• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang ditentukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor cengkeh di Indonesia adalah harga rill cengkeh dalam negeri, harga rill cengkeh impor, nilai tukar rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan dummy kebijakan pengendalian impor cengkeh yang tercantum pada kemenperindag : 528/MPP/Kep/7/2002. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh dengan ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,5860. Hal tersebut menjelaskan bahwa volume impor cengkeh di Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel-variabel bebas (harga rill cengkeh dalam negeri, harga rill cengkeh impor, nilai tukar rill rupiah terhadap dollar Amerika, dan dummy kebijakan pengendalian impor cengkeh) sebesar 58,60% sedangkan 41,40% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak termasuk dalam model penelitian. Untuk uji F menunjukan secara serentak (bersama-sama) variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor cengkeh di Indonesia : a. Harga rill cengkeh dalam negeri memiliki pengaruh positif dan

berpengaruh nyata terhadap volume impor cengkeh di Indonesia pada tingkat signifikansi 5% dengan taraf kepercayaan 95%.

77 b. Harga rill cengkeh impor memiliki pengaruh positif dan berpengaruh nyata terhadap volume impor cengkeh di Indonesia pada tingkat signifikansi 5% dengan taraf kepercayaan 95%.

c. Nilai tukar rill rupiah terhadap dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap volume impor cengkeh di Indonesia pada tingkat signifikansi 5% dengan taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa jika terjadi depresiasi nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat maka akan menurunkan volume impor cengkeh di Indonesia karena harga cengkeh dalam negeri lebih murah dibandingkan dengan harga cengkeh impor.

d. dummy kebijakan pengendalian impor cengkeh memiliki pengaruh negatif dan berpengaruh nyata terhadap volume impor cengkeh di Indonesia pada tingkat signifikansi 5% dengan taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti sebelum atau sesudah diterapkannya kebijakan pengendalian impor cengkeh di Indonesia akan menentukan besar atau kecilnya volume impor cengkeh di Indonesia.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini tentang analisis faktor-faktor yang memepengaruhi volume impor cengkeh di Indoesia, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Pada proses pengeringan cengkeh diperlukan proses pengeringan yang lebih baik agar dapat meningkatkan kualitas cengkeh Indonesia, yang merupakan salah satu negara penghasil cengkeh terbesar. Peningkatan kualitas cengkeh

78 Indonesia dapat berpengaruh terhadap meningkatnya harga cengkeh Indonesia di pasar Internasional. Hal tersebut akan lebih mengefektifkan kebijakan pengendalian impor cengkeh yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kebijakan pengendalian impor cengkeh dilakukan oleh pemerintah dimaksudkan sebagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan impor cengkeh yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan harga cengkeh dan pendapatan petani cengkeh di dalam negeri, dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani cengkeh dengan tetap memperhatikan kepentingan industri pengguna cengkeh. Namun, pada kenyataannya dengan diberlakukannya kebijakan pengendalian impor cengkeh memberikan hak oligopsonistik kepada industri rokok sehingga mampu mengendalikan harga cengkeh di tingkat petani.

2. Industri rokok kretek merupakan konsumen utama cengkeh dalam negeri, maka dari itu demi menghindari penurunan harga cengkeh dalam negeri diharapkan industri rokok menetapkan harga pembelian di tingkat petani cengkeh dengan dukungan dana talangan dari pemerintah, menetapkan tarif dan liberalisasi impor cengkeh, meminta asosiasi industri rokok menetapkan harga pembelian cengkeh minimum di tingkat petani, dan membentuk wadah masyarakat dan kemitraan strategis triparit Petani-GAPPRI-Pemerintah (Dewan Percengkehan Nasional).

3. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel bebas, yaitu harga rill cengkeh dalam negeri, harga rill cengkeh impor, nilai tukar rill rupiah terhadap dollar Amerika, dan dummy

79 kebijakan pengendalian impor cengkeh dalam kurun waktu tiga puluh tahun, yaitu dari tahun 1986 hingga 2015. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel bebas ataupun rentan waktunya, sehingga diharapkan menghasilkan pengaruh yang lebih besar terhadap volume impor cengkeh di Indonesia.

80 DAFTAR PUSTAKA

Basri, Faisal. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Internasional : Pengenalan & Aplikasi

Metode Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Direktorat Jenderan Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia Cengkeh. Jakarta : Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Djalal, Nachrowi. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometri : Pendekatan Populer

dan Praktis dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS. Jakarta : Rajawali Pers.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Ananlisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, Malisa Rachma. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Impor Durian di Indonesia. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Heryanto dan Lukman. 2008. Statistik Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Iswahyuni. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor Komoditas Apel

Indonesia. [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Kementerian Pertanian. 2014. Buku Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Perkebunan

Kotler dan Amstrong. 2004. Prinsip-Prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.

