• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

4.2 Sentra Produksi Cengkeh di Indonesia

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah Cengkeh

Tanaman cengkeh sangat populer di Indonesia. Tanaman ini sangat berperan dalam beberapa industri. Ada beberapa pendapat mengenai negara asal cengkeh. Pendapat yang pertama menyebutkan bahwa cengkeh berasal dari Filipina. Namun, ada juga yang menyebutkan cengkeh berasal dari Pulau Makian di Maluku Utara. Selain dari Maluku, cengkih dianggap berasal dari Papua. Sampai abad ke-18, hanya Maluku satu-satunya daerah penghasil cengkeh.

Tahun 1769, bibit cengkeh diselundupkan oleh seorang Kapten dari Perancis ke Zanzibar, Pemba, dan Madagaskar. Tipe cengkeh yang dikenal sebagai tipe Zanzibar sebenarnya berasal dari Indonesia. Awalnya Indonesia sebagai produsen dan pengekspor utama cengkeh. Namun, sejak berkembangnya industri rokok kretek di tahun 1930 Indonesia berubah menjadi pengimpor, bahkan pengimpor cengkeh yang terbesar. Tahun 1977 impor telah banyak berkurang. Pada tahun 2006-2008 ekspor cengkeh lebih besar daripada impor (Suwarto dan Yuke 2012 : 16).

4.2 Sentra Produksi Cengkeh di Indonesia

Berdasarkan data produksi cengkeh perkebunan rakyat rata-rata tahun 2011-2015 terdapat 8 provinsi sentra produksi yang mempunyai kontribusi kumulatif hingga mencapai 77,31% dari produksi cengkeh Indonesia (Gambar 4.). Sebagian besar cengkeh Indonesia berasal dari sulawesi. Provinsi sulawesi selatan merupakan provinsi sentra terbesar dengan rata-rata produksi sebesar 11,99 ribu

49 ton atau berkontribusi sebesar 13,51% terhadap total produksi cengkeh Indonesia. Provinsi Maluku, Sulawesi Utara dan Jawa Timur merupakan provinsi sentra selanjutnya yang berkontribusi yaitu masing-masing sebesar 12,48%, 11,52%, dan 10,65%. Sementara Provinsi Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Jawa Barat memberikan kontribusi kurang dari 10%.

Gambar 4. Sentra Produksi Cengkeh Perkebunan Rakyat di Indonesia Sumber : Kementerian Pertanian (2015)

Sebaran produksi cengkeh Perkebunan Rakyat di kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 5. Kabupaten dengan produksi cengkeh terbesar adalah Kabupaten Luwu yaitu 9,62 ribu ton atau 55,10% dari total produksi cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten penghasil cengkeh terbesar lainnya adalah Kabupaten Bone dengan produksi sebesar 1,81 ribu ton dengan kontribusi sebesar 10,37%, diikuti oleh Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Wajo dengan produksi masing-masing sebesar 1,70 ribu ton (9,70%) dan 1,48 ribu ton (8,46%). Sedangkan kabupaten/kota lainnya di provinsi Sulawesi Selatan memberikan kontribusi sebesar 16,37% (Kementerian Pertanian, 2016 : 1). 13.51% 12.75% 11.77% 10.14% 9.65% 6.83% 6.51% 6.15% 22.69% Sulawesi Selatan Maluku Sulawesi Utara Jawa Timur Sulawesi Tengah Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Jawa Barat Prov. Lainnya

50 Gambar 5. Kabupaten Sentra Produksi Cengkeh di Provinsi Sulawesi

Selatan

Sumber : Kementerian Pertanian (2015)

Sementara itu sebaran produksi cengkeh di Provinsi Maluku yang merupakan sentra produksi cengkeh terbesar kedua di Indonesia terdapat di 3 (tiga) kabupaten sentra yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Seram Bagian Barat (Gambar 6.). Ketiga kabupaten tersebut memberikan kontribusi kumulatif sebesar 79,84% dari total produksi cengkeh di Provinsi Maluku. Kabupaten Seram bagian Timur menempati peringkat pertama dengan produksi cengkeh sebesar 20,66 ribu ton dan memberikan kontribusi sebesar 44,84% terhadap total produksi cengkeh di Provinsi Maluku. Peringkat kedua ditempati oleh Kabupaten Maluku Tengah dengan produksi sebesar 9,41 ribu ton (20,42%), dan Kabupaten Seram bagian Barat dengan produksi cengkeh sebesar 6,72 ribu ton (14,58%). Sementara provinsi lain memberikan kontribusi sebesar 20,16% terhadap produksi cengkeh di provinsi Maluku (Kementerian Pertanian, 2016 : 1).

55.10% 10.37% 9.70% 8.46% 16.37% Luwu Bone Sinjai Wajo Kab. Lainnya

51 Gambar 6. Kabupaten Sentra Produksi Cengkeh di Provinsi Maluku

Sumber : Kementerian Pertanian (2015)

Provinsi Sulawesi Utara sebagai sentra produksi terbesar ketiga mempunyai sebaran produksi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 7. Kabupaten dengan produksi cengkeh terbesar adalah Kabupaten Minahasa dengan produksi sebesar 4,00 ribu ton atau berkontribusi sebesar 46,51% terhadap total produksi cengkeh di Provinsi Sulawesi Utara diikuti dengan Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud dan Kabupaten Minahasa Tenggara dengan produksi masing-masing sebesar 2,00 ribu ton (23,29%), 0,86 ribu ton (9,97%) dan 0,58 ribu ton (6,79%). Keempat kabupaten tersebut memberikan kontribusi kumulatif sebesar 85,57% dari total produksi cengkeh di Sulawesi Utara (Kementerian Pertanian, 2016 : 1). 44.84% 20.42% 14.58% 20.16% Maluku Tengah Seram Bagian Timur Seram Bagian Barat Kab. Lainnya

52 Gambar 7. Kabupaten Sentra Produksi Cengkeh di Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Kementerian Pertanian (2015) 4.3 Perkembangan Harga Cengkeh di Indonesia

Perkembangan harga cengkeh di Indonesia, baik untuk cengkeh impor maupun cengkeh dalam negeri pada kurun waktu tahun 1986 hingga tahun 2015 mengalami fluktuasi. Peningkatan harga cengkeh dalam negeri terjadi pada tahun 1990, sebesar Rp. 6.898.000/ton dimana ditahun sebelumnya yaitu Rp. 5.035.000/ton. Pada tahun 1991 hingga tahun 1993 harga cengkeh dalam negeri turun menjadi Rp. 3.748.000/ton. Peningkatan harga cengkeh dalam negeri dalam jumlah yang besar terjadi pada tahun 1999 menjadi Rp. 20.000.000/ton dimana pada tahun sebelumnya sebesar Rp. 7.420.000/ton. Namun pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2000 dan tahun 2001 harga cengkeh dalam negeri kembali naik menjadi Rp. 30.875.000/ton dan Rp. 57.698.000/ton. Tahun 2002 dan tahun 2003 harga cengkeh dalam negeri turun menjadi Rp. 54.731.000/ton dan 2003 sebesar Rp. 26.088.000/ton. Tetapi pada tahun-tahun selanjutnya yaitu tahun 2004 hingga tahun 2015 harga cengkeh dalam negeri terus mengalami kenaikan kecuali di tahun 2007 yang mengalami penurunan harga. Untuk tahun 2004 harga cengkeh dalam negeri sebesar Rp. 26.458.000/ton, harga tersebut terus meningkat setiap

46.51% 23.29% 9.97% 6.79% 13.43% Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Tenggara Kab. Lainnya

53 tahunnya hingga pada tahun 2015 menjadi Rp. 75.897.000/ton. Berikut data harga cengkeh impor dan cengkeh dalam negeri di Indonesia (Kementerian Pertanian, 2015 : 1).

Tabel 4. Perkembangan Harga Cengkeh Impor dan Cengkeh dalam Negeri di Indonesia Tahun 1986-2015

Tahun Harga Cengkeh Impor (Rp/ton)

Harga Cengkeh dalam Negeri (Rp/ton) 1986 3.955.432 7.896.000 1987 6.643.767 6.179.000 1988 6.375.124 5.091.000 1989 8.918.094 5.035.000 1990 11.407.384 6.898.000 1991 12.493.738 6.573.000 1992 16.810.573 4.690.000 1993 18.307.400 3.748.000 1994 7.462.420 3.838.000 1995 8.042.196 3.624.000 1996 1.000.050 3.685.000 1997 20.410.846 3.827.000 1998 40.787.719 7.420.000 1999 13.919.701 20.000.000 2000 21.138.171 30.875.000 2001 10.543.850 57.698.000 2002 25.881.804 54.731.000 2003 13.415.861 26.088.000 2004 16.462.045 26.458.000 2005 20.069.194 29.176.000 2006 13.346.767 32.298.000 2007 14.481.956 32.104.000 2008 27.750.606 40.697.000 2009 36.640.300 43.642.000 2010 43.844.095 46.430.000 2011 202.091.106 51.914.000 2012 145.164.734 57.577.000 2013 241.065.775 61.897.000 2014 104.912.761 68.529.000 2015 155.813.615 75.897.000

54 Berdasarkan Tabel 4 menjelaskan bahwa harga cengkeh impor memiliki harga terendah sebesar Rp. 1.000.050/ton yang terjadi pada tahun 1996 dan harga tertinggi cengkeh impor terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 155.813.615/ton. Kenaikan harga cengkeh impor yang terus menerus dimulai pada tahun 1989 hingga tahun 1993. Pada tahun 1989 harga cengkeh impor sebesar Rp. 8.918.094/ton naik menjadi Rp. 11.407.384/ton pada tahun 1990 hingga sebesar Rp. 18.307.400/ton pada tahun 1993. Untuk tahun-tahun selanjutnya harga cengkeh impor mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2008 hingga tahun 2015 harga cengkeh impor kembali mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali di tahun 2012 dan 2012 yang mengalami penurunan.

Dokumen terkait