• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN

2.3 Terapi Air Putih

2.3.2 Kerja Air Putih

Pelaksanaan terapi 1,5 L air putih dapat dilaksanakan tanpa menggangu fisiologi tubuh karena berdasarkan anatomi fisiologi manusia kapasitas lambung orang dewasa mencapai 1,5-2 L (Black & Hawks, 2009). Selain itu, pelaksanaan terapi air ini juga telah menjadi sebuah budaya di India yang disebut “usha kaala chikitsa”, sebuah istilah bahasa Sansekerta untuk terapi air. Tradisi ini dilakukan dengan minum 1,5 liter air putih setelah bangun tidur tanpa menggosok gigi terlebih dahulu. Setengah jam sampai satu jam sebelum dan sesudah minum air ini tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman lainnya, seperti teh, kopi, atau susu (Black & Hawks, 2009).

Bagian air yang diserap ke dalam aliran darah dan sisanya mencapai rektum mana mendorong kotoran keluar dari tubuh. Peneliti menyadari bahwa minum sedikit air hangat sepenuhnya flushes kotoran di dubur hampir seperti mengambil enema. Jumlah cairan yang banyak sesuai kapasitas lambung (1,5 L)

diperlukan dalam satu kali pemberian di pagi hari untuk proses pembersihan organ tubuh. Masuknya cairan dalam jumlah yang banyak ke dalam lambung akan menimbulkan efek gastrokolik yang kemudian merangsang terjadinya peristaltik usus (Black & Hawks, 2009).

Air mengisi lambung, mengalir ke usus dan membersihkan rongga usus.

Bahan sisa metabolisme dalam saluran cerna akan membawa sejumlah air yang telah digunakan untuk mencairkan makanan, dan hal ini tergantung pada ketersediaan air di dalam tubuh. Air yang membawa sisa metabolisme akan bertindak sebagai pelumas untuk membantu sisa metabolisme ini bergerak di sepanjang kolon (Guyton & Hall, 2010).

Pelaksanaan terapi air dengan minum 1,5 L air putih di pagi hari segera setelah bangun tidur memang bukanlah hal yang mudah, khususnya bagi individu yang tidak terbiasa mengkonsumsi air dengan jumlah yang banyak (>300 ml) sekaligus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 68% responden kelompok intervensi yang mengalami keluhan mual selama pemberian minum 1,5 liter, tetapi muntah maupun komplikasi yang berat tidak terjadi selama pelaksanaan intervensi (Black & Hawks, 2009).

Minum air putih harus dilakukan sebelum berkumur, karena saliva yang mengendap di mulut semalam banyak mengandung enzim-enzim dan antibiotik alami yang diperlukan tubuh. Jadi menelan air saliva sendiri adalah sehat. Setelah minum air putih, gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit sesudahnya. Lebih baik menunggu 45 menit untuk makan

setelah minum 8 gelas air putih. Maksudnya memberikan kesempatan kepada air putih untuk membersihkan 8 meter usus halus. Setelah usus halus bersih, makanan dibiarkan masuk untuk diproses. Setelah 45 menit kemudian, boleh makan dan minum seperti biasa. Lima belas menit setelah sarapan, atau makan siang atau makan malam jangan minum apapun selama 2 jam sesudahnya. Untuk yang berusia lanjut ataupun yang sedang sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air sekaligus, dapat digantikan dengan meminum air terlebih dahulu dan secara bertahap ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga mampu meminum 4 gelas air (Black & Hawks, 2009).

Metode di atas adalah untuk mengobati orang yang sedang sakit, bagi orang yang sedang tidak sakit dapat menikmati hidup sehat, antara lain: pagi hari ketika bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1,5 liter air, yaitu 6 sampai 8 gelas. Lebih baik air ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter.

Setelah itu boleh melanjutkan kegiatan pagi hari (Black & Hawks, 2009).

Hal itu sangat penting diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 liter air, tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya, bila memungkinkan, gunakanlah air hangat, air rebus atau air jernih yang sudah disaring, khusus para pekerja atau para pelajar (yang pagi-pagi sudah harus berangkat), bangun lebih awal sehingga memberikan sela 1 jam sebelum sarapan.Untuk bergadang hingga pagi, minum 1,5 liter air putih dilakukan setelah bangun dari tidur yang lama (Diwanto, 2009).

Kotoran akan bereaksi dengan asam dipecah dan diserap oleh instetine lebih cepat daripada makanan padat. Kotoran akan berbaris dalam usus besar

dengan cepat akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker.

Dianjurkan untuk meminum air putih hangat untuk memperlancar pencernaan (Hamidin, 2010).

