Siklus I I Signifikan hasil uji t
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam upaya meningkatkan minat
dan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Ungaran II Tahun
Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA. Peningkatan minat dan
prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas
yang terdiri dari dua siklus. Di mana setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan siklus I, peneliti
memulai dengan mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang
terjadi, memilih tindakan yang tepat untuk memecahkan permasalahan,
mendalami Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, membuat
perangkat pembelajaran, instrumen penelitian dan media pendukung
pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, pertemuan I selama 2JP
yaitu 2x40 menit dilakukan di dalam kelas untuk pembelajaran tentang
perpindahan energi panas khususnya mempelajari tentang sumber-sumber
energi panas dan berbagai manfaat dari sumber energi panas dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan pertemuan II untuk mempelajari
perpindahan panas secara konduksi dan melakukan evaluasi siklus I
selama 2 JP yaitu 2x40 menit. Pada observasi siklus I, guru dan siswa
membantu proses pembelajaran, walaupun alokasi waktu pembelajaran
tidak sesuai dengan rencana karena dalam kegiatan pembelajaran siswa
masih terlalu lama dalam melakukan percobaan. Selanjutnya dilakukan
refleksi dari hasil pengamatan guru dan siswa, agar perencanaan di siklus
II dapat menjadi lebih baaik dan mengurangi kesalahan. Di siklus II,
peneliti kenbali merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan
pengamatan dan refleksi di siklus I. Perencanaaan di siklus II peneliti
merencanakan pembelajaran yang dilakukan di dalam dan di luar kelas
dengan tujuan agar siswa semakin berminat untuk belajar. Sama seperti
siklus I, siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan. Pertemuan I
dilaksanakan selama 2x40 menit untuk pembelajaran tentang perpindahan
panas secara konveksi. Sedangkan, pertemuan II dilakuakan selama 2x40
menit untuk mempelajarai tentang perpindahan panas secara radiasi dan
untuk evaluasi kegiatan pembelajaran siklus II.
2. Penerapan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing dalam upaya
meningkatkan minat belajar IPA mengenai cara perpindahan energi panas
kelas IV SDN Ungaran II Tahun Pelajaran 2011/2012. Pembelajaran yang
menggunakan metode Discovery-Inquiry Terbimbing tersebut akan
melatih siswa lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
Untuk mendukung kegiatan pembelajaran guru menyediakan alat peraga
sesuai dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Pada saat siswa
melakukan kegiatan belajar dengan melakukan percobaan menggunakan
untuk lebih mendalami materi yang mereka pelajari. Setelah melakukan
kegiatan percobaan siswa diberi pengalaman belajar untuk berdiskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian guru mengajak
siswa untuk menyimpulkan hasil belajar. Dari berbagai macam kegiatan
pembelajaran yang menngunakan metode tersebut dapat membuat siswa
merasa senang dan tidak merasa bosan. Berdasarkan rubrik minat awal
siswa diperoleh rata-rata minat siswa yaitu 8. Setelah dilakukan siklus I
rata-rata minat siswa meningkat menjadi 12 yang termasuk dalam kriteria
tinggi. Pada siklus II siswa melakukan kegiatan pembelajaran hampir sama
dengan siklus I, tetapi ada kegiatan belajara yang siswa lakukan di luar
kelas. Ketika belajar di luar kelas siswa sangat senang dan tidak terdapat
siswa yang merasa bosan dan mengantuk. Setelah kegiatan belajar selesai
setiap kelompok juga berlomba-lomba untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka. Berdasarkan pengamatan peneliti menggunakan rubrik
diperoleh rata-rata minat siswa siklus II yaitu 16 yang termasuk dalam
kriteria sangat tinggi. Perubahan minat dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II mengalami perubahan yang signifikan.
3. Penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Ungaran II
Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada akhir siklus I dan Siklus II selalu
dilakukan kegiatan evaluasi. Pada siklus I terdapat siswa yang masih
kurang berminat untuk belajar IPA dan siswa yang tidak berminat tersebut
dirancang oleh peneliti. Siswa yang senang dan aktif melakukan
pembelajaran akan memperoleh pengalaman membangun pengetahuannya
sendiri sehingga mereka dapat mengingat materi yang sedang mereka
pelajari secara lebih mendalam. Siswa yang merasa tidak senang akan
mengabaikkan tugasnya dan memberikan tanggung jawab belajar
kelompok kepada salah satu anggota kelompok sehingga pada siklus I
masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.
Presentase siswa yang telah lulus KKM di siklus I yaitu sebanyak 65,62 %
dan sebanyak 34,38% yang masih dibawah KKM. Sedangkan pada siklus
II terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yaitu 87,5% siswa yang telah
lulus KKM dan siswa yang masih di bawah KKM sebanyak 12,5%. pada
kegiatan pembelajaran siklus II sebagian besar siswa lebih berminat dan
aktif melakukan kegiatan pembelajaran. Pengalaman belajar dengan
melakukan percobaan dan diskusi secara kelompok memberikan
pengalaman yang berbeda dengan kegiatan belajar sebelumnya yang selalu
belajar di dalam kelas mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru.
B. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode Discovery-Inquiry
Terbimbing memerlukan waktu yang lebih karena pada kegiatan
pembelajaran siswa diajak untuk melakukan kegiatan percobaan,
memerlukan persiapan yang matang supaya pembelajaran berjalan sesuai
dengan alokasi waktu.
2. Penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing baik untuk
mempelajari obyek secara langsung untuk itu sangat dianjurkan supaya
guru menggunakan metode tersebut, sehingga siswa memperoleh makna
dari apa yang dipelajarinya dan pengetahuannya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kegiatan refleksi setelah pembelajaran berlangsung sangat penting
dilakukan oleh guru dan siswa, karena dengan refleksi dapat
merencanakan kegiatan pembelajaran yang semakin baik.
4. Pada dasarnya siswa SD masih pada tahap perkembangan operasional
konkret. Sehingga guru sebaiknya dalam mengajarkan materi dalam