• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Mardiasmo 2018 mengatakan bahwa “Anggaran adalah suatu pekerjaan pada satu pihak yang mengandung jumlah pengeluaran setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara dan masa depan dan pihak lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tersebut.” Sedangkan menurut Halim dan Kusufi 2016 mengatakan bahwa “Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja.”

1. Rasio Varians Belanja

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa rasio varians belanja daerah pada tahun

2016-2020 dikatakan baik. Adapun rata-rata rasio varians belanja yaitu sebesar 90,95% yang dimana dapat dikatakan bahwa kinerja keuangannya sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa makna dari Varians ini masuk dalam kategori selisih disukai (Favourable varians) karena realisasi belanja tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Hasil ini juga mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Mahmudi (2010;157) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki Kinerja Keuangan Belanja yang baik apabila realisasi belanja tidak melebihi dari yang ditargetkan.

2. Rasio Pertumbuhan Belanja

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan belanja pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 20,84% yang artinya bahwa realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil daripada tahun sekarang sehingga hasilnya positif, pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar -9,51% dikarenakan realisasi pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan tahun 2017, dan pada tahun 2018-2020 mengalami pertumbuhan yang baik/positif yaitu sebesar 1,91%; 4,38%; dan 4,83% yang artinya bahwa kinerja keuangan mengalami pertumbuhan yang positif karena realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan tahun setelahnya. Adapun rata-rata dari rasio pertumbuhan belanja mengalami peningkatan atau menghasilkan nilai positif yaitu sebesar 4,49% yang artinya bahwa tingkat kinerja pertumbuhan belanja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dikatakan sudah baik.

3. Rasio Keserasian Belanja

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan belanja yang terbagi menjadi rasio belanja operasi terhadap total belanja dan rasio belanja modal terhadap total belanja. Rasio belanja operasi tahun 2016 sebesar 55,18% yang artinya tingkat kinerja keuangan Kabupaten Enrekang dikatakan cukup serasi, tahun 2017 yaitu sebesar 60,96% yang artinya tingkat kinerja keuangan Kabupaten Enrekang dikatakan serasi, tahun 2018 sebesar 60,63%% yang artinya kinerja keuangan dikatakan serasi, tahun 2019 sebesar 61,21% yang artinya kinerja keuangan dikatakan serasi, dan pada tahun 2020 sebesar 57,80% yang artinya cukup serasi. Adapun rata-rata rasio belanja operasi yaitu sebesar 59,75%, hal ini dapat menunjukkan bahwa tingkat kinerja keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang periode 2016-2020 dalam hal rasio belanja operasi terhadap total belanja dikatakan cukup serasi. Sedangkan pada rasio belanja modal terhadap total belanja tahun 2016 sebesar 27,35% yang artinya bahwa kinerja keuangan pada tahun tersebut kurang serasi, pada tahun 2017 sebesar 18,28% yang artinya kinerja keuangan tidak serasi, pada tahun 2018 sebesar 14,74% yang artinya kinerja keuangan pada tahun tersebut tidak serasi, pada tahun 2019 sebesar 14,02% yang artinya kinerja keuangannya tidak serasi, pada tahun 2020 sebesar 18,55% yang artinya kinerja keuangan kurang serasi. Adapun rata-rata rasio belanja modal sebesar 18,59% yang artinya bahwa tingkat kinerja keuangan pada Pemerintah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 dalam hal rasio belanja modal dikatakan tidak serasi.