Pelaksanaan terapi 1,5 L air putih dapat dilaksanakan tanpa menggangu fisiologi tubuh karena berdasarkan anatomi fisiologi manusia kapasitas lambung orang dewasa mencapai 1,5-2 L. Selain itu, pelaksanaan terapi air ini juga telah menjadi sebuah budaya di India yang disebut “usha kaala chikitsa”, sebuah istilah bahasa Sansekerta untuk terapi air. Tradisi ini dilakukan dengan minum 1,5 liter air putih setelah bangun tidur tanpa menggosok gigi telebih dahulu. Setengah jam sampai satu jam sebelum dan sesudah minum air ini tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman lainnya, seperti teh, kopi, atau susu. Dengan demikian, peneliti yakin bahwa terapi air ini dapat dan baik digunakan sebagai salah satu pilihan intervensi pada asuhan keperawatan pasien konstipasi (Black & Hawks, 2009).

Dalam usus besar, bagian air yang diserap ke dalam aliran darah dan sisanya mencapai rektum mana mendorong kotoran keluar dari tubuh. Peneliti menyadari bahwa minum sedikit air hangat sepenuhnya flushes kotoran di dubur hampir seperti mengambil enema. Jumlah cairan yang banyak sesuai kapasitas lambung (1,5 L) diperlukan dalam satu kali pemberian di pagi hari untuk proses pembersihan organ tubuh. Masuknya cairan dalam jumlah yang banyak ke dalam lambung akan menimbulkan efek gastrokolik yang kemudian merangsang terjadinya peristaltik usus (Black & Hawks, 2009).

Air mengisi lambung, mengalir ke usus dan membersihkan rongga usus.

Bahan sisa metabolisme dalam saluran cerna akan membawa sejumlah air yang telah digunakan untuk mencairkan makanan, dan hal ini tergantung pada ketersediaan air di dalam tubuh. Air yang membawa sisa metabolisme akan bertindak sebagai pelumas untuk membantu sisa metabolisme ini bergerak di sepanjang kolon (Guyton & Hall, 2010).

Pelaksanaan terapi air dengan minum 1,5 L air di pagi hari segera setelah bangun tidur memang bukanlah hal yang mudah, khususnya bagi individu yang tidak terbiasa mengkonsumsi air dengan jumlah yang banyak (>300 ml) sekaligus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 68% responden kelompok intervensi yang mengalami keluhan mual selama pemberian minum 1,5 liter, tetapi muntah maupun komplikasi yang berat tidak terjadi selama pelaksanaan intervensi. Keluhan mual yang dialami pasien sebenarnya bersifat ringan dan wajar karena lambung terisi penuh dengan cairan. Penggunaan air minum yang lebih hangat dan minum 1,5 L air secara bertahap dalam rentang 15-20 menit dapat dilakukan untuk meminimalkan rasa mual tersebut (Black & Hawks, 2009).

Keluhan mual juga akan semakin berkurang apabila individu/ pasien sudah terbiasa melaksanakan terapi tersebut, karena manusia memiliki respon adaptasi.

Oleh karena itu, penggunaan terapi air sebagai intervensi keperawatan pada pasien konstipasi tergolong aman karena hanya menimbulkan efek mual yang ringan yang dapat diatasi dengan berbagai cara (Diwanto, 2009).

Minum air putih 1,5 L di pagi hari segera setelah bangun tidur adalah hal yang dianggap sulit bagi sebagian orang. Beberapa perawat yang peneliti temui

justru merasa ragu dengan jumlah cairan yang dianjurkan karena khawatir pasien maupun individu lainnya tidak akan sanggup melakukannya. Melalui hasilpenelitian ini, peneliti dapat membuktikan bahwa pelaksanaan terapi 1,5 L air putih sangat mungkin dan dapat dilaksanakan oleh setiap orang (Guyton & Hall, 2010).

Minum air putih harus dilakukan sebelum berkumur, karena saliva yang mengendap di mulut semalam banyak mengandung enzim-enzim dan antibiotik alami yang diperlukan tubuh. Jadi menelan air saliva sendiri adalah sehat. Setelah minum air putih, gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit sesudahnya. Lebih baik menunggu 45 menit untuk makan setelah minum 8 gelas air putih. Maksudnya memberikan kesempatan kepada air putih untuk membersihkan 8 meter usus halus. Setelah usus halus bersih, makanan dibiarkan masuk untuk diproses (Guyton & Hall, 2010).

Setelah 45 menit kemudian, boleh makan dan minum seperti biasa. Lima belas menit setelah sarapan, atau makan siang atau makan malam jangan minum apapun selama 2 jam sesudahnya. Untuk yang berusia lanjut ataupun yang sedang sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air sekaligus, dapat digantikan dengan meminum air terlebih dahulu dan secara bertahap ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga mampu meminum 4 gelas air (Guyton & Hall, 2010).

Metode di atas adalah untuk mengobati orang yang sedang sakit, bagi orang yang sedang tidak sakit dapat menikmati hidup sehat, antara lain: pagi hari ketika bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1,5 liter

air, yaitu 6 sampai 8 gelas. Lebih baik air ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter.

Setelah itu boleh melanjutkan kegiatan pagi hari (Guyton & Hall, 2010).

