• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Kerukunan dan Upaya Peningkatan

Kondisi keagamaan masyarakat dusun Honggosari ini seluruh masyarakatnya memeluk agama Islam dengan dua paham agama yang berbeda yaitu Muhammadiyah dan NU, kondisi sosial masyarakat nampak sangat baik, dengan terciptanya kerukunan yang harmonis dalam masyarakat.

a. Tokoh masyarakat- dusun Honggosari

Di dusun Honggosari, seorang tokoh masyarakat tidak hanya diakui sebagai pemimpin untuk menjaga dan melestarikan desanya yang telah dipimpin, tetapi juga dianggap masyarakat sebagai bapak dari masyarakatanya. Sebagai seorang pemimpin sekaligus seorang bapak yang memiliki pengaruh tinggi pada kesejahteraan masyarakatnya, tokoh masyarakat juga disegani, dihormati, dan dipatuhi.

Kerukunan masyarakat yang ada di dusun Honggosari ini dalam bidang sosial berupa kerjasama antar warga, seperti kerjabakti dan gotong-royong. Dalam kehidupan bermasyarakat, tokoh masyarakat

58

berupaya untuk mempereratkan semua penduduk agar saling mengenal satu sama lain, dengan cara memberikan arahan untuk hidup rukun serta memberi contoh yang baik, sehingga hubungan mereka jauh lebih baik lagi dan saling mengenal lebih dekat walaupun berbeda paham, hal tersebut dilakukan agar tidak ada yang bermusuhan.

Dalam dunia kehidupan bermasyarakat, tokoh masyarakat menempati stratifikasi sosial serta mempunyai kharismatik sebagai seorang pemimpin. Maka, sebagai orang yang dituakan harus menjaga kewibawaannya di masyarakat sebagai contoh dan suri tauladan yang baik untuk rakyatnya. Seperti halnya yang diungkapakan Bapak Fauzi,

“ya pertama dari figur kepemimpinan mbak, orang itu kalau memberi contoh yang baik, maka di bawahnya pun juga akan ikut baik. Tapi kalau yang di atas sering ngompor-ngompori yang tidak baik, ya itu jelas malah menanamkan kebencian, apalagi kan ada dua kubu mbak. Apabila tokoh-tokoh yang dituakan memberi contoh yang tidak baik otomatis akan menjadikan yang tidak baik dan membentuk gep”.(wawancara halaman 14)

Sehingga hubungan kerukunan pemimpin dan masyarakatnya di dusun Honggosari tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan perintah Islam.

b. Tokoh agama – masyarakat Honggosari

Dalam menjaga kerukunan antar umat Islam, yang dilakukan oleh tokoh agama, baik tokoh Muhammadiyah maupun tokoh NU adalah menjaga hubungan baik antar sesama umat Islam. Ajaran agama Islam di masyarakat muslim yaitu saling toleransi dan berbuat baik.

59

Sebagai umat Islam hendaknya saling menghormati dan tolong-menolong, tidak pandang bulu dalam membantu umat Islam yang berbeda paham. Organisasi masyarakat baik Muhammadiyah atau NU itu hanyalah sebuah organisasi yang pengikutnya dalam memahami ajarannya berbeda-beda. Namun hal tersebut tidak menjadikan perselisihan. Maka, wujudkanlah kerukunan dengan menerima perbedaan yang ada”.

Hidup satu keluarga dengan keyakinan yang berbeda itu luar biasa. Tidak ada konflik yang terjadi di dusun Honggosari ini, mereka hidup berdampingan dengan tentram dan damai.

Tokoh agama NU juga mengatakan bahwa:

“gini mbak yang namanya organisasi apapun adalah sebuah jembatan menuju ke Sana intinya semua kan Sana mbak. Dan perbedaan adalah sebuah rahmah, rahmah adalah suatu anugrah. Jadi, perbedaan jangan di jadikan satu-satunya perselisihan tapi menambah wawasan. Kita harus syukuri dengan syarat saling menghormati dan tidak usah merasa paling benar, paling pintar”.(wawancara halaman 7)

c. Kerukunan masyarakat Honggosari

Dalam perspektif Islam, kerukunan merupakan ajaran Islam yaitu hubungan manusia untuk memelihara kemaslahatan dan menghindarkan dari kemadharatan, serta memelihara keserasian antara satu dengan yang lainnya dalam rangka menciptakan kedamaian yang didasarkan pada persaudaraan. Kehidupan kerukunan yang terjadi di dusun Honggosari ini, semua masyarakatnya menganut agama Islam, akan tetapi ada paham yaitu Muhammadiyah dan NU. Maka, untuk menjaga hubungan antara

