-2020 dilihat dari segi pertumbuhan belanja dikatakan sudah baik.

c. Analisis Keserasian Belanja

1. Analisis Belanja Operasi terhadap Total Belanja

Tabel 4.5 Belanja Operasi terhadap Total Belanja

Tahun

2016 665,508,874,587.00 1,206,155,278,726.00 55.18 Cukup Serasi 2017 667,326,043,707.00 1,094,641,986,176.00 60.96 Serasi 2018 690,870,509,277.60 1,086,284,012,289.00 63.60 Serasi

2019 713,251,271,965.42 1,165,226,745,891.00 61.21 Serasi 2020 697,915,103,852.37 1,207,525,985,172.00 57.80 Cukup Serasi rata-rata 686,974,360,677.88 1,151,966,801,650.80 59.75 Cukup

Serasi Sumber : Data Olahan tahun 2016-2020

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dari tahun 2016-2020 dalam hal belanja operasi terhadap total belanja dapat dikatakan cukup serasi, hal ini dapat dilihat dari rata-rata rasio belanja operasinya yaitu sebesar 59,75% realisasi belanja operasi sebesar Rp 686,974,360,677.88 dibandingkan dengan rata-rata total belanja sebesar Rp 1,151,966,801,650.80 . Hal ini menunjukkan sebagian besar belanja digunakan untuk belanja operasi terutama untuk Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.

2. Analisis Belanja Modal terhadap Total Belanja

Tabel 4.6 Belanja Modal terhadap Total Belanja Tahun

2016 329,905,317,517.00 1,206,155,278,726.00 27.35 kurang Serasi 2017 200,088,477,045.00 1,094,641,986,176.00 18.28 Tidak Serasi 2018 160,111,439,072.00 1,086,284,012,289.00 14.74 Tidak Serasi 2019 163,396,969,835.00 1,165,226,745,891.00 14.02 Tidak Serasi 2020 224,033,079,623.80 1,207,525,985,172.00 18.55 Tidak Serasi Rata-Rata 215,507,056,618.56 1,151,966,801,650.80 18.59 Tidak Serasi Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Berdasarkan hasil analisis belanja modal terhadap total belanja diatas, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang pada tahun 2016-2020 dalam hal belanja modal terhadap total belanja

dikatakan tidak serasi, karena rata-rata rasio belanja modalnya yaitu sebesar 18,59%, dimana dari rata-rata realisasi belanja modal sebesar Rp 215,507,056,618.56 dibandingkan dengan rata-rata total belanja daerahnya sebesar Rp 1,151,966,801,650.80. Rasio belanja modal mengalami penurunan berkisar antara 27-14%. Sebagian besar belanja modal digunakan untuk belanja modal tanah, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

Rasio keserasian belanja Kabupaten Enrekang tahun 2016-2020 terlihat pada grafik berikut:

Berdasarkan grafik diatas, keseluruhan dari tahun 2016-2020 Pemerintah Kabupaten Enrekang mengalokasikan rata-rata 59,75%

digunakan untuk belanja operasional dan 18,59% digunakan untuk belanja modal. Untuk pengalokasian belanja operasinya mengalami peningkatan pada tahun 2016-2018 dan menurun pada tahun 2019-2020 dari sisi jumlah dan presentase sedangkan untuk pengalokasian belanja modal pada tahun

2016-2019 mengalami penurunan dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari sisi jumlah dan persentase.

d. Analisis Efisiensi Belanja

Rasio dalam Analisis Efisiensi Belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah daerah.

Tabel 4.7

Perhitungan Rasio Efisiensi Belanja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

Tahun 2016 1,091,335,511,816.00 1,206,155,278,726.00 90.48 Kurang efisien 2017 987,600,100,370.00 1,094,641,986,176.00 90.22 Kurang efisiensi 2018 1,006,485,625,084.78 1,086,284,012,289.00 92.65 Kurang efisiensi 2019 1,050,617,490,496.42 1,165,226,745,891.00 90.16 Kurang efisien 2020 1,101,347,120,795.53 1,207,525,985,172.00 91.21 Kurang efisiensi Rata-Rata 1,047,477,169,712.55 1,151,966,801,650.80 90.95 Kurang efisiensi Sumber : Data Diolah Penulis (2021)

Analisis Efisiensi Belanja Daerah menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang telah melakukan efisiensi belanja untuk tahun 2016-2020. Hal ini ditunjukkan dengan Realisasi Anggaran Belanja yang tidak terdapat angka melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Hasil ini mendukung pendapat Mahmudi (2010:166) yaitu “jika angka yang dihasilkan dari rasio kurang dari 100% maka dinilai telah melakukan efisiensi anggaran”. Dilihat dari tabel diatas, rasio efisiensi belanja yang

terendah terdapat pada tahun 2019 dengan persentase 90,16%, sedangkan rasio efisiensi belanja tertinggi terletak pada tahun 2016 dengan persenase sebesar 90,48%.

Semakin kecil nilai rasio berarti semakin efisien. Tetapi belum tentu dalam hak ini Pemerintah Daerah mempunyai kinerja yang baik karena bisa jadi Pemerintah Daerah melakukan penghematan sehingga realisasi belanjanya kurang maksimal atau bisa juga karena terdapat anggaran belanja yang tidak terealisasikan. Pemerintah Daerah juga dapat membuat anggaran yang besar sehingga realisasi belanjanya tidak mencapai anggaran yang ditetapkan.

C. PEMBAHASAN

Mardiasmo 2018 mengatakan bahwa “Anggaran adalah suatu pekerjaan pada satu pihak yang mengandung jumlah pengeluaran setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara dan masa depan dan pihak lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan

Mardiasmo 2018 mengatakan bahwa “Anggaran adalah suatu pekerjaan pada satu pihak yang mengandung jumlah pengeluaran setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara dan masa depan dan pihak lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan

Dokumen terkait