Hal itu sangat penting diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 liter air, tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya, bila memungkinkan, gunakanlah air hangat, air rebus atau air jernih yang sudah disaring, khusus para pekerja atau para pelajar (yang pagi-pagi sudah harus berangkat), bangun lebih awal sehingga memberikan sela 1 jam sebelum sarapan. Untuk bergadang hingga pagi, minum 1,5 liter air putih dilakukan setelah bangun dari tidur yang lama. Kotoran akan bereaksi dengan asam dipecah dan diserap oleh instetine lebih cepat daripada makanan padat. Kotoran akan berbaris dalam usus besar dengan cepat akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Dianjurkan untuk meminum air putih hangat untuk memperlancar pencernaan (Hamidin, 2010).

Terapi air adalah suatu metoda penyembuhan dengan menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis atau penyembuhan (Hamidin, 2010). Terapi air merupakan sebuah budaya di India yang disebut “usha kaala chikitsa”, sebuah istilah bahasa Sansekerta untuk terapi air. Penggunaan terapi air saat ini sudah mulai meluas di Asia dan Amerika. Terapi ini ada yang bersifat internal dan eksternal. Terapi air yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi konstipasi adalah yang sifatnya internal, yaitu dengan minum air putih sebanyak 1,5 liter. Air adalah salah satu nikmat anugrah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya terutama umat manusia. Air putih memiliki daya penyembuhan (Hamidin, 2010).

Air adalah cairan tidak berwarna dan tidak berbau terdiri dari molekul yang mengandung dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Walaupun tubuh manusia lebih banyak terdiri atas air, tapi setiap harinya kehilangan banyak air.

Manusia kehilangan sekitar 1,5 liter air sehari meskipun hanya duduk-duduk. Air akan semakin tercurah keluar dari tubuh bila melakukan aktivitas yang menguras tenaga. Menurut Hamidin (2010), kehilangan 4 persen cairan akan mengakibatkan penurunan kinerja sebanyak 22 persen. Jika kehilangan cairan lebih dari 7 persen, mulai merasa lemah, lesu, dan pusing-pusing.

Menurut Hamidin (2010), fungsi air di dalam tubuh sebagai:

a. Mengatur suhu tubuh Tubuh akan menurun kondisinya ketika kadar air

Hal ini terjadi apabila tubuh tidak mendapatkan pemasukan cairan dengan segera untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Suhu tubuh akan meningkat bila tubuh kekurangan air. Masukan cairan ke dalam tubuh akan menyeimbangkan suhu tubuh.

b. Memperlancar Peredaran Darah

Darah dalam tubuh manusia terdiri dari 90% air. Darah akan menjadi lebih kental bila tubuh kekurangan air. Hal ini disebakan cairan di dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Darah berfungsi untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh sehingga ketika tubuh kehilangan air secara terus-menerus maka bisa dipastikan darah akan lebih cepat mengental. Akibatnya jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh.

c. Menyehatkan dan menghaluskan kulit tubuh

Ketika tubuh kekurangan air, tubuh akan menyerap kandungan air di dalam kulit sehingga kulit akan menjadi tampak kering, kusam, kasar, berkerut dan tidak segar. Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.

Kecukupan air di dalam tubuh perlu untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh panas dari luar tubuh.

d. Memperlancar Fungsi Pencernaan

Konsumsi air yang cukup akan membantu organ-organ pencernaan seperti usus besar agar berfungsi mencegah konstipasi karena gerakan-gerakan usus menjadi lebih lancar. Metabolisme di dalam tubuh akan berjalan dengan sempurna dengan konsumsi air yang cukup.

e. Membantu Pernafasan Tubuh

Paru-paru di dalam tubuh manusia harus selalu basah dalam melaksanakan fungsinya untuk memasukkan oksigen ke dalam sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida.

f. Melumasi Sendi dan Otot

Air yang cukup di dalam tubuh akan melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot. Air membantu melumasi sendi agar bergerak lebih luwes. Otot-otot tubuh akan mengempis apabila Otot-otot-Otot-otot tubuh kekurangan cairan, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik karena kekurangan cairan

g. Media Untuk Memulihkan Kondisi Tubuh

Cairan yang keluar dari dalam tubuh akan lebih banyak pada saat terjadi peningkatan suhu tubuh. Kondisi ini memerlukan konsumsi cairan yang lebih

banyak dari biasanya, karena air berfungsi untuk menggantikan cairan yang telah terbuang dari dalam tubuh. Efek hormon pertumbuhan tidak lagi merupakan faktor dominan dalam pengaturan asupan air bagi tubuh setelah pertumbuhan fisik terjadi secara penuh, dan tubuh tidak lagi berada dalam tahap pertumbuhan dari perkembangan fisik. Pengaturan air tubuh terutama menjadi tanggung jawab pusat-pusat saraf di otak yang mengeluarkan histamin sebagai pembawa pesan kimianya. Sensasi haus tidak memadai untuk mengatur kecukupan asupan air.

Sistem vaskuler (peredaran darah) akan membawa air ke bagian tubuh yang memerlukan cairan.

Dokumen terkait