60

keduanya diperlukan sikap toleransi di masyarakat seperti halnya ketika sholat berjamaah, mereka sholat bersama di Masjid walaupun ada perbedaan paham di antara mereka. Seperti halnya yang dikatakan Bu Muslimah,

ya saya ikut sholat berjamaah mbak di Masjid dengan pak Tohari, ya sebetulnya juga agak sulit bagi keyakinan saya. Tapi saya

niatnya untuk jama’ah saja, pasrah bongkoan saja”.(wawancara

halaman 34)

Kerukunan tersebut juga dilatarbelakangi oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara warga Muhammadiyah dan NU. Misalnya, sholat fardhu berjamaah di Masjid Al-Mubarok, pengajian bersama, PKK, karang taruna, bersih-bersih masjid bersama, kerjabakti, dan peringatan hari-hari besar Islam, seperti: Isro’ Miroj, syawalan, nyadran, pengajian silaturahmi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, maka warga dusun Honggosari ini dapat mempererat tali silaturahmi dan terus dapat menjaga kerukunan yang sudah tebina sejak dahulu.

2. Upaya peningkatan kerukunanmasyarakat Honggosari

Upaya yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, seperti tokoh agama dan kepala desa yang kebetulan bertempat tinggal di dusun Honggosari ini, mereka berusaha untuk meningkatkan kerukunan umat Islam yang berbeda prinsip pemahaman dengan berbagai cara diantaranya, sebagai berikut : a. Upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat

Pak Fauzi yang menjabat sebagai kepala desa Jogonegoro yang kebetulan tinggal di dusun Honggosari ini berusaha meningkatkan kerukunan pada warganya, dengan cara sering berkunjung dan bermain

61

di lingkungannya untuk menjalin silaturahim pada warganya dan membangun komunikasi yang lebih baik. Usaha lain yang dilakukannyauntuk meningkatkan kerukunan sesuai dengan programnya adalah melakukan kerjabakti bersama seluruh masyarakat desa Jogonegoro.

“Semua dalam hal sosial bersama-sama mbak. Apalagi saya pemimpin di sini, ya misal ada kerjabakti ya kita bersama-sama, selain itu saya juga kadang-kadang berkunjung ke wilayah-wilayah lain yang masih lingkup desa Jogonegoro, ya untuk menjalin tali silaturahmi”.(wawancara halaman 12)

Dengan upaya yang dilakukannya tersebut, maka dapat mempererat hubungan antara warga Muhammadiyah dan NU, tanpa harus membedakan antar satu dengan yang lainnya,serta saling memiliki toleransi yang tinggi. Dari pernyataan di atas, tercermin bahwa seorang tokoh masyarakat berusaha untuk menanamkan sikap toleransi antar sesama umat Islam.

b. Upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan tokoh agama

Untuk meningkatkan kerukunan setiap harinya yang dilakukan ustadz Tohari sebagai tokoh agama Muhammadiyah adalah menjaga hubungan dengan baik pada anggota masyarakat setiap harinya. Seperti halnya yang diungkapkan Bapak Tohari,

“untuk menjaga kerukunan ya dengan cara mengadakan

pengajian-pengajian, jadi ketika saya mengisi pengajian tidak pernah berkata bahwa kalau menurut Muhammadiyah ajarannya seperti ini sedangkan menurut NU ajarannya seperti ini Tapi

qur’annya ini lho dan hadisnya ini lho. Jadi, marilah kita ngaji

62

Sedangkan, upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat adalah berusaha menjaga hubungan dengan masyarakat, khususnya masyarakat di dusun Honggosari, karena di mana-mana yang namanya seorang pemimpin pasti berada di depan. Jadi, sebagai orang yang berada di depan harus tanggap dan memberi contoh yang baik kepada orang-orang yang ada di belakangnya, serta harus sigap dan tanggap akan masalah yang ada.

“Kita harus tanggap mbak, jika ada rakyat kelakuannya kurang baik maka harus ditegur. contoh ketika di kampung kok ngebut naek motor ya saya tegur, soalnya kalau tidak langsung ditegur maka akan menjadi kebiasaan”.(wawancara halaman 10)

Dokumen terkait