4. Rasio Efisien

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 berdasarkan hasil penelitian rasio efisien, menunjukkan bahwa tingkat rasio efisien pada tahun 2016 sebesar 90,48% yang artinya kurang efisien, tahun 2017 sebesar 90,22% yang artinya bahwa tingkat kinerja keuangannya kurang efisien, tahun 2018 sebesar 92,65% yang artinya kinerja keuangan pada tahun tersebut kurang efisien, pada tahun 2019 sebesar 90,16% yang artinya tingkat kinerjanya kurang efisien, dan pada tahun 2020 sebesar 91,21% yang artinya kurang efisien. Adapun rata-rata rasio efisiensi sebesar 90,95% yang artinya bahwa Pemerintah Kabupaten Enrekang Periode 2016-2020 dalam menggunakan anggaran dikatakan kurang efisien dalam melakukan penghematan anggaran belanja. Kurang efisiennya anggaran belanja pada Pemerintah Kabupaten Enrekang disebabkan karena realisasi anggaran belanja menghampiri jumlah target angaran belanja. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Enrekang belum mengoptimalkan pelaksanaan anggaran belanja baik dalam penggunaan, pengendalian serta pengawasan dalam pengelolaan anggaran sehingga tercapai target efisiensi belanja.

Selain itu, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosita (2019). Penelitian yang dilakukan Rosita bertujuan untuk melihat tingkat kinerja belanja menggunakan rasio keserasian belanja, aktifitas, varians, dan pertumbuhan belanja. Sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kinerja belanja menggunakan rasio varians belanja, pertumbuhan, keserasian, dan efisiensi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rosita menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan realisasi anggaran belanja mengalami pertumbuhan yang positif bagi kinerja belanja. Untuk rasio varians belanja yang dilakukan oleh Rosita menunjukkan bahwa pemerintah Kota Palembang dinilai mampu menghemat anggaran dengan baik dan efisien, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dikatakan kurang efisien dalam melakukan penghematan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harry Al Makka (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Harry Al Makka bertujuan untuk mengetahui kinerja belanja LRA di Kotamobagu, tetapi hanya menggunakan rasio pertumbuhan dan rasio keserasian, sedangkan pada penelitian ini menggunakan rasio varians belanja, pertumbuhan, keserasian, dan efisien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harry Al Makka menunjukkan bahwa analisis pertumbuhan belanja dan keserasian belanja menghasilkan kinerja belanja yang baik bagi Kotamobagu, hal ini terlihat dari hasil analisis pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 28,80%.

Sedangkan rasio pertumbuhan belanja pada penelitian ini juga dikatakan bahwa kinerja keuangannya sudah baik, karena rata-rata dari analisis rasio pertumbuhan menghasilkan presentasi yang positif yaitu sebesar Rp 4,49%, adapun rasio keserasian belanja pada penelitian ini dikatakan bahwa tingkat kinerja keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dalam hal rasio belanja modal dikatakan kurang serasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Indra Christian Lontaan (2016) berbeda dengan penelitian ini, karena penelitian yang dilakukan oleh Indra

hanya menggunakan 2 rasio yaitu rasio efisiensi dan rasio pertumbuhan.

Hasil penelitian Indra menunjukkan bahwa Kota Minahasa dalam menggunakan anggaran dikatakan kurang efisiensi dalam melakukan penghematan belanja, karena hasil dari perhitungan rasio efisiensi dari 2012-2014 adalah sebesar 93,21%, 91,39%, dan 90,21% yang artinya kurang efisien disebabkan karena realisasi anggaran belanja menghampiri jumlah target anggaran belanja, begitupun dengan penelitian ini dikatakan kurang efisien karena rata-rata rasio efisiensi belanjanya sebesar 90,95%.

Penelitian yang dilakukan oleh Sakina Nusarifa Tanri (2018) sama dengan penelitian ini, karena penelitian Elizar menggunakan analisis rasio varians belanja, pertumbuhan belanja, keserasian belanja, efisiensi belanja, dan efektivitas belanja, sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan rasio efektivitas. Hasil penelitian yang dilakukan Elizar menunjukkan bahwa varians belanja dan pertumbuhan belanja pada Kota Yogyakarta telah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari penggunaan anggaran yang tidak melebihi realisasinya, pada penelitian ini pertumbuhan belanjanya juga sudah dapat dikatakan baik karena rata-rata rasio pertumbuhan belanjanya menghasilkan nilai positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Wirawan Suhaedi (2019) berbeda dengan penelitian ini, karena penelitian Wirawan menganalisis belanja daerah dengan hanya menggunakan rasio varians belanja dan efisiensi belanja, sedangkan pada penelitian ini tidak hanya menggunakan rasio varians dan efisiensi tetapi juga menggunakan rasio pertumbuhan dan keserasian. Hasil penelitian Wirawan sama dengan penelitian ini, hasil penelitian Wirawan menunjukkan bahwa varians belanja menghasilkan