Lipsey, Richard. G. 1997. Pengantar Mikroekonomi Edisi Kedelapan. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Manik, Lusiana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan

Impor Bawang Merah dan Kentang Indonesia (periode 2001-2010).

[Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor

Mankiw, N. Gregory, Euston Quah, dan Peter Wilson. 2012. Pengantar Ekonomi

Makro Edisi Asia Volume 2. Penerjemah Biro Bahasa Alkemis. Jakarta :

Salemba Empat.

81 Namira, Yona. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di

Indonesia. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Nazir. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nopirin, Ph. D. 1999. Ekonomi Internasional Edisi ketiga. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Pindyk, Robert S., Daniel L. Rubinfeld. 2007. Mikroekonomi Edisi Keenam. Jakarta : PT. Indeks

Purwanto, Tri. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Kacang

Kedelai Nasional Periode 1987-2007. [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian

Bogor

Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

Rosita, Ilma Yuni. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume

Ekspor Biji Kakao Indonesia ke Malaysia. [Skripsi]. Jakarta. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2013. Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

Setiawan dan Dwi Endah Kusrini. 2010. Ekonometrika. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Simatupang, Pantjar. 2003. Opsi Kebijakan Memulihkan Anjlok Harga Cengkeh. Bogor : Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 1, No. 4 : 49-61.

Situmeang, Tati Herlina. 2008. Analisis Produksi, Konsumsi, dan Harga Cengkeh

Indonesia. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu

Suparmoko, M. 1999. Pengantar Ekonomika Makro. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

82 Suwarto dan Oktavianty Yuke, 2012. “Budidaya 12 Tanaman Perkebunan

Unggulan”, Jakarta : Penebar Swadaya

Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT Bumi Aksara

Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Data Indeks Harga Konsumen Indonesia,

1996 – 2015. 1 Halaman. http://www.bps.go.id//. Diakses pada 18 September 2017. Pukul 12.32 WIB.

________________________. 2016. Statistik Harga Produsen Pertanian

Subsektor Tanaman Pangan, 1996 - 2015 Halaman 1. http://www.bps.go.id//. Diakses pada 26 Januari 2017. Pukul 13.30 WIB. ________________________. 2016. Statistik Industri Manufaktur – Bahan Baku,

2006 – 2015. 1 Halaman. http://www.bps.go.id//. Diakses pada 26 Januari 2017. Pukul 15.00 WIB

Indikator Ekonomi. 2016. Data Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat, 1996 –

2015. 1 Halaman. http://tradingeconomics.com//. Diakses pada 18 September 2017. Pukul 15.00 WIB.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2016. Informasi APBN 2016. 56 halaman. http://www.fiskal.depkeu.go.id//. Diakses pada 19 Januari 2017. Pukul : 14.41 WIB.

UN Comtrade. 2016. Data Volume Impor Cengkeh Indonesia, 1996 – 2015. 1 Halaman. http://comtrade.un.org//. Diakses pada 23 Desember 2016. Pukul 09.30 WIB

____________. 2016. Data Harga Impor Cengkeh Indonesia, 1996 – 2015. 1 Halaman. http://comtrade.un.org//. Diakses pada 23 Desember 2016. Pukul 10.00 WIB

UNCTAD. 2014. Data Nilai Tukar Rupiah. 1 Halaman. http://unctad.org//. Diakses pada 23 Desember 2016. Pukul 10.00 WIB

83 Lampiran 1. Indeks Harga Konsumen Indonesia 2012 = 100

Tahun IHK Indonesia 2012 = 100

1986 8,29 1987 9,07 1988 9,81 1989 10,43 1990 11,24 1991 12,30 1992 13,23 1993 14,51 1994 15,74 1995 17,22 1996 18,61 1997 19,76 1998 31,23 1999 38,73 2000 40,18 2001 44,79 2002 50,15 2003 53,55 2004 56,76 2005 62,67 2006 71,06 2007 75,61 2008 83,32 2009 87,03 2010 91,49 2011 96,42 2012 100,55 2013 106,99 2014 113,86 2015 123,08

Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)

Keterangan : perhitungan indeks harga konsumen Indonesia 2012 = 100 ini dengan menggunakan teknik tarik mundur dari tahun 2013 hitung mundur hingga tahun 1986.

