• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI IMPLIKASI KEBIJAKAN

6.1. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

6.1.1. Aspek Kepesertaan

a. Data dan distribusi kepesertaan jamkesmas di Kota Medan belum efektif dimana kepesertaan Jamkesmas belum dapat terdistribusi pada semua masyarakat miskin di Kota Medan, data kepesertaan jamkesmas berdasarkan data BPS tahun 2008 untuk pencetakan kartu oleh PT. Askes tahun 2011, sesuai dengan kuota peserta jamkesmas dari pusat sebesar 417.156 jiwa, kuota untuk penduduk miskin Kota Medan sebesar 358.858 berdasarkan data penduduk miskin BPS, jumlah kuota peserta jamkesmas dari pusat tersebut seharusnya dapat menjamin seluruh penduduk miskin mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Tetapi pada faktanya di lapangan data yang diusulkan berdasarkan kuota yang telah ada dari pemerintah belum dapat menjangkau seluruh masyarakat miskin di Kota Medan

b. Ketepatan sasaran kepesertaan jamkesmas belum efektif dimana masyarakat yang berhak mendapatkan tidak mendapatkannya, dari hasil survei yang telah dilakukan peneliti bahwasannya banyak ditemukan keluarga dari ekonomi

mampu mempunyai kartu jamkesmas, adanya kepemilikan kartu jamkesmas milik orang lain yang tidak sesuai dengan kartu keluarga yang dilampirkan, ada keluarga yang memiliki dua kartu jamkesmas atau memiliki kartu peserta jamkesmas dan JPKMS dan masyarakat yang memiliki kartu palsu.

6.1.2. Aspek Manajemen Pelayanan

a. Pelayanan PPK program jamkesmas sudah terlihat efektif dimana PPK (puskesmas dan rumah sakit) di daerah penelitian telah berusaha menerapkan paket pelayanan dan ketentuan-ketentuan yang telah dijabarkan dalam pedoman pelaksanaan jamkesmas walaupun ada ditemui pihak-pihak yang mengambil keuntungan sendiri.

b. Manajemen pelayanan jamkesmas belum efektif, dalam memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit dan puskesmas telah berusaha memberikan pelayanan yang baik, tidak membeda-bedakan dengan pasien non jamkesmas, tetapi pada kenyataan masyarakat miskin yang menjadi responden menyatakan adanya perbedaan pelayanan antara pasien non jamkesmas dan masih ditemukannya peserta jamkesmas yang dikenakan iuran biaya.

c. Sosialisasi jamkesmas yang belum efektif, dimana banyak masyarakat yang tidak mengetahui mekanisme program jamkesmas.

6.1.3. Aspek Administrasi dan Keuangan

a. Pengelolaan dana jamkesmas belum efektif, dimana terjadinya keterlambatan pembayaran klaim di PPK (rumah sakit), keterlambatan proses klaim rumah

sakit disebabkan verifikasi paket pelayanan yang memerlukan waktu yang cukup lama dimana menurut aturan kementerian klaim maksimum 10 hari. b. Sistem paket jamkesmas belum efektif dimana pola paket Depkes belum

sesuai dengan tarif rumah sakit, ditemukan ketidaksesuaian antara beberapa tarif paket pelayanan jamkesmas dengan tarif yang ada di rumah sakit yang menyebabkan rumah sakit mengalami kerugian.

c. Proses pelaporan belum efektif dimana pertanggungjawaban klaim terlambat, sistem pelaporan penyelenggaraan jamkesmas tidak sesuai jadwal dan belum berjalannya verifikasi pertanggungjawaban dan tindak lanjut dari laporan jamkesmas.

d. Proses monitoring dan evaluasi jamkesmas belum efektif dimana monitoring dan evaluasi jamkesmas dari dinas kesehatan Kota Medan maupun pemerintah Kota Medan untuk tingkat faskes rujukan belum berjalan dengan rutin.

6.2. Rekomendasi dan Implikasi Kebijakan 6.2.1. Aspek Kepesertaan

a. Penetapan kriteria dan siapa saja yang ditetapkan sebagai keluarga miskin didukung dengan SK Walikota, diperlukan kriteria keluarga miskin dan daftar keluarga miskin yang match yaitu kriteria keluarga miskin yang sama untuk semua program pengentasan kemiskinan baik di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

b. Sebaiknya dilakukan mekanisme pendataan sasaran keluarga miskin dimulai dari bawah dengan melibatkan Tim Desa, ada proses verifikasi data di desa dan kecamatan/ puskesmas sebelum data dikompilasi di kabupaten dan ada keterbukaan dalam penentuan keluarga miskin terutama kepada masyarakat dan adanya pemutakhiran data setelah di realisasikan program pemerintah dengan e KTP untuk mengurangi penyalahgunaan pemanfaatan pelayanan masyarakat miskin.

c. Berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN mengamanatkan harapan agar semua penduduk wajib ikut program jaminan menuju kepesertaan semesta (universal coverage).

6.2.2. Aspek Administrasi dan Keuangan

a. Kebijakan yang diberlakukan disertai dengan ketersediaan anggaran dana talangan apabila terjadi keterlambatan pembayaran klaim.

b. Masalah transparansi dan akuntabilitas program terutama keuangan adalah hal yang penting untuk diwujudkan. Mekanisme dan jenis atau isi laporan keuangan sesuai dengan mekanisme dalam peraturan diserti dengan feed back dari monitoring dan evaluasi program yang rutin dilakukan dengan stakeholder.

c. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kota memperluas sosialisasi dan monitoring jamkesmas dengan pihak pemda yang dipantau dari pihak luar (sektor independen) sehingga program dapat berjalan lebih transparansi.

d. Setiap informasi program nasional hendaknya disosialisasikan sampai kepada pemerintahan tingkatan/ level paling bawah. Sosialisasi tidak hanya ditujukan pada berbagai institusi terkait tetapi juga keluarga miskin itu sendiri. Untuk itu perlu dikembangkan model sosialisasi jamkesmas yang tepat dengan sasaran gakin yang relatif rendah tingkat pengetahuannya, rendahnya akses media informasi dan lokasi tersebar. e. Adanya keterlibatan dan partisipasi Pemerintah Daerah dimana harus

memiliki akses dalam perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan evaluasi terhadap program jamkesmas.

f. Komitmen Pemerintah Daerah untuk berperan membiayai keluarga miskin di wilayahnya dengan dana APBD tetap konsisten, karena masalah gakin merupakan tanggungjawab pemerintah baik pusat maupun daerah.

g. Peraturan dan pedoman pelaksanaan disosialisasikan kepada semua stakeholder termasuk kepada keluarga miskin.

6.2.3. Aspek Manajemen Pelayanan Kesehatan

a. Dalam memberikan pelayanan kesehatan walaupun rumah sakit dan puskesmas telah berusaha memberikan pelayanan yang baik, tidak membeda- bedakan pasien non jamkesmas, pelayanan diberikan sesuai pedoman pelaksanaan, adanya unit pengaduan masyarakat untuk mengantisipasi keluhan keluarga miskin, keluhan tersebut kemudian dibahas dan ditindaklanjuti tidak hanya di puskesmas, rumah sakit juga untuk meningkatkan mutu.

b. Melayani keluarga miskin adalah tugas mulia jadi diharapkan petugas kesehatan tetap berusaha memberikan pelayanan yang baik, sehingga penambahan beban kerja dapat diterima dengan lapang dada. Perlu diantisipasi tersedianya fasilitas di PPK untuk mengantisipasi lonjakan utilisasi pelayanan oleh keluarga miskin.

c. Pemerintah daerah harus memahami kebutuhan rumah sakit terhadap lonjatan pasien di rumah rumah sakit, seperti ketersedian fasilitas pelayanan.

Dokumen terkait