rata-rata sebesar 93,30% dan masuk dalam kategori favourable varians, akan tetapi hasil ini dikatakan kurang efisien karena realisasi anggaran belanja hampir mencapai target anggaran yang telah ditetapkan, begitupun dengan hasil varians belanja pada penelitian ini menghasilkan rata-rata varians belanja sebesar 90,95% yang artinya dianggap kurang efisien dalam menghemat anggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisah (2018) berbeda dengan penelitian ini, karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisah menghasilkan varians belanja dengan rata-rata 78,62% yang artinya penggunaan anggaran belanja pada Kota Samarinda dikatakan efisien, sedangkan penelitian ini menghasilkan rata-rata varians belanja sebesar 90,95% yang artinya penggunaan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dikatakan kurang efisien. Adapun pertumbuhan belanja pada penelitian Siti Aisha dikatakan baik, karena rata-rata rasio pertumbuhan belanja menghasilkan nilai positif yaitu sebesar 78,62%, begitupun dengan penelitian ini dikatakan bahwa tingkat kinerja pertumbuhan belanja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dikatakan baik, karena rata-rata rasio pertumbuhan belanja menghasilkan nilai positif yaitu sebesar 4,49%

Penelitian yang dilakukan oleh Chrisman Youli Karinda dan Lidia Mawikere sama dengan teknik analisis data pada penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan rasio varians belanja, pertumbuhan belanja, keserasian belanja, dan efisiensi belanja. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada penelitian Chrisman menggunakan rasio belanja daerah terhadap PDrb (Product Domestic Regional Bruto), akan tetapi hasil

penelitiannya sama dengan hasil penelitian ini, pada penelitian Chrisman rasio pertumbuhannya menghasilkan nilai yang positif, dan penelitian ini juga menghasilkan nilai yang positif yaitu sebesar 4,49%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Maya Sari (2018) berbeda dengan penelitian ini, karena penelitian Ika Maya hanya menggunakan analisis varians belanja saja. Tetapi hasil penelitian dari varians belanja Ika Maya sama dengan hasil penelitian ini, yaitu sama-sama masuk dalam kategori selisih disukai (favourable varians) karena realisasi belanja tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan artinya pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan belanaja yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Novita Sari (2018) berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian Dwi menggunakan rasio efisiensi dan rasio efektivitas. Hasil penelitian dwi berbeda dengan hasil penelitian ini, karena hasil penelitian dwi pada rasio efisiensi dikatakan efisien karena rata-rata rasio efisien sebesar 61,39%, sedangkan hasil penelitian ini dikatakan kurang efisien karena menghasilkan rasio efisiensi sebesar 90,95%.

62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang ada pada pemerintah daerah Kabupaten Enrekang belum mampu menghemat anggaran belanja dengan baik dan efisien. Hal ini terlihat dari hasil penelitian analisis rasio efisiensi yang menghasilkan rata-rata rasio efisiensi sebesar 90,95% yang artinya bahwa pemerintah Kabupaten Enrekang dikatakan kurang efisien dalam mengelola anggaran, begitupun dengan rasio keserasian dalam hal belanja modal menunjukkan bahwa tingkat kinerja keuangan pada pemerintah Kabupaten Enrekang dikatakan kurang serasi. Akan tetapi dalam hal rasio pertumbuhan belanja dinilai mampu meningkatkan kinerja keuangan karena menghasilkan rata-rata pertumbuhan positif yaitu 4,49% yang artinya bahwa tingkat kinerja keuangan belanja dalam hal rasio pertumbuhan belanja dikatakan sudah baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka peneliti memberikan saran kepada pemerintah Kabupaten Enrekang yaitu:

1. Pemerintah Kabupaten Enrekang harus lebih berusaha lagi meningkatkan kinerja keuangan dalam pengelolaan anggaran khususnya anggaran belanja daerah, baik dari segi penggunaan belanja, pengendalian serta pengawasan dalam pengelolaan anggaran sehingga dapat mencapai tingkat kinerja yang baik.

2. Dalam penyusunan anggaran belanja, hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi, agar anggaran yang sudah disusun dapat direalisasikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.

Keempat. Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Halim. 2017. Manajemen Keuangan Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empa.

Hasanah, N., dan Vidiyastutik, E.D. 2018. Analisis Kinerja Realisasi Anggaran dalam Belanja Daerah Pemerintah Probolinggo. Jurnal Ecobusss. Vol. 6. No.

2.

Katit, F.X.W., dan Pinatik, S. 2016. Analisis Kinerja Belanja pada Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat Provinsi Papua. Jurnal EMBA. Vol. 4. No. 3.

Kusufi & Halim. 2016. Manajemen Keuangan Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Lontaan, I.C., dan Pangerapan, S. 2016. Analisis Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tahun Anggaran 2012-2014. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 1.

M. Nafarin. 2012. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Mahmudi. 2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE.

Makka, Harry. dkk. 2015. Analisis Kinerja Belanja Daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kota Kotamobagu. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 15.

No.04.

Mardiasmo. 2011. “Perpajakan Edisi Revisi”. Yogyakarta: Andi.

Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik, Andi : Yogyakarta.

Muindro Renyowijoyo. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Mitra Wacana Media

Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Nordiawan Dedi. 2012. Anggaran disuatu Pemerintah. Jakarta : Salemba.

Nurema. 2020. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang. Skripsi Sarjana Ekonomi dan Bisnis (S1). Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nuryaman & Christina, V. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis Teori dan Praktik. Cetakan pertama. Bogor, Indonesia : Penerbit Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Anggaran.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Belanja.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Belanja Daerah.

Rosita. 2019. Analisis Pengukuran Belanja Daerah dalam Meningkatkan Kinerja Belanja pada BPKAD Kota Palembang. Skripsi Sarjana Ekonomi dan Bisnis (S1). Universitas Muhammadiyah Palembang.

Rusdi. 2018. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang. Skripsi Sarjana Ekonomi dan Bisnis (S1). Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sari, Ika. dkk. 2018. Analisis Anggaran Belanja Daerah sebagai Alat Pengendalian pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bombana. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 3.

Sinambela, E., dan Pohan, K.Z.A. 2016. Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis. Vol. 16. No.1.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuanlitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

Suhaedi, Wirawan. 2019. Analisis Belanja Daerah. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma. Vol. 18. No. 2

Tantri, S.N ., dan Irmawati, P. 2018. Analisis Kinerja Anggaran Belanja pada Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia. Vol. 1. No. 1.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

Sinta, lahir di Tangru Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada tanggal 01 September 1999. Anak ketiga dari 3 bersaudara yang merupakan buah kasih dan sayang dari pasangan Ayahanda Nawi dan Ibunda Sahida. Pendidikan Sekolah Dasar penulis di SDN 166 Tangru dan selesai pada tahun 2011, setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Baraka dan selesai pada tahun 2014, kemudian setelah menyelesaikan pendidikan di SMP, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN Model 1 Baraka dan selesai pada tahun 2017, dan mulai tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiya Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat Rahmat dan pertolongan Allah serta doa dan usaha orang tua, denan penuh rasa syukur, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Anggaran Belanja Daerah dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Enrekang.”

Dokumen terkait