84 Lampiran 2. Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat 2012 = 100

Tahun IHK Amerika Serikat 2012 = 100

1986 47,74 1987 49,52 1988 51,51 1989 53,99 1990 56,91 1991 59,32 1992 61,11 1993 62,92 1994 64,56 1995 66,38 1996 68,32 1997 69,91 1998 70,99 1999 72,55 2000 75,00 2001 77,12 2002 78,34 2003 80,12 2004 82,27 2005 85,05 2006 87,80 2007 90,31 2008 93,78 2009 93,44 2010 94,97 2011 97,97 2012 100 2013 101,46 2014 103,11 2015 103,23

Sumber : Indikator Ekonomi (2017)

Keterangan : perhitungan indeks harga konsumen Amerika Serikat 2012 = 100 dengan menggunakan teknik mengubah tahun dasar karena data IHK Amerika Serikat yang diperoleh adalah data IHK Amerika Serikat 2010 = 100

85 Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Uji Multikolonieritas

Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF

C 15068056 16,17859 NA

X1 1,660009 6,061448 1,073602

X2 3,550010 2,152184 1,319613

X3 0,097578 14,22953 1,069894

X4 4935403 2,472936 1,318899

Hasil Uji Heteroskedastisitas

F-Statistic 1,819122 Prob. F(4,25) 0,1567

Obs*R-Squared 6,763273 Prob. Chi-Square(4) 0,1489

Scaled explained SS 5,067937 Prob. Chi-Square(4) 0,2804

Hasil Uji Autokorelasi

F-Statistic 2,538298 Prob. F(2,23) 0,1009

Obs*R-squared 5,424371 Prob. Chi-Square(2) 0,0664

86 Lampiran 4. Hasil Perhitungan Menggunakan Program Eviews 9

1. Hasil Uji Normalitas

2. Hasil Uji Multikolonieritas

87 Lampiran 4. Lanjutan.

4. Hasil Uji Autokorelasi

5. Hasil Uji Durbin Watson

88 Lampiran 5. Kebijakan Pemerintah pada Industri Cengkeh di Indonesia

Tanggal Surat Keputusan Tentang

28 Desember 1969 Keppres RI tahun 1969 Impor Cengkeh 25 Juli 1970 SK Menperdag No. 167

tahun 1970 Pelaksanaan Keppres RI tanggal 28 Desember 1969 dengan menetapkan Badan Pengadaan Cengkeh (BPC) sebagai badan tunggal yang dapat melakukan pengadaan dan penyaluran cengkeh di dalam negeri

Tahun 1980 Keppres No. 8 Tahun 1980

Tataniaga cengkeh hasil produksi dalam negeri yang mengatur harga dasar dan tataniaga cengkeh dalam negeri Tahun 1990 SK Menperdag No. 306

tahun 1990

Pembentukan Badan

Penyangga dan

Pemasaran Cengkeh (BPPC)

Tahun 1990 SK Menperdag No. 307 tahun 1990

Pembentukan Badan Cengkeh Nasional (BCN) 23 Januari 1991 SK Menperdag No.

23/KP/I/1991

Struktur harga pembelian cengkeh dari petani, harga pembelian dari KUD dan harga penyerahan ke BPPC 30 Januari 1991 SKB Dirjen Perdagangan

Dalam Negeri dan Dirjen Bina Usaha Koperasi No. 1 tahun 1991

Harga pasti menurut tingkat kadar kotoran dan kandungan air

15 Mei 1991 SK Menperdag No. 125 tahun 1991

Menentukan bahwa cengkeh adalah barang

yang diawasi,

penyimpanan,

pemindahan dan pengangkutan harus dengan ijin resmi

28 November 1991 SKB Menkeu dan Menperdag No. 307 tahun 1991

Menetapkan keharusan indsutri sigaret kretek untuk menyertakan tanda bukti pembelian cengkeh dari BPPC dalam pemesanan pita cukai sigaret kretek

89 Lampiran 5. Lanjutan.

Tahun 1992 Inpres No. 1 tahun 1992 Penetapan harga dasar bagi pembelian cengkeh oleh KUD

11 April 1992 Keppres No. 20 tahun 1992

Tataniaga cengkeh hasil produksi dalam negeri 22 April 1992 SK Menperdag No.

19/IV/1992

Petunjuk pelaksanaan Keppres No. 20 tahun 1992

29 April 1992 SKB Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dan Dirjen

Koperasi No.

03/DAGRI/KPB/IV/1992

dan No.

05/BUK/SKB/IV/1992

Petunjuk pelaksanaan Keppres No. 20 tahun 1992

Tahun 1996 Inpres No. 04 tahun 1996 Tataniaga cengkeh hasil produksi dalam negeri Tahun 1996 SK Menperindag No. 114

tahun 1996

Pengaturan kembali mengenai tataniaga cengkeh hasil produksi dalam negeri

Tahun 1996 SK Menkop/PPK No. 335 tahun 1996

Pengaturan kembali mengenai tataniaga cengkeh hasil produksi dalam negeri

Tahun 1998 Keppres No. 21 tahun 1998

BPPC resmi dibubarkan dan Keppres No. 20 tahun 1992 tidak berlaku lagi

5 Juli 2002 Surat Keputusan

Menperindag No. 528/MPP/Kep/7/2002

Pengendalian Impor Cengkeh

90 Lampiran 6. Surat Keputusan Menperindag No. 528/MPP/Kep/7/2002

KETENTUAN IMPOR CENGKEH

(Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 528/MPP/Kep/7/2002 tanggal 5 Juli 2002)

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI.

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka mengantisipasi lomjakan impor cengkeh yang mengakibatkan terjadinya penurunan harga cengkeh dan pendapatan petani cengkeh di dalam negeri, maka untuk meningkatkan kesejahteraan petani cengkeh� dengan tetap memperhatikan kepentingan Industri pengguna cengkeh dipandang perlu untuk menetapkan ketentuan impor cengkeh; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Mengingat :

1. Bedrijfreglementerings Ordonnantie 1934 (Staatsblad Tahun 1938 n0. 86) sebagaimana telah diubah dan ditambah;

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (LN Tahun 1994 No. 57, TLN No. 3564);

3. Undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LN Tahun 1995 No. 75, TLN No. 3612);

4. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (LN No. Tahun 1999 No. 42, TLN No. 38212);

5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (LN No. Tahun 1999 No. 33, TLN No. 3806);

6. Peraturan Pemerintah No. 81Tahun 1999 tentang Pengawasan Rokok Bagi Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2000;

7. Keputusan presiden Republik Indonesia No. 260 Tahun 1967 tentang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Perdagangan Dalam Bidang Perdagangan Luar Negeri;

8. Keputusan presiden Republik Indonesia No. 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen;

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen;

11. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 299/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor;

12. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 230/MPP/Kep/7/1997 tentang Barang yang diatur Tata Niaga Impornya; sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 192/MPP/Kep/6/2000;

13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 550/MPP/Kep/10/1999 tentang Angka Pengenal Impor (API) sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 253/MPP/Kep/7/2000;

14. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan;

M E M U T U S K A N : Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN IMPOR CENGKEH

91 Lampiran 6. Lanjutan.

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Cengkeh adalah Bunga cengkeh (Pos tarip HS. 0907.00.100) dan Cengkeh Lain-lain (Pos tarip HS. 0907.00.900).

b. Importir Cengkeh adalah Industri Pengguna Cengkeh pemilik Angka Pengenal Impor Produsen (API-P) atau Angka Pengenal Impor Terbatas (API-T) yang disetujui untuk mengimpor cengkeh yang diperlukan semata-mata untuk proses produksinya.

c. Dirjen PLN adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

d. Dirjen IKAH adalah Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

e. Dirjen PDN adalah Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

f. Rekomendasi adalah surat yang diterbitkan oleh instansi/unit terkait yang memberikan penjelasan secara teknis dan bukan merupakan izin/persetujuan impor.

Pasal 2

Untuk dapat diakui sebagai Importir Cengkeh, perusahaan yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan kepada Dirjrn PLN, dengan melampirkan :

a. Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau setara deri Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membidangi usaha tersebut;

b. Angka Pengenal Impor Produsen (API-P) atau Angka Pengenal Impor Terbatas (API-T); c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Pasal 3

(1) Perusahaan yang dapat mengimpor cengkeh adalah Importir cengkeh yang sudah mendapat pengakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

(2) Setiap kali importasi harus mendapatkan persetujuan Impor yang memuat jumlah, jenis dan waktu pengimporan.

(3) Persetujuan impor cengkeh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dikeluarkan oleh Dirjrn PLN berdasarkan rekomendasi Dirjen IKAH dan sesuai dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Pasal 4

Importir Cengkeh yang mendapat persetujuan Impor wajib menyampaikan laporan realisasi impor secara tertulis kepada Dirjrn PLN dengan tembusan kepada Dirjen IKAH dan Dirjen PDN.

Pasal 5

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan ini dapat dikenakan sanksi pembekuan atau pencabutan API-P dan API-T.

Pasal 6

Bagi Perusahaan pemegang API yang membuka L/C-nya sebelum tanggal ditetapkan Keputusan ini masih dapat melaksanakan Impor cengkeh dengan syarat barangnya harus sudah tiba di pelabuhan tujuan Indonesia selambat-lambatnya tanggal 5 Agustus 2002.

Pasal 7 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman keputusan ini dengan menempatkan dalam Berita Negara Republik indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 5 Juli 2002

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

Dokumen terkait