• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Keselarasan Antara Pendanaan Donor Dan Prioritas N egara

Dalam rangka mewujudkan berbagai kegiatan dalam program tersebut, dibentuk sebuah kelompok kerja, yang bernama Pokja SDA, yang terdiri dari seluruh lembaga pemerintah yang terlibat sebagai pelaksana program, termasuk pula pihak SCF sebagai kemitraan. Dimana sebagai wujud komitmen, dibuatlah Memorandum of Understanding MoU) yang ditantangani oleh seluruh anggota Pokja SDA Kabupaten Bulukumba.

Kehadiran berbagai regulasi dari level nasional hingga di level lokal terkait perlindungan dan pemamnfataan hasil hutan, telah mengindikasikan bahwa program bantuan internasional yang bertajuk perlindungan dan pengelolaan hutan kemasyarakatan di Desa Kahayya merupakan sebuah program yang hadir untuk mendukung upaya-upaya yang telah dirumuskan oleh negara penerima donor. Sehingga pada prinsip kepemilikan kebijakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada program bantuan ini, negara penerima bantuan telah memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri strategi dan arah pembangunan sesuai kepentingan dan kebutuhannya.

bantuan juga dianalisis dengan melihat tidak adanya kondisi tumpang tindih diantara program prioritas negara dengan program pendanaan donor.

Pada sub bab sebelumnya telah banyak diterangkan mengenai keberadaan roadmap Pengelolaan Sumber Daya Alam secara Berkelanjutan di Kabupaten Bulukumba tahun 2016-2021 yang secara detail mengatur berbagai upaya, salah satunya program pengembangan pariwisata terintegrasi yang inklusif di Kecamatan Kindang, yang terdiri dari total 26 kegiatan yang terbagi dari tiga bidang, yakni Bidang SDM dan Kelembagaan, Bidang Perbaikan Lingkungan dan Mitigasi, serta Bidang Penerpan Teknologi, Sarana dan Prasrana, yang secara detail telah digambarkan pada tabel 4.1. Dan untuk menganalisis keselararasan antar pendanaan donor dan prioritas arah pembangunan negara penerima, dapat diketahui terlebih dahulu terkait sasaran Program Burung Indonesia, sebagai berikut:

Table 2 Sasaran Program Burung Indonesia di Desa Kahayya

No Sasaran Program Target Keberhasilan

1 Terjalinnya komitmen tertulis dalam Rencana Kerja Umum Dan Rencana Kerja Tahunan (RKU-RKT) dari keempat KTH di Desa Kahayya untuk mendukung perlindungan keanekaragaman hayati di KBA Karaeng-Lompobattang.

Persentase keberhasilan minimal 80 %.

2 Terjalinnya dukungan tertulis dalam arah kebijakan pembangunan desa dan para pihak yang

mendukung perlindungan tapak di areal Hkm Desa Kahayya.

Persentase keberhasilan minimal 60 %.

3 Warga Desa Kahayya mengalami peningkatan penghidupan dari pengelolaan agroforestri

Persentase keberhasilan minimal 40 %.

4 Adanya rumusan rencangan ekowisata dan

disepakati di tingkat desa diadopsi oleh pemerintah Kabupaten.

Persentase keberhasilan minimal 20 %.

Dalam upaya mendorong agar sasaran program dapat tercapai secara efektif, pihak SCF sebagai pihak penyelenggara, selanjutnya menyelenggarakan 3 (tiga) bentuk kegiatan implentasi bantuan program Burung Indonesia, yakni Pembangunan Rumah Bibit Kopi, Pembentukan Kelompok Sadar Wisata, dan Mendorong Penyusunan Rencana Kerja Umum dan Rencana Kerja Tahunan. Dari ketiga bentuk implementasi tersebut penulis kemudian melakukan analisis terkait keselarasannya dengan program prioritas pembangunan.

Table 3 Hasil Analisis No Implentasi

Program Burung Indonesia di Desa

Kahayya

Kegiatan Terkait Keselarasan

1 Pembangunan Rumah Bibit Kopi

Pembibitan dan penanaman bibit MPTS. Oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Pembangunan rumah bibit kopi merupakan salah bentuk dukungan terhadap program Pembibitan dan Penanaman Bibit MPTS dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Bulukumba. Dimana melalui penyaluran bantuan 20 ribu bibit kopi, Program Burung Indonesia berharap kelompok tani dapat terus mepertahankan komoditas kopi sebagai tanaman MPTS unggulan, guna meminimalisir masuknya jenis tanaman yang bernilai ekonomis tetapi sifatnya tidak memberikan daya dukung terhadap kelestarian lingkungan, seperti misalnya tanaman cengkeh.

2 Pembentukan Kelompok Sadar Wisata

Pelatihan standar pelayanan, pengemasan produk,

pemasaran produk, dan media promosi kepada rumah tangga, kelompok HKm, Kelompok rentan, dan BUMDes dalam menyokong pengembangan ekowisata. Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata;

bersama Dinas Perindustrian dan Koperasi.

Pembentukan Kelompok Sadar Wisata merupakan upaya persuasif dari Program Burung Indonesia, untuk megagas terbentuknya kelompok pemuda yang memiliki kesadaran dalam membangun desa melalui

pengelolaan wisata alam yang ada di Desa Kahayya. Upaya ini tentunya sangat mendukung dalam mendukung berbagai upaya penguatan kelembagaan guna menyokong pengembangan ekowisata, yang dilakukan oleh pemerintah melalui serangkaian pelatihan-pelatihan.

3 Mendorong Penyusunan

1) Pelatihan pengelolaan kelembangaan dan keuangan kelompok HKM,

Upaya mendorong penyusunan RKU dan RKT di 4 KTH di Desa Kahaya merupakan upaya untuk

Rencana Kerja Umum (RKU)dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) di 4 Kelompok Petani Hutan (KTH)

Koperasi, Kelompok rentan, dan BUMDes.

2) Pelatihan-pelatihan pengelolaan usaha untuk Kelompok HKm, Koperasi, kelompok rentan dan BUMDes

Oleh: BPMDes; Dinas Perhutanan dan Perkebunan; Dinas

Perindustrian dan Koperasi;

Dinas Perindustrian dan Koperasi.

menjaga agar para petani setempat tetap berpegang teguh pada tanaman kopi sebagai komoditas utama. Selain itu, kelompok tani diharapkan untuk merencanakan budidaya tanaman porang dan pilihan lainnya seperti Bawang putih, Cabai, dan Jahe.

Sebagai tanaman jangka pendek yang akan dikembangkan di bawah tanaman kopi.

Dengan perencanaan yang matang, diharapkan baik aspek perlidungan hutan dan

peningkatan ekonomi dapat berjalan secara maksimal satu sama lain.

Upaya tersebut juga dapat dinilai sebagai bentuk dukungan dari Program Burung Indonesai terhadap berbagai upaya pemerintah, melalui kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat pengelolaan usaha dan kelembagaan masyarakat setempat.

Serangkaian analisis di atas telah menunjukan bahwa tidak terdapat sebuah kegiatan yang tumpang tindih di antara program pembangunan pemerintah dengan program bantuan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan sebagai berikut:

“Roadmap itu sudah ada sejak tahun 2016. Sementara program bantuan dari Burung Indonesia itu di tahun 2019. Bulukumba sebenarnya sudah punya gagasan tentang ini (pengembangan dan perlindungan Hkm). Program bantuan, posisinya membantu atau memberi kegiatan-kegiatan pendukung untuk pembangunan yang sudah ada. Jadi, bisa dibilang selaras dan tidak ada tumpang tindih. Semua bekerja berdasarkan porsinya.”

(Mulyadi, Anggota Knowledge Management dan Capacity Building Sulawesi Community Foundation. Wawancara 23 Januari 2021)

Bahkan dari keterangan tersebut diketahui, Program Burung Indonesia justru banyak memberi kontribusi pendukung bagi kegiatan-kegiatan pembangunan yang telah dirumuskan oleh pemerintah setempat. Sehingga terkait mengenai prinsip keselarasan program dengan prioritas negara, dapat dikatakan program bantuan ini berjalan dengan efektif.

Dokumen terkait