• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian social membutuhkan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995: 37). Teori berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyortir masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian yang akan disortir (Nawawi, 1991: 40).

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan unsur terpenting bagi kehidupan manusia.Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan yang lainnya. Komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “sama”, yang

diartikan sebagai proses penyamaan makna (Effendy, 2007: 9).

Menurut Muhammad Arni (2005) komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran pesan verbal dan non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penyampaian pesan secara verbal maupun non verbal oleh seorang komunikator dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak antara komunikator dan komunikan, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti.

Harold Lasswell (Mulyana, 2005: 62) menerangkan cara terbaik menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To

media, komunikan, dan efek. (Effendy, 2004: 253).

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni :

1. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan pesan atau informasi.

2. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambing, bahasa, gambar, dan sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator. 5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari

pesan.

Gambar 2.1

Proses Terjadinya Komunikasi

Sumber Pesan Media Penerima Efek

Umpan Balik

Sumber: (Cangara, 2007: 24)

Sumber merupakan pengirim informasi dalam berkomunikasi atau biasa yang kita sebut dengan komunikator. Jumlahnya bisa satu orang, bahkan juga dalam bentuk kelompok seperti organisasi, partai dan lain-lain. Apabila lebih dari satu orang, relatif saling kenal dan memiliki rasa emosional yang kuat dalam kelompoknya maka dapat disebut sebagai kelompok kecil. Selanjutnya sumber mengirimkan pesan, baik secara tatap muka ataupun melalui media komunikasi.

Pesan itu beragam sehingga pesan bersifat abstrak, misalnya informasi, hiburan, pujian atau yang lainnya. Dengan menggunakan lambang komunikasi, pesan dapat berwujud menjadi konkret, sehingga pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal (bahasa lisan dan bahasa tulisan) dan pesan nonverbal (isyarat, suara, sentuhan, raut wajah).

Untuk sampai kepada penerima adalah melalui media atau saluran demi tercapainya komunikasi. Media merupakan alat penghubung dalam menghantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini media yang dimaksud ialah media komunikasi. Penerima atau yang biasa kita sebut dengan komunikan merupakan orang menerima pesan komunikasi, seperti individu (perorangan), kelompok, partai atau yang lainnya. Jika dalam konteks komunikasi massa, penerima dapat berupa sasaran, khalayak, pemirsa dan lain-lain. Komunikan merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, sebab komunikan sangat menentukan keberhasilan dari pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 10).

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekitarnya timbul pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat memahaminya (Widjaja, 2000: 15).

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian dan kedua belah pihak saling memahaminya. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan hubungan dengan sesama individu. Adapun bentuk dari komunikasi yaitu (Effendy, 2003: 7):

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)

Terdiri dari komunikasi intrapersonal (Intrapersonal Communication) dan komunikasi antarpersonal (Interpersonal Communication).

2. Komunikasi Kelompok

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication), terdiri dari ceramah, forum, diskusi, dan seminar.

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication), terdiri dari kampanye.

3. Komunikasi Organisasi (Organization Communication). 4. Komunikasi Massa (Mass Communication).

Adapun proses komunikasi menurut Onong terbagi atas dua tahap, yakni secara premier dan secara sekunder (Effendy, 2004: 11).

1. Proses Komunikasi Secara Premier

Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang ini umumnya bahasa tetapi dalam situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang digunakan dapat berupa gerak, tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses ini termasuk sambungan dari proses primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini akan semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang oleh teknologi-teknologi lainnya.

2.1.1.2 Fungsi Komunikasi

Komunikasi sebagai ilmu dan seni, sudah tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang baik tidaklah jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi-fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan Informasi (To Inform)

Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bias mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun. 2. Mendidik (To Educate)

Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativitas, tidak hanya sekedar member hiburan, tetapi juga member pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang. 3. Menghibur (To Entertain)

Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagi, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa.

4. Mempengaruhi (To Intfluence)

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk member motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai yang baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modernisasi.

2.1.1.3 Tujuan Komunikasi

Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu dan lainnya tetapi juga memiliki tujuan dalam berkomunikasi. Ada empat tujuan komunikasi (Effendy, 2004) antara lain :

1. Perubahan Sikap

Memberikan berbagai informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya.

masyarakat mau merubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

3. Perubahan Perilaku

Memberikan informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah perilakunya.

4. Perubahan Sosial

Memberikan berbagai informasi kepada masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta berpatisipasi terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

2.1.2 Komunikasi Organisasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Handoko (2002, 272) komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.

Komunikasi juga memiliki beberapa persepsi, menurut Face dan Paules (2001,145) beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi dari beberapa ahli yakni sebagai berikut: