• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden

4.11. Identitas/ Karakteristik Responden Masyarakat Miskin

4.11.2. Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden

Pada pertanyaan (1) responden yang pernah mendapatkan Pelayanan kesehatan menggunakan jamkesmas untuk berobat di pelayanan kesehatan, responden yang pernah menggunakan jamkesmas sudah sampai 7 – 96 kali sebanyak 37 orang (37%), dan < 3 kali sebanyak 20 orang ini juga termasuk responden yang tidak pernah menggunakan jamkesmas.

Pada Pertanyaan (2) sebanyak 91 orang (91%) menjawab pada saat mereka dirawat dengan menggunakan jamkesmas dokter langsung yang memeriksa pasien, sekitar 2 orang (2%) pasien menunggu lama untuk dilakukan pemeriksaan, sedangkan 7 orang (7%) responden menyatakan bahwa pelayanan kesehatan hanya dilakukan oleh perawat dan sebanyak 2 orang (2%) pasien lama menunggu.

Salah satu pelayanan kesehatan yang dikatakan memuaskan apabila dapat memberikan pelayanan yang baik dan salah satu contohnya dapat dilihat dari kesigapan dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan. Pada Pertanyaan (3) penilaian responden yang menyatakan dokter dan perawat sigap sebanyak 86 orang (86%), sedangkan yang mengatakan sangat sigap sebanyak 14 orang (14%).

Pada pertanyaan (4) sebanyak 94 orang (94%) menyatakan bahwa dokter yang merawat pasien jamkesmas mampu untuk menjelaskan penyakit yang diderita pasien, dan 6 orang (6%) menyatakan sangat mampu.

Salah satu kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah mengenai hubungan dokter dengan pasien (Azwar, 2007). Pada pertanyaan (5) sebanyak 88 orang (88%) responden menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan sangat baik, dan sebanyak 12 orang (12%) menyatakan sangat baik.

Apabila prosedur administrasi unruk mendapatkan pelayanan kesehatan di buat berbelit-belit, maka dapat dikatakan pelayanan kesehatan kurang memuaskan. Sebaliknya, apabila prosedur administrasi dibuat mudah dan gampang untuk dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan itu memuaskan.

Berdasarkan pertanyaan (6) terlihat sebanyak 60 orang (60%) menyatakan bahwa sulitnya proses administrasi untuk menggunakan jamkesmas, 37 orang (37%) menyatakan mudah proses administrasi menggunakan jamkesmas dan sebanyak 3 orang (3%) menyatakan sangat mudah.

Untuk bisa berobat rawat jalan seorang pengguna jamkesmas harus melengkapi berkas untuk keperluan administrasi, berkas tersebut adalah:

1. Kartu Jamkesmas (asli)

2. Surat rujukan dari puskesmas atau RSUD jika pasien yang berasal dari luar Kota Medan yang masih aktif (asli)

3. Kartu Keluarga (asli) 4. KTP (asli)

5. Seluruh berkas di fotocopy rangkap tiga

Jika semua berkas telah dilengkapi oleh pasien maka pihak administrasi akan langsung memproses data-data pasien, sebaliknya apabila belum lengkap maka pihak administrasi tidak dapat memproses data-data pasien.

Pada pertanyaan (7) penilaian responden yang menyatakan bahwa responden menyatakan bahwa membenarkan bahwa adanya mengutamakan pasien non jamkesmas sebanyak 93 orang (93%), sedangkan responden yang menyatakan kurang benar bahwa lebih mengutamakan pasien non jamkesmas menjawab sebanyak hanya 7 orang (7%). Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada masyarakat bahwa pelayanan kesehatan lebih mengutamakan pasien jamkesmas karena ruangan lebih

diutamakan untuk pasien non jamkesmas dan pelayanan petugas kesehatan yang kurang ramah.

Pada pertanyaan (8) responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan berjumlah 53 orang (53%), sedangkan yang menyatakan sangat puas berjumlah 47 orang (47%). Hal ini dikarenakan menurut hasil wawancara responden telah mendapatkan berobat gratis dan sikap petugas kesehatan yang baik. Dapat dilihat pada Tabel 4.10. berikut ini:

Tabel 4.10. Pelayanan Jamkesmas yang Diberikan Kepada Responden

No Pertanyaan Jawaban Jumlah Persentase

1. Banyaknya responden mendapatkan Pelayanan Jamkesmas < 3 kali 4 – 6 kali 7 – 9 kali > 10 kali 20 28 37 15 20,0 % 28,0% 37,0% 15,0% Jumlah 100 100%

2. Pelayanan Kesehatan yang diberikan Dokter Kepada Responden

Lama menunggu Hanya dilakukan oleh perawat Dokter langsung memeriksa 2 7 91 2,00 % 7,00% 91,0% Jumlah 100 100% 3. Kesigapan Dokter atauperawat dalam Memberikan Pelayanan Sigap Sangat sigap 86 14 86,00 % 14,00 % Jumlah 100 100%

4. Pelayanan Kesehatan yang diberikan Dokter Kepada Responden Mampu Sangat mampu 94 6 94,0 % 6,00% Jumlah 100 100%

5. Pelayanan sikap petugas kesehatan Baik Sangat baik 88 12 88,0 % 12,0% Jumlah 100 100% 6. Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi Jamkesmas Sulit Mudah Sangat Mudah 60 37 3 37,0 % 60,0 % 3,00 % Jumlah 100 100%

Tabel 4.10 (Lanjutan) 7. Penilaian Responden

terhadap Pelayanan Kesehatan yang lebih Mengutamakan Pasien Non Jamkesmas Benar Kurang Benar 93 7 93,0 % 7,00 % Jumlah 100 100% 8. Penilaian Responden terhadap Pelayanan yang Diberikan Puas Sangat puas 53 47 53,0 % 47,0 % Jumlah 100 100%

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapati ada beberapa kebijakan program jamkesmas yang kurang berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.11. berikut ini:

Tabel 4.11. Efektivitas Kebijakan Jamkesmas di Kota Medan

No. Efektivitas Kebijakan Jamkesmas

Kebijakan Jamkesmas Implementasi Kebijakan di Kota Medan

Efektivitas Jamkesmas di Kota Medan Aspek Kepesertaan

1. Tersedianya data kepesertaan yang sesuai dengan kuota daerah dimana

Kepesertaan Jamkesmas 2011 mengacu kepada data BPS 2008 yang berjumlah 60,4 juta jiwa namun demikian jumlah sasaran (kuota) peserta Jamkesmas tahun 2011 ditetapkan oleh

Kementerian

Kesehatan sama dengan tahun 2010 yakni 76,4 juta jiwa.

Kepesertaan Jamkesmas belum dapat terdistribusi pada semua masyarakat miskin di Kota Medan dimana data kepesertaan jamkesmas berdasarkan data BPS tahun 2008 untuk pencetakan kartu oleh PT. Askes tahun 2011, sesuai dengan kuota peserta jamkesmas dari pusat sebesar 417.156 jiwa, kuota untuk penduduk miskin Kota Medan sebesar 358.858 berdasarkan data penduduk miskin BPS, jumlah kuota peserta jamkesmas dari pusat tersebut seharusnya dapat menjamin seluruh penduduk

miskin mendapatkan pelayanan kesehatan secara

gratis. Tetapi pada faktanya di lapangan data yang diusulkan berdasarkan kuota yang telah ada dari pemerintah belum dapat

menjangkau seluruh masyarakat miskin di Kota

Medan

Belum efektifnya data dan distribusi kepesertaan jamkesmas di Kota Medan

Ketidaktepatan sasaran keluarga miskin, dari hasil survei yang telah dilakukan peneliti bahwasanya banyak ditemukan keluarga dari

ekonomi mampu

Belum efektifnya data dan distribusi kepesertaan jamkesmas di Kota Medan

Tabel 4.11. (Lanjutan)

mempunyai kartu jamkesmas, adanya kepemilikan kartu jamkesmas milik orang lain

yang tidak sesuai dengan kartu keluarga yang dilampirkan, ada keluarga yang memiliki dua kartu jamkesmas atau memiliki kartu peserta jamkesmas dan JPKMS dan masyarakat yang memiliki kartu palsu Aspek Manajemen Pelayanan

1. Terlayani peserta

jamkesmas di seluruh faskes, tanpa adanya iur biaya, maka seluruh fasilitas kesehatan diwajibkan mengacu pada fomulariun obat Jamkesmas, di mana obat-

obatan dalam formularium ini sebagian

besar merupakan obat generik.

- Peserta masih dikenakan

iuran biaya dalam mendapatkan obat AMHP atau darah Penyediaan dan distribusi obat belum mengakomodasi kebutuhan pelayanan obat program Jamkesmas

- Ada pihak-pihak rumah sakit yang mengutip iur biaya pasien tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit.

− Tingkat utilisasi pasien

jamkesmas meningkat untuk pasien di puskesmas menurut kepala Puskesmas Medan Amplas kunjungan pasien jamkesmas tinggi, kendala yang dihadapi di

puskesmas adalah banyaknya masyarakat yang

datang ke puskesmas hanya meminta rujukan dan pasien tidak mau melakukan pemeriksaan awal di puskesmas, karena masyarakat berasumsi bahwasanya karena ada pengobatan gratis lebih baik berobat langsung ke rumah sakit.

Belum efektifnya pemberian pelayanan jamkesmas, dimana masih

ditemukan peserta jamkesmas dikenakan iuran biaya.

Tabel 5.1. (Lanjutan)

Tabel 2.1. (Lanjutan) Tabel 4.11. (Lanjutan)

− Dalam memberikan

pelayanan pihak rumah sakit juga mengalami hambatan dalam melayani pasien dimana banyak pasien yang tidak memiliki kelengkapan administrasi, seperti surat rujukan dari puskesmas atau tanda pengenal

2. Penyempurnaan sistem

INA-CBGs mulai dilakukan sejak akhir tahun

2010 sampai dengan tahun 2012 dimaksudkan agar dapat

mengakomodasi hal-hal antara lain: penyesuaian tarif dengan kondisi yang mutakhir

Belum semua RS menerapkan kendali mutu dan kendali

biaya untuk obat atau

pelayanan diluar formularium jamkesmas

dengan rumah sakit dapat menggunakan formularium rumah sakit dan pasien tidak dikutip biaya,

3. Terlayaninya seluruh

peserta Jamkesmas; Jumlah faskes lanjutan swasta sebagai pemberi pelayanan kesehatan Jamkesmas

Masih adanya pembatasan pelayanan pada jaminan kesehatan kota

Pengetahuan responden tentang jamkesmas masih rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan dari dinas kesehatan kepada masyarakat yang berhak menerima jamkesmas, sehingga mereka hanya mengetahui tujuan dari program ini hanya sebatas untuk berobat gratis saja. Aspek Administrasi dan Keuangan

1. Terpenuhinya kecukupan dana dalam penyelenggaraan Jamkesmas; Dana operasional, penambahan SDM dan perubahan struktur organisasi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi dilakukan pada tahun

Kota Medan menerima dana jamkesmas sebesar Rp. 2.176.675.000, dana tersebut diperoleh dari APBN, dana ini merupakan dana transfer kedua yang dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk membayar biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas

Belum efektifnya pengelolaan dana jamkesmas, dimana dana

yang berasal dari APBN masih belum dapat mencukupi kebutuhan penyelenggaraan jamkesmas.

Tabel 4.11. (Lanjutan) 2011 pada tingkat Pusat,

Provinsi dan Kabupaten/Kota.

kesehatan tingkat pertama (puskesmas) untuk pelayanan kesehatan sejak bulan Januari 2011, dimana masih adanya keterbatasan dana tersebut jadi pemerintah daerah menambahi dari APBD.

2. Mekanisme pelaporan

puskesmas wajib lapor ke tim pengelola

kabupaten/kota setiap bulannya.

Tersedianya data dan informasi

penyelenggaraan Jamkesmas;

- Sistem pelaporan yang tidak sesuai jadwal

- Mulai tahun 2011 rekening Dinas Kesehatan Kota Medan sudah dibagi menjadi tiga alokasi anggaran yaitu dana pelayanan dasar, dana jampersal dan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), yaitu dana yang diberikan pemerintah dalam membantu puskesmas dalam kegiatan preventif dan promotif, puskesmas hanya melaporkan kegiatan dari anggaran BOK

- Tahun 2011 jumlah klaim

dari RSUD dr. Pirngadi Medan sampai dengan Juli tahun 2012 sebesar Rp. 1.355.512.622, sistem pembayaran pelayanan jamkesmas berdasarkan paket INA CBG’s, menurut informan dari Tim Pengendali Askes RSUD dr. Pirngadi Medan bahwa ada terdapat beberapa paket pelayanan jamkesmas dimana tarif pelayanannya dibawah tarif pelayanan berdasarkan Perda RSUD dr. Pirngadi tahun 2002, jadi terkadang rumah sakit menaggulangi biayanya dan anggaran yang turun dari pusat terkadang terlambat.

Belum efektifnya proses pelaporan dimana sistem pelaporan penyelenggaraan jamkesmas tidak sesuai jadwal dan belum berjalannya verifikasi pertanggungjawaban dan tindak lanjut dari laporan jamkesmas.

Tabel 4.11. (Lanjutan) 3. Tim pengelola kota

mempunyai kewenangan untuk menilai,

monitoring, evaluasi, mengendalikan dan membayar sesuai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas dan jaringannya

Monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan hanya untuk pelayanan dasar yang terdapat di puskesmas, tetapi untuk pelayanan rujukan yaitu rumah sakit tidak dapat dilakukan monitoring dan evaluasi karena rumah sakit langsung memberikan laporan ke pusat dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kota

Belum efektif dimana monitoring dan evaluasi jamkesmas untuk tingkat faskes rujukan belum berjalan dengan rutin.

4. Seluruh faskes lanjutan

melaksanakan INA-CBGs sebagai upaya kendali biaya dan kendali mutu (KBKM);

Dalam proses verifikasi penggunaan paket INA CBG’s

verifikator independen mengalami kesulitan yaitu dikarenakan verifikator bukan latar belakang pendidikan medis menjadikan sulit untuk mengenali istilah kedokteran yang ada di dalam paket.

Belum efektif

Masih ditemukannya kesulitan verifikator dalam menggunakan istilah pada paket jamkesmas.

